Anda di halaman 1dari 11

Perpres No.

91 Tahun 2017 juga menekankan bahwa sebagai bagian dari


reformasi perizinan berusaha pemerintah daerah didorong untuk
menerapkan teknologi informasi online dalam pelaksanaan perizinan
berusaha.
Berikut ini beberapa highlight terobosan dari pemerintah yang
mempermudah prosedur dan syarat pendirian PT atau perusahaan dan
perizinan usahanya. Berdasarkan catatan kami, Pemerintah DKI Jakarta
termasuk yang cukup responsif dalam melakukan terobosan. Beberapa
diantaranya telah mengedepankan teknolgi dengan menggunakan platform
online dan menghapuskan proses pengajuan secara manual yang sebelumnya
banyak digunakan oleh lembaga pemerintah yang menangani perizinan
usaha.
1. Proses Akta Pendirian PT, SK Pengesahan Badan Hukum, dan NPWP
Perusahaan
Di pertengahan bulan Juni 2018, beredar informasi bahwa untuk penerbitan
NPWP perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) tidak lagi dilakukan
melalui proses pengajuan secara manual. Sebab, setelah proses pengesahan
SK badan hukum untuk badan usaha berbentuk PT di Direktorat Jendral
Administrasi Hukum Umum di Kementerian Hukum dan HAM, otomatis akan
dikeluarkan NPWP atas nama PT tersebut. Sebelumnya proses penerbitan
NPWP perusahaan dijalankan oleh Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah
kerjanya berada di domisili usaha perusahaan tersebut. Namun di prosedur
terbaru, ketika akta pendirian PT dan SK Kemenkumham diterbitkan, tanpa
perlu pengajuan secara manual ke KPP setempat otomatis akan diterbitkan
pula NPWP perusahaan.
2. Domisili Usaha di Virtual Office
Untuk prosedur dan syarat pendirian PT atau perusahaan terbaru di wilayah
Jakarta, tidak ada perubahan yang signifikan terkait dengan penggunaan
Virtual Office sebagai domisili usaha. Sempat ada hambatan melalui
peraturan di tahun 2015, namun antara tahun 2016-2018 pembatasan
tersebut sudah tidak ada lagi. Pemda DKI kelihatannya sudah cukup
akomodatif untuk mengizinkan perusahaan yang baru berdiri untuk
menggunakan Virtual Office sebagai domisili usaha yang nantinya akan
dijadikan dasar untuk mengeluarkan perizinan usaha yakni Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP) dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP). Situasi ini
dimanfaatkan oleh pengusaha pengelola Virtual Office dan Service Office baik
lokal maupun yang terafiliasi dengan asing untuk memberikan layanan
domisili usaha dengan memakai alamat Virtual Office tersebut.
3. Menentukan Bidang Usaha Sesuai KBLI
Acuan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) terbaru adalah
Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik No.19 Tahun 2017 tentang Perubahan
atas Kepala Badan Pusat Statistik No.95 Tahun 2015 tentang Klasifikasi Baku
Lapangan Usaha Indonesia (Perka BPS No.19/2017). Di Perka BPS No.19/2017
tersebut disebutkan pengelompokkan kegiatan ekonomi ke dalam KBLI
sangat penting untuk keseragaman konsep, definisi, dan klasifikasi lapangan
usaha.
4. Penghapusan Persyaratan Surat Keterangan Domisili Perusahaan
(SKDP)
Sejatinya sejak tahun 2016 untuk wilayah Jakarta sudah ada aturan yang
dikeluarkan oleh Kepala DMPTSP yang menyatakan bahwa SKDP sudah tidak
lagi menjadi persyaratan dalam mengajukan perizinan. Namun dalam
praktiknya, SKDP masih diminta saat perusahaan yang baru didirikan ingin
mendapatkan NPWP perusahaan. Kemudian, pada saat pengajuan untuk
mendapatkan SIUP juga diminta untuk menyertakan SKDP.
5. Persyaratan BPJS Ketenagakerjaan Untuk Mendirikan PT
Untuk pengajuan SIUP di wilayah Jakarta, persyaratan BPJS Ketenagakerjaan
sampai saat ini tidak dijadikan persyaratan lagi. Namun, berdasarkan
pengalaman kami, di tahap mana perusahaan wajib untuk mendaftarkan
karyawannya mengikuti BPJS Ketenagakerjaan kerap berubah-ubah. Pernah
dalam satu waktu persyaratan BPJS Ketenagakerjaan tersebut harus sudah
dipenuhi sebelum mengajukan izin usaha (SIUP). Tapi di lain waktu
persyaratan tersebut berubah
6. Prosedur Pengajuan NPWP Perusahaan
Sebagaimana disampaikan di poin 1 di atas, proses pengajuan dan penerbitan
NPWP perusahaan berbentuk PT kemungkinan besar tidak perlu lagi
dilakukan dengan pengajuan permohonan ke Kantor Pelayanan Pajak yang
wilayahnya  berada di domisili perusahaan. Setelah didapat SK badan hukum
di Kementerian Hukum dan HAM sepertinya dilanjutkan dengan proses
penerbitan NPWP perusahaan. Namun, belum ada penjelasan apakah
prosedur ini sudah dijalankan secara seragam di seluruh Indonesia.
Prosedur dan Persyaratan SIUP dan TDP
Dokumen Untuk Mendirikan Perusahaan

