Makalaha Kromotografi 2
Makalaha Kromotografi 2
MAKALAH
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT)
DISUSUN OLEH :
1. AHMAD WAHID (01)
2. ANDI SOFYAN (02)
3. HERNI PRIHASTINI (16)
4. LIA NURFITRIA (20)
5. RISCA WAHYU FEBRIANI (29)
6. YULIA NUR HANIFAH (36)
KELOMPOK : 6
KELAS : 3 Kimia 2
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Lelakang
Didalam sebuah produk seperti cairan vitamin atau obat sejenis serta produk pangan
lainnya terkadang sulit untuk membedakan dengan benar tentang unsur / zat yang terkandung
didalamnya. Dengan adanya kemajuan teknologi dibidang elektrokimia saat ini telah memiliki
peranan penting dalam menentukan berbagai kandungan / unsur zat didalam cairan. Adapun
teknologi yang masih digunakan saat ini seperti penerapan metode kromatografi.
Kromatografi ( Chromatography ) sebenarnya secara harfiah berasal dari nama "warna menulis",
namun tak ada hubungan secara langsung kecuali senyawa pertama yang mengalami pemisahan
dengan cara ini adalah pigmen hijau tumbuhan, seperti klorofil. Kromatografi adalah suatu nama
yang diberikan untuk teknik pemisahan tertentu. Pada dasarnya semua cara kromatografi
menggunakan dua fasa yaitu yang pertama, fasa tetap ( Stationary Phase ) dan kedua, fasa
bergerak ( Mobile Phase ). Dengan adanya penelitianpenelitian baru yang memungkinkan untuk
menerapkan prinsip kromatografi pada senyawa-senyawa yang tak berwarna termasuk gas.
Adapun perkembangan pesat dari beberapa jenis sistem kromatografi diantaranya adalah ;
Kromatografi kertas, kromatografi lapisan tipis ( Thin Layer Chromatography ), kromatografi
gas ( Gas Chromatography ), dan kromatografi cair kinerja tinggi ( High Performance Liquid
Chromatography ).
Pada kromatografi lapisan tipis, terdapat lapisan tipis ( tebal 0.1-2 mm ) yang terdiri atas
bahan padat yang dilapiskan kepada permukaan penyangga datar ( plat ), yang biasanya terbuat
dari kaca, tetapi dapat pula terbuat dari plat polimer atau logam. Lapisan yang melekat
pada permukaan dengan bantuan bahan pengikat, biasanya kalsium sulfat dan kromatografi
lapisan tipis dapat digunakan untuk keperluan yang luas dalam pemisahanpemisahan. Seperti
halnya, kromatografi lapisan tipis yang banyak digunakan akhir-akhir ini oleh sebagian besar
laboratorium di Indonesia menggunakan alat berupa TLC Scanner 3 merk CAMAG ( Made in
Switzerland ) dengan metode kromatografi lapisan tipis, yang mana proses pengambilan sample
yang berada pada permukaan plat (tempat sample yang telah dilakukan pemisahan)
menggunakan scanner didalam alat tersebut kemudian hasilnya ditransfer ke PC dan dilakukan
proses selanjutnya. Dan kelebihan dari TLC Scanner 3 CAMAG sendiri adalah mampu
menganalisa senyawa berwarna dan tak berwarna, membutuhkan waktu yang relatif cepat.
BAB II
PEMBAHASAN
Sifat yang terpenting dari penyerap adalah besar partikel bubur penyerap dan
homogenitasnya, karena adhesi terhadap plat sangat tergantung pada kedua sifat tersebut.
Besarnya partikel yang biasa digunakan adalah 1 – 25 mikron. Partikel yang butirannya sangat
kasar tidak akan memberikan hasil yang memuaskan dan salah satu alasan untuk menaikkan
hasil pemisahan adalah menggunakan penyerap yang butirannya halus. Sedangkan dalam kolom
partikel yang sangat halus akan mengakibatkan aliran pelarut menjadi lambat, pada lapisan tipis
butiran yang halus memberikan aliran pelarut yang lebih cepat. Beberapa contoh penyerap yang
digunakan untuk pemisahan-pemisahan dalam kromatografi lapisan tipis adalah sebagai
berikut :
Tabel 2.3 Macam-macam penyerap untuk kromatografi lapisan tipis
Definisi Kromatogram
Kromatogram adalah output visual yang diperoleh dari hasil pemisahan.
