Makalah Kesmas Kel 1

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ilmu kesehatan masyarakat yang
berjudul “konsep dasar epidemiologi” ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga ke depannya dapat
lebih baik.
Asuhan makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Padang, 17 februari 2021


BAB I
PENDAHULUAN

Latar belakang
Kesehatan telah menjadi kebutuhan utama bagi setiap manusia di
dunia dalam menjalankan aktivitas hidup. Berdasarkan pengertiannya
keadaan sehat merupakan kondisi dimana seorang, sejahtera secara fisik,
mental dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Artinya apabila salah satu dari ketiga unsur tersebut tidak dalam
kondisi yang baik maka akan timbul suatu masalah atau gangguan
kesehatan. Hal ini merugikan penderita karena akan menurunkan
produktifitas terhadap kehidupan pribadi dan negaranya. Dengan demikian,
perlu adanya suatu usaha-usaha untuk meningkatkan derajat kesehatan.
Menanggapi hal tersebut, Hippocrates (460-377 SM) muncul sebagai
Bapak kedokteran yang menangani kasus kejadian sakit yang menitik
beratkan pada kuratif atau metode pengobatan dan penyembuhan.
Penyembuhan ini dilakukan setelah terjadi insiden sakit. Akan tetapi setelah
perkembangan zaman, penyembuhan melalui bidang kedokteran saja tidak
cukup berhasil dalam menyelesaikan masalah kesehatan di masyarakat.
Setelah itu muncullah metode preventif yang mengedepankan upaya-upaya
pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan berdasarkan ilmu Epidemiologi atau
ilmu mengenai distribusi, frekuensi dan determinan masalah kesehatan yang
terjadi di masyarakt serta aplikasinya dalam memecahkan masalah
kesehatan masyarakat.
Bidang epidemiologi lebih fokus pada pencegahan dan pengendalian
penyakit bukan pada teknik pengobatan sekunder dan tersier yang ada
dalam ilmu pengobatan tradisional.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Epidemiologi
Last (1998)
Studi tentang distribusi dan determinan tentang keadaan atau kejadian
yang berkaitan dengan kesehatan pada populasi tertentu dan aplikasi studi
untuk menanggulangi masalah kesehatan.

Mac Mahon (1970)


Epidemiologi adalah sebagai cabang ilmu yang mempelajari penyebaran
penyakit dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada
manusia.

W.H. Frost (1927)


Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, distribusi,
dan jenis penyakit pada manusia menurut waktu dan tempat.

HIRSCH (1883)\
Epidemiologi adalah suatu gambaran kejadian, penyebaran dari jenis-jenis
penyakit pada manusia, pada saat tertentu di bumi dan kaitanya dengan
kondisi eksternal

ABDEL R OMRAN
Epidemiologi sebagai suatu ilmu mengenai terjadinya dan distribusi
keadaan kesehatn, penyakit dan perubahan pada penduduk begitu juga
determinannya serta akibat yang terjadi pada kelompok penduduk.
B. Tujuan Epidemiologi
Secara umum, dapat dikatakan bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam
mempelajari epidemiologi adalah memperoleh data frekuensi distribusi
dan determinan penyakit atau fenomena lain yang berkaitan dengan
kesehatan masyarakat. Data yang diperoleh dapat digunakan untuk
memperoleh informasi tentang penyebab penyakit, misalnya:
1. Penelitian epidemiologis yang dilakukan pada kejadian luar biasa
akibat keracunan makanan dapat digunakan untuk mengungkapkan
makanan yang tercemar dan menemukan penyebabnya
2. Penelitian epidemiologis yang dilakukan untuk mencari hubungan
antara karsinoma paru-paru dengan asbes
3. Menetukan apakah hipotesis yang dihasilkan dari percobaabn hewan
konsisten dengan data epidemiologis. Misalnya, percobaan tentang
terjadinya karsinoma kandung kemih pada hewan yang diolesi tir.
Untuk mengetahui apakah hasil percobaan hewan konsisten dengan
kenyataan pada manusia, dilakukan analisis terhadap semua penderita
karsinoma kandung kemih lebih banyak terpajan oleh rokok
dibandingkan dengan bukan penderita
4. Memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam menyusun perencanaan, penanggulangan masalah
kesehatan, serta menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat;
misalnya:
a. Data frekuensi distribusi berbagai penyakit yang terdapat
dimasyarakat dapat digunakan untuk menyusun rencana kebutuhan
pelayanan kesehatan disuatu wilayah dan menentukan prioritas
masalah
b. Bila dari hasil penelitian epidemiologis diperoleh bahwa insidensi
tetanus neonatorum disuatu wilayah cukup tinggi maka data
tersebut dapat digunakan untuk menyusun strategi yang efektif dan
efisien dalam menggulangi masalah tersebut, misalnya dengan
mengirirm petugas lapangan untuk memberikan penyuluhan pada
ibu-ibu serta mengadakan imunisasi pada ibu hamil

