Anda di halaman 1dari 8

CRITICAL JOURNAL REPORT

Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen pengampu: Revita Yuni, S. Pd, M. Pd

Disusun Oleh:

Nama : Johsua Fransedes Sinaga

Nim : 5182121010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
April 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmatNYA sehingga CJR ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
khsusus nya Kepada Dosen Pengampu Kami.

Adapun tujuan penulis menyusun critical Book Report ini adalah agar
penulis bisa lebih cekatan dalam hal menganalisa sebuah hasil penelitian, dan agar
tulisan ini bisa digunakan serta dimanfaatkan bagi siapa saja yang
membutuhkannya, terkhusus bagi penulis sendiri.

Terlepas dari itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada


kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik yang
membangun dari pembaca agar saya dapat memperbaikinya.

Akhir kata saya berharap semoga Critical Jurnal dengan judul buku ini
dapat memberikan manfaat maupun menambah pengetahuan dan wawasan
pembaca mengenai Critical Jurnal Report ini.

Medan, 10 April 2020

PENYUSUN
BAB I

PEMBAHASAN

1.1 Identitas Jurnal

Judul Jurnal : Peran guru Pendidikan Kewarganegaraan Dalam


Mengembangkan Nilai Moral yang Terkandung Dalam
Materi Demokrasi di kelas VIII SMP negeri raya
Kepulauan Kabupaten Bengkayang
Jenis Jurnal : Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan
No ISSN : 2337-8891
Penulis : Syarif Firmansyah,Hendra Sulistiawan
Volume : Vol. 1, No. 1
Tahun : Juni 2017
Jumlah Hal : 10 Halaman
Bahasa Jurnal : Bahasa Indonesia

1.2 Ringkasan Jurnal

Pada dasarnya nilai moral merupakan sesuatu yang abstrak,yang


mempunyai ciri tertentu dan dapat dilihat dari tingkah laku, memiliki kaitan
dengan istilah fakta,tindsakan,norma,moral,cita cita,keyakinan dan
kebutuhan.Nilai itu ada tetapi tidak mudah dipahami.Sifatnya yang abstrak dan
tersembunyi di belakang fakta menjadi salah satu penyebab sulitnya dipahami
.Ketika manusia dibiicarakan,pemikiran klasik dalasm psikologi sampai pada
proses belajar seseorang,maka jawabannnya adalah faktor bawaan atau faktor
lingkunagn diaman kedua faktor tersebut paling Pada dasarnya nilai moral
merupakan sesuatu yang abstrak, yang mempunyaiciri-ciri terteberpengaruh
terhadap perkemabangan diri manusia.
Faktor bawaan dan faktor lingkungan sangat erat kaitannya dalam proses
perolehan nilai moral seseorang dalam kehidupannya.Pada dasarnya perolehan
nilai moral dipandang sebagai proses regenerasi dari sifat-sifat bawaan yang
dimiliki seseorang. Dapat dikatakan bahwa nilai moral sebagai kontinuitas dari
proses psikologis lainnya seperti persepsi, sikap, dan keyakinan pada diri
seseorang. Di lain pihak, ada pula yang mengatakan bahwa perolehan nilai moral
sebagai interaksi sosial antara individu dengan lingkungannya.
Cara pandang seperti ini lebih menekankan pada peran dunia luar sebagai
faktor yang memfasilitasi sistem nilai. Peran orang tua, guru, masyarakat sekitar
dan sistem nilai moral yang dipelihara dalam lingkungan tempat ia tinggal
merupakan faktor-faktor penting bagi proses pemilikan nilai moral pada diri
individu. Dalam pandangan filsafat, nilai moral sering dihubungkan dengan
masalah kebaikan. Sesuatu dikatakan mempunyai nilai moral apabila sesuatu itu
berguna, benar (nilai kebenaran), indah (nilai estetika), baik (nilai moral), religius
(nilai religi), dan sebagainya. Nilai moral merupakan sesuatu yang ideal dan
bersifat baik. Oleh karena itulah nilai dianggap sebagai sesuatu yang abstrak dan
tidak dapat disentuh oleh panca indera.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka Fraenkel (dalam Hamid Darmadi,
2007: 27) menyatakan bahwa nilai moral ini adanya dalam “people’s minds”
(angan-angan manusia) serta berlainan dengan lainnya. Adapun pendapat yang
mirip dengan pandangan Fraenkel ini adalah Rokeah, yang menyatakan bahwa
nilai moral merupakan sesuatu yang berharga yang dianggap bernilai, adil, baik
dan indah serta menjadi pedoman atau pegangan diri. Selanjutnya menurut Imam
Al Ghazali, (dalam Hamid Darmadi, 2007: 27) menyatakan bahwa keberadaan
nilai moral ini dalam “lubuk hati” (Al Qolbu) serta menyatu/bersatu raga di
dalamnya menjadi suara dan hati atau hati nurani (the conscience of man).Nilai
moral manusia baru akan menjadi satu pribadi dan bersatu raga menjadi sistem
organik dan personal apabila sudah mencapai tahap sebagai keyakinan diri atau
prinsip serta tersusun sebagai sistem keyakinan (belief system). Hal ini harus
benar-benar diyakini dan menjadi jati dirinya.Siswa dikatakan bermoral jika
mereka memiliki kesadaran moral, yaitu dapat menilai hal-hal yang baik dan
buruk.
Hal-hal yang boleh dilakukan serta hal-hal yang etis dan tidak etis. Siswa
yang bermoral dengan sendirinya akan tampak dalam penilaian atau penalaran
moralnya serta pada perilakunya yang baik, benar, dan sesuai dengan etika.
Artinya, ada kesatuan antara penalaran moral dengan perilaku
moralnya.Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka peneliti menyimpulkan
bahwa“Untuk memiliki moralitas yang baik dan benar, seseorang tidak cukup
sekedar telah melakukan tindakan yang dapat dinilai baik dan benar. Seseorang
dapat dikatakan sungguh-sungguh bermoral apabila tindakannya disertai dengan
tindakan dan pemahaman akan kebaikan yang tertanam dalam tindakan
tersebut”untuk itu penulis menerapkannya pada materi demokrasi.Berdasarkan
hasil observasi yang penulis lakukan di Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1
Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang terlihat bahwa kemampuan guru,
khususnya Pendidikan Kewarganegaraan dalam memberikan pemahaman tentang
nilai dan moral pada siswa masih belum optimal. Hal ini dapat terlihat dari sikap
dan tingkah laku siswa sehari-hari.
BAB II