Sebuah garis menggunakan pinsil digambar dekat bagian bawah lempengan dan setetes
pelarut dari campuran pewarna ditempatkan pada garis itu. Diberikan penandaan pada garis di
lempengan untuk menunjukkan posisi awal dari tetesan. Jika ini dilakukan menggunakan tinta,
pewarna dari tinta akan bergerak selayaknya kromatogram dibentuk.
Ketika bercak dari campuran itu mengering, lempengan ditempatkan dalam sebuah gelas
kimia bertutup berisi pelarut dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Perlu diperhatikan bahwa
batas pelarut berada di bawah garis dimana posisi bercak berada.
Alasan untuk menutup gelas kimia adalah untuk meyakinkan bawah kondisi dalam gelas
kimia terjenuhkan oleh uap dari pelarut. Untuk mendapatkan kondisi ini, dalam gelas kimia
biasanya ditempatkan beberapa kertas saring yang terbasahi oleh pelarut. Kondisi jenuh dalam
gelas kimia dengan uap mencegah penguapan pelarut.
Karena pelarut bergerak lambat pada lempengan, komponen-komponen yang berbeda dari
campuran pewarna akan bergerak pada kecepatan yang berbeda dan akan tampak sebagai
perbedaan bercak warna.
Gambar menunjukkan lempengan setalah pelarut bergerak setengah dari lempengan.
Pelarut dapat mencapai sampai pada bagian atas dari lempengan. Ini akan memberikan
pemisahan maksimal dari komponen-komponen yang berwarna untuk kombinasi tertentu dari
pelarut dan fase diam.
Deteksi Bercak
Ada dua cara untuk menyelesaikan analisis sampel yang tidak berwarna, yaitu:
1. Menggunakan pendarflour
Fase diam pada sebuah lempengan lapis tipis seringkali memiliki substansi yang
ditambahkan kedalamnya, supaya menghasilkan pendaran flour ketika diberikan sinar ultraviolet
(UV). Itu berarti jika sinar UV disinarkan, maka sampel akan berpendar.
Pendaran ini ditutupi pada posisi dimana bercak pada kromatogram berada, meskipun
bercak-bercak itu tidak tampak berwarna jika dilihat dengan mata. Itu berarti bahwa jika
disinarkan sinar UV pada lempengan, akan timbul pendaran dari posisi yang berbeda dengan
posisi bercak-bercak. Bercak tampak sebagai bidang kecil yang gelap.
Sementara UV tetap disinarkan pada lempengan,, kita harus menandai posisi-posisi dari
bercak-bercak dengan menggunakan pensil dan melingkari daerah bercak-bercak itu. Karena
jika kita mematikan sinar UV tersebut, bercak-bercaknya tidak tampak kembali.
2. Penunjukkan bercak secara kimia
Dalam beberapa kasus, dimungkinkan untuk membuat bercak-bercak menjadi tampak
dengan cara mereaksikannya dengan zat kimia sehingga menghasilkan produk yang berwarna.
Sebuah contoh yang baik adalah kromatogram yang dihasilkan dari campuran asam amino.
Kromatogram dapat dikeringkan dan disemprotkan dengan larutan ninhidrin. Ninhidrin bereaksi
dengan asam amino menghasilkan senyawa-senyawa berwarna, umumnya coklat atau ungu.
Dalam metode lain, kromatogram dikeringkan kembali dan kemudian ditempatkan pada
wadah bertutup (seperti gelas kimia dengan tutupan gelas arloji) bersama dengan kristal iodium.
Uap iodium dalam wadah dapat berekasi dengan bercak pada kromatogram, atau dapat
dilekatkan lebih dekat pada bercak daripada lempengan. Substansi yang dianalisis tampak
sebagai bercak-bercak kecoklatan.
Instrument Kromatografi Lapis Tipis
1. Detektor
Detektor pada alat TLC Scanner 3 CAMAG menggunakan photomultipliers. Komponen
didalam phot omultipier (PMT) sendiri adalah photomultiplier tube (tabung vakum
photomultiplier), photocathode (katoda metalik yang terbuat dari bahan logam multi alkali),
struktur dynode (berbentuk lempengan cekung) dan anoda (memilki spectral sensitivity 185-850
nm).
Prinsip kerja dari PMT adalah permukaan logam katoda disinari dengan seberkas cahaya
dan sejumlah elektron terpancar dari permukaannya, yang biasa disebut dengan efek fotoelektrik
dengan kondisi hampa udara.
