Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Ilmu Manajemen Volume … Nomor … – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Surabaya 2016

PENGARUH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA SERTA PELATIHAN


KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN UNIT OPERASIONAL REDRYING &
THRESHING KAREB BOJONEGORO
Oktavian Teguh Purnama
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya
Email :oktavian.teguh.p@gmail.com

Yoyok Soesatyo
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya
Email :yoyoksoesatyo3@gmail.com

Abstract
The high employee performance indicates there possibility an accident level are also high. That is
necessary to apply and their affirmation of the implementation of occupational safety and health. This
study aimed to analyze the influence of occupational safety and health and training on employee
performance. The samples in this study using non-probability sampling technique. The sample
consisted of 238 respondents employees of Cooperative KAREB Bojonegoro. The data collection is
done by using a questionnaire. After that tested the validity, reliability and data analysis technique
processed using SPSS version 18. The results of this study show that health and safety significant
positive effect on employee performance, job training significant positive effect on employee
performance. Simultaneousl. health , safety and job training significantly influence employees
performance amounted to 78,3%, while the remaining 21,7% is explained by other factors.
Keywords : Health and Work Safety, Vocational Training, Employee Performance.

PENDAHULUAN kecelakaan kerja fatal yang terjadi adalah


Adanya persaingan yang semakin kompetitif setiap 100.000 tenaga kerja terdapat 20
menjadikan setiap perusahaan harus orang terkena kecelakaan kerja fatal.
meningkatkan kemampuan yang dimiliki,
salah satunya karyawan. Karyawan Data tersebut didukung dengan data
merupakan aset yang paling berharga bagi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
sebuah perusahaan. Hal ini dikarenakan sebagaimana yang diungkapkan dalam
setiap perusahaan memiliki keunggulan (Tempo.co, 2013) yakni pada tahun 2010, di
tersendiri dalam kemampuan yang dimiliki Indonesia terdapat 98.000 kasuskecelakaan
masing-masing karyawan. Salah satu kerja dengan korban meninggal sebanyak
langkah yang dilakukan perusahaan untuk 1.200 orang. Tahun 2011, terdapat 99.000
menghadapi persaingan tersebut adalah kasus kecelakaan dengan korban meninggal
dengan meningkatkan kinerja karyawan. sebanyak 2.218 orang. Hal tersebut
Kendati demikian, adanya kinerja karyawan menunjukkan bahwa setiap hari di Indonesia
yang semakin tinggi mengindikasikan terdapat 6 orang meninggal akibat
terjadinya kecelakaan kerja yang semakin kecelakaan kerja.
tinggi pula. Hal tersebut dibuktikan oleh data
dari International Labour Organisation (ILO) Adanya fenomena tersebut, maka perlu
sebagaimana yang diungkapkan oleh diterapkan dan adanya penegasan tentang
Muhaimindalam (Beritasatu.com, 2013). pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan
Berdasarkan data tersebut menunjukkan Kerja (K3). Keselamatan kerja merupakan
bahwa kecelakaan kerja di dunia yang upaya penyelamatan bagi para pekerja
mengakibatkan korban fatal kurang terdapat industri dengan tujuan supaya tidak
600 kasus setiap hari, adapun di Indonesia menderita adanya kerusakan fisik yakni
cacat badan sebagai akibat dari kesalahan

63
Jurnal Ilmu Manajemen Volume … Nomor … – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2016

kerja yang tidak menggunakan alat dikarenakan komitmen karyawan terhadap


pengaman (Ismanthono, 2010:153). pentingnya program K3 sangat lemah sebab
Kesehatan kerja didefinisikan oleh komisi karyawan menganggap penerapan program
bersama antara ILO dan World Health K3 yang diterapkan manajemen kurang tepat
Organization (WHO) pada tahun 1950 yakni sasaran. Oleh sebab itu perlu dilakukan
sebagai perlindungan kesejahteraan fisik, penelitian lanjutan untuk perbandingan
mental, dan sosial para karyawan pada dengan penelitian terdahulu karena kondisi
seluruh jabatan dengan sebaik-baiknya K3 di perusahaan yang diteliti berbeda.
(Harrington dan Gill, 2005:3). Adapun
pelaksanaan program Keselamatan dan Selain adanya penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) ini didasarkan pada Kesehatan Kerja (K3), juga pelatihan untuk
tiga alasan pokok yakni moral, hukum, dan meningkatkan kinerja karyawan guna
ekonomi (Kusuma dan Darmastuti, 2010). mempertahankan perkembangan dunia bisnis
Penerapan Keselamatan dan Kesehatan yang mengalami persaingan kompetitif.
Kerja (K3) dengan baik dan sesuai dengan Menurut Mangkunegoro (2001) dalam Boe
prosedur pada dasarnya dapat memberikan (2014) pelatihan merupakan usaha-usaha
manfaat dan dapat meminimalisir yang direncanakan dan diselenggarakan agar
pengeluaran perusahaan dalam membiayai dapat mencapai penguasaan pengetahuan,
karyawan akibat kecelakaan kerja. sikap-sikap, dan skill anggota di organisasi.
Sembiring (2010:55) menyatakan pelatihan
Menurut Mangkunegara (2001:163) sebagai metode untuk mengembangkan
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah keahlian dan kemampuan para karyawan.
suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin Pelatihan yang dilaksanakan dengan baik
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah akan bermanfaat bagi organisasi. Karena
maupun rohaniah tenaga kerja pada manfaat pelatihan adalah memperbaiki.
khususnya, dan manusia pada umumnya,
hasil karya dan budaya untuk menuju Produktivitas tenaga kerja karena kurangnya
masyarakat adil dan makmur. keterampilan, pengetahuan, dan sikap kerja.
Pelatihan dapat dilakukan terhadap setiap
Peneltian yang dilakukan oleh Husni (2012) karyawan yang ada di perusahaan akan
menyatakan bahwa keselamatan dan tetapi, lebih terasa manfaatnya jika
kesehatan kerja mempunyai pengaruh dilakukan terhadap karyawan operasional.
signifikan terhadap kinerja. Hal ini diperkuat
oleh penelitian Gabriel et al.,(2013) yang Karyawan operasional adalah yang lebih
menunjukkan bahwa program keselamatan banyak membutuhkan pelatihan teknis,
dan kesehatan kerja (K3) mempunyai karena karyawan operasional lebih banyak
pengaruh signifikan dan positif terhadap melakukan kegiatan yang sifatnya rutin atau
kinerja karyawan. Penelitian yang dilakukan day to day dibanding dengan karyawan di
P.Katsuro et al., (2010) menunjukkan bahwa level lainnya. Penelitian Zahid (2013),
terdapat hubungan yang positif antara menunjukkan bahwa pelatihan kerja
penerapan program keselamatan dan mempunyai hubungan yang positif dengan
kesehatan kerja terhadap produktivitas kinerja karyawan. Dan ini di perkuat oleh
karyawan. penelitian Leonando (2013) menunjukkan
bahwa pelatihan berpengaruh positif dan
Namun, penelitian yang dilakukan Cudjoe signifikan terhadap kinerja karyawan.
(2011) dan Ezekiel M. Makor et al., (2012)
menyatakan bahwa program keselamatan Unit operasional Redrying & Threshing
dan kesehatan kerja tidak berpengaruh KAREB Bojonegoro merupakan salah satu
signifikan terhadap kinerja karyawan, hal ini badan usaha yang bergerak di bidang