C. Ruang Lingkup Epidemiologi


1. Subjek dan objek berupa masalah kesehatan :
a. Epidemiologi dan pencegahan penyakit menular
Aplikasi epidemiologi telah mampu membawa keberhasilan dalam
pencegahan penyakit menular misal: adanya imunisasi BCG maka
penyakit campak tertanggulangi
b. Epidemiologi dan pencegahan penyakit tidak menular
Aplikasi epidemiologi telah mampu membawa keberhasilan dalam
pencegahan penyakit tidak menular. Dalam hal ini adalah mencari
beberapa faktor yang memegang peranan dalam timbulnya
berbagai penyakit tidak menular . misal: keracunan makanan dapat
di cari faktor yang menjadi penyebabnya
c. Epidemiologi dalam klinik
Bentuk ini merupakan salah satu bidang epidemiologi yang sedang
dikembangkan oleh para klinisi yang bertujuan untuk membekali
para klinisi/ dokter tentang cara pendekatan masalah melalui disilin
ilmu epidemiologi. Dalam penggunaan epidemiologi klinik sehari-
hari, para petugas medis terutama para dokter sering menggunakan
prinsip=prinsip epidemiologi dalam menangani kasus secara
individual. Mereka lebih berorientasi pada penyebab dan cara
mengatasinya terhadap kasus secara individu dan biasanya tidak
tertarik unutk mengetahui serta menganalisis sumber penyakit, cara
penularan dan sifat penyebarannya dalam masyarakat. Berbagai
hasil yang diperoleh dari para klinisi tersebut, merupakan data
informasi yng sanat berguna dalam analisis epidemiologi tetapi
harus pula diingat bahwa epidemiologi bukanlah terbatas pada data
dan informasi saja tetapi merupakan suatu disiplin ilmu yang
memeliki metode pendekatan serta penerapannya secara khusus
d. Epidemiologi kependudukan
Merupakan salah satu cabang ilmu epidemiolgi yang menggunakan
system pendekatan epidemiolgi dalam menganalisi berbagai
permasalahan yang berkaitan dengan bidang demografi serta
factor-faktor yang mempengaruhi berbagai perubahan demografis
yang terjadi didalam masyarakat. Sistem pendekatan epidemiologi
kependudukan tidak hanya memberikan analisis tentang sifat
karakteristik penduduk secara demografis dalam hubungannya
dengan masalah kesehatan dan penyakit dalam masyarakat tetapi
juga sangat berperan dalam berbagai aspek kependudukan serta
keluarga berencana. Pelayanan melalui jasa, yang erat
hubungannya dengan masyarakat seperti pendidikan, kesejahteraan
rakyat, kesempatan kepegawaian, sangat berkaitan dengan keadaan
serta sifat populasi yang dilayani. Dalam hal ini peranan
epidemiologi kependudukan sangat penting untuk digunakan
sebagai dasar dalam/ mengambil kebijakn dan dalam menyusun
perencanaan yang baik. Juga sedang dikembangkan epidemiologi
system reproduksi yang erat kaitannya dengan gerakan keluarga
berencana dn kependudukan.
e. Epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatan
Bentuk ini merupakan salah satu system pendekatan manajemen
dalam menganalis masalah, mencari factor penyebab timbulnya
suatu maslah serta penyusunan pemecahan masalah tersebut secara
menyeluruh dan terpadu. Sisem pendekatan epidemiologi dalam
perencanaan kesehatan cukup banyak digunakan oleh para
perencana kesehatan baik dalam bentuk analisis situasi, penetuan
prioritas maupun dalam bentuk penilaian hasil suatu kegiatan
kesehatan yang bersifat umum maupun dengan sasaran khusus.
f. Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja
Bentuk ini merupakan salah satu bagian epidemioloi yang
mempelajari serta mnganalisis keadaan kesehatan tenaga kerja
akibat pengaruh keterpaparan pada lingkubngan kerja, baik yang
bersifat fisik kimiawo biologis maupun social budaya, serta
kebiasaan hidup para pekerja. Bentuk ini sangat berguna dalam
analisis tingkat kesehatan ekerja serta untuk menilai keadaan dan
lingkungan kerja serta penyakit akibat kerja.
g. Epidemiologi kesehatan jiwa
Merupakan salah satu dasar pendekatan dan analisis masalah
gangguan jiwa dalam masyarakat, baik mengenai keadan kelainan
jiwa kelompok penduduk tertentu, maupun analisis berbagai factor
yang mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat.
Dengan meningkatnya berbagai keluhan anggota masyarakat ang
lebih banyak mengarh ke masalah kejiwaan disertai dengan
perubahan social masyarakat menuntut suatu car pendekatan
melalui epidemilogi social masyarakat menuntu suatu cara
pendekatan melalui epidemiologi social yang berkaitan dengan
epidemiologi kesehatan jiwa, mengingat bahwa dewasa ini
gangguan kesehatan jiwa tidak lagi merupakan masalah kesehaan
individu saja, tetau telah merupakan masalah social masyarakat.
h. Epidemiologi gizi
Dewasa ini banyak digunakan dalm analisis masalah gizi
masyarakat dimana masalah ini erat hubungannya dengan berbagai
factor yang menyangkut pola hidup masyarakat. Pendekatan
masalah gizi masyarakat melaui epidemiologi gizi bertujuan untuk
menganalisis berbagai factor yang berhubungan erat dengan
timbulnya masalah gizi masyarakat, baik yang bersifat biologis,
dan terutama yang berkaitan dengan kehidupan social masyarakat.
Penanggulangan maslah gizi masyarakat yang disertai dengan
surveilans gizi lebih mengarah kepad penanggulangan berbagai
faktor yang berkaitan erat dengan timbulnya masalah tersebut
dalam masyarakat dan tidak hanya terbatas pada sasaran individu
atau lingkungan kerja saja.
2. Masalah kesehatan lain :
a. Program KB, Perbaikan lingkungan pemukiman, pengadaan sarana
pelayanan kesehatan
3. Sasaran berupa populasi
4. Mengukur dan menganalisa frekuensi dan penyebaran masalah
kesehatan manusia

