Anda di halaman 1dari 16

ALAT UKUR

Dalam kehidupan sehari-hari memang kita sering kali menggunakan alat ukur untuk mengetahui
ukuran suatu benda atau masa suatu benda, jika kita hanya mengandalkan filing, Insting, ataupun perkiraan
saja,  pastinya hasil yang kita dapatkan tidak akurat. Maka dari itu alat ukur diciptakan untuk  mengetahui
sebuah ukuran suatu benda dengan tepat dan bisa dituliskan serta dapat dipertanggungjawabkan, jadi
memang sekarang ini zaman sudah semakin maju dan macam-macam alat ukur ini sudah menjadi patokan
yang memang digunakan oleh berbagai kalangan masyarakat baik untuk para peneliti ataupun untuk
kebutuhan sehari-hari. Sebagai contohnya ketika kita mengukur suatu panjang meja maka kita akan
menggunakan penggaris, atau ketika kita sedang ingin mengetahui bobot dari tubuh kita maka kita akan
menggunakan timbangan untuk mengukur dengan tapat berapakah jumlah bobot kita ???
Jenis – Jenis Alat Ukur
1. Alat Ukur Mekanik
Ciri – ciri dari alat ini adalah benda kerja yang akan kita ukur ber sifat statis dan cenderung benda mati, akan
tetapi bentuknya bermacam – macam dan alat ukur yang digunakapun berbeda pula. Salah satu contoh
seperti dibawah ini.
a) MISTAR BAJA (STEEL RULE)

Penggaris baja dibuat dari baja tipis,dari bahan baja pegas.Penggaris baja ini mempunyai skalaa dari
0.5 mm atau 1mm ; ukuran panjang yang tersedia dibengkel – bengkel otomotif dari ukuran 300 mm atau
500 mm. Alat ini sangat mudah digunakan ,karena langsung dapat dibaca benda kerja yang diukur,hanya saja
saat penggunaan harus diperhatikan arah sinar penerangan.
Catatan : ukuran yang tersedia pada penggaris baja adalah ukuran kombinasi yaitu ukuran metrik dan ukuran
british ( ukuran inggris ).Kesalahan optik (optical error) yang disebut parallax harus dihindari.Parallax
adalah perubahan yang tampak dalam posisi suatu benda yang dilihat dari jarak suatu benda yang lebih jauh.
Parallax dapat diperagakan sebagai berikut:
Penggaris baja berfungsi Untuk mengukur gerak bebas ( FreePlay ) pada komponen sepeda motor atau
mobil seperti dibawah ini.
1) Gerak Bebas Rantai Roda
2) Gerak Bebas Kopling
3) Gerak Bebas Rem depan/belakang

b) MISTAR GESER (VERNIER CALLIPER)


Vernier calliper adalah perkakas presisi yang digunakan dalam pembuatan, inspeksi, dan perbaikan
komponen-komponen kendaraan. Vernier callipers Dikarenakan pada penggunaan alat ukur jangka sorong
dengan cara digeser atau disorong , maka alat ukur ini disebut dengan jangka sorong atau Vernier caliper.
Jangka sorong ( Vernier caliper ) dapat digunakan untuk mengukur ; Panjang ,Ketebalan , Diameter
Dalam, Dan Luar, dan kedalamam benda keja yang sangat akurat, Pada setiap jangka sorong mempunyai
skala tetap dan skala nonius.
Skala nonius atau skala verniler tertulis pada rangka yang digerakkan,sekala ini menentukan ketelitian dari
jangka sorong yang digunakan.
Skala tetap/utama tertulis pada kerangka tetap berbentuk ” T ” yang mempunyai skala dalam ukuran sistem
metrik dan ukuran sistem inchi. Ketelitian jangka sorong di bengkel – bengkel otomotif ada bermacam –
macam :
Pembacaan Ketelitian Jangka Sorong (mm)
Berikut ini cara menentukan ketelitian dari sebuah vernier caliper atau Jangka Sorong atau Sketmat :

1) Jangka Sorong dengan Ketelitian 0,02 mm


Pada gambar diatas terbaca 49 Skala Utama = 50 Skala Nonius
Jadi besarnya 1 skala nonius = 1/50 x 49 Skala Utama = 0,98 Skala Utama
Maka : Ketelitian dari jangka sorong tersebut adalah = 1 – 0,98 = 0,02 mm
Atau : Ketelitian jangka sorong itu adalah : 1 bagian Skala utama itu, dibagi
sebanyak jumlah skala nonius = 1/50 = 0,02 mm
2) Jangka Sorong dengan ketelitian 0,05 mm

Pada gambar diatas terbaca 39 Skala Utama = 20 Skala Nonius


Jadi besarnya 1 skala nonius = 1/20 x 39 Skala Utama = 1,95 Skala Utama
Maka : Ketelitian dari jangka sorong tersebut adalah =2 – 1,95 = 0,05 mm
Atau : Ketelitian jangka sorong itu adalah : 1 bagian Skala utama itu, dibagi
sebanyak jumlah skala nonius = 1/20 = 0,05 mm
Contoh : Gambar dibawah ini, Contoh Hasil Pengukuran Vernier Caliper
40 50

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Angka Nominal = 40,00


Angka Desimal = 0,25 +
Hasil Pengukuran= 40, 25 mm
c) MICROMETER
Micrometer adalah alat yang presisi, masing-masing untuk mengukur diameter luar dan dalam, alat ini lebih
teliti dari pada verrnier caliper, dapa t mengukur sampai ketelitian 0,01 mm
Batas ukur pada micrometer
Micrometer hanya saja untuk setiap pengukuran, baik untuk pengukuran benda kerja bagian dalam maupun
bagian luar , digunakan micrometer yang berbeda-beda ukurannya. Masing-masing micrometer mempunyai
batas pengukuran sampai 25 mm, yaitu :
1) Micrometer 0 – 25 mm 4. Micrometer 75 - 100 mm
2) Micrometer 25 – 50 mm 5. Micrometer 100 - 125 mm
3) Micrometer 50 - 75 mm 6. Micrometer 125 - 150 mm
Konstruksi atau bagian-bagian micrometer

Nama-nama bagian /komponen-komponennya.


1. Anvil 5. Outer sleve
2. Spindel 6. Timble (skala timbel )
3. Lock Lamp/pengunci 7. Racter Stoper/Ratchet
4. Iner sleeve

Prinsip pengukuran
Prinsip kerja micrometer berputar satu kali , baut bergerak sebanyak satu ulir, jika jarak ulir ialah 1 mm,
baut bergerak 2 mm dan seterusnya. Inilah prinsip pengukuran dengan micrometer. Pada benda sebenarnya
, mur berarti inner sleeve dan baut ialah spindle. Seperti pada gambar di bawah ini

Jarak ulir inner sleeve ialah 0,5 mm. sedangkan dikelilingi timble skala dibagi dalam 50 strip. Jika timble
berputar satu kali, spindle bergerak sebanyak satu strip, dan bila spindle bergeser satu strip dari timble
maka berarti bergerak 0,01 mm ( 0,5 mm X 1/50).

Pemeriksaan dan kalibrasi micrometer


1). Memeriksa tanda “0”
Sebelum dipakai , micrometer harus dikalibrasi terlebih dahulu, Bersihkan anvil dan spindle dengan kain
bersih. Kemudian putar ratchet stopper sampai anvil dan spindle bersentuhan. Putarkan stopper sampai
berbunyi tanda clik-klik 2 atau 3 kali sampai diperoleh penekanan yang cukup. Kuncilah spindle pada
posisi ini dengan lock clamp.
Perlu diingat. Putar lah rachet stopper perlahan-lahan, jika terlalu cepat , timble berputar lebih
karena inertia dari timble, sehingga pembacaan menjadi salah.
Micrometer telah dikalibrasi dengan benar jika titik “0” thimble telah lurus dengan garis pada outher
sleeve. Sewperti pada gambar di bawah ini.