64
Jurnal Ilmu Manajemen Volume … Nomor … – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2016

pengeringan dan pengolahan tembakau serta sarung tangan dan sepatu safety. Mereka
bumbu rokok yang bekerja sama dengan cenderung menggunakan sepatu kets atau
beberapa perusahaan rokok daerah serta sepatu olah raga biasa dengan alasan lebih
perusahaan rokok multinasional seperti PT. praktis. Hal ini tentu saja dapat memicu
BAT Indonesia, Tbk. dan PT. HM berbagai kecelakaan kerja dalam proses
Sampoerna, Tbk. Sampai saat ini Unit operasionalnya.
operasional Redrying & Threshing KAREB
Bojonegoro mengelola 3 unit mesin redrying Tabel 1.Angka Kesehatan Karyawan Unit
berkapasitas total 4,5 ton perjam serta unit Operasional Redrying &Threshing KAREB
threshing berkapasitas 5 ton per jam. Seiring Bojonegoro
dengan meningkatnya permintaan produksi Tahun Jumlah Karyawan Sakit
tembakau kering siap olah, unit operasional 2011 31
Redrying & Thresing KAREB Bojonegoro 2012 27
menuntut untuk karyawan bekerja lebih 2013 39
ekstra, yang tentunya memiliki beban kerja 2014 34
yang cukup tinggi sehingga resiko 2015 32
kecelakaan kerja yang dihadapi oleh para (Sumber : Data Lapangan Tahun 2016)
pekerja juga tinggi.
Berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui
Berdasarkan keterangan dari Bapak Imam bahwa dalam rentan waktu 2011 sampai
selaku Kepala Seksi Sistem Manajemen 2015 karyawan yang mengalami gangguan
SDM, pada aktivitas sehari-hari karyawan kesehatan jumlahnya fluktuatif dalam arti
unit Redrying & Threshing KAREB setiap tahun angka kecelakaan kerja bisa
Bojonegoro masih terlihat hasil kerja yang bertambah dan juga bisa berkurang.
fluktuatif tidak mengalami peningkatan yang Gangguan kesehatan yang dialami karyawan
konsisten. Padahal perusahaan telah sangat bervariatif, contohnya karyawan
menerapkan program-program yang dapat mengalami sesak nafas dan perlu
memacu kinerja karyawan. Salah satunya mendapatkan penanganan medis di
adalah program kesehatan dan keselamatan karenakan karyawan tidak menggunakan
kerja. Program keselamatan dan kesehatan masker pada saat bekerja. Adapula karyawan
kerja dilakukan untuk mengantisipasi dan yang mengalami pusing sakit epala akibat
mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang tidak tahan terhadap bau tembakau yang
sesuai dengan Peraturan Pemerintah tentang menyengat. Serta karyawan mengalami sakit
K3 pada pasal 3 ayat 1 Undang-Undang perut atau diare akibat pada saat bekerja
No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja tidak memakai sarung tangan sedangkan
dan Undang-Undang No. 13 tahun 2003 keadaan lingkungn kerja mengharuskan
tentang ketenagakerjaan yang menyatakan untuk memakai sarung tangan, selain untuk
kewajiban pengusaha melindungi tenaga melindungi tangan juga untuk menjaga agar
kerja dari potensi bahaya yang dihadapi. tangan tetap bersih.