Elektron yang terpancar dan terlepas karena adanya sekumpulan energi yang timbul dan
dikuatkan oleh susunan komponen dynode (linier -focused type) secara berurutan dan keluar
mengenai anoda. Elektron tersebut terikat dalam logam dengan energi W (eV), yang dikenal
sebagai fungsi kerja (work function), logam yang berbeda memilki fungsi kerja yang berbeda
pula. Dan logam katoda yang digunakan sebagai permukaan fotosensitif, dibawah panjang
gelombang pancung (cutoff wavelength) λc, sembarang sumber cahaya, selemah apapun, akan
menyebabkan terjadinya pemancaran fotoelektron.
Cahaya yang masuk difokuskan dengan melewati focusing electrode dan elektron
mengenai dynode pertama kemudian dipantulkan dan dipancarkan ke dynode kedua sampai ke
dynode yang terakhir (proses pengalian) sehingga terjadi muatan elektron yang lebih besar dan
timbul tegangan.
2. Monokromator
Monokromator adalah alat yang paling umum dipakai untuk menghasilkan berkas radiasi
dengan satu panjang gelombang. Monokromator untuk radiasi ultra violet, sinar tampak dan infra
merah adalah serupa, yaitu mempunyai celah (slit), lensa, cermin dan prisma atau grating.
Terdapat 2 macam monokromator yaitu monokromator prisma Bunsen dan monokromator
grating Czerney-Turney
Fungsi prisma adalah untuk memisahkan sinar polikromatis dari sumber cahaya menjadi
sinar monokromatis. Bila seberkas cahaya dilewatkan melalui sebuah prisma, maka cahaya
tersebut akandiuraikan menjadi beberapa warna (terdapat berbagai warna merah, jingga, hijau,
biru, dan lain-lain).
3. Absorbansi
Penyerapan hanya terjadi jika energi foton yang datang cocok dengan energy yang
diperlukan untuk memindahkan satu elektron terluarnya dari tingkat dasar ke tingkat tereksitasi
(atau dari pita valensi ke pita konduksi di dalam zat padat). Dengan spektroskopi dari cahaya
transmisi bisa diketahui tingkat/pita energi dari suatu atom/molekul/zat padat.
Berkas radiasi elektromagnet bila dilewatkan pada sampel kimia maka sebagian akan
terabsorpsi. Energi elektromagnet yang ditransfer ke molekul sampel akan menaikan tingkat
energi (tingkat tereksitasi). Molekul akan dieksitasi sesuai dengan panjang gelombang yang
diserapnya.
Rumus yang digunakan untuk menghitung besarnya energi yang diserap:
E = h x ν = h x C /λ = h x C / v
dimana, E = energi yang diserap
h = tetapan Planck = 6,626 x 10-34
v = frekuensi
C = kecepatan cahaya = 2,998 x 108 m/det
λ = panjang gelombang
ν = bilangan gelombang
Absorbansi dengan simbol A dari suatu larutan merupakan logaritma dari 1/T atau
logaritma Io/It.
A = log (1/T) = log (Io/It) = - log (T) (1.4)
dimana, A = Absorbansi / serapan
Io = Intensitas sinar yang datang
It = Intensitas sinar yang diteruskan
T = Transmitance / transmitansi
4. Transmitansi
Apabila suatu berkas sinar radiasi dengan intensitas Io dilewatkan melalui suatu larutan
dalam wadah transparan maka sebagian radiasi akan diserap sehingga intensitas radiasi yang
diteruskan It menjadi lebih kecil dari Io. Transmitansi dengan simbol T dari larutan merupakan
fraksi dari radiasi yang diteruskan atau ditansmisikan oleh larutan, yaitu : T = It/Io. Transmitansi
biasanya dinyatakan dalam persen (%).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
1. Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan distribusi dari
komponen-komponen campuran tersebut diantara dua fase, yaitu fase diam (padat atau cair) dan
fase gerak (cair atau gas).
2. KLT merupakan salah satu metode isolasi yang terjadi berdasarkan perbedaan daya serap
(adsorpsi) dan daya partisi serta kelarutan dari komponen-komponen kimia yang akan bergerak
mengikuti kepolaran eluen,
3. Keuntungan KLT yaitu ketepatan penentuan kadar baik karena komponen yang akan ditentukan
merupakan bercak yang tidak bergerak. Kerugiannya memerlukan waktu untuk menentuan
sistem eluen yang cocok.
4. Prinsip KLT yