ABSTRAK
Pengembangan upaya menggali potensi laut sangat menarik perhatian, bukan saja terhadap
pembudidayaannya tetapi juga terhadap kelestarian sediaan alaminya. Salah satu diantarannya adalah
rumput laut, yang merupakan sumber bahan pangan dan sumber bahan obat – obatan maupun industri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis – jenis rumput laut yang berpotensi sebagai obat pada
berbagai subtrat di pantai Rancababakan Nusakambangan Cilacap , yang dilakukan pada Januari –
Maret 2008. Pantai Rancababakan terletak di bagian barat Pulau Nusakambangan Kabupaten Cilacap.
Pantai Rancababakan merupakan teluk kecil yang menghadap ke arah samudra Hindia. Beranekaragam
jenis rumput laut tumbuh pada berbagai substrat dasar Pantai Rancababakan. Rumput laut yang tumbuh
di pantai ini mempunyai nilai ekonomi dan berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut. Beberapa
rumput laut berpotensi sebagai obat dan dapat dikembangkan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan
metode survai dengan teknik pengambilan sampel menggunakan metode transek. Garis transek dibuat
sebanyak 8 buah dengan jarak antar garis transek sepanjang 20 m. Pada masing-masing substrat
diambil sebanyak 3 plot secara acak terpilih. Hasil penelitian menunjukkan beranekaragam rumput laut
tumbuh pada berbagai substrat dasar di Pantai Rancababakan Cilacap. Terdapat 26 jenis rumput laut
meliputi 4 jenis dari divisio Chlorophyta, 9 jenis dari divisio Rhodophyta dan 13 jenis dari divisio
Phaeophyta ditemukan di Pantai Rancababakan Cilacap. Sebanyak 23 jenis rumput laut diketahui
memiliki potensi sebagai obat meliputi 2 jenis dari divisio Chlorophyta, 8 jenis dari divisio Rhodophyta
dan 13 jenis dari divisio Phaeophyta. Potensi rumput laut antara lain sebagai antibakteri, antivirus,
antifungi, antitumor, antikanker, obat penurun tekanan darah tinggi, obat cacing, diare, antikesuburan,
gangguan dalam dan gangguan saluran kencing dan gondok serta sumber vitamin dan iodin.
PENDAHULUAN
Pengembangan upaya menggali potensi rumput laut sangat menarik perhatian, bukan
saja terhadap pembudidayaannya tetapi juga terhadap kelestarian sediaan alaminya. Indonesia
sebagai negara kepulauan dengan panjang pantai kurang lebih 81.000 Km, maka wajarlah
apabila kita beranggapan bahwa lautan sebagai salah satu lingkungan alam yang penting bagi
kehidupan masyarakat Indonesia di masa mendatang.. Salah satu diantarannya adalah rumput
1
Makalah Seminar Nasional PTTI ; 21 – 23 Oktober 2008 - Cibinong Bogor
2)
Staf Pengajar Fakultas Biologi – Unsoed
3)
Staf Pengajar Fakultas Biologi – Unsoed
1
laut, yang merupakan sumber bahan pangan bagi penduduk di sekitarnya dan sumber bahan
obat – obatan maupun industri.
Tumbuhan yang digunakan sebagai obat selama ini kebanyakan dari tumbuhan darat,
sedangkan tumbuhan yang berasal dari laut seperti rumput laut belum banyak mendapat
perhatian. Indonesia memiliki wilayah perairan yang sangat luas tentunya memiliki
keanekaragaman jenis yang tinggi yang kemungkinan berpotensi sebagai obat. Rasyid A.
(2004) beberapa jenis rumput laut di Indonesia dapat digunakan sebagai obat, akan tetapi saat
ini mengalami kendala karena penelitian mengenai eksplorasi dan pengolahannya belum
berkembang, maka pemanfaatannya sampai saat ini sangat terbatas.
Rumput laut merupakan tumbuhan berklorofil yang hidup dengan melekatkan diri pada
substrat perairan menggunakan holdfast sehingga rumput laut tidak mudah berpindah oleh
gerakan air. Rumput laut banyak tumbuh di daerah pasang surut yang perairannya jernih dan
menempati substrat tertentu yang sesuai dengan kehidupannya (Kadi, 2005).
Sulistyowati (2003) dan Kadi (2004) menyatakan bahwa jenis substrat merupakan
faktor yang sangat berpengaruh terhadap keanekaragaman rumput laut di perairan pantai
Indonesia. Selain jenis substrat, banyak faktor fisik lain yang mempengaruhi keanekaragaman
rumput laut seperti suhu, cahaya matahari, gerakan air dan faktor kimia seperti salinitas, derajat
keasaman (pH), dan zat hara serta faktor biologi 2seperti pemangsaan oleh ikan herbivora dan
kompetisi antar jenis rumput laut (Graham & Wilcox, 2000)
Menurut Handayani (2006), beberapa jenis rumput laut dapat dimanfaatkan sebagai
bahan baku beberapa industri seperti industri makanan, tekstil, keramik, kosmetik, pupuk dan
fotografi. Gumay et al., (2002) dan Kadi (2004) menyatakan beberapa rumput laut yang
bernilai ekonomis berasal dari marga Gracilaria, Gelidium, Hypnea, Eucheuma, Turbinaria,
Sargassum, Laurencia, Ulva, Enteromorpha, Caulerpa, Chaetomorpha, Dictyota, Halimeda,
Velonia, Galaxaura, Chondrus, Ecklonia, Gelidiopsis, dan Rhodymenia. Beberapa rumput laut
juga dapat digunakan sebagai obat. Potensi rumput laut sebagai obat sangat penting untuk
dikembangkan mengingat kebutuhan akan obat semakin meningkat dengan adanya
pertambahan penduduk dan banyak macam penyakit seperti kanker, penyakit hipertensi,
penyakit tumor dan penyakit akibat pencemaran limbah kimia maupun biologis. Saat ini
masyarakat lebih cenderung memilih obat yang bersifat alami karena efek samping yang relatif
sedikit bahkan tidak ada sama sekali.
2
2
Mengingat akan kekayaan alam yang terkandung di lautan, khususnya di pantai maka
sebagai langkah awal penggalian sumber hayati laut diteliti jenis-jenis rumput laut yang
berpotensi sebagai tanaman obat yang terdapat di daerah pasang surut Rancababakan
Nusakambangan Cilacap . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis - jenis rumput laut
yang ada di pantai Rancababakan Nusakambangan Cilacap yang berpotensi sebagai tanaman
obat.
4
campuran. G. lichenoides, G. eucheumoides dan Rhodymenia palmata merupakan rumput laut
yang jarang ditemukan
9%
C hl o ro p hy t a
R ho d o p hy t a
56% 35%
P ha e o p hy t a
Rumput laut dari divisi Rhodophyta, marga Gracilaria diketahui kaya akan antilipemik
yang digunakan sebagai obat penyakit gangguan dalam. Laurenccia dapat digunakan untuk
antivirus, antibakteri dan antijamur. Gelidella dapat digunakan untuk penyakit gangguan
dalam, antibakteri dan antijamur. Di Jepang marga dari Gelidium digunakan sebagai pendingin
dan scrofula (penyakit kelenjar pencernaan) adalah Gelidiella acerosa.
Acanthophora berkhasiat untuk antimikroba dan anti kesuburan. Menurut Atmadja W (1990)
pada tahun 1986 Wahidul pernah melakukan penelitian mengekstrak Acanthophora spicifera,
dari hasil ekstrak tersebut dapat diisolasi senyawa kimia yaitu sterol, kolesterol, asam lemak,
stearik, palmitat, behamik (C22), asam arakhidik (C2O) dan methyl palmitat. Rumput laut ini
juga mempunyai daya aktivitas antimikroba terhadap Staphylococcus aureus dan Candida
albicans dan memiliki aktivitas anti kesuburan terhadap binatang.
Rhodymenia dapat digunakan sebagai antifermivuge (obat cacing). Di kawasan Asia Timur
spesies Rhodymenia pelmata digunakan sebagai obat cacing. Beberapa spesies dari marga
Eucheuma di Filipina digunakan sebagai bahan obat batuk.
Rumput laut yang berpotensi sebagai obat dari divisi Chlorophyta yang diperoleh adalah
dari marga Ulva, Enteromorpha, Cladophora dan Caulerpa . Marga dari Ulva diketahui
mempunyai aktivitas antibakteri dan dapat menurunkan tekanan darah tinggi. Ulva dapat
digunakan untuk pengobatan cacingan misalnya Ulva lactuca digunakan untuk menyembuhkan
penyakit kelenjar. Di Cina digunakan untuk menyembuhkan penyakit panas (Hope et al.
1979).
5
Enteromorpha diketahui mempunyai aktivitas antibakteri. Caulerpa dapat digunakan sebagai
antijamur. Caulerpa racemosa diketahui bersifat racun terhadap beberapa organisme laut.
Hasil dari ekstrak Caulerpa dapat diisolasi senyawa kimia seperti caulerpicin, caulerpin dan
sterol. Caulerpicin menimbulkan rasa pedas dan memyebabkah efek anesthesia yang ringan
bila ditempelkan pada mulut, sehingga aktivitas neurotropik ini mempunyai nilai klinis.
Caulerpicin juga dapat diisolasi dari Caulerpa racemosa.
Acanthophora berkhasiat untuk antimikroba dan anti kesuburan. Menurut Atmadja (1990) pada
tahun 1986 Wahidul pernah melakukan penelitian mengekstrak Acanthophora spicifera, dari
hasil ekstrak tersebut dapat diisolasi senyawa kimia yaitu sterol, kolesterol, asam lemak,
stearik, palmitat, behamik (C22), asam arakhidik (C2O) 3
dan methyl palmitat. Rumput laut ini juga mempunyai daya aktivitas antimikroba terhadap
Staphylococcus aureus dan Candida albicans dan memiliki aktivitas anti kesuburan terhadap
binatang.