Namun fakta dilapangan menunjukan bahwa Lalu menurut keterangan yang di dapatkan
tidak sedikit karyawan yang sering lalai dari Ibu Made selaku staf SDM, tidak ada
dalam hal penggunaan peralatan penunjang program pelatihan yang diberikan kepada
keselamatan kerja. Karyawan yang di karyawan baru Redrying &Threshing
dominasi perempuan ini sering tidak KAREB Bojonegoro divisi pengolahan
menggunakan sepatu serta sarung tangan tembakau. Hal ini dikarenakan deskripsi
dalam melaksanakan pekerjaan. Lalu pada kerja karyawan bagian ini dianggap terlalu
bagian gudang juga banyak dijumpai mudah sehingga karyawan baru bisa
karyawan yang lalai tidak menggunakan langsung belajar dari para senior mereka

65
Jurnal Ilmu Manajemen Volume … Nomor … – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2016

dengan cara mengamatinya. Selain itu melakukan pekerjaan. Sedangkan menurut


banyak karyawan pada divini ini yang Padminingsih (2007) menyatakan
merupakan karyawan kontrak musiman, keselamatan kerja adalah upaya
sehingga tidak mungkin untuk memberikan perlindungan yang ditujukan agar tenaga
pelitahan kerja kepada karyawan setiap kali kerja dan orang lain yang berada ditempat
musim panen tembakau tiba. kerja selalu dalam keadaan selamat, serta
agar setiap sumber produksi digunakan
Hanya beberapa karyawan yang secara aman dan efisien.
mendapatkan program pelatihan khusus Dari berbagai pendapat diatas dapat diambil
sesuai divisi masing-masing dari perusahaan, kesimpulan bahwa keselamatan kerja
seperti divisi tekhnik, divisi laboraturium, merupakan suatu upaya perlindungan
divisi maintenance, quality control, terhadap karyawan pada saat bekerja dan
pengawas produksi (mandor) serta jajaran berada dalam lingkungan tempat kerja dari
direksi perusahaan. Ada program latihan resiko kecelakaan untuk berusaha mencegah
rutin yang di berikan pada jajaran direksi dan bahkan menghilangkan penyebab terjadi
perusahaan contohnya, setiap setahun atau kecelakaan.
dua tahun sekali dilakukan pelatihan
Leadership untuk para jajaran direksi. Menurut Mangkunegara (2001:161)
Sedangan untuk karyawan divisi tekhnik, kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi
laboraturium, maintenance, quality control, yang bebas dari kondisi yang bebas dari
serta pengawas produksi akan mendapatkan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang
pelatihan kerja sekali saat karyawan tersebut disebabkan oleh lingkungan kerja. Resiko
memulai bekerja di perusahaan sebagai kesehatan kerja merupakan faktor-faktor
karyawan baru. dalam lingkungan kerja yang bekerja
melebihi periode waktu yang telah
Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk ditentukan, lingkungan kerja dapat
menganalisis pengaruh Keselamatan dan menyebabkan atau membuat stress emosi
Kesehatan Kerja (K3) dan pelatihan secara dan gangguan fisik.
bersama-sama terhadap kinerja karyawan.
Suma’mur (1996:1) berpendapat bahwa
KAJIAN PUSTAKA keselamatan kerja adalah spesialisasi dari
Kesehatan dan Keselamatan Kerja ilmu kesehatan atau kedokteran beserta
prakteknya yang bertujuan agar pekerja
Menurut Mangkunegara (2001:161) ataupun masyarakat memperoleh derajat
keselamatan kerja menunjukkan kondisi kesehatan yang setinggi-tingginya baik fisik,
yang aman atau selamat dari penderitaan, mental maupun sosial, dengan usaha-usaha
kerusakan atau kerugian ditempat kerja. preventif dan kuratif terhadap factor-faktor
Resiko keselamatan kerja merupakan aspek- pekerjaan, lingkungan kerja dan terhadap
aspek dari dari lingkungan kerja yang dapat penyakit umum.
menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran Berdasarkan definisi di atas, dapat
listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah disimpulkan bahwa kesehatan kerja
tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan merupakan suatu usaha perlindungan
pendengaran. karyawan agar karyawan dapat terjaga dari
lingkungan kerja yang dapat merugikan
Menurut Suma’mur (1996:1) keselamatan kesehatan karyawan dengan cara preventif
kerja adalah keselamatan yang berkaitan maupun kuratif sehingga memungkinkan
dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan karyawan untuk dapat bekerja secara
proses pengolahannya, landasan tempat kerja optimal.
dan lingkungannya serta cara-cara

