Dalam kehidupan sehari-hari memang kita sering kali menggunakan alat ukur untuk mengetahui
ukuran suatu benda atau masa suatu benda, jika kita hanya mengandalkan filing, Insting, ataupun perkiraan
saja, pastinya hasil yang kita dapatkan tidak akurat. Maka dari itu alat ukur diciptakan untuk mengetahui
sebuah ukuran suatu benda dengan tepat dan bisa dituliskan serta dapat dipertanggungjawabkan, jadi
memang sekarang ini zaman sudah semakin maju dan macam-macam alat ukur ini sudah menjadi patokan
yang memang digunakan oleh berbagai kalangan masyarakat baik untuk para peneliti ataupun untuk
kebutuhan sehari-hari. Sebagai contohnya ketika kita mengukur suatu panjang meja maka kita akan
menggunakan penggaris, atau ketika kita sedang ingin mengetahui bobot dari tubuh kita maka kita akan
menggunakan timbangan untuk mengukur dengan tapat berapakah jumlah bobot kita ???
Jenis – Jenis Alat Ukur
1. Alat Ukur Mekanik
Ciri – ciri dari alat ini adalah benda kerja yang akan kita ukur ber sifat statis dan cenderung benda mati, akan
tetapi bentuknya bermacam – macam dan alat ukur yang digunakapun berbeda pula. Salah satu contoh
seperti dibawah ini.
a) MISTAR BAJA (STEEL RULE)
Penggaris baja dibuat dari baja tipis,dari bahan baja pegas.Penggaris baja ini mempunyai skalaa dari
0.5 mm atau 1mm ; ukuran panjang yang tersedia dibengkel – bengkel otomotif dari ukuran 300 mm atau
500 mm. Alat ini sangat mudah digunakan ,karena langsung dapat dibaca benda kerja yang diukur,hanya saja
saat penggunaan harus diperhatikan arah sinar penerangan.
Catatan : ukuran yang tersedia pada penggaris baja adalah ukuran kombinasi yaitu ukuran metrik dan ukuran
british ( ukuran inggris ).Kesalahan optik (optical error) yang disebut parallax harus dihindari.Parallax
adalah perubahan yang tampak dalam posisi suatu benda yang dilihat dari jarak suatu benda yang lebih jauh.
Parallax dapat diperagakan sebagai berikut:
Penggaris baja berfungsi Untuk mengukur gerak bebas ( FreePlay ) pada komponen sepeda motor atau
mobil seperti dibawah ini.
1) Gerak Bebas Rantai Roda
2) Gerak Bebas Kopling
3) Gerak Bebas Rem depan/belakang
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Prinsip pengukuran
Prinsip kerja micrometer berputar satu kali , baut bergerak sebanyak satu ulir, jika jarak ulir ialah 1 mm,
baut bergerak 2 mm dan seterusnya. Inilah prinsip pengukuran dengan micrometer. Pada benda sebenarnya
, mur berarti inner sleeve dan baut ialah spindle. Seperti pada gambar di bawah ini
Jarak ulir inner sleeve ialah 0,5 mm. sedangkan dikelilingi timble skala dibagi dalam 50 strip. Jika timble
berputar satu kali, spindle bergerak sebanyak satu strip, dan bila spindle bergeser satu strip dari timble
maka berarti bergerak 0,01 mm ( 0,5 mm X 1/50).
Pengunci
Outer /Sleeve
Jika kesalahannya melebihi 0,02 mm, Kuncilah spindle dengan lock clamp, kendorkan stopper
sampai thimble bebas, luruskan tanda “0” timble dengan garis outer sleeve , dan kencangkan
kembali ratchet stopper. Setelah penyetelan selesai periksalah kembali titik “0” untuk meyakinkan
bahwa micrometer telah dikalibrasi dengan benar.
d) CYLINDER GAUGE
1) Uraian Cylinder Gauge.
Cylinder gauge ialah alat ukur yang juga menggunakan dial gauge. Cylinder gauge sering digunakan untuk
mengukur diameter silinder, lubang kedudukan poros dan komponen lainnya secara teliti. Pada ujung
measuring point. Measuring point ini dapat bergerk bebas, dan jumlah gerakaknya ditunjukan oleh dial
gaugew. Jarak antara measuring point dan replecment rod adalah sama dengan diameter benda yang diukur.
2) Bagian-Bagian Cylinder Gauge
1. Dial Gauge : Dial gauge digunakan untuk mengukur silinder gauge, fungsinya
sama dengan dial gauge yang sudah diterangkan sebelumnya.
Hanya ada perbedaan bagian yang berhubungan dengan tangkai
gauge.
2. Tangkai gauge : Bagian untuk memgang /mengikat Dial
3. Replacment rod/Anvil : Alat untuk menambah panjang bidang sentuh pada silibnder , yang
akan menyentuh bidang ukur pada silinder.
4. Replacment Washer : Alat ini untuk menambah kepanjangan rod, alat ini terdiri dari 4
buah dengan ketebalan ukuran masing-masing, 3 mm, 2 mm, 1
mm, 0,5 mm.
a. Ukurlah garis tengan atau diameter silinder dengan vernier caliper/jangka sorong. Catat
hasilnya missal 53 mm (Skala kasar).
b. Set Silinder gauge dengan posisi jarum pada nol.
Pilihlah replecment rod dan washer yang sesuai dengan hasil pengukuran skala kasar, dan
pasangkan pada silinder gauge. Bila hasil pengukuran diameter adalah 53.00 mm, maka
gunakanlah replecment rod 50 mm dan replecment washer 3 mm.
c. Micrometer diset pada 53,00 mm, seperti hasil ukur di atas, tempatkan replecment rod dan
measuring point ke dalam micrometer dan dial gauge di set pada angka nol. Sperti pada gambar
di bawah ini.
d. Masukan cylinder gauge pada posisi diagonal ke dalam silinder, gerakan cylinder gauge
sampai diperoleh hasil angka pembacaan yang terkecil. Bila hasil pembacaan adalah 0,04 mm
berarti diameter silinder 0,04 mm lebih kecil dan 53,00 mm (set hasil micrometer). Karena itu
diameter cylinder adalah 52,96 mm ( 53,00 – 0,04 mm).
Peringatan penting.
Dial gauge harus dipasang pada tangkainya dalam posisi sejajar atau tegak lurus
measuring point. Spindle dimasukan ke dalam batangnya kira-kira setengah dari
langkahnya.
Periksalah bahwa pointer dari dial gauge bergerak bila anda menekan measuring point.
Pilihlah replecment rod dan washer yang ukurannya sesuai dengan diameter benda yang
akan diukur.
e) KUNCI MOMENT
Kunci momen (torque wrench) digunakan untuk mengukur gaya puntir pada baut dan mur, agar mencapai
kekencangan tertentu. Socket dapat dipasangkan pada kunci momen untuk disesuaikan dengan berbagai
macam ukuran baut dan sebagainya. Menentukan kekuatan pengencangkan baut 14 dari table.
Menyetel kunci momen sesuai kekuatan yang ditetapkan.
Mengendorkan mur penyetel
Menggeser baji penyetel sepanjang sekala sampai indicator segaris
dengan nilai pengencangan yang diinginkan.
Mengencangkan mur pengunci.
Menempatkan tangan kiri di ujung penggerak dan tangan kanan pada tangki kunci momen.
Menarik secara merata dengan tangan kanan anda sampat terdengar tanda/bunyii klik. Untuk
pengencangan yang besar, momen puntirnya, kunci momen harus diatur dalam beberapa tahapan
pengencangan, Misalnya :
Pengencangan 8 kg, tahapan pengencangannya 1. 4 kg , 6 kg, 8 kg.