Posisi Yang Benar Posisi yang salah

2). Menyetel Titik “0”


 Jika kesalahannya 0,02 mm atau kurang. Kuncilah spindle dengan lock clamp. Kemudian dengan
memakai penyetel putarlah outer sleeve sampai tabda “0” thimble lurus dengan garis. Setelah
penyetelan selesai , periksalah kembali tanda “ 0 ”

Pengunci

Outer /Sleeve
 Jika kesalahannya melebihi 0,02 mm, Kuncilah spindle dengan lock clamp, kendorkan stopper
sampai thimble bebas, luruskan tanda “0” timble dengan garis outer sleeve , dan kencangkan
kembali ratchet stopper. Setelah penyetelan selesai periksalah kembali titik “0” untuk meyakinkan
bahwa micrometer telah dikalibrasi dengan benar.

Membaca hasil pengukuran micrometer


Jarak strip di atas garis atau skala di atas garis pada outer sleeve adalah 1 mm, dan jarak strip di bawah
garis atau skala di bawah garis adalah 0,05 mm.
Sedangkan nilai satu stri pada skala timble adalah 0,01 mm. nilai hasil ukur ialah jumlah pembacaan
ketiga skala tersebut.
Contoh .1 . dari hasil pembacaan gambar di bawah ini :

Pembacaan skala di atas garis ……………………= 5.00 mm


Pembacaan skala di bawah garis ………………… = 0,00 mm
Pembacaan skala timble ……………………… (+) = 0,20 mm
Hasil Pembacaan akhir …………………………… = 5,20 mm
Contoh .2

Pembacaan skala di atas garis ……………………= 7.00 mm


Pembacaan skala di bawah garis ………………… = 0,50 mm
Pembacaan skala timble ……………………… (+) = 0,15 mm
Hasil Pembacaan akhir …………………………… = 7,65 mm
Peringatan Penting

 Sebelum dipakai, periksalah titik “0” jika perlu lakukan kalibrasi.


 Sebleum mengukur, besihkan benda yang akan diukur dengan kain bersih.
 Jepitlah micrometer dengan frame, putarlah timble kea rah benda yang akan diukur, dan
putarlah ratchet stopper sampai menyentuh spindle spindle. Putarlah kembali stopper 2 sampai
3 kali agar penekanan lebih meyakinkan, kemudian baca.
 Ulangi pengukuran beberapa kali agar kesalahannya sekecil mungin

d) CYLINDER GAUGE
1) Uraian Cylinder Gauge.
Cylinder gauge ialah alat ukur yang juga menggunakan dial gauge. Cylinder gauge sering digunakan untuk
mengukur diameter silinder, lubang kedudukan poros dan komponen lainnya secara teliti. Pada ujung
measuring point. Measuring point ini dapat bergerk bebas, dan jumlah gerakaknya ditunjukan oleh dial
gaugew. Jarak antara measuring point dan replecment rod adalah sama dengan diameter benda yang diukur.
2) Bagian-Bagian Cylinder Gauge
1. Dial Gauge : Dial gauge digunakan untuk mengukur silinder gauge, fungsinya
sama dengan dial gauge yang sudah diterangkan sebelumnya.
Hanya ada perbedaan bagian yang berhubungan dengan tangkai
gauge.
2. Tangkai gauge : Bagian untuk memgang /mengikat Dial
3. Replacment rod/Anvil : Alat untuk menambah panjang bidang sentuh pada silibnder , yang
akan menyentuh bidang ukur pada silinder.
4. Replacment Washer : Alat ini untuk menambah kepanjangan rod, alat ini terdiri dari 4
buah dengan ketebalan ukuran masing-masing, 3 mm, 2 mm, 1
mm, 0,5 mm.