 SITU (Surat Izin Tempat Usaha) dan HO (Surat Izin


Gangguan)

SITU adalah pemberian izin tempat usaha kepada seseorang atau badan
usaha yang tidak menimbulkan gangguan atau kerusakan lingkungan di
lokasi tertentu yang dikeluarkan oleh Pemda setempat (Kotamadya /
Kabupaten). Sedangkan Surat Izin Gangguan (HO) adalah pemberian
izin tempat usaha kepada perusahaan atau badan di likasi tertentu yang
dapat menimbulkan bahaya, gangguan, atau kerusakan lingkunagan.
Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Gangguan (HO/Hinder
Ordonantie) harus diperpanjang atau dadaftar setiap lima tahun sekali.
Untuk mengurus SITU memerlukan beberapa dokumen – dokumen
diantaranya adalah :

1. Fotocopy KTP pemohon.


2. Foto pemohon 3×4 sebanyak 2 lembar.
3. Data lengkap pemohon yang sudah ditandatangani.
4. Fotocopy SPPT PBB tahun terakhir.
5. Fotocopy Akta Tanah.
6. Fotocopy IMB (Untuk perusahaan besar dilampirkan peta
situasi).
7. Fotocopy Akta Pendirian bagi perusahaan dan badan hokum.
8. Surat Keterangan Tidak Sengketa dari Kepala Desa atau
Kelurahan dan Camat setempat.
9. Surat Pernyataan Tidak Keberatan dari tetangga (izin tetangga)
yang diketahui Kepala Desa atau Kelurahan dan Camat
setempat.
10. Berita Acara Pemeriksaan lokasi oleh Tim Periksa Tingkat
Kabupaten bagi perusahaan yang tingkat gangguannya sangat
besar atau tinggi
      

Contoh SIUP dan Surat Izin Gangguan (HO).

 Akta Pendirian Usaha

Dalam badan usaha yang berbadan hukum berbentuk firma, persekutuan


komanditer/CV maupun perseroan terbatas (PT) anda perlu membuat
kesepakatan tersebut dituangkan dalam akta pendirian perusahaan yang
dibuat dihadapan notaris. Yang dimaksud dengan “membuat akta” di
sini adalah hadir di hadapan para penghadap (subjek perjanjian),
membacakan dan menanda-tangani akta tersebut. Pembuatan akta
pendirian dilakukan oleh notaris yang berwenang diseluruh wilayah
negara Republik Indonesia untuk selanjutnya mendapatkan pesetujuan
dari Menteri Kemenkumham. Akta Pendirian Usaha berisi profil
perusahaan yang dibuat pendiri usaha dengan notaris dan disertai saksi-
saksi yang didaftarkan ke Pengadilan Negeri setempat.
Contoh Akta Pendirian Perusahaan.