KELEBIHAN dan KEKURANGAN JURNAL

2.1 Kelebihan Jurnal

Kekuatan dari Jurnal ini adalah berdasarkan ide dan gagasannya penulis
menggunakan dasar teori yang beragam dan relevan sesuai dengan permasalahan
yang diteliti dalam penelitian ini. Selain itu penulis menggunakan sumber-sumber
dan literatur yang banyak sekali, tersusun secara sistematis, dan bahasa yang
digunakan mudah dipahami. berdasarkan beberapa kelebihan ini dapat
disimpulkan jurnal ini layak dijadikan referensi dan sambutan yang baik dari
pembaca, pembahasan berhubungan sekali dengan bagaimana peran guru dalam
mengembangkan nilai moral pada peserta didik,

2.2 Kekurangan Jurnal

Kelemahan dari Penelitian ini adalah bahwa penulis tidak menjelaskan


secara langsung apa tujuan dari penelitian ini. Dalam jurnal tersebut penulis hanya
memyampaikan materi. Selain itu tidak ada pemaparan dalam bentuk tabel, grafik
maupun gambar dokumentasi pada jurnal ini. Berdasarkan pengamatan oleh
reviewer diperoleh kesimpulan bahwa sebenarnya penelitian ini bertujuan untuk
memberikan pengetahuan dan gambaran kepada guru agar dapat menegmbangkan
nilai oral terhadap peseta didik.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jurnal ini layak dijadikan referensi dan sambutan yang baik dari pembaca,
pembahasan berhubungan sekali dengan bagaimana peran guru dalam
mengembangkan nilai moral pada peserta didik,

3.2 Saran

Saran saya kepada jurnal agar dapat memperjelas hal yang akan di bahas dalam
jurnal tersebut, jurnal ini juga harus memperbaiki kesalahan jurnal tersebut dalam
penulisan kata, tanda baca dan lainnya agar kedepannya jurnal yang akan di keluar
kan selanjutnya lebih baik dari yang sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Firmansyah Syarif .2013.Peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam


Mengembangkan Nilai Moral yang Terkandung Dalam Materi Demokrasi Di
Kelas VIII SMP Negeri 1 Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Benkayang.Vol
1Nomor 1 Juni 2017.

Anda mungkin juga menyukai