Permenkes RI no 56 th 2014
ttg Klasifikasi dan Perizinan
Rumah Sakit
• Rumah Sakit bergerak merupakan Rumah Sakit yang siap guna dan bersifat
sementara dalam jangka waktu tertentu dan dapat dipindahkan dari satu
lokasi ke lokasi lain. Contoh di kapal laut, kereta api, dll
a. pelayanan
b. sumber daya manusia
c. peralatan
d. bangunan dan prasarana
Bangunan dan prasarana rumah sakit harus
memenuhi :
A. Persyaratan tata bangunan dan lingkungan
B. Persyaratan keandalan bangunan dan prasarana RS
A.Persyaratan tata bangunan dan lingkungan :
• Peruntukan lokasi dan intensitas bangunan sesuai dengan ketentuan
peraturan daerah setempat
• Pengendalian dampak lingkungan
• Desain bangunan RS, meliputi :
1) denah simetris, sederhana, antisipasi kerusakan bila terjadi gempa
2) massa bangunan, perhatikan sirkulasi udara dan pencahayaan
3) zonasi dalam tata letak dan ruang, pertimbangkan risiko penularan
penyakit, privasi, dan kedekatan fungsi layanan
4) tinggi rendah bangunan, antisipasi banjir
5) aksesibilitas di luar dan dalam bangunan, pertimbangkan kemu –
dahan bagi penyandang cacat dan lansia
6) tersedia area parkir, disesuaikan dengan peraturan daerah
7) tata ruang bangunan harus efektif sesuai fungsi pelayanan
B. Persyaratan keandalan bangunan dan
prasarana RS, meliputi :
a. Persyaratan keselamatan struktur bangunan, kemampuan bangunan
menanggulangi bahaya kebakaran, bahaya petir, bahaya kelistrikan,
persyaratan instalasi gas medik, instalasi uap dan instalasi bahan bakar gas.
b. Persyaratan sistem ventilasi, pencahayaan, instalasi air, instalasi
pengolahan limbah, dan bahan bangunan.
c. Persyaratan kenyamanan ruang gerak dan hubungan antar ruang,
kenyamanan termal, kenyamanan terhadap tingkat getaran dan kebisingan.
d. Persyaratan tanda arah (signage), koridor, tangga, ram, lift, toilet dan
sarana evakuasi yang aman bagi semua orang termasuk penyandang cacat
dan lansia.
Pelayanan medik / Tenaga medik dan atau layanan
PPPenunjang Klinik
Gawat darurat Dokter umum
Medik umum Dokter umum, dokter gigi, layanan kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana
Spesialis dasar Penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, dan obstetri-ginekologi
Spesialis penunjang Anestesiologi, radiologi, patologi klinik, patologi anatomi, rehabilitasi medik
Spesialis lain 12 bid : mata, THT, saraf, jantung/pbl darah, kulit dan kelamin, kedokteran jiwa, paru,
orthopedi, urologi, bedah saraf, bedah plastik, kedokteran forensik
Subspesialis 16 bid : bedah, peny dlm, kes anak, obs gin, mata, THT, saraf, jantung/pbl darah, kulit
dan kelamin, kedokteran jiwa, paru, orthopedi, urologi, bedah saraf, bedah plastik,
gigi dan mulut
Spesialis gigi dan 7 bid : bedah mulut, konservasi/endodonsi, periodonti, orthodonti, prosthodonti,
mulut pedodonsi, penyakit mulut
Penunjang klinik 5 bid : bank darah, perawatan intensif (semua gol umur dan jenis penyakit), gizi,
sterilisasi instrumen, rekam medik
Penunjang nonklinik 11 bid : pelayanan laundry/linen, jasa boga/dapur, teknik dan pemeliharaan fasilitas,
pengelolaan limbah, gudang, ambulans, sistem informasi dan komunikasi,
pemulasaraan jenazah, sistem penanggulangan kebakaran, pengelolaan gas medik,
dan pengelolaan air bersih
Perbandingan pelayanan RSU menurut kelas
Pelayanan Kelas A Kelas B Kelas C Kelas D Kelas D Pratama
Gawat darurat 24 jam 24 jam 24,medik umum 24,medik umum
Misalnya di
Spesialis dasar 4 jenis Sp. 4 Jenis Sp. 4 jenis Sp. Minimal 2 jns Sp daerah
perbatasan, di
Sp. penunjang 5 jenis Sp. 5 jenis Sp. Anest, Radio, PK Radiologi, PK pulau, dll.
