Yoyok Soesatyo
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya
Email :yoyoksoesatyo3@gmail.com
Abstract
The high employee performance indicates there possibility an accident level are also high. That is
necessary to apply and their affirmation of the implementation of occupational safety and health. This
study aimed to analyze the influence of occupational safety and health and training on employee
performance. The samples in this study using non-probability sampling technique. The sample
consisted of 238 respondents employees of Cooperative KAREB Bojonegoro. The data collection is
done by using a questionnaire. After that tested the validity, reliability and data analysis technique
processed using SPSS version 18. The results of this study show that health and safety significant
positive effect on employee performance, job training significant positive effect on employee
performance. Simultaneousl. health , safety and job training significantly influence employees
performance amounted to 78,3%, while the remaining 21,7% is explained by other factors.
Keywords : Health and Work Safety, Vocational Training, Employee Performance.
63
Jurnal Ilmu Manajemen Volume … Nomor … – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2016
64
Jurnal Ilmu Manajemen Volume … Nomor … – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2016
pengeringan dan pengolahan tembakau serta sarung tangan dan sepatu safety. Mereka
bumbu rokok yang bekerja sama dengan cenderung menggunakan sepatu kets atau
beberapa perusahaan rokok daerah serta sepatu olah raga biasa dengan alasan lebih
perusahaan rokok multinasional seperti PT. praktis. Hal ini tentu saja dapat memicu
BAT Indonesia, Tbk. dan PT. HM berbagai kecelakaan kerja dalam proses
Sampoerna, Tbk. Sampai saat ini Unit operasionalnya.
operasional Redrying & Threshing KAREB
Bojonegoro mengelola 3 unit mesin redrying Tabel 1.Angka Kesehatan Karyawan Unit
berkapasitas total 4,5 ton perjam serta unit Operasional Redrying &Threshing KAREB
threshing berkapasitas 5 ton per jam. Seiring Bojonegoro
dengan meningkatnya permintaan produksi Tahun Jumlah Karyawan Sakit
tembakau kering siap olah, unit operasional 2011 31
Redrying & Thresing KAREB Bojonegoro 2012 27
menuntut untuk karyawan bekerja lebih 2013 39
ekstra, yang tentunya memiliki beban kerja 2014 34
yang cukup tinggi sehingga resiko 2015 32
kecelakaan kerja yang dihadapi oleh para (Sumber : Data Lapangan Tahun 2016)
pekerja juga tinggi.
Berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui
Berdasarkan keterangan dari Bapak Imam bahwa dalam rentan waktu 2011 sampai
selaku Kepala Seksi Sistem Manajemen 2015 karyawan yang mengalami gangguan
SDM, pada aktivitas sehari-hari karyawan kesehatan jumlahnya fluktuatif dalam arti
unit Redrying & Threshing KAREB setiap tahun angka kecelakaan kerja bisa
Bojonegoro masih terlihat hasil kerja yang bertambah dan juga bisa berkurang.
fluktuatif tidak mengalami peningkatan yang Gangguan kesehatan yang dialami karyawan
konsisten. Padahal perusahaan telah sangat bervariatif, contohnya karyawan
menerapkan program-program yang dapat mengalami sesak nafas dan perlu
memacu kinerja karyawan. Salah satunya mendapatkan penanganan medis di
adalah program kesehatan dan keselamatan karenakan karyawan tidak menggunakan
kerja. Program keselamatan dan kesehatan masker pada saat bekerja. Adapula karyawan
kerja dilakukan untuk mengantisipasi dan yang mengalami pusing sakit epala akibat
mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang tidak tahan terhadap bau tembakau yang
sesuai dengan Peraturan Pemerintah tentang menyengat. Serta karyawan mengalami sakit
K3 pada pasal 3 ayat 1 Undang-Undang perut atau diare akibat pada saat bekerja
No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja tidak memakai sarung tangan sedangkan
dan Undang-Undang No. 13 tahun 2003 keadaan lingkungn kerja mengharuskan
tentang ketenagakerjaan yang menyatakan untuk memakai sarung tangan, selain untuk
kewajiban pengusaha melindungi tenaga melindungi tangan juga untuk menjaga agar
kerja dari potensi bahaya yang dihadapi. tangan tetap bersih.