66
Jurnal Ilmu Manajemen Volume … Nomor … – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2016

Pelatihan Kerja serta sikap-sikap anggota organisasi atau


Pelatihan atau pengembangan SDM (Sumber pegawai.
Daya Manusia) merupakan proses secara
sistematis mengubah tingkah laku pegawai Berdasarkan dari uraian di atas bahwa
untuk mencapai tujuan perusahaan atau terdapat berbagai definisi dari para pakar
organisasi. Menurut Bambrough (1998) terkait pelatihan.Penulis menyimpulkan dari
dalam Nur, Hadi (2014:374) pelatihan berbagai definisi tersebut bahwa pelatihan
mempunyai arti sebagai akusisi dari adalah usaha-usaha berencana untuk
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang mengembangkan pengetahuan dan
memberikan kemampuan pada manusia keterampilan meliputi tindakan, pikiran,
untuk mencapai tujuan individual dan kecakapan dan sikap dalam pekerjaan agar
organisasi saat ini dan masa depan. Menurut mencapai tujuan dari organisasi atau
Veithzal Rivai (2005:226) pelatihan adalah perusahaan. Pelatihan sebagai usaha-usaha
bagian pendidikan yang menyangkut proses yang dilakukan oleh perusahaan dengan
belajar untuk memperoleh dan meningkatkan mengemas pelatihan agar mencapai tujuan
keterampilan di luar sistem pendidikan yang yang diinginkan organisasi atau perusahaan
lebih mengutamakan pada praktek daripada Kata Kinerja merupakan elemen penting
teori. Pelatihan menurut Sembiring dalam kemajuan suatu perusahaan. Adanya
(2010:55) merupakan salah satu cara untuk pencapaian yang maksimal dari tujuan
mengembangkan kemampuan dan keahlian perusahaan merupakan buah dari kinerja
para karyawan atau pekerja sehingga dapat suatu tim atau individu, apabila terjadi
memahami teknologi yang selalu kegagalan maka hal tersebut juga merupakan
berkembang serta menyesuaikan diri dari akibat dari kinerja karyawan (Husni, 2013).
waktu ke waktu.
Kinerja
James berpandangan pelatihan merupakan Mangkunegara (2001:67), mengemukakan
usaha untuk meningkatkan efektivitas pengertian kinerja adalah hasil kerja secara
kegiatan atau pekerjaan, dan kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
Sastrohadiwirion (2002:199) dalam Boe, seorang karyawan dalam melaksanakan
(2014) pelatihan sebagai proses membantu tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
tenaga kerja untuk untuk memperoleh yang diberikannya.
efektivitas dalam pekerjaan mereka yang
sekarang atau akan datang untuk Kinerja merupakan tindakan atau cara yang
memperoleh efektivitas dalam pekerjaan dilakukan oleh seseorang baik dalam satu
mereka yang sekarang atau akan datang tim maupun secara individu dalam
untuk memperoleh efektivitas dalam menyelesaikan pekerjaan atau tugas (Rai,
pekerjaan mereka yang sekarang atau akan 2008:41). Definisi lain dari kinerja
datang untuk memperoleh efektivitas dalam sebagaimana tertuang dalam Peraturan
pekerjaan mereka yang sekarang atau akan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8
datang untuk memperoleh efektivitas dalam Tahun 2006 adalah keluaran/hasil dari
pekerjaan mereka yang sekarang atau akan kegiatan/program yang hendak atau telah
datang untuk memperoleh efektivitas dalam dicapai sehubungan dengan penggunaan
pekerjaan mereka yang sekarang atau akan anggaran dengan kuantitas dan kualitas
datang dengan pengembangan kebiasaan terukur. Soemohadiwidjojo (2015:10)
tindakan, pikiran, pengetahuan, kecapakan, mendifinisikan kinerja sebagai hasil dari
dan sikap yang layak. Mangkunegara (2001) pencapaian kerja seseorang atau kelompok
dalam Boe, (2014) pelatihan sebagai usaha- dalam kurun waktu tertentu yang sesuai
usaha berencana yang diselenggarakan untuk dengan lingkup wewenang dan tanggung
mencapai penguasaan pengetahuan, skill, jawab masing-masing.

67
Jurnal Ilmu Manajemen Volume … Nomor … – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2016

kinerja karyawan karyawan.


Berdasarkan beberapa definisi kinerja di H3: Diduga Keselamatan Dan
atas, dapat disimpulkan bahwa definisi Kesehatan Kerja (K3) dan
kinerja adalah pencapaian hasil kerja dari pelatihan kerja secara bersama –
tindakan yang dilakukan oleh individu sama berpengaruh positif
maupun kelompok dalam suatu organisasi terhadap kinerja karyawan.
pada periode waktu tertentu yang sesuai
dengan tugas dan tanggung jawab masing- METODE PENELITIAN
masing. Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian
Kesehatan dan Keselamatan Kerja kausal.Menurut Sugiono (2012:37)
dengan Kinerja Karyawan Penelitian kausal adalah penelitian yang
Hasil penelitian dari Geoffrey Abuga (2012) bersifat sebab akibat. Penelitian ini
menyatakan bahwa Program K3 mempunyai bermaksud memahami variabel mana yang
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja mempengaruhi dan variabel mana yang
karyawan, selain itu penelitian dari merupakan akibat. Kemudian mencari tahu
HusniMuhammad (2012) menyatakan bahwa seberapa besar pengaruh variabel
Program K3 dan Kompensasi mempunyai independen terhadap variabel
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja dependen.Penelitian ini menggunakan
karyawan. Namun lain hal nya Ezekiel M. pendekatan kuantitatif dengan metode
Makor et.al.(2012) menyatakan bahwa penelitian survei.
Program K3 tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja karyawan. Populasi dalam penelitian ini adalah
beberapa divisi yang ada dalam Unit
Pelatihan Kerja dengan Kinerja operasional Redrying & Thresing KAREB
Karyawan Bojonegoro yang berjumlah 742 orang yang
Hasil penelitian dari Zahid, terdiri 1 orang direktur, 5 orang bagian
(2013)menunjukan bahwa Pelatihan koordinasi, 3 orang kepala bagian, 26 orang
mempunyai hubungan yang positif dengan bagian administrasi dan 624 orang bagian
kinerja karyawan. Selain itu hasiul penelitian produksi..Teknik pengambilan sampel
dari Afshan Sultana, (2012) Hasil adalah dengan menggunakan rumus Isaac
analisis menunjukan bahwa ada pengaruh dan Michael, sehingga sampel yang
positif yang kuat pada kinerja pelatihan dari digunakan untuk penelitian ini adalah
karyawan. Juga hasil penelitian dari sebanyak 238 orang dari 742 populasi.
Leonando Agusta (2013) menunjukan bahwa
Pelatihan berpengaruh positif dan signifikan Variabel bebas yang digunakan dalam
terhadap kinerja karyawan. penelitian ini yaitu Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (X1), Pelatihan Kerja
Hipotesis Penelitian (X2) sedangkan variabel terikat digunakan
Berdasarkan telaah pustaka dan penelitian dalam penelitian ini yaitu Kinerja Karyawan
terdahulu, maka hipotesis yang digunakan (Y1). Indikator Kesehatan dan Keselamatan
dalam penelitian ini dapat dirumuskan Kerja (X1) yaitu Membuat kondisi kerja
sebagai berikut: yang aman, Pendidikan dan pelatihan
H1: Diduga Keselamatan Dan kesehatan dan keselamatan kerja, Penciptaan
Kesehatan Kerja (K3) lingkungan kerja yang sehat, Pelayanan
berpengaruh positif terhadap kebutuhan karyawan, Pelayanan kesehatan.
kinerja karyawan Indikator untuk Pelatihan kerja (X2) yaitu
H2: Diduga pelatihan kerja Materi Pelatihan, Metode Pelatihan, Pelatih
berpengaruh positif terhadap