3) Metode Pengukuran Cylinder Gauge

a. Ukurlah garis tengan atau diameter silinder dengan vernier caliper/jangka sorong. Catat
hasilnya missal 53 mm (Skala kasar).
b. Set Silinder gauge dengan posisi jarum pada nol.
Pilihlah replecment rod dan washer yang sesuai dengan hasil pengukuran skala kasar, dan
pasangkan pada silinder gauge. Bila hasil pengukuran diameter adalah 53.00 mm, maka
gunakanlah replecment rod 50 mm dan replecment washer 3 mm.

c. Micrometer diset pada 53,00 mm, seperti hasil ukur di atas, tempatkan replecment rod dan
measuring point ke dalam micrometer dan dial gauge di set pada angka nol. Sperti pada gambar
di bawah ini.
d. Masukan cylinder gauge pada posisi diagonal ke dalam silinder, gerakan cylinder gauge
sampai diperoleh hasil angka pembacaan yang terkecil. Bila hasil pembacaan adalah 0,04 mm
berarti diameter silinder 0,04 mm lebih kecil dan 53,00 mm (set hasil micrometer). Karena itu
diameter cylinder adalah 52,96 mm ( 53,00 – 0,04 mm).

Replecment rod Measuring point.


e. Lakukan pengukuran diameter cylinder pada tiga tempat , yaitu : bagian atas, tengah, bawah.
Pada saat mengukur setiap bagian. Lakukan gerakan ke kiri dank e kanan dari cylinder gauge
sambil melihat maksimal pergerakan jarum panjang.

Peringatan penting.

 Dial gauge harus dipasang pada tangkainya dalam posisi sejajar atau tegak lurus
measuring point. Spindle dimasukan ke dalam batangnya kira-kira setengah dari
langkahnya.
 Periksalah bahwa pointer dari dial gauge bergerak bila anda menekan measuring point.
 Pilihlah replecment rod dan washer yang ukurannya sesuai dengan diameter benda yang
akan diukur.
e) KUNCI MOMENT
Kunci momen (torque wrench) digunakan untuk mengukur gaya puntir pada baut dan mur, agar mencapai
kekencangan tertentu. Socket dapat dipasangkan pada kunci momen untuk disesuaikan dengan berbagai
macam ukuran baut dan sebagainya. Menentukan kekuatan pengencangkan baut 14 dari table.
Menyetel kunci momen sesuai kekuatan yang ditetapkan.
 Mengendorkan mur penyetel
 Menggeser baji penyetel sepanjang sekala sampai indicator segaris
dengan nilai pengencangan yang diinginkan.
 Mengencangkan mur pengunci.

Memasang kunci socket 14 mm pada penggerak kunci momen.


Memasukan kunci socket pada mur yang akan dikencangkan.

Gambar : 1 Kunci momen

Menempatkan tangan kiri di ujung penggerak dan tangan kanan pada tangki kunci momen.
Menarik secara merata dengan tangan kanan anda sampat terdengar tanda/bunyii klik. Untuk
pengencangan yang besar, momen puntirnya, kunci momen harus diatur dalam beberapa tahapan
pengencangan, Misalnya :
Pengencangan 8 kg, tahapan pengencangannya 1. 4 kg , 6 kg, 8 kg.

2. Alat Ukur Electric


Ciri – ciri dari alat ini adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan alat electronik yang mengalami
masalah, baik itu dalam keadaan berfungsi ataupun tidak, akan tetapi komponen tersebut bersifat sebagai
pengkasil energi listrik atau mengalirkan arus listrik.
A. AVO Meter SIRKUIT TESTER ( VOLT dan OHM METER, MULTI TESTER )
1) Uraian Multi Tester
Multi tester/Avo Meter adalah alat pengetes kelistrikan. Penggunaannya sangat luas sekali, untuk
mengukur tegangan arus DC dan AC, tahanan dan untuk memeriksa hubungan kelistrikan dari
suatu komponen. Ada beberapa jensi sirkuit terste/multi tester. Multi tester digital dapat
menunjukan hasil pengukurannya langsung dengan angka-angka, sedangkan tester yang
manual/biasa ditunjukan oleh sebuah jarum.
2) Nama Bagian-Bagian Multi Tester
3) Metode Pengukuran.
a. Pemeriksaan dan Penyetelan Skala Nol (0)
Sebelum menggunakan sirkuit tester/multi tester anda harus pastikan dulu bahwa jarum
penunjuk ada di bagian garis ujung sebelah kiri skala. Apabila tidak , putarkan skrup penyetel
jarum (pointer calibration) dengan sebuah obeng (-) sampai jarum penunjuk tersebut berada tepat
pada garis ujung sebelah kiri. Sekalai anda telah melakukan peneytelan dan pengecekan skala nol
(0) , anda tidak memerlukan pengecekan yang terlalu sering.