Dalam Akta Pendirian tercantum :

1. Tanggal pendirian perusahaan


2. Bentuk dan nama perusahaan
3. Nama para pendiri
4. Alamat tempat usaha
5. Tujuan pendirian usaha
6. Besar modal usaha
7. Kepengurusan dan tanggungjawab anggota pendiri usaha
8. Tahun buku, dll.

Akta pendirian tersebut dibubuhi materai, kemudian ditandatangani


pendiri perusahaan, saksi dan notaris. Oleh notaris, akta pendirian
tersebut didaftarkan ke pengadilan negeri setempat.

Tujuan Akta Pendirian Usaha dibuat :


1. Menghindari terjadinya perselisihan dikemudian hari mengenai
pembagian keuntungan proporsi kerugian.
2. Memberikan kejelasan status kepemilikan perusahaan agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti perselisihan ketika
saham akan dijual kembali ke mitra anda atau kepada orang lain
serta proses penilaian pembelian saham.

 SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)

SIUP merupakan surat yang diperlukan untuk menjalankan suatu usaha


dimana surat ini dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan
kota atau wilayah domisili perusahaan tersebut. Surat ini berlaku selama
perusahaan tersebut masih terus berjalan. SIUP dibedakan menjadi 3
golongan bedasarkan modal dan kekayaan perusahaan tersebut, yaitu :

1. SIUP Besar, untuk perusahaan dengan modal dan kekayaan


diatas Rp 10.000.000.000,-.
2. SIUP Sedang, untuk perusahaan dengan modal dan kekayaan
diatas Rp 500.000.000,- (antara Rp 500.000.000,- sampai Rp
10.000.000.000,-).
3. SIUP Kecil, untuk perusahaan dengan modal dan kekayaan
sampai Rp 200.000.000,- (antara Rp 200.000.000,- sampai Rp
500.000.000,-).

Perusahaan yang dibebaskan dari kewajiban memperoleh SIUP adalah :

1. Cabang/perwakilan perusahaan yang dalam menjalankan


kegiatan usaha perdagangan mempergunakan SIUP perusahaan
pusat.
2. Perusahaan kecil perorangan yang memenuhi ketentuan sebagai
berikut :

Tidak berbentuk badan hukum atau persekutuan, dan Diurus, dijalankan


atau dikelola sendiri oleh pemiliknya atau dengan mempekerjakan
anggota keluarganya/kerabat terdekat.
3. Pedagang keliling, pedagang asongan, pedagang pinggir jalan
atau pedagang kaki lima.

Contoh dokumen SIUP.

 NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)

NPWP merupakan nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai


tanda pengenal diri atau identitas dari Wajib Pajak pada administrasi
perpajakan yang diberikan oleh kantor pelayanan pajak sesuai dengan
domisili Wajib Pajak. Fungsi NPWP sendiri adalah sebagai tanda
pengenal atau identitas diri bagi Wajib Pajak dalam melaksanakan hak
dan kewajiban perpajakan. Untuk mengurus NPWP dibutuhkan
dokumen – dokumen sebagai berikut :

Bagi Wajib Pajak orang pribadi usahawan :

1. Fotocopy KTP untuk WNI.


2. Fotocopy Passport dan Surat Keterangan Tempat Tinggal dari
instansi yang berwenang minimal Lurah atau Kepala Desa bagi
WNA.
3. Surat Keterangan Tempat Kegiatan Usaha atau Pekerjaan Bebas
dari instansi yang berwenang minimal Lurah atau Kepala Desa.

4. Bagi Wajib Pajak badan usaha :

1. Fotocopy Akta Pendirian dan Perubahan terakhir / Surat


Keterangan dari kantor pusat bagi BUT.
2. Fotocopy KTP dari pengurus aktif (jika WNI).
3. Fotocopy Passport dan Surat Keterangan Tempat Tinggal dari
instansi yang berwenang minimal Lurah atau Kepala Desa dari
pengurus aktif (jika WNA).
4. Surat Keterangan Tempat Kegiatan Usaha dari instansi yang
berwenang minimal Lurah atau Kepala Desa.

Contoh NPWP.

