Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM IKM BLOK 13

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


(BPBD) SULAWESI TENGAH

Disusun oleh :
KELOMPOK 5

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2020

1
FOTO KELOMPOK

Ria Putri Suryani (N10117078 )


Nurul Azizah (N10117086 )
Nur Izzatul Aziziah A.R (N10117054)
Riski Amalia (N10117008 )
Vebby Ulfadhilla (N10117006)
Muh. Azrief Khaidir (N10117070)
Muh. Amal Amanah (N10117016)
Raihan Aulia (N10117017 )
Aliyah Rezky Fahira (N10117024 )
Fitrah Ramadani (N10117026 )
Fajar Tandi (N10117066 )
Jesicha Sovi Mondigir (N10117080)

2
DAFTAR ISI

SAMPUL ............................................................................................................. 1
FOTO KELOMPOK .......................................................................................... 2
DAFTAR ISI ....................................................................................................... 3
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................
1.2 Tujuan Pembelajaran ....................................................................
1.3 Profil Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Sulawesi Tengah ...........................................................................
1.3.1 Luas Wilayah................................................................
1.3.2 Struktur Organisasi.......................................................
1.3.3 Visi Misi........................................................................
1.3.4 Sumber Daya Manusia..................................................
1.3.5 Sarana Prasarana...........................................................
BAB II : HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Pertanyaan Dan Hasil Wawancara ................................................
2.2 Konsep Teori Yang Mendukung Hasil Wawancara......................
BAB III : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
LAMPIRAN ........................................................................................................

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Tujuan Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu memahami konsep mengenai manajemen bencana
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tahapan penanggulangan bencana
termasuk respons dan masa pemulihan dalam menghadapi masalah
3. Mahasiswa mampu menjelaskan peran masing – masing lembaga yang
terkait dengan manajemen bencana
1.3 Profil Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tengah
1.3.1 Luas Wilayah
1.3.2 Struktur Organisasi

1.3.3 Visi Misi


a. Visi
Terwujudnya penanggulangan bencana yang tangguh secara
terencana, terpadu dan menyeluruh.

4
b. Misi
1) Melindungi daerah dari ancaman bencana melalui penguragan
resiko bencana;
2) Membanguan sistem penanggulangan bencana daerah yang
handal;
3) Meningkatkan mutu dan profesionalisme penagangan bencana
yang diselanggarakan oleh pemerintah, masyarakat, LSM dan
organisasi mitra pemerintah serta dunia usaha; 
4) Mencegah, melindungi dan mengantisipasi potensi dan
ancaman yang dapat menimbulkan bencana dari proses alami,
industrialisasi, krisis sosia, ekonomi, globalisasi dan arus
informasi;
5) Memelihara, meperkuat stabilitas sosial, mengembangkan
prakasa dan peran aktif masyarakat melalui pola kemitraan
dalam penaggulangan bencana daerah;
6) Menyelenggarakan penanggulangan bencana daerah secara
terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh serta adil
dan merata.
1.3.4 Sumber Daya Manusia
1.3.5 Sarana Prasarana

5
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Pertanyaan Dan Hasil Wawancara

a. Peraturan – peraturan apa saja yang mengatur BPBD dalam


penanggulangan bencana?
Jawab:
Dari BPBD itu sendiri memakai peraturan kepala badan penaggulangan
bencana nasional nomor 4 tahun 2008, tentang penyusunan rencana
penanggulangan bencana. Pedoman lainnya yakni Peraturan Kementrian
Kesehatan terkiat penanggulangan bencana. Dasar ini yang nantinya akan
turun ke provinsi.
b. Bagaimana struktur organisasi BPBD beserta tugas dan fungsi dalam
penanggulangan bencana?
Jawab:
mulai dari penanggung jawab utama, yakni gubenur. Ada dalam peraturan
kementrian dalam negeri. untuk bencana COVID 19 itu sendiri, ada SK
terkait gugus tugas, saat ini kita menggunakan gugus tugas, yang di
dalamnya ada struktur organisasinya. Dari gubernur, kemudian ada
pembagian kluster-kluster dibawahnya dan ada lagi subkluster yang
nantinya akan dibuatkan SK berdasarkan tugasnya masing-masing.
Misalnya terdapat Tim gugus covid tingkat kabupaten, kemudian dibuat
pula hal yang sama pada tingkat di bawahnya, yakni pada tingkat
kecamatan dan seterusnya.
c. Bagaimana manajemen perencanaan di BPBD untuk mengantisipasi ketika
terjadi bencana?
Jawab:
Untuk perencanaan dibagi menjadi 4 rencana, yakni dimulai dari
pemulihan, mitigasi, rencana konvergensi, rencana operasi. Disaster
manajemen plan dri BPBD sampai saat ini disusun oleh masing-masing
kluster.