Sp. lain 12 jenis Sp. 8 jenis Sp. --- --- Diatur tersendiri
Subspesialis 16 jenis Sp. 2 jns dari Sp dsr --- --- dengan
Peraturan
Sp. Gigi-Mulut 7 jenis Sp. 3 jenis Sp. 1 jenis Sp. --- Menteri
Kefarmasian Sediaan farmasi, Sediaan farmasi, Sediaan farmasi, Sediaan farmasi,
alkes, BMHP, alkes, BMHP, alkes, BMHP, alkes, BMHP,
farmasi klinik farmasi klinik farmasi klinik farmasi klinik
Wat Kebidanan Askep, asbid. Askep, asbid. Askep, asbid. Askep, asbid.
Pnunjang klinik 5 bidang layanan 5 bid. layanan 5 bid. layanan 5 bid. layanan
Jang non klinik 11 bidang layanan 11 bid. layanan 11 bid. layanan 11 bid. layanan
Rawat inap TT kls III = 20 % TT kls III = 20 % TT kls III = 20 % TT kls III = 20 %
TT intensif = 5 % TT int. = 5 % TT int. = 5 % TT int. = 5 %
Sumber daya manusia rumah sakit
a. Tenaga medis
b. Tenaga kefarmasian
c. Tenaga keperawatan
d. Tenaga kesehatan lain
e. Tenaga non kesehatan
a. Tenaga medis
Kategori layanan Kelas A Kelas B Kelas C Kelas D
Utk yan medik dasar 18 Dr umum 12 Dr umum 9 Dr umum 4 Dr umum
Utk yan medik gigi dan 4 Drg umum 3 Drg umum 2 Drg umum 1 Drg umum
mulut
Utk setiap jenis yan medik 6 DrSp 3 DrSp 2 DrSp 1 DrSp
spesialis dasar
Utk setiap jenis yan medik 3 DrSp 2 DrSp 1 DrSp ---
spesialis penunjang
Utk setiap jenis yan medik 3 DrSp 1 DrSp --- ---
spesialis lain
Utk setiap jenis yan medik 2 DrSubSp 1 DrSubSp --- ---
subspesialis
Utk setiap jenis yan medik 1 DrgSp 1 DrgSp 1 DrgSp ---
spesialis gigi dan mulut
b. Tenaga kefarmasian
Fungsi layanan Kelas A Kelas B Kelas C Kelas D
Apoteker (Apt) kepala instalasi farmasi 1 1 1 1
Apt di rawat jalan / tenaga teknis kefarmasian 5 / 10 4/8 2/4 1
Apt di rawat inap / tenaga teknis kefarmasian 5 / 10 4/8 4/8 (merangkap)
/2
Apt di IGD / tenaga teknis kefarmasian 1/2 1/2 --- ---
Apt di ruang ICU / tenaga teknis kefarmasian 1/2 1/2 --- ---
Apt koordinator penerimaan dan distribusi (dapat 1 / jml 1 / jml 1 1
merangkap pelayanan farmasi klinik di rawat inap disesuaikan disesuaikan (merangkap) (merangkap)
atau rawat jalan) / tenaga teknis kefarmasian / jml / jml
Apt koordinator produksi (dapat merangkap 1 / jml 1 / jml disesuaikan disesuaikan
pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau rawat isesuaikan disesuaikan
jalan) / tenaga teknis kefarmasian
Penjelasan tenaga kefarmasian
• Tenaga teknis kefarmasian :
Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker
dalam menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana
Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah
Farmasi/Asisten Apoteker
• Pekerjaan kefarmasian :
Pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan
farmasi,pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian
atau penyaluranan obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep
dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan
obat dan obat tradisional.
c. Tenaga keperawatan
Variabel Kelas A Kelas B Kelas C Kelas D
Jumlah kebutuhan sama dengan sama dengan dihitung dengan dihitung dengan
jumlah tempat tidur jumlah tempat tidur perbandingan perbandingan
pada instalasi rawat pada instalasi rawat 2 (dua) perawat 2 (dua) perawat
inap. inap. untuk 3 (tiga) untuk 3 (tiga)
tempat tidur tempat tidur
Kualifikasi dan disesuaikan dengan disesuaikan dengan disesuaikan dengan disesuaikan dengan
kompetensi kebutuhan kebutuhan kebutuhan kebutuhan
pelayanan Rumah pelayanan Rumah pelayanan Rumah pelayanan rumah
Sakit. Sakit. Sakit sakit.
d. Tenaga kesehatan lain dan tenaga non
kesehatan
Variabel Kelas A Kelas B Kelas C Kelas D
Jumlah dan disesuaikan dengan disesuaikan dengan disesuaikan dengan disesuaikan dengan
kualifikasi kebutuhan kebutuhan kebutuhan kebutuhan
pelayanan Rumah pelayanan Rumah pelayanan Rumah pelayanan Rumah
Sakit. Sakit. Sakit. Sakit.