 TDP (Tanda Daftar Perusahaan)

Permohonan pendaftaran diajukan kepada Kepala Suku Dinas


Perindustrian dan Perdagangan dan/atau Koperasi Usaha Mikro Kecil
Menengah dan Perdagangan kota atau kabupaten terkait sesuai dengan
domisili perusahaan. Bagi perusahaan yang telah terdaftar akan
diberikan sertifikat TDP sebagai bukti bahwa perusahaan/badan usaha
telah melakukan wajib daftar perusahaan sesuai dengan Peraturan
Menteri Perdagangan Republik Indonesia No.37/M-DAG/PER/9/2007
tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Perusahaan. Dokumen yang
dibutuhkan dalam pengurusan TDP adalah :

Untuk PT (Perseroan Terbatas), CV (Persekutuan Komanditer), Fa


(Firma) dan Koperasi :

1. Formulir diisi lengkap


2. Fotocopy akta pendirian perusahaan
3. Fotocopy pengesahan akta dari Pengadilan Negeri setempat (PT
tidak perlu)
4. Asli dan fotocopy pengesahan akta pendirian (CV, Firma dan
Koperasi tidak perlu)
5. Fotocopy Surat Keterangan Domisili Perusahaan
6. Fotocopy SITU
7. Fotocopy NPWP
8. Fotocopy SIUP
9. Fotocopy KTP
10. Fotocopy Akta Pendirian dan Pengesahan
11. Fotocopy KTP penanggung jawab Koperasi
12. Bukti setor biaya administrasi
13. Fotocopy Passport jika pemilik WNA

Untuk PO (Perusahaan Perorangan) :

1. Formulir diisi lengkap


2. Fotocopy Surat Keterangan Domisili Perusahaan
3. Fotocopy SIUP
4. Fotocopy KTP penanggung jawab
5. Fotocopy NPWP
6. Fotocopy SITU
Contoh dokumen TDP.

 AMDAL (Analisis Mengenai DAmpak Lingkungan)

AMDAL merupakan hasil kajian mengenai dampak besar dan penting


dari suatu kegiatan usaha yang direncanakan terhadap lingkungan hidup
yang digunakan untuk proses pengambilan keputusan mengenai
penyelengaraan kegiatan usaha di Indonesia. Dokumen yang diperlukan
dalam pengurusan AMDAL diantaranya adalah :

1. Fotocopy NPWP.
2. Fotocopy TDP.
3. Fotocopy KTP wirausahawan / pemilik perusahaan.
4. Fotocopy Akta pendirian perusahaan.
5. Fotocopy SITU.
6. Denah lokasi perusahaan yang dapat menimbulkan dampak
terhadap lingkungan.

1. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)


Izin Mendirikan Bangunan atau biasa dikenal dengan IMB adalah
perizinan yang diberikan oleh Kepala Daerah kepada pemilik bangunan
untuk membangun baru, mengubah, memperluas, mengurangi, dan/atau
merawat bangunan sesuai dengan persyaratan administratif dan
persyaratan teknis yang berlaku. IMB merupakan salah satu produk
hukum untuk mewujudkan tatanan tertentu sehingga tercipta ketertiban,
keamanan, keselamatan, kenyamanan, sekaligus kepastian hukum.
Kewajiban setiap orang atau badan yang akan mendirikan bangunan
untuk memiliki Izin Mendirikan Bangunan diatur pada Pasal 5 ayat 1
Perda 7 Tahun 2009.

IMB akan melegalkan suatu bangunan yang direncanakan sesuai


dengan Tata Ruang yang telah ditentukan. Selain itu, adanya IMB
menunjukkan bahwa rencana kostruksi bangunan tersebut juga dapat
dipertanggungjawabkan dengan maksud untuk kepentingan bersama.

1. NRB (Nomor Rekening Bank)

NRB adalah nomor rekening dalam buku bank yang diberikan oleh
bank untuk kepentingan segala transaksi keuangan usaha melalui bank.
Berikut ini adalah dokumen yang dibutuhkan dalam pengurusan NRB
diantaranya adalah :

1. Fotocopy KTP / SIM dari penanggung jawab / pemilik.


2. Kartu contoh tanda tangan pimpinan perusahaan.
3. Tanda setoran.
4. Lembar Pemberian Setoran.

Anda mungkin juga menyukai