6
d. Bagaimana program kerja BPBD dalam penanggulangan bencana?
Jawab:
Untuk bencana COVID-19 saat ini karena menyangkut dengan kesehatan,
maka menyangkut kluster kesehatan, dan yang menjadi lini sektor adalah
kesehatan. Untuk kesehatan lingkungan, di anjurkan berjaga jarak, orang
kesling menyampaikan bahwa dirumahnya harus dibersihkan. Teman
teman kesehatan dilingkungannnya, pada saat melakukan pelayanan
kesehatan di puskesmas, petugas harus memakai pakaian dengan protap.
Setelah pelayanan, dilakukan penyemprotan desinfektan. Untuk pelatihan
tentang bencana alam misalnya elatihan tahap pra bencana (disaster
manajemen plan), pelatihan tentang P3K emergency (BHD, trauma), untuk
kesling berperan dalam bencegahan untuk saat ini kita lakukan sharing
informasi di grup.
e. Apakah ada program pemberdayaan masyarakat untuk persiapan
penanggulangan bencana?
Jawab:
Seharusnya ada. Untuk di desa-desa sudah terbentuk dan di bawahi BPBD.
Ada pula kader yang mengikuti pelatihan mitigasi bencana yang dilakukan
oleh BPBD, sehingga ketika terjadi bencana mereka tau dimana posisi
mereka seharusnya.
f. Apakah sudah pedoman dan SOP yang disusun untuk penanggulangan
bencana di Provinsi Sulawesi Tengah? Jelaskan.
Jawab:
Untuk bencana alam sendiri sudah banyak pedomannya. Untuk pedoman
yang dari pusat sudah ada, tinggal diturunkan lagi ke daerah. Untuk covid-
19 juga sudah ada pedoman, dan pedomannya sudah banyak mengalami
revisi. Untuk revisi terbaru tentang pencegahan dan pengendalian covid-
19, tapi seiring waktu sudah ada perubahan kembali. SOP itu yang
nantinya akan diturunkan ke daerah dan disesuaikan dengan kemampuan
di daerah masing-masing, namun harus tetap sesuai dengan acuannya.

7
Selain dri BNPB, pakai pedoman dari kementrian dalam negeri, dan
kementrian kesehatan revisi 4 yang terupdate.
g. Bagaimana jenis – jenis bencana dan penanggulangannya secara umum?
Jawab:
Untuk ketiga jenis bencana hampir sama protapnya. Regulasinya hampir
sama semua, kalau dilihat di peraturan no 4 tahun 2008. Planing awal
adalah penyusunan disaster manajemen plan yang disusun jauh-jauh hari
sebelum terjadinya bencana. BNPB juga punya disaster manajemen plan.
Untuk bencana covid-19 protapnya setiap saat berubah, dikarenakan yang
ditanggulangi ini juga mengalami perubahan yang cepat. Dan untuk protab
yang sekarang sudah sampai revisi ke empat, mengikuti perkembangan
covid-19 itu sendiri. Untuk manajemen disasternya berubah seiring waktu.
Management Disaster Plan untuk bencana alam sudah ada, namun untuk
bencana covi-19 ini cepat mengalami perubahan.
h. Bagaimana tahapan dan kegiatan dalam manajemen penanggulangan
bencana?
Jawab:
Pada saat bencana dilapangan, misalnya tsunami kemarin, sesuai dengan
protap kita punya waktu 4 jam pertama untuk evakuasi diri sendiri. Begitu
aman, mulai mencari koordinasi dan komunikasi dengan camat setempat.
Dan kemuadian akan di koordinasikan kembali dengan TNI. Pada saat
terjadi bencana, maka yang mengambil alih satu komando yakni dari
gubernur, kemudian camat dan Danrem. Setelahnya, bersama dengan
pihak terkait, akan disusun bagaimana untuk mengevakuasi warga dan
pertolongan pertama. BPBD menjadi pusat penanggulangan, kemudian di
bawah BPBD terdapat kluster-kluster, dan di bawah kluster-klusternya
tersebut terdapat subkluster.
i. Bagaimana prinsip – prinsip BPBD dalam penanggulangan bencana?
Jawab:
Terdapat di peraturan kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Di bagi menjadi 3: prabencana, Saat tanggap darurat, dan pasca bencana.