D. Metode-metode epidemiologi dalam pelayanan kebidanan

Epidemiologi menekankan upaya menerangkan bagaimana distribusi penyakit

dan bagaimana berbagai komponen menjadi faktor penyebab penyakit

tersebut. Untuk mengungkapkan dan menjawab masalah tersebut,

epidemiologi melakukan berbagai cara yang selanjutnya menjadikan

epidemiologi dapat dibagi dalam beberapa metode.

Metode Epidemiologi adalah cara pendekatan ilmiah dalam mencari faktor

penyebab serta hubungan sebab akibat terjadinya peristiwa tertentu pada suatu

kelompok penduduk tertentu. Pada dasarnya metode epidemiologi dibagi 3,

yaitu :
Macam-macam metode Epidemiologi, yaitu :

1.      Deskriptif

Epidemiologi deskriptif mempelajari tentang frekuensi dan

distribusi suatu masalah kesehatan dalam masyarakat. Keterangan

tentang frekuensi dan distribusi suatu penyakit atau masalah kesehatan

menunjukan tentang besarnya masalah itu dalam pertanyaan mengenai

faktor who (siapa), where (dimana) dan when (kapan).

a.       Siapa

Merupakan pertanyaan tentang faktor orang yang akan di jawab

dengan mengemukakan perihal mereka yang terkena masalah. Bisa


mengenai variable umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan,

pekerjaan, dan pendapatan. Faktor-faktor ini biasa disebut sebagai

variabel epidemiologi/demografi. Kelompok orang yang potensial

atau punya peluang untuk menderita sakit atau mendapatkan

resiko, biasanya disebutpopulation at risk (populasi berisiko).

b.      Dimana

Pertanyaan ini mengenai faktor tempat dimana masyarakat

tinggal atau bekerja atau dimana saja ada kemungkinan mereka

menghadapi masalah kesehatan. Faktor tempat ini dapat berupa

kota (urban), dan desa (rural), pantai dan pegunungan, daerah

pertanian, industri, tempat bermukim atau bekerja.

c.       Kapan

Kapan kejadian penyakit berhubungan juga dengan waktu.