68
Jurnal Ilmu Manajemen Volume … Nomor … – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2016

(instruktur), Peserta Pelatihan, Sarana dilaporkan peneliti dengan data yang


Pelatihan, Evaluasi Pelatihan. Indikator sesungguhnya terjadi pada obyek
untuk Kinerja Karyawan (Y) yaitu Kuantitas penelitian.Dasar pengambilan keputusannya
kerja, Kualitas kerja, Kreatifitas kerja, yaitu, apabila rhitung positif dan rhitung > rtabel,
Pengetahuan kerja. maka pernyataan tersebut valid.

Skala pengukuran yang digunakan dalam Menurut Sugiyono (2012:121), instrumen


penelitian ini adalah skala Likert. Dengan yang reliabel, apabila digunakan beberapa
skala Likert, maka variabel yang akan diukur kali untuk mengukur obyek yang sama,
dijabarkan menjadi indikator variabel. Skala maka akan menghasilkan data yang sama.
Likert digunakan untuk mengetahui seberapa Reliabilitas berkenaan dengan derajat
kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan konsistensi dan stabilitas data atau temuan.
pernyataan.Adapun skor yang diberikan dari Dalam pandangan kuantitatif, suatu data
skala likert adalah sangat buruk diberiskor 1, dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih
buruk 2, baik diberi skor 3 dan sangat baik peneliti sama dalam waktuberbeda,
diberiskor 4. menghasilkan data yang sama, atau dua
kelompok data bila dipecah menjadi dua
Metode pengumpulan data yang digunakan akan menunjukkan data yang sama.Suatu
dalam penelitian ini adalah data dikatakan reliabel apabila nilai (α) lebih
metodekuesioner, metode wawancara dan besar dari 0,6 dan apabila kurang dari 0,6
metodedokumentasi.Kuesioner dalam maka dinyatakan tidak reliabel.
penelitian ini digunakan untuk medapatkan
data tentang identitas responden dan variabel Uji asumsi klasik terdiri dari empat
penelitian, yaitu Keselamatan dan Kesehatan pengujian, yaitu: (1) uji multikolenieritas
Kerja (K3) serta Pelatihan Kinerja untuk mendeteksi adanya korelasi antar
Karyawan.Wawancara dilakukan oleh variabel independen dalam persamaan
peneliti terhadap pimpinan maupun regresi dengan cara menghitung variance
karyawan untuk mengetahui informasi atau inflation factor (VIF), (2) uji
data-data yang dibutuhkan dalam heteroskedastisitas dengan menggunakan
penelitian.Metode dokumentasi dilakukan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi
dengan caramencatat informasi tentang variabel terikat yaitu ZPRED dengan
perusahaan yang dibutuhkan dari dokumen residualnya yaitu SRESID, (3) uji normalitas
dan data-data lain yang dapat menunjang dengan menggunakan grafik dan (4) uji
penelitian. linieritas dengan menggunakanUji Durbin
Watson.
Uji instrument penelitian yang digunakan
adalah uji validitas, uji reliabilitas dan Teknik analisis dilakukan dalam dua tahap.
ujiasumsi klasik.Menurut Sugiyono Pertama adalah analisis statistik deskriptif
(2012:121), hasil penelitian yang valid, digunakan untuk mendeskripsikan variabel
apabila terdapat kesamaan antara data yang keselamatan dan kesehatan kerja (K3),
terkumpul dengan data yang sesungguhnya pelatihan, danOrganiziational Citizenship
terjadi pada obyekyang diteliti. Instrumen Behaviordengan cara mendistribusikan item-
yang valid berarti alat ukur yang digunakan item dari masing-masing variabel. Setelah
untuk mendapatkan data atau untuk keseluruhan data terkumpul, maka
mengukur tersebut itu adalah valid. Valid selanjutnya yaitu mengolah data dan
berarti instrumen tersebut dapat digunakan mentabulasikan ke dalam tabel frekuensi,
untuk mengukur apa yang seharusnya kemudian membahas data yang diolah
diukur. Sehingga data yang valid adalah data tersebut secara deskriptif.Tolok ukur dari
yang tidak berbeda antara data yang pendeskripsian tersebut adalah dengan