4) Mengukur Tegangan DC
Daerah pengukuran tegangan adalah dari 0-500 volt. Hubungkan kabel pengetesan (test lead)
warna merah ke terminal positif dan kabel pengets yang warna hitam ke terminal negative tester.
Posisikan selektro pada salah satu daerah DC V (VDC) dengan pilihan 2.5, 10, 25, 50, 500).
Nomor-nomor berikut ini berkaitan dengan daerah volt.
2.5 0 – 2.5
10 2.5 - 10
25 10 - 25
50 25 - 50
500 50 - 500
Setelah penyetelan pada salah satu nomor, anda harus dapat membaca hasil pengukuran dengan
mudah, Kemudian hubungkan kabel pengetes yang berwarna merah ke terminal positif dari
sumber arus dan ujung satunya ke terminal positif dari multi tester dan kabel pengetes warna
hitam yang dari terminal negatif dari multi tester dihubungkan ke terminal negative dari sumber
arus dengan kata lain hubungan alat ini adalah parallel dalam pemeriksaan ini. Selanjutnya
bacalah tegangan pada skala DC.
Contoh :
Daerah yang dipilih atau yang di setel pada 25 DC volt, Jarum akan terbaca 12 Vol DC.
.
PENTING !
ilihlah range (tingkat) dengan berhati-hati. Caranya :
Apabila yang akan diukur melebihi atau 1) 50 : Nilainya (value) dibaca bila
lebih besar, kemunginan tester akan rusak selector disetel pada 50,
( saat menggunakan AC atau DC). hasilnya kalikan dengan 10 bila
Bacalah skala pada rang yang benar selektro distel pada 500.
2). 25:Nilainya (value) dibaca bila
selektor disetel pada 25,
hasilnya dibagi 10 bila distel
pada 2,5.
3).10:Nilainya dibaca sesuai dengan bila
selektro diset pada 10
5) Mengukur Tegangan AC
Daerah tegangan yanga dapat diukur dari 0 – 1000 volt. Hubungkan kabel-kabel pengukur
tester dan setel selektor pada salah satu posisi AC V seperti pada tabel di bawah ini.
10 0 - 10
25 10 - 25
250 25 - 250
1000 250 - 1000
Kemudian , hubungkan kabel pengukur (test lead) secara paralel pada baian yang akan diperiksa
dan bacalah skala V AC (AC V) yang ditunjukan oleh jarum penunjuk.
Contoh :
Pembacaan nya adalah 100 Volt AC, sebab range selektro diset pada 250 AC Volt.
Penting !
Membaca skala pada range yang benar
6) Mengukur Arus AC
Daerah arus yang dapat diukur adalah 0-20 A.
1). Mengukur arus DC dari 0 -250 A.
Hubungkan kabel pengetes (test lead) pada terminal tester (kabel pengetes berwarna merah
dihubungkan ke positif dan kabel pengukur yang berwarna hitam ke terminal negatif) dan stel
selektor ke 250 mA A DC (DC A). Kemudian , putuskan arus listrik pada titik tertentu saat
anda mengukur arus listrik.
Hubungkan kabel pengukur yang warna merah ke poositif sumber arus, dan kabel hitam ke
terminal negatif ke sumber arus negatif. Dengan cara tester dihubungkan secara seri ke sumber
arus. Dan beban, dan baca skalanya DC A (A DC) ditunjukan oleh jarum penunjuk. Lihat
contoh gambar di bawah ini.
Contoh :
Nilai pengukuran adalah 30 mA, sebab selektor diset pada 250 mA.
7) Mengukur arus DC dari 0 -20 A.
Pengukuran arus listrik pada dadsarnya diukur dengan cara yang sama seperti pengukuran
arus DC dari 0 smpai 250 mA, kecuali untuk perubahan berikut : Kabel tesled yang berwarna
merah dihubungkan ke terminal positif yang hanya digunakan untuk mengukur 20 A DC:
maka range selector diset pada DC A 20 A: pembacaan jaum penunjuk pada skala 20 A DC.