Faktor waktu ini dapat berupa jam, hari, minggu, bulan, dan tahun,

musim hujan dan musim kering.

Contoh :

“Banyaknya penderita TBC di daerah Sulawesi Selatan adalah

25.000 lelaki pada tahun 1992. ”

2.      Analitik

Adalah menegakkan hipotesis tentang hubungan sebab akibat

terjadinya keadaan kesehatan atau penyakit serta menguji hipotesis

melalui pengamatan langsung dengan menilai sifat penyebaran alamiah

dalam masyarakat. Menjawab : Why.

Epidemiologi Analitik berkaitan dengan upaya epidemiologi untuk

menganalisis faktor penyebab (determinant) msalah kesehatan. Disini


diharapkan epidemiologi mampu menjawab pertanyaan kenapa (why)

apa penyebab terjadinya masalah itu.

Contoh :

“Setelah ditemukan secara deskriptif bahwa banyak perokok yang

menderita kanker paru, maka perlu dianalisis lebih lanjut apakah rokok

itu merupakan faktor determinan/penyebab terjadinya kanker paru.”

3.      Eksperimental

Adalah melakukan analisis secara langsung tentang hubungan

sebab akibat melalui percobaan-percobaan, baik di laboratorium

maupun di masyarakat. Salah satu hal yang perlu dilakukan sebagai

pembuktian bahwa suatu faktor sebagai penyebab terjadinya suatu

luaran (output = penyakit), adalah diuji kebenaranya dengan percobaan

(eksperimen).

Contoh :

“Jika rokok dianggap sebagai penyebab kanker paru maka

perlu dilakukan eksperimen jika rokok dikurangi maka kanker paru

akan menurun atau sebaliknya. Untuk ini dilakukan perbandingan

antara kelompok orang yang merokok dengan orang yang tidak

merokok, kemudian dilihat jumlah penderita penyakit kanker paru

untuk masing-masing kelompok. Dari perbedaan yang ada dapat

disimpulkan ada atau tidaknya pengaruh rokok terhadap penyakit

kanker paru tersebut.

Ketiga jenis epidemiologi ini tidak bisa dipisahkan satu dengan

yang lainya saling berkaitan dan mempunyai peranan masing-masing

sesuai tingkat kedalaman pendekatan epidemiologi yang dihadapi.

Secara umum dapat dikatakan bahwa pengungkapan dan pemecahan


masalah epidemiologi dimulai dengan epidemiologi deskriptif, lalu

diperdalam dengan epidemiologi analitik dan disusul dengan

melakukan epidemiologi eksperimental.

Jenis-jenis epidemiologi dapat juga dilihat dari aspek lain

sehingga ditemukan berbagai jenis epidemiologi lainya. Misalnya ada

epidemiologi penyakit menular, kependudukan, kesehatan reproduksi,

statistik, farmasi,dll.

E. Ukuran-ukuran epidemiologi dalam kebidanan

Dalam pengertian dan tujuan dari epidemiologi tertuang bahwa

epidemiolog dipakai untuk melihat bagaimana penyebaran penduduk dan

masalah kesehatan (penyakit). Untuk itu epidemiologi membagi ukuran ke

dalam dua tipe yaitu :

1.      Ukuran yang dipakai untuk menghitung angka kesakitan atau

morbiditas

Ukuran atau angka morbiditas adalah jumlah penderita yang dicatat


selama 1 tahun per 1000 jumlah penduduk pertengahan tahun.

Angka ini dapat digunakan untuk menggambarkan keadaan

kesehatan secara umum, mengetahui keberhasilan program-program

pemberantasan penyakit, dan sanitasi lingkungan serta memperoleh

gambaran pengetahuan penduduk terhadap pelayanan kesehatan

Secara umum ukuran yang banyak digunakan dalam menentukan

morbiditas adalah angka, rasio, dan proporsi

1)      Rate

Rate atau angka merupakan proporsi dalam bentuk khusus

perbandingan antara pembilang dengan penyebut atau kejadian

dalam suatu populasi teterntu dengan jumlah penduduk dalam


populasi tersebut dalam batas waktu tertentu. Rate terdiri dari

berbagai jenis ukuran diataranya adalah :

a)      Incidence Rate

Incidence Rate suatu penyakit tertentu adalah jumlah kasus

baru yang terjadi di kalangan penduduk selama periode waktu

tertentu.

b)      Attack Rate

Attack Rate suatu penyakit tertentu adalah jumlah kasus selama

epidemi atau incidence rate pada suatu epidemi yang terjadi di

kalangan penduduk.

c)      Prevalence Rate

Prevalence Rate suatu penyakit tertentu adalah mengukur

jumlah orang di kalangan penduduk yang menderita suatu

penyakit pada satu titik waktu tertentu.

d)     Period Prevalence

Period Prevalence suatu penyakit tertentu adalah

mengukur jumlah rata-rata orang di kalangan penduduk (mid

period population) yang menderita suatu penyakit selama

periode tertentu. Period Prevalence terbentuk

dari prevalence pada suatu titik waktu ditambah kasus-kasus

baru (incidence), dan kasus-kasus yang kambuh selama periode

observasi.

2)      Ratio

Rasio adalah nilai relatif yang dihasilkan dari perbandingan

dua nilai kuantittif yang pembilangnya tidak merupakan bagian

dari penyebut.
3)      Proporsi

Proporsi adalah perbandingan dua nilai kuantitatif yang

pembilangnya merupakan bagian dari penyebut. Penyebaran

proporsi adalah suatu penyebaran persentasi yang meliputi proporsi

dari jumlah peristiwa-peristiwa dalam kelompok data yang

mengenai masing-masing kategori atau subkelompok dari

kelompok itu.

2.      Ukuran yang dipakai untuk menghitung angka kematian, meliputi :

a.       Crude Death Rate (CDR) atau Angka Kematian Kasar

Angka keamtian kasar adalah jumlah kematian yang dicatat selama

1 tahun per 1000 penduduk pada pertengahan tahun yang sama.

Disebut kasar karena angka ini dihitung secara menyeluruh tanpa

memperhatikan kelompok-kelompok tertentu di dalam populasi

dengan tingkat kematian yang berbeda-beda.


Manfaat CDR 

1)      Sebagai gambaran status kesehatan masyarakat

2)      Sebagai gambaran tingkat permasalahan penyakit dalam

masyarakat

3)      Sebagai gambaran kondisi sosial ekonomi

4)      Sebagai gambaran kondisi lingkungan dan biologi

5)      Untuk menghitung laju pertumbuhan penduduk

b.      Age Specific Death Rate (ASDR) atau Angka Kematian Menurut

Golongan Umur

Angka kematian menurut golongan umur adalah

perbandingan antara jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun

pada penduduk golongan umur x dengan jumlah penduduk


golongan umur x pada pertengahan tahunManfaat ASDR sebagai

berikut :

a)      Untuk mengetahui dan menggambarkan derajat kesahatan

masyarakat dengan melihat kematian tertinggi pada golongan

umur

b)      Untuk membandingkan taraf kesehatan masyarakat di berbagai

wilayah

c)      Untuk menghitung rata-rata harapan hidup

c.       Cause Disease Specific Death Rate (CDSDR) atau Angka

Kematian Akibat Penyakit Tertentu

Angka Kematian Akibat Penyakit Tertentu adalah Jumlah

kematian karena TBC di satu daerah dalam waktu satu tahun

dengan jumlah penduduk rata-rata (pertengahan tahun) pada daerah

dan tahun yang sama

d.      Under Five Mortality Rate (UFMR) atau Angka Kematian Balita

Angka Kematian Balita adalah gabungan antara angka kematian

bayi dengan angka kematian anak umur 1-4 tahun yaitu jumlah

kematian balita yang dicatat selam satu tahun per 1000 penduduk

balita pada tahun yang sama. Angka kematian balita sangat penting

untuk mengukur taraf kesehatan masyarakat karena angka ini

merupakan indikator yang sensitif untuk sataus kesehatan bayi dan

anak.

e.       Neonatal Mortality Rate (NMR) atau Angka Kematian Neonatal

Neonatal adalah bayi yang berumur kurang dari 28 hari.