4) Mengukur Tegangan DC
Daerah pengukuran tegangan adalah dari 0-500 volt. Hubungkan kabel pengetesan (test lead)
warna merah ke terminal positif dan kabel pengets yang warna hitam ke terminal negative tester.
Posisikan selektro pada salah satu daerah DC V (VDC) dengan pilihan 2.5, 10, 25, 50, 500).
Nomor-nomor berikut ini berkaitan dengan daerah volt.

Range Voltage yang dapat diukur (V)

2.5 0 – 2.5
10 2.5 - 10
25 10 - 25
50 25 - 50
500 50 - 500

Setelah penyetelan pada salah satu nomor, anda harus dapat membaca hasil pengukuran dengan
mudah, Kemudian hubungkan kabel pengetes yang berwarna merah ke terminal positif dari
sumber arus dan ujung satunya ke terminal positif dari multi tester dan kabel pengetes warna
hitam yang dari terminal negatif dari multi tester dihubungkan ke terminal negative dari sumber
arus dengan kata lain hubungan alat ini adalah parallel dalam pemeriksaan ini. Selanjutnya
bacalah tegangan pada skala DC.
Contoh :
Daerah yang dipilih atau yang di setel pada 25 DC volt, Jarum akan terbaca 12 Vol DC.
.

PENTING !
 ilihlah range (tingkat) dengan berhati-hati. Caranya :
Apabila yang akan diukur melebihi atau 1) 50 : Nilainya (value) dibaca bila
lebih besar, kemunginan tester akan rusak selector disetel pada 50,
( saat menggunakan AC atau DC). hasilnya kalikan dengan 10 bila
 Bacalah skala pada rang yang benar selektro distel pada 500.
2). 25:Nilainya (value) dibaca bila
selektor disetel pada 25,
hasilnya dibagi 10 bila distel
pada 2,5.
3).10:Nilainya dibaca sesuai dengan bila
selektro diset pada 10

5) Mengukur Tegangan AC
Daerah tegangan yanga dapat diukur dari 0 – 1000 volt. Hubungkan kabel-kabel pengukur
tester dan setel selektor pada salah satu posisi AC V seperti pada tabel di bawah ini.

Range Voltage yang dapat diukur (V)

10 0 - 10
25 10 - 25
250 25 - 250
1000 250 - 1000
Kemudian , hubungkan kabel pengukur (test lead) secara paralel pada baian yang akan diperiksa
dan bacalah skala V AC (AC V) yang ditunjukan oleh jarum penunjuk.
Contoh :
Pembacaan nya adalah 100 Volt AC, sebab range selektro diset pada 250 AC Volt.

Penting !
 Membaca skala pada range yang benar

1). 25 : Nilainya dibaca selektro distel pada 25,


hasilnya dikalikan dengan 10 apabila
selektor distel pada 250.
2). 10 : Nilainya dibaca apabila selektor distel
pada 10, hasilnya dikalikan dengan
100 apabila selektor distel pada 1000.