8
Ada di peraturan yang di terbitkan oleh BNPB mengenai beencana alam.
Di perencanaan dipecah menjadi 4, rencana operasi, pemulihan, mitigasi,
konfergensi.
j. Bagaimana pertolongan pertama pada korban bencana sebelum di bawa ke
fasilitas kesehatan terdekat baik bencana alam, non alam, dan sosial?
Jawab:
Untuk penanganan awal, BPBD tidak bekerja sendiri, kita punya link
untuk bekerja sama dalam penanggulangan bencana, seperti Damkar, PMI,
Puskesmas terdekat, pejabat pemerintah, dll. Petugas BPBD sendiri juga
sudah dilatih untuk melakukan pertolongan awal korban bencana. Namun
dalam prakteknya tetap berkoordinasi dengan link-link yang telah di
sebutkan.
k. Apa peran BPBD dalam penanggulangan bencana?
Jawab:
BPBD bertindak sebagai koordinator paling atas, yang tugasnya yakni
memantau kluster-kluster di bawahnya, misalnya dalam bidang kesehatan.
Terkait dengan pos pengawasan pada kasus bencana COVID-19 ini,
BPBD mengambil alih untuk menyiapkan tempat dan peralatan lainnya
dan dari kesehatan persiapkan tenaganya. BPBD bergerak disemua lini
sebagai koordinator lapangan.
l. Bagaimana jalur koordinasi dan komunikasi dengan institusi/lembaga/
LSM lainnya untuk penanggulangan bencana?
Jawab:
Terkait dengan koordinasi, semua ujung dari koordinasi adalah BPBD.
m. Bagaimana manajemen pemetaan sumber daya manusia (SDM) saat
bencana?
n. Siapa saja yang terlibat dalam penanggulangan bencana dan bagaimana
perannya?
o. Bagaimana manajemen penyediaan sarana prasarana termasuk logistik
bencana dan pendistribusiannya?
Jawab:

9
Dalam penyediaan sarana dan prasarana terkait dengan rekonstruksi, tetap
dari pihak BPBD yang mengatur, dan di bawahnya ada kluster-kluster.
Misalnya terdapat kerusakan jalan akibat bencana yang akan diperbaiki,
maka di bawahnya terdapat kluster PU yang mengerjakan perbaikannya
dalam pengawasan BPBD, dan nantinya akan ada rapat evaluasi yang
dilakukan.
p. Dari mana sumber pembiayaan dan bagaimana pengelolaan anggaran
bencana?
Jawab: sumber pembiayaan dapat berrasal dari instansi-instansi daerah,
kemudian akan di kelolah oleh BPBD yang nantiya akan di bagikan ke
masing-masing kluster. Misalnya pada kluster kesehatan, dalam kondisi
pandemi ini membutuhkan bantuan APD, BPBD yang nantinya akan
menyalurkan anggaran untuk pengadaan APD tersebut.
q. Bagaimana manajemen bantuan dan donasi bencana dari pihak internal
dan eksternal BPBD Provinsi Sulawesi Tengah?
Jawab:
Sama halnya dengan relawan, bantuan dan donasi bencana harusnya
terlebih dahulu masuk ke Dinas Kesehatan Provinsi. Bantuan eksternal
pun yang masuk, harus ada koordinasi yang baik dalam penyaluranya.
Sehingga tidak terjadi seperti pada bencana gempa 2018 lalu, bantuan dan
donasi tertumpuk di bandara dan tidak tersalurkan dengan merata. Untuk
saat ini, telah ada evaluasi tentang hal tersebut dan sementara disusun
kembali alur koordinasi untuk penyaluran bantuan dan donasi.
r. Bagaimana manajemen relawan di BPBD Provinsi Sulawesi Tengah?
Jawab:
Untuk relawan kesehatan seharusnya masuk terlebih dahulu ke Dinas
Kesehatan Provinsi. Dari Dinas kesehatan provinsi yang kemuadian akan
menyalurkan relawan ke titik-titik yang belum tersalurkan relawan
kesehatan. Relawan kesehatan yang masuk pun harus sesuai dengan
standar, sehingga dapat melakukan pelayanan kesehatan yang di berikan
berdasarkan EBM (Evidence Base Medicine). Dalam hal ini, Kepala

10
Puskesmas dan dokter puskesmas yang berperan dalam mengevaluasi
relawan-relawan yang datang. Namun dalam prakteknya, terkadang ada
yang disebut dengan human error, yakni adanya relawan-relawan yang
tidak sesuai dengan peraturan yang ada.
s. Upaya – upaya apa saja yang telah dilakukan untuk pencegahan bencana?
Jawab:
Dalam upaya pencegahan bencana ada beberapa garis koorginasi yang
harus ditempuh. Mulai dari tingkat provinsi yakni gubernur, hingga tingkat
kabupaten. Upaya-upaya pencegahan yang dapat dilakukan diantaranya
melakukan mitigasi bencana, mengadakan pelatihan-pelatihan mitigasi
bencana dan peenanggulangan bencana, serta melakukan simulasi bencana
untuk meningkatkan pengetahuan tentang tindakan apa saja yang
dilakukan jika terjadi bencana. Pada kasus bencana Covid-19 itu sendiri,
dari BPBD juga telah melakukan edukasi tentang covid 19, namun belum
sedetailnya karena ditakutkan akan menimbulkan kepanikan dari
masyarakat. Dan seharusnya, garda terdepan dalam upaya pencegahan
bencana ini harusnya masyarakat itu sendiri yakni dengan melakukan
physical distancing.
t. Hambatan – hambatan apa saja yang ditemui saat penanggulangan
bencana?
Jawab:
Sebagai contoh, pada saat terjadi bencana gempa bumi tahun 2018 lalu,
hambatan yang di alami saat penanggulangan bencana ialah pada man
power, dimana pada saat itu sumber daya manusia yang paham akan alur
proses penanggulangan bencana masih kurang. Sebelumnya pada tahun
2016 telah dilakukan pelatihan tentang mitigasi serta penanggulangan
bencana sesuai tupoks oleh pihak-pihak terkait seperti BPBD, BNPB, TNI,
Polri, dll. Namun, yang terjadi pada tahun 2018 saat itu, orang-orang yang
telah mengikuti pelatihan tersebut sudah diganti jabatannya sehingga tidak
ada pelimpahan atau penurunan ilmu dari pelatihan tersebut.

11
2.2 Konsep Teori Yang Mendukung Hasil Wawancara
(Buka di : Pedoman pencegahan dan pengendalian covid 19 revisi 4)
(buka di perturan kepala badan BNPB no 4 tahun 2008).
UU RI NO 24 tahun 2007

BAB III : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

DAFTAR PUSTAKA
Profil Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sulawesi Tengah.
http://bpbd.sultengprov.go.id/main

LAMPIRAN

12

Anda mungkin juga menyukai