Angka Kematian Neonatal adalah jumlah kematian bayi yang

berumur kurang dari 28 hari yang dicatat selama 1 tahun per 1000
kelahiran hidup pada tahun yang sama. Manfaat dari angka
kematian neonatal adalah sebgai berikut : 

a)      Untuk mengetahuai tinggi rendahnya perawatan post natal

b)      Untuk mengetahui program Imuninsasi

c)      Untuk pertolongan persalinan

d)     Untuk mengetahui penyakit infeksi

f.       Perinatal Mortality Rate (PMR) atau Angka Kematian Perinatal

Angka kematian perinatal adalah jumlah kematian janin

yang dilahirkan pada usia kehamilan berumur 28 minggu atau lebih

ditambah kematian bayi yang berumur kurang dari 7 hari yang

dicatat dalam 1 tahun per 1000 kelahiran kelahiran hidup pada

tahun yang sama. 

Manfaat dari angka kematian perinatal adalah untuk

menggambarkan keadaan kesehatan masyarakat terutama

kesehatan ibu hamil dan bayi.

Faktor yang mempengaruhi tinggnya PMR adalah sebagai

berikut :

a)      Banyak bayi dengan berat badan lahir rendah

b)      Status gizi ibu dan bayi

c)      Keadaan sosial ekonomi

d)     Penyakit infeksi terutama ISPA

e)      Pertolongan persalinan

g.      Infant Mortality Rate (IMR) atau Angka Kematian Bayi

Angka Kematian Bayi adalah perbandingan jumlah

penduduk yang berumur kurang dari 1 tahun yang diacat selama 1


tahun dengan 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.Manfaat

dari perhitungan angka kematian bayi adalah sebagai berikut :

a)      Untuk mengetahui gambaran tingkat permasalahan kesehatan

masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian

bayi

b)      Untuk Mengetahui tingkat pelayanan antenatal

c)      Untuk mengetahui status gizi ibu hamil

d)     Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program kesehatan Ibu

dan Anak (KIA) dan Program Keluaga berencana (KB)

e)      Untuk mengetahui kondisi lingkungan dan sosial ekonomi

h.      Maternal Mortality Rate (MMR) atau Angka Kematian Ibu

Angka kematian ibu adalah jumlah kematian ibu akibat

komplikasi kehamilan, persalinan, dan masa nifas yang dicatat

selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
                    Tinggi rendahnya angka MMR tergantung kepada : 

a)      Sosial ekonomi

b)      Kesehatan ibu sebellum hamil, persalinan, dan masa nasa nifas

c)      Pelayanan terhadap ibu hamil

d)     Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas

e)      Ukuran yang dipakai untuk menghitung angka kesuburan atau

fertilitas, meliputi :

  Crude Birth Rate (CBR) atau Angka kelahiran kasar

Angka kelahiran kasar adalah semua kelahiran hidup yang

dicatat dalam 1 tahun per 1000 jumlah penduduk

pertengahan tahun yang sama. Angka kelahiran kasar ini

dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat fertilitas


secara umum dalam waktu singkat tetapi kurang sensitif

untuk :

a)      Membandingkan tingkat fertilitas dua wilayah

b)      Mengukur perubahan tingkat fertilitas karena

perubahan pada tingkat kelahiran akan menimbulkan

perubahan pada jumlah penduduk

  Age Spesific Fertilty Rate (ASFR) atau Angka Fertilitas

Menurut Golongan Umur

Angka fertilitas menurut golongan umur adalah jumlah

kelahiran oleh ibu pada golongan umur tertentu yang

dicatat selam 1 tahun yang dicata per 1000 penduduk

wanita pada golongan umur tertentu apda tahun yang sama.

Angka fertilitas menurut golongan umur ini dimaksudkan

untuk mengatasi kelemahan pada angka kelahiran kasar

karena tingkat kesuburan pada setiap golongan umur tidak

sama hingga gambaran kelahiran menjadi lebih teliti.

  Total Fertility Rate (TFR) atau Angka Fertilitas Total

Angka fertilitas total adalah jumlah angka fertilitas menurut

umur yang dicatat selama 1 tahun.

F. Epidemiologi dalam pelayanan kebidanan

Anda mungkin juga menyukai