6) Mengukur Arus AC
Daerah arus yang dapat diukur adalah 0-20 A.
1). Mengukur arus DC dari 0 -250 A.
Hubungkan kabel pengetes (test lead) pada terminal tester (kabel pengetes berwarna merah
dihubungkan ke positif dan kabel pengukur yang berwarna hitam ke terminal negatif) dan stel
selektor ke 250 mA A DC (DC A). Kemudian , putuskan arus listrik pada titik tertentu saat
anda mengukur arus listrik.
Hubungkan kabel pengukur yang warna merah ke poositif sumber arus, dan kabel hitam ke
terminal negatif ke sumber arus negatif. Dengan cara tester dihubungkan secara seri ke sumber
arus. Dan beban, dan baca skalanya DC A (A DC) ditunjukan oleh jarum penunjuk. Lihat
contoh gambar di bawah ini.
Contoh :

Nilai pengukuran adalah 30 mA, sebab selektor diset pada 250 mA.
7) Mengukur arus DC dari 0 -20 A.

Pengukuran arus listrik pada dadsarnya diukur dengan cara yang sama seperti pengukuran
arus DC dari 0 smpai 250 mA, kecuali untuk perubahan berikut : Kabel tesled yang berwarna
merah dihubungkan ke terminal positif yang hanya digunakan untuk mengukur 20 A DC:
maka range selector diset pada DC A 20 A: pembacaan jaum penunjuk pada skala 20 A DC.
Contoh :
Angka (nilai pengukurannya adalah 1 A. sebab range selektornya diset ke 20A.

8) Mengukur Tahanan
a. Kalibrasi
Sebelum mengukur tahanan , pertama harus memutar tombol kalibrasi ohm, dengan ujung
alat pengukur dibuat berhubungan singkat sampai pembacaan jarum penunjuk 0 pada skala
ohm. Kalibrasi ini diperlukan setiap kali merubah range selektor. Seperti gambar di bawah:

b. Pengukuran

Stel selektor pada salah satu posisi ohm, Ada beberapa skala untuk mengukur tahan. Posisi
„K“ untuk `1000, dengan demikian 10 K berarti 10.000 dan sebagainya.

Range Tingkat tahanan yang dapat diukur ( Ω )


X1 0 -1K
X 10 0 - 10 K
X 100 0 - 100 K
X1 K 0 - Tak terhingga

Setiap kali anda mengeset range (tingkat) , harus mengkalibrasi jarum penunjuk (pointer).
Lepaskan hbungan dengan beban yang akan diukur, kemudian hubungkan kedua ujung kabel
pengetesan (test lead) pada beban. Ini berarti kedua terminar dapat dihubungkan pada ujung
beban.
Contoh :
Nilai pengukuran adalah 90 Ω, sebab range selecktor diset pada 10 Ω/.

9) Pengetesan Hubungan
Untuk memeriksa hbungan kelistrikan, setelah range selector pada x 1 dan kalibrasi
skalanya kemudian hbungkan kabel pengetesan pada komponen. Hubungannya normal bila
jarumnya menunjuk ke kiri.
Penting =
 Pengukuran tahanan dan pengecekan hubungan dapat dilakukan hanya setelah seluruh
hubungan komponen dilepaskan dari arus kelistrikan. Bila tidak kemungkinan tegangan akan
mengalir ke tester dan dapat membakar tahanan koil yang ada didalam (internal collresistans).
 Jangan memindahkan saklar selektor keposisi lain tanpa terlebih dahulu melepaskan kabel-
kabel teleds dari komponen yang diperiksa. Dapat merusak multitester.
B. Timing Light Tester
Timing light merupakan alat yang digunakan untuk memeriksa dan menyetel saat pengapian
sesuai dengan sudut putar poros engkol dimana secara langsung berhubungan dengan posisi
piston.Begitu saat pengapian disetel, selanjutnya akan dikendalikan oleh system pengatur
pegapian mekanik, vacuum atau elektronik. Timing light yang digunakan bersamaan dengan
meter pengatur pengapian memastikan system pemajuan pengapian bekerja sesuai dengan
spesifikasi pabrik. Penggunaan timing light sangat mudah, yaitu kabel merah dihubungkan ke
plus (+) baterai dan kabel hitam ke minus (-) baterai, sedangkan inductive pick-up menjepit kabel
busi nomer satu. Triger berfungsi untuk mengaktifkan timing light.

Contoh : Stel Saat Pengapian.