69
Jurnal Ilmu Manajemen Volume … Nomor … – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2016

pemberian angka, baik dalam jumlah Berdasarkan uji asumsi klasik menunjukan
maupun presentase. Nilai Tolerance dari kedua variabel bebas
lebih besar dari 0,1. Begitu juga dengan
kedua nilai VIF yang kurang dari 10,
Keterangan: sehingga dapat disimpulkan model regresi
Y=Kinerja karyawan bebas dari multikolinieritas.Hasil dari uji
a = Konstan normalitas menunjukan bahwa sebaran data
Koefisisien regresi Keselamatan menyebar di sekitar garis diagonal dan
dan Kesehatan Kerja (K3) mengikuti garis tersebut, Sehingga dapat
disimpulkan bahwa model regresi
berdistribusi normal. Pada uji
heterokesdasitas, dapat diketahui bahwa
kedua variabel bebas memiliki signifikansi
masing-masing 0,324 dan 0,101 karena
Pengujian hipotesis mengenai pengaruh signifikansi lebih dari 0,05, maka dapat
variabel bebas terhadap variabel terikat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak
menerapkan uji F dan uji t statistik. ada masalah heterokesdatisitas. Kuesioner
pengujian pengaruh dari variabel-variabel yang disebarkan dalam penelitian ini
bebas secara simultan terhadap variabel sebanyak 238 responden kemudian diolah
terikat, maka dilakukan dengan menggunakan alat analisis regresi linear
menggunakan uji F.Cara yang digunakan berganda.
adalah dengan membandingkan nilai Fhitung Perhitungan data dilakukan dengan
dengan Ftabeldengan tingkat alpha 0,05 (α = menggunakan Statistic Program of Social
5%) apabila Fhitung> Ftabel atau signifikan Science (SPSS) Versi 18 for windows. Hasil
probabilitas ≤ 0,05 maka H0 ditolak, berarti uji analisis regresi linier berganda dapat
variabel bebas yang diuji mempunyai dilihat pada table 2 :
pengaruh yang signifikan terhadap variabel Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Linier
terikat, sebaliknya apabila Fhitung< Ftabel atau Berganda
signifikan probabilitas kesalahan > 0,05 Model B Thitung ttabel
maka H0 diterima (Sugiono, 2007:235). Constant 0,403 3,614 1,67
X1 0,872
Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi X2 0,072
masing-masing variabel bebas secara parsial Fhitung 422,883
atau untuk mengetahui variabel bebas mana
Ftabel 3,614
yang lebih berpengaruh diantara kedua
variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji t R2 0,783
dilakukan dengan membandingkan thitung (Sumber :Hasil Analisis SPSS 18)
terhadap ttabeldengan tingkat alpha 0,05 (α =
5%) apabila thitung> ttabel atau signifikan Berdasarkan tabel2 dapat digunakan untuk
probabilitas ≤ 0,05 maka H0 ditolak, berarti menyusun model persamaan regresi linier
variabel bebas yang diuji mempunyai berganda sebagai berikut:
hubungan yang signifikan dengan variabel
terikat. Sebaliknya, apabila thitung< ttabel atau Y= 0,403 + 0,872 X1 + 0,072 X2 + e
signifikan probabilitas kesalahan > 0,05 Konstanta sebesar 9,270 menyatakan bahwa
maka H0 diterima (Sugiyono, 2007:231). apabila keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) (X1) dan pelatihan (X2) sama dengan 0
Hasil atau tetap, maka Kinerja (Y) nilainya sebesar
0,403. Artinya apabila keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) dan pelatihan tidak

70
Jurnal Ilmu Manajemen Volume … Nomor … – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2016

berubah, maka KinerjaUnit operasional pengaruh yang positif signifikan terhadap


Redrying & Threshing KAREB kinerja karyawan (Y) pada unit operasional
Bojonegoroakan tetap 0,403. Redrying & Threshing KAREB Bojonegoro.
Hal ini terlihat pada koefesien regresi
Koefisien regresi X1 sebesar 0,872 variabel keselamatan dan kesehatan kerja
menyatakan bahwa setiap penambahan (X1) yang mempunyai tanda positif sebesar
keselamatan dan kesehatan kerja, maka 21,836 dan hasil uji signifikansi t sebesar
kinerja karyawan akan meningkat sebesar 0,000 yang menunjukkan bahwa variabel
0,872.Koefisien regresi X2 sebesar 0,072 keselamatan dan kesehatan kerja (X1)
menyatakan bahwa setiap penambahan mempunyai pengaruh yang signifikan
pelatihan kerja, maka kinerja karyawan akan terhadap kinerja karyawan (Y) pada Unit
meningkat sebesar 0,072 operasional Redrying & Threshing KAREB
Bojonegoro.
R sebesar 0,885 (>0,5) menunjukkan bahwa
korelasi antara kinerja karyawan dengan dua Hal ini disebabkan program K3 yang
variabel independennya yaitu keselamatan diberikan perusahaan terhadap karyawan
dan kesehatan kerja serta pelatihan kerja Unit operasional Redrying & Threshing
adalah sangat kuat. 2. Angka R square KAREB Bojonegoro sangat membantu
atau koefisien determinasi adalah 0,783, hal untuk meningkatkan kinerja karyawan
ini berarti 78,3% variasi dari variabel kinerja karena dengan hampir seluruh kegiatannya
karyawan dapat dijelaskan oleh variabel yang berada dilapangan dan dapat
independen keselamatan dan kesehatan kerja menimbulkan sebuah musibah ataupun
serta pelatihan kerja. Sedangkan sisanya kecelakaan kerja kapan saja.Program ini
(100% - 78,3 = 21,7%) dijelaskan oleh dinilai oleh karyawan dapat memberikan
variabel-variabel lain. rasa aman dalam melaksankan tanggung
jawabnya.
Uji F digunakan untuk melakukan pengujian
pengaruh dari variabel-variabel bebas secara Salah satu program K3 yang membuat
simultan terhadap variabel terikat.Hasil uji F karyawan merasa nyaman dan aman ialah
dapat dilihat dari tabel 2. pengecekan kondisi mesin baik mesin-mesin
produksi maupun mesin forklift serta truck
Berdasarkan tabel 2, nilai F hitung adalah pengangkut tembakau oleh divisi teknik dan
422,883 dengan tingkat signifikansi 0,000. maintenance guna memastikan bahwa
Karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil mesin-mesin tersebut siap untuk digunakan
dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa dan tidak membahayakan karyawan dalam
variabel independen keselamatan dan proses operasional. Program ini dinilai
kesehatan kerja serta pelatihan kerja secara karyawan sangat efisien dan efektif serta
bersama-sama mempunyai pengaruh yang dapat memunculkan rasa aman dalam diri
signifikan terhadap kinerja karyawan. karyawan saat melaksakan tanggung
jawabnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian Program K3 selanjutnya ialah pembiayaan
Pengaruh kesehatandan keselamatan penuh terhadap karyawan yang mengalami
kerja terhadap kinerja karyawan kecelakaan kerja saat karyawan sedang
menjalankan tugasnya baik saat berada
Berdasarkan perhitungan analisis statistik, didalam maupun diluar area perusahaan.
dapat diketahui bahwa variabel keselamatan Yang dimaksud diluar area perusahaan
dan kesehatan kerja (X1) mempunyai adalah ketika karyawan dalam perjalanan
akan berangkat kerja ataupun pulang kerja,

71
Jurnal Ilmu Manajemen Volume … Nomor … – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2016

serta untuk driver yang sedang mengirimkan mengembangkan kemampuan mereka untuk
tembakau untuk di olah di perusahaan memaksimalkan hasil pengolahan tembakau.
ataupun tembakau hasil olahan kepada
konsumen dan ditengah jalan mengalami Untuk karyawan yang menempati divisi
sebuah musibah maka seluruh pembiayaan tekhnik, divisi laboraturium, divisi
yang diakibatkan musibah ini akan maintenance, quality control, pengawas
ditanggung oleh perusahaan. Hal ini produksi (mandor), pihak manajemen akan
membuat karyawan lebih fokus terhadap memberikan program pelatihan kerja sesuai
kinerjanya. dengan posisi kerja yang mereka tempati
karena di butuhkan kemampuan khusus
Hasil penelitian diatas sesuai dengan hasil untuk melaksanakan deskripsi pekerjaan
penelitian dari Abuga (2012) dan Yusuf et sesuai dengan masing-masing divisi serta
al. (2012) yang mengemukakan adanya untuk menjaga kestabilan kualitas produksi.
pengaruh yang positif dan signifikan antara Sedangkan untuk jajaran direksi terdapat
keselamatan dan kesehatan kerja terhadap agenda rutin pelatihan khusus Leadership
kinerja karyawan. yang dilakukan setiap setahun atau dua tahun
sekali guna memperbaiki kualitas
Pengaruh pelatihan kerja terhadap manajemen yang diterapkan di perusahaan.
kinerja karyawan
Hasil penelitian diatas sesuai dengan
Berdasarkan hasil analisis statistik dapat penelitian yang dilakukan James (2014) dan
diketahui bahwa variabel pelatihan kerja Zahid (2013) menunjukkan bahwa pelatihan
(X2) secara parsial memliki pengaruh positif berpengaruh positif dan signifikan terhadap
terhadap kinerja karyawan (Y) unit kinerja karyawan.
operasional Redrying & Threshing KAREB
Bojonegoro, hal ini terlihat dari nilai PENUTUP
signifikasi variabel pelatihan kerja (X2) Simpulan
sebesar 0,036 (<0,05). Dari hasil analisis ada pengaruh kesehatan
dan keselamatan kerja terhadap kinerja
Program pelatihan kerja yang diberikan karyawan.Hal tersebut menunjukkan bahwa
perusahaan terhadap karyawan berpengaruh semakin baik program kesehatan dan
kecil untuk meningkatkan kinerja keselamatan kerja yang dilakukan
karyawan.Hal ini disebabkan karena tidak perusahaan akan meningkatkan kinerja
semua karyawan Unit operasional Redrying karyawan unit operasional Redrying &
& Threshing KAREB Bojonegoro diberikan Threshing KAREB Bojonegoro.
program pelatihan kerja.
Dari hasil analisis ada pengaruh pelatihan
Sebagai contoh, tidak adanya program kerja terhadap kinerja karyawan.Hal tersebut
pelatihan khusus yang diberikan pihak menunjukkan bahwa semakin baik program
manajemen kepada karyawan baru pada pelatihan kerja yang dilakukan perusahaan
divisi pengolahan tembakau.Para karyawan akan meningkatkan kinerja karyawan unit
baru bisa belajar sendiri dari para senior operasional Redrying & Threshing KAREB
mereka karena di anggap deskripsi kerja Bojonegoro.
karyawan di bagian pengolahan tembakau
terlalu mudah dan tidak di butuhkan Dari hasil analisis ada pengaruh kesehatan
kemampuan khusus.Namun hal ini tentu saja dan keselamatan kerja serta pelatihan kerja
berpengaruh terhadap hasil kinerja secara simultan terhadap kinerja karyawan
karyawan.Para karyawan tidak bisa

72
Jurnal Ilmu Manajemen Volume … Nomor … – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2016

unit operasional Redrying & Threshing ResearchVol. 1 No. 12 December


KAREB Bojonegoro. 2013.

Saran Ezekiel M. Makor, O. M. J. Nandi, J. K.


Diharapkan perusahaan lebih sering Thuo dan Kadian W. Wanyonyi.
melakukan pengecekan alat-alat penunjang (2012). “Influence Of Occupational
kesehatan dan keselamatan kerja serta Health And Safety Programmers On
mesin-mesin produksi secara berkala agar Performance Of Manufacturing
dapat memberikan rasa aman pada karyawan Firms In Western Province, Kenya”.
pada saat bekerja melakukan tugasnyayang African Journal of History and
nantinya akan dapat menunjang Culture (AJHC) Vol. 4(4), pp. 46-58,
meningkatnya kualitas dan kuantitas May 2012.
produksi perusahaan.
Hamdi dan Baharuddin. (2014). Metode
Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan Penelitian Kuantitatif Aplikasi
untuk menambah variabel yang menunjang Dalam Pendidikan. Yogayakarta:
penelitian ini dan harap memperhatikan Deepublish.
perusahaan yang akan diteliti juga. Harahap, P. (2012, February 07). Dipetik
Desember 23, 2015, dari
DAFTARPUSTAKA Kompasiana:
Aditya dkk. (2015). Pengaruh Pelatihan http://www.kompasiana.com/primor
Terhadap Kompetensi dan Kinerja aharahap/strategi-kesiapan-dunia-
Karyawan. Jurnal Ilmu Administrasi usaha-menghadapi-globalisasi-
Universitas Brawijaya,Vol. 27 No. dunia-di-era-keterbukaan-teknologi-
2. informasi_550dbfd1813311d22bb1e
58d
Ardansyah dan Wasilawati. (2014).
“Pengawasan, Disiplin Kerja, Dan Harrington, J., dan Gill, F. (2005). Buku
Kinerja Pegawai Badan Pusat Statistik Saku Kesehatan Kerja (terjemah
Kabupaten Lampung Tengah”. JMK, Sudjoko Kuswadji) Edisi 3. Jakarta:
Vol.16, No.2, September 2014, 153- Buku Kedokteran EGC.
162, ISSN 1411-1438 print/ISSN
2338-8234 online, 155. http://www.beritasatu.com/ekonomi/91919-
Bahri, Syamsul dan Zamzam Fahkry.(2014). kecelakaan-kerja-di-indonesia-
Model Penelitian Kuantitatif masih-tinggi.html (Diakses
Berbasis Sem-Amos. Yogyakarta: Desember 21, 2015)
Budi Utama.
http://www.tempo.co/read/opiniKT/2013/01/
Boe. (2014). Pengaruh Program Pelatihan
15/3502/Tingginya-Angka-
Dan Motivasi Kerja Terhadap
Kecelakaan- (Diakses Desember 23,
Kinerja Pegawai Negeri Sipil,
2015)
Journal ISSN: 2337-3067.
Dwomoh, Owosu, dan Addo. (2013). Husni, M. (2013). Pengaruh Program K3
“Impact of occupational health and Dan Kompensasi Terhadap Kinerja
safety policies on employees’ Karyawan Pada PT. Wijaya Karya
performance in the Ghana’s timber (Persero) Tbk Pekanbaru.
industry: Evidence from Lumber and
Logs Limited”. International
Journal of Education and

73
Jurnal Ilmu Manajemen Volume … Nomor … – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2016

ILO. (2013). Keselamatan dan Kesehatan Rai, I. G. (2008). Audit Kinerja pada Sektor
Kerja, Sarana untuk Produktivitas. Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Jakarta: Score : ILO Jakarta.
Sembiring, (2010). Smart HRD: Perusahaan
Ismanthono, H. W. (2010). Kamus Istilah Tenang, Karyawan Senang, Jakarta:
Ekonomi dan Bisnis. Jakarta: Jagarasa.
Kompas Media Nusantara.
Septian, Reza. (2013). “Pengaruh Pelatihan
Kusuma, Ibrahim J. dan Darmastuti, Istu. Terhadap Kinerja Karyawan ERHA
(2010). “Pelaksanaan Program Clinic BANDUNG”. Penelitian
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Ilmiah. Universitas Widyatama.
Karyawan PT. Bitratex Industries Soemohadiwidjojo, A. T. (2015). Panduan
Semarang”. Jurnal Studi Praktis Menyusun KPI.
Manajemen&Organisasi Vol.7 No.1
2010, 44. Sugiyono.(2014). Metode Penelitian
Manajemen. Bandung: Alfabeta.
Mahmudi, 2005, Manajemen Kinerja Sektor Suliyanto.(2005). Analisis Data Dalam
Publik, Yogyakarta: UPP AMP Pemasaran. Bogor. Ghatra.
YKPN. Indonesia.
Tim Penyusun. 2006. Panduan Penulisan
Mulyadi. (2013). “Pengaruh Kesehatan Dan Skripsi. Surabaya: Universitas
Keselamatan Kerja (K3) Terhadap Negeri Surabaya.
Kinerja Karyawan PT. Emitraco Torp, S.,dan B.E Moen. 2006. “The Effects
Investama Mandiri Divisi of Occupational Health and Safety
Engineering”. Economicus Jurnal Management on Work Environment
Ilmiah-Pusma Pertiwi ISSN: 2085- and health: A Prospective Study”.
8205 Volume 6, No.1, Maret 2013, Applied Ergonomics. Vol 37, pp.
4. 776-782.
Undang-Undang Ketenagakerjaan.No. 13
Munir, M. (2014). “Analisa Performance Tahun 2003.
Atribut Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (K3) Terhadap Peningkatan
Kinerja Karyawan:. Jurnal Sketsa
Bisnis Vol 1 No.1 Edisi Agustus
2014, 47.

Nur, Hadi. (2014). The 1 st Academic


Symposium on Integrating
Knowledge (The 1 st Asik).
Malaysia: Ibnu Sina Institues

Paramita, Catarina C.P,. dan Wijayanto,


Andi. (2012). “Pengaruh
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Terhadap Prestasi Kerja Karyawan
Pada PT. PLN (Persero) APJ
Semarang”. Jurnal Administrasi
Bisnis Volume 1 Nomor 1 September
2012, 2.

74

Anda mungkin juga menyukai