Peralatan
Variabel Kelas A Kelas B Kelas C Kelas D
Ins. Gawat Darurat + + + +
Ins. Rawat Jalan + + + +
Ins. Rawat Inap + + + +
Ins. Rawat Intensif + + + +
Ins. Rawat Operasi + + + +
Persalinan + + + +
Radiologi + + + +
Laboratorium Klinik + + + +
Pelayanan Darah + + + +
Rehabilitasi Medik + + + +
Farmasi + + + +
Instalasi Gizi + + + +
Kamar Jenazah + + + +
Rumah Sakit Khusus, meliputi :
a. ibu dan anak h. infeksi
b. mata i. paru
c. otak j. telinga-hidung-tenggorokan
d. gigi dan mulut k. bedah
e. kanker l. ketergantungan obat
f. jantung dan pembuluh darah m. ginjal
g. jiwa
Ruang lingkup
a. fotokopi akta pendirian badan hukum yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, kecuali instansi Pemerintah atau Pemerintah Daerah;
b. studi kelayakan;
c. master plan;
d. Detail Engineering Design;
e. dokumen pengelolaan dan pemantauan lingkungan;
f. fotokopi sertifikat tanah/bukti kepemilikan tanah atas nama badan hukum pemilik rumah sakit;
g. izin undang-undang gangguan (Hinder Ordonantie/HO);
h. Surat Izin Tempat Usaha (SITU);
i. Izin Mendirikan Bangunan (IMB
j. rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada Pemerintah Daerah
provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan klasifikasi Rumah Sakit
Studi kelayakan
No Kajian Keterangan
1 Kebutuhan pelayanan 1) Kajian demografi : luas wilayah, kepadatan dan karakteristik penduduk
rumah sakit 2) Kajian sosio-ekonomi : pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dll
3) Kajian morbiditas/mortalitas : 10 penyakit utama, angka kematian, dll
4) Kajian kebijakan dan regulasi : pengembangan wilayah pembangunan
5) Kajian aspek internal rumah sakit : rancangan sistem prosedur RS
2 Kebutuhan lahan, 1) Lahan dan bangunan RS
bangunan, prasarana, SDM, 2) Persyaratan lokasi
dan peralatan sesuai kriteria 3) Rencana cakupan, jenis pelayanan kesehatan, dan fasilitas lain
klasifikasi Rumah Sakit yang 4) Jumlah, spesialisasi, dan kualifikasi sumber daya manusia
akan didirikan 5) Jumlah, jenis, dan spesifikasi peralatan mulai dari peralatan sederhana
hingga peralatan canggih
3 Kemampuan 1) Prakiraan jumlah kebutuhan dana investasi dan sumber pendanaan
pendanaan/pembiayaan 2) Prakiraan pendapatan atau proyeksi pendapatan terhadap prakiraan
jumlah kunjungan dan pengisian tempat tidur
3) Prakiraan biaya atau proyeksi biaya tetap dan biaya tidak tetap terhadap
prakiraan sumber daya manusia
4) proyeksi arus kas 5 (lima) sampai 10 (sepuluh) tahun
5) proyeksi laba atau rugi 5 (lima) sampai 10 (sepuluh) tahun
Pengertian (1)
• Master plan :
memuat strategi pengembangan aset untuk sekurang-kurangnya 10
(sepuluh) tahun kedepan dalam pemberian pelayanan kesehatan secara
optimal yang meliputi identifikasi proyek perencanaan, demografis, tren
masa depan, fasilitas yang ada, modal dan pembiayaan.
(1) Setiap Rumah Sakit yang telah memiliki Izin Operasional dapat
mengajukan permohonan perubahan Izin Operasional secara tertulis.
(2) Perubahan Izin Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan jika terjadi perubahan:
a. kepemilikan
b. jenis Rumah Sakit
c. nama Rumah Sakit
d. kelas Rumah Sakit
Lampiran permohonan perubahan izin
operasional
• Perubahan Izin Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
diajukan dengan melampirkan:
a. akte notaris, surat keputusan dari pejabat yang berwenang, dan/atau
putusan pengadilan tentang perubahan status kepemilikan Rumah Sakit;
b. rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada
Pemerintah Daerah provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan klasifikasi Rumah
Sakit;
c. studi kelayakan dan rencana strategis perubahan jenis Rumah Sakit yang
memuat kelayakan pada aspek pelayanan, sosial ekonomi, kebijakan dan
peraturan perundang-undangan; dan
d. surat pernyataan pengajuan perubahan Izin Operasional dari pemilik
Rumah Sakit.
Registrasi dan akreditasi
NO TOPIK HALAMAN
I. Pelayanan 86
III. Peralatan 90
I. Pelayanan 126
I. Pelayanan 163
I. Pelayanan 194