Contoh :
Angka (nilai pengukurannya adalah 1 A. sebab range selektornya diset ke 20A.
8) Mengukur Tahanan
a. Kalibrasi
Sebelum mengukur tahanan , pertama harus memutar tombol kalibrasi ohm, dengan ujung
alat pengukur dibuat berhubungan singkat sampai pembacaan jarum penunjuk 0 pada skala
ohm. Kalibrasi ini diperlukan setiap kali merubah range selektor. Seperti gambar di bawah:
b. Pengukuran
Stel selektor pada salah satu posisi ohm, Ada beberapa skala untuk mengukur tahan. Posisi
„K“ untuk `1000, dengan demikian 10 K berarti 10.000 dan sebagainya.
Setiap kali anda mengeset range (tingkat) , harus mengkalibrasi jarum penunjuk (pointer).
Lepaskan hbungan dengan beban yang akan diukur, kemudian hubungkan kedua ujung kabel
pengetesan (test lead) pada beban. Ini berarti kedua terminar dapat dihubungkan pada ujung
beban.
Contoh :
Nilai pengukuran adalah 90 Ω, sebab range selecktor diset pada 10 Ω/.
9) Pengetesan Hubungan
Untuk memeriksa hbungan kelistrikan, setelah range selector pada x 1 dan kalibrasi
skalanya kemudian hbungkan kabel pengetesan pada komponen. Hubungannya normal bila
jarumnya menunjuk ke kiri.
Penting =
Pengukuran tahanan dan pengecekan hubungan dapat dilakukan hanya setelah seluruh
hubungan komponen dilepaskan dari arus kelistrikan. Bila tidak kemungkinan tegangan akan
mengalir ke tester dan dapat membakar tahanan koil yang ada didalam (internal collresistans).
Jangan memindahkan saklar selektor keposisi lain tanpa terlebih dahulu melepaskan kabel-
kabel teleds dari komponen yang diperiksa. Dapat merusak multitester.
B. Timing Light Tester
Timing light merupakan alat yang digunakan untuk memeriksa dan menyetel saat pengapian
sesuai dengan sudut putar poros engkol dimana secara langsung berhubungan dengan posisi
piston.Begitu saat pengapian disetel, selanjutnya akan dikendalikan oleh system pengatur
pegapian mekanik, vacuum atau elektronik. Timing light yang digunakan bersamaan dengan
meter pengatur pengapian memastikan system pemajuan pengapian bekerja sesuai dengan
spesifikasi pabrik. Penggunaan timing light sangat mudah, yaitu kabel merah dihubungkan ke
plus (+) baterai dan kabel hitam ke minus (-) baterai, sedangkan inductive pick-up menjepit kabel
busi nomer satu. Triger berfungsi untuk mengaktifkan timing light.
C. Dwell Tester
Sudut dwell adalah sudut yang terbentuk dari titik pertama pada saat kontak pemutus mulai
menutup sampai dengan titik pada saat kontak pemutus mulai terbuka.
Dwell tester digunakan untuk mengukur besarnya sudut dwell agar penyetelan sesuai spesifikasi
pabrik. Beberapa dwell tester dilengkapi dengan RPM meter dan volt meter .
Dalam beberapa pressure gauge sering dimasukkan juga sejenis cairan yaitu glycerine yang
berfungsi untuk meredam getaran jarum penunjuk, sehingga pembacaan bisa lebih stabil
c. Compression Tester
Untuk mengukur tekanan kompresi silinder digunakan Compression tester. Alat ini dibedakan menjadi
pengukur tekanan kompresi untuk motor bensin dan pengukur tekanan kompresi motor diesel.
Manometer pada alat ini berfungsi untuk menunjukkan besar tekanan kompresi silinder ketika dilakukan
pengukuran.