Namun fakta dilapangan menunjukan bahwa Lalu menurut keterangan yang di dapatkan
tidak sedikit karyawan yang sering lalai dari Ibu Made selaku staf SDM, tidak ada
dalam hal penggunaan peralatan penunjang program pelatihan yang diberikan kepada
keselamatan kerja. Karyawan yang di karyawan baru Redrying &Threshing
dominasi perempuan ini sering tidak KAREB Bojonegoro divisi pengolahan
menggunakan sepatu serta sarung tangan tembakau. Hal ini dikarenakan deskripsi
dalam melaksanakan pekerjaan. Lalu pada kerja karyawan bagian ini dianggap terlalu
bagian gudang juga banyak dijumpai mudah sehingga karyawan baru bisa
karyawan yang lalai tidak menggunakan langsung belajar dari para senior mereka
65
Jurnal Ilmu Manajemen Volume … Nomor … – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2016
66
Jurnal Ilmu Manajemen Volume … Nomor … – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2016
67
Jurnal Ilmu Manajemen Volume … Nomor … – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2016
68
Jurnal Ilmu Manajemen Volume … Nomor … – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2016
69
Jurnal Ilmu Manajemen Volume … Nomor … – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2016
pemberian angka, baik dalam jumlah Berdasarkan uji asumsi klasik menunjukan
maupun presentase. Nilai Tolerance dari kedua variabel bebas
lebih besar dari 0,1. Begitu juga dengan
kedua nilai VIF yang kurang dari 10,
Keterangan: sehingga dapat disimpulkan model regresi
Y=Kinerja karyawan bebas dari multikolinieritas.Hasil dari uji
a = Konstan normalitas menunjukan bahwa sebaran data
Koefisisien regresi Keselamatan menyebar di sekitar garis diagonal dan
dan Kesehatan Kerja (K3) mengikuti garis tersebut, Sehingga dapat
disimpulkan bahwa model regresi
berdistribusi normal. Pada uji
heterokesdasitas, dapat diketahui bahwa
kedua variabel bebas memiliki signifikansi
masing-masing 0,324 dan 0,101 karena
Pengujian hipotesis mengenai pengaruh signifikansi lebih dari 0,05, maka dapat
variabel bebas terhadap variabel terikat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak
menerapkan uji F dan uji t statistik. ada masalah heterokesdatisitas. Kuesioner
pengujian pengaruh dari variabel-variabel yang disebarkan dalam penelitian ini
bebas secara simultan terhadap variabel sebanyak 238 responden kemudian diolah
terikat, maka dilakukan dengan menggunakan alat analisis regresi linear
menggunakan uji F.Cara yang digunakan berganda.
adalah dengan membandingkan nilai Fhitung Perhitungan data dilakukan dengan
dengan Ftabeldengan tingkat alpha 0,05 (α = menggunakan Statistic Program of Social
5%) apabila Fhitung> Ftabel atau signifikan Science (SPSS) Versi 18 for windows. Hasil
probabilitas ≤ 0,05 maka H0 ditolak, berarti uji analisis regresi linier berganda dapat
variabel bebas yang diuji mempunyai dilihat pada table 2 :
pengaruh yang signifikan terhadap variabel Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Linier
terikat, sebaliknya apabila Fhitung< Ftabel atau Berganda
signifikan probabilitas kesalahan > 0,05 Model B Thitung ttabel
maka H0 diterima (Sugiono, 2007:235). Constant 0,403 3,614 1,67
X1 0,872
Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi X2 0,072
masing-masing variabel bebas secara parsial Fhitung 422,883
atau untuk mengetahui variabel bebas mana
Ftabel 3,614
yang lebih berpengaruh diantara kedua
variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji t R2 0,783
dilakukan dengan membandingkan thitung (Sumber :Hasil Analisis SPSS 18)
terhadap ttabeldengan tingkat alpha 0,05 (α =
5%) apabila thitung> ttabel atau signifikan Berdasarkan tabel2 dapat digunakan untuk
probabilitas ≤ 0,05 maka H0 ditolak, berarti menyusun model persamaan regresi linier
variabel bebas yang diuji mempunyai berganda sebagai berikut:
hubungan yang signifikan dengan variabel
terikat. Sebaliknya, apabila thitung< ttabel atau Y= 0,403 + 0,872 X1 + 0,072 X2 + e
signifikan probabilitas kesalahan > 0,05 Konstanta sebesar 9,270 menyatakan bahwa
maka H0 diterima (Sugiyono, 2007:231). apabila keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) (X1) dan pelatihan (X2) sama dengan 0
Hasil atau tetap, maka Kinerja (Y) nilainya sebesar
0,403. Artinya apabila keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) dan pelatihan tidak
70
Jurnal Ilmu Manajemen Volume … Nomor … – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2016
71
Jurnal Ilmu Manajemen Volume … Nomor … – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2016
serta untuk driver yang sedang mengirimkan mengembangkan kemampuan mereka untuk
tembakau untuk di olah di perusahaan memaksimalkan hasil pengolahan tembakau.
ataupun tembakau hasil olahan kepada
konsumen dan ditengah jalan mengalami Untuk karyawan yang menempati divisi
sebuah musibah maka seluruh pembiayaan tekhnik, divisi laboraturium, divisi
yang diakibatkan musibah ini akan maintenance, quality control, pengawas
ditanggung oleh perusahaan. Hal ini produksi (mandor), pihak manajemen akan
membuat karyawan lebih fokus terhadap memberikan program pelatihan kerja sesuai
kinerjanya. dengan posisi kerja yang mereka tempati
karena di butuhkan kemampuan khusus
Hasil penelitian diatas sesuai dengan hasil untuk melaksanakan deskripsi pekerjaan
penelitian dari Abuga (2012) dan Yusuf et sesuai dengan masing-masing divisi serta
al. (2012) yang mengemukakan adanya untuk menjaga kestabilan kualitas produksi.