Tepatkan Tanda – Tanda Waktu Dengan Memutar Body Distributor .
Saat pengapian :
Seri 2K , 3K , 4K : 8 o Seb. TMA
Stel putaran mesin pada putaran idle , Oktan selektor harus disetel pda posisi standar .
Saat pengapian : (pada max Rpm 900)

C. Dwell Tester
Sudut dwell adalah sudut yang terbentuk dari titik pertama pada saat kontak pemutus mulai
menutup sampai dengan titik pada saat kontak pemutus mulai terbuka.
Dwell tester digunakan untuk mengukur besarnya sudut dwell agar penyetelan sesuai spesifikasi
pabrik. Beberapa dwell tester dilengkapi dengan RPM meter dan volt meter .

Pemeriksaan sudut dwell


Periksa sudut dwell dengan dwell tester .
Sudut dwell : 52 o ± 2o
3. ALAT UKUR PNEUMATIC
Ciri – ciri dari alat ini adalah segala sesuatu peralatan yang digunakan untuk beberapa jais yang berkaitan
dengan tekanan, baik itu tekanan udara ataupun tekanan Air dan angin
a. Tire Pressure Gauge
Tyre pressure gauge adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan ban, agar tekanan ban sesuai
dengan batas yang diijinkan. Tyre pressure gauge ada yang terpisah dan hanya untuk mengukur tekanan,
tetapi ada juga yang dirangkai dengan katup dan selang kompresor sehingga saat melakukan pengisian
tekanan ban bisa langsung terukur. Saat ini banyak juga tyre gauge yang menggunakan display digital
untuk mempermudah pembacaan
b. Manometer AC( Manifold Gauge)
Sistem kerja AC dapat dikontrol atau didiagnosa mengunakan manometer. Alat ini dapat digunakan untuk
diagnosa gangguan yang terjadi pada sistem kerja AC berdasar padahasil pembacaan manometer.
Manifold gauge terdiri dari meter tekan (discharge) dan meter ganda (suction), dua buah keran yang
disatukan dan tiga buah selang isi dengan tiga warna yang berlainan. Dengan menghubungkan manifold
gauge kepada sistem, dapat lebih cepat mengetahui kesalahan dari sistem. Tekanan kedua meter dari
manifold gauge dapat menunjukkan kepada apa yang sedang terjadi di dalam sistem. Selain itu alat
tersebut dapat dipakai untuk : menunjukkan vakum, mengisi refrigeran, menambah minyak pelumas,
memeriksa tekanan dari sistem dan kondisi kompressor.

Dalam beberapa pressure gauge sering dimasukkan juga sejenis cairan yaitu glycerine yang
berfungsi untuk meredam getaran jarum penunjuk, sehingga pembacaan bisa lebih stabil

c. Compression Tester
Untuk mengukur tekanan kompresi silinder digunakan Compression tester. Alat ini dibedakan menjadi
pengukur tekanan kompresi untuk motor bensin dan pengukur tekanan kompresi motor diesel.
Manometer pada alat ini berfungsi untuk menunjukkan besar tekanan kompresi silinder ketika dilakukan

pengukuran.

Prosedur pengukuran tekanan kompresi adalah sebagai berikut :


1. Lepaskan busi dari rumahnya, masukkan ujung slang compression tester pada rumah busi
2. Starter mesin beberapa saat sampai mesin berputar 200 rpm, lalu baca besar tekanan kompresi pada
manometer
3. Tekanan kompresi yang rendah menunjukkan ring piston yang aus, kebocoran pada packing, dan
penyetelan celah katup yang terlalu renggang.
Catatan : Alat ukur yang ada diatas itu hanya beberapa bagian saja, banyak lagi alat ukur yang lain yang
berkaitan dengan kebutuhan sehari – hari, akan tetapi penggunaanya harus tepat dengan apa yang kita
butuhkan beserta penggunaannya pun harus benar – benar dipahami dn tidak boleh disalahgunakan

Anda mungkin juga menyukai