Rhodymenia dapat digunakan sebagai antifermivuge (obat cacing). Di kawasan Asia Timur
spesies Rhodymenia indica digunakan sebagai obat cacing. Beberapa spesies dari marga
Eucheuma di Filipina digunakan sebagai bahan obat batuk.
Rumput laut dari divisi Phaeophyta yang diperoleh dari ke dua pantai tersebut yang
berpotensi sebagai obat diantaranya marga Padina, Dictyota dan Sargassum. Padina dan
Dictyota diketahui mempunyai aktivitas antibakteri, sedangkan aktivitas antitumor dimiliki
oleh Dictyopteris. Marga dari Sargassum diketahui mempunyai aktivitas antibakteri, antitumor,
menurunkan tekanan darah tinggi dan gangguan kelenjar gondok (Atmadja et al. 1990).
Substansi dari S. duplicatum adalah efektif dalam meningkatkan efektivitas serum lipolitik.
Substansi hypoglyemic mampu menurunkan gula darah sebesar 17%, dan dalam jumlah
prosentase tertentu menunjukkan aktivitas antilipemic (Hope et al. 1979).
Rumput laut berpotensi obat yang tumbuh pada substrat pasir diketahui sebanyak 18
jenis (30 %), 21 jenis (34 %) tumbuh pada substrat karang dan 22 jenis (36 %) tumbuh pada
substrat campuran di Pantai Rancababakan, Cilacap.
6
30%
36%
S ub s t ra t P a s i r
S ub s t ra t Ka ra ng
S ub s t ra t C a mp ura n
34%
4
Jenis-jenis rumput laut yang berpotensi sebagai obat di Pantai Rancababakan Cilacap
(Lampiran 1) meliputi rumput laut jenis C. crassa, U. rigida, Gelidium rigidum, G. foliiferae,
G. lichenoides, G. eucheumoides, Acanthophora spicifera, A. muscoides, Eucheuma serra, R.
palmata P. australis, T. conoides, T. murayan, S. crassifolium, S. duplicatum, S. vulgare, S.
hystrix, S. polycystum, S. cinereum, S. plagyophyllum, S. polyceratium, S. fluitans dan
Dictyopteris sp.
B. Saran
Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang kandungan rumput laut yang berpotensi obat
dan pengembangan dalam budidaya rumput laut yang tumbuh di Pantai Rancababakan
Kabupaten Cilacap.
7
DAFTAR REFERENSI
Atmadja, W.S. 1990. Rumput Laut Sebagai Obat. Jurnal Oseana, 17: 1-8
_______, W.S., A. Kadi, Soelistijo & R. Satari. 1996. Pengenalan Jenis-jenis Rumput Laut Indonesia.
Puslitbang Oseanologi LIPI, Jakarta.
Dawes, C.J. 1981. Marine Botany. John Wiley & Sons, New York.
Gumay, M.H., Suhartono dan R. Aryawati. 2002. Distribusi dan Kelimpahan Rumput Laut di Pulau
Karimunjawa Jawa Tengah. Jurnal Aseafo, 2: 1-7
Kadi, A,. 2004. Rumput Laut di Beberapa Perairan Pantai Indonesia. Jurnal Oseana, 4: 25-36
_______, A. 2005. Beberapa Catatan Kehadiran Marga Sargassum di Perairan Indonesia. Jurnal
Oseana, 4: 19-29
Lobban, C. S & M. J. Wayne. 1981. The Biology of Seaweed. Blackwell Scientific Publication. New
York.
Luning, K. 1990. Seaweeds: Their Environment, Biogeography and Ecophysiology . John Wiley &
Sons, New York.
Meena, B., R.A Ezhilan, R. Rajesh, A. S Hussain, B. Ganesan and R. Anadan. 2008. Antihepatotoxic
Potential of Sargassum polycystum (Phaeophyceae) on Antioxidan Defense Status In D –
galactosamine Inducer Hepatitis In Rat. African Journal of Biochemistry Research 2 ; 051-055
McClintock, J. B and B. J Baker. 2001. Marine Chemical Ecology. CRC Press, USA
Romimohtarto, K dan S. Juwana. 2001. Biologi Laut: Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut. Penerbit
Djambatan, Jakarta.
Sulistyowati, H. 2003. Struktur Komunitas Seaweed (Rumput Laut) di Pantai Pasir Putih Kabupaten
Situbondo. Jurnal Ilmu Dasar 1: 58-61
Taylor, W. R. 1960. Marine Algae of Tropical and Subtropical Coast of the Americas. The University
of Michigan Press, USA.
8
Lampiran 1: Jenis-jenis rumput laut dan potensinya sebagai obat yang tumbuh pada
berbagai substrat dasar di Pantai Rancababakan, Cilacap
9
Lampiran 2 : Data faktor lingkungan (kimia dan fisika) di Pantai Rancababakan Cilacap.
1 Suhu 28 0C 29 0C 29,5 0C
4 Kedalaman genangan 10 - 30 cm 0 – 10 cm 10 – 25 cm
air saat surut terendah
5 Kadar nitrat 0, 7064 mg/l 0, 4495 mg/l 0, 4843 mg/l
10