pengaruh yang positif dan signifikan antara Sedangkan untuk jajaran direksi terdapat
keselamatan dan kesehatan kerja terhadap agenda rutin pelatihan khusus Leadership
kinerja karyawan. yang dilakukan setiap setahun atau dua tahun
sekali guna memperbaiki kualitas
Pengaruh pelatihan kerja terhadap manajemen yang diterapkan di perusahaan.
kinerja karyawan
Hasil penelitian diatas sesuai dengan
Berdasarkan hasil analisis statistik dapat penelitian yang dilakukan James (2014) dan
diketahui bahwa variabel pelatihan kerja Zahid (2013) menunjukkan bahwa pelatihan
(X2) secara parsial memliki pengaruh positif berpengaruh positif dan signifikan terhadap
terhadap kinerja karyawan (Y) unit kinerja karyawan.
operasional Redrying & Threshing KAREB
Bojonegoro, hal ini terlihat dari nilai PENUTUP
signifikasi variabel pelatihan kerja (X2) Simpulan
sebesar 0,036 (<0,05). Dari hasil analisis ada pengaruh kesehatan
dan keselamatan kerja terhadap kinerja
Program pelatihan kerja yang diberikan karyawan.Hal tersebut menunjukkan bahwa
perusahaan terhadap karyawan berpengaruh semakin baik program kesehatan dan
kecil untuk meningkatkan kinerja keselamatan kerja yang dilakukan
karyawan.Hal ini disebabkan karena tidak perusahaan akan meningkatkan kinerja
semua karyawan Unit operasional Redrying karyawan unit operasional Redrying &
& Threshing KAREB Bojonegoro diberikan Threshing KAREB Bojonegoro.
program pelatihan kerja.
Dari hasil analisis ada pengaruh pelatihan
Sebagai contoh, tidak adanya program kerja terhadap kinerja karyawan.Hal tersebut
pelatihan khusus yang diberikan pihak menunjukkan bahwa semakin baik program
manajemen kepada karyawan baru pada pelatihan kerja yang dilakukan perusahaan
divisi pengolahan tembakau.Para karyawan akan meningkatkan kinerja karyawan unit
baru bisa belajar sendiri dari para senior operasional Redrying & Threshing KAREB
mereka karena di anggap deskripsi kerja Bojonegoro.
karyawan di bagian pengolahan tembakau
terlalu mudah dan tidak di butuhkan Dari hasil analisis ada pengaruh kesehatan
kemampuan khusus.Namun hal ini tentu saja dan keselamatan kerja serta pelatihan kerja
berpengaruh terhadap hasil kinerja secara simultan terhadap kinerja karyawan
karyawan.Para karyawan tidak bisa
72
Jurnal Ilmu Manajemen Volume … Nomor … – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2016
73
Jurnal Ilmu Manajemen Volume … Nomor … – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2016
ILO. (2013). Keselamatan dan Kesehatan Rai, I. G. (2008). Audit Kinerja pada Sektor
Kerja, Sarana untuk Produktivitas. Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Jakarta: Score : ILO Jakarta.
Sembiring, (2010). Smart HRD: Perusahaan
Ismanthono, H. W. (2010). Kamus Istilah Tenang, Karyawan Senang, Jakarta:
Ekonomi dan Bisnis. Jakarta: Jagarasa.
Kompas Media Nusantara.
Septian, Reza. (2013). “Pengaruh Pelatihan
Kusuma, Ibrahim J. dan Darmastuti, Istu. Terhadap Kinerja Karyawan ERHA
(2010). “Pelaksanaan Program Clinic BANDUNG”. Penelitian
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Ilmiah. Universitas Widyatama.
Karyawan PT. Bitratex Industries Soemohadiwidjojo, A. T. (2015). Panduan
Semarang”. Jurnal Studi Praktis Menyusun KPI.
Manajemen&Organisasi Vol.7 No.1
2010, 44. Sugiyono.(2014). Metode Penelitian
Manajemen. Bandung: Alfabeta.
Mahmudi, 2005, Manajemen Kinerja Sektor Suliyanto.(2005). Analisis Data Dalam
Publik, Yogyakarta: UPP AMP Pemasaran. Bogor. Ghatra.
YKPN. Indonesia.
Tim Penyusun. 2006. Panduan Penulisan
Mulyadi. (2013). “Pengaruh Kesehatan Dan Skripsi. Surabaya: Universitas
Keselamatan Kerja (K3) Terhadap Negeri Surabaya.
Kinerja Karyawan PT. Emitraco Torp, S.,dan B.E Moen. 2006. “The Effects
Investama Mandiri Divisi of Occupational Health and Safety
Engineering”. Economicus Jurnal Management on Work Environment
Ilmiah-Pusma Pertiwi ISSN: 2085- and health: A Prospective Study”.
8205 Volume 6, No.1, Maret 2013, Applied Ergonomics. Vol 37, pp.
4. 776-782.
Undang-Undang Ketenagakerjaan.No. 13
Munir, M. (2014). “Analisa Performance Tahun 2003.
Atribut Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (K3) Terhadap Peningkatan
Kinerja Karyawan:. Jurnal Sketsa
Bisnis Vol 1 No.1 Edisi Agustus
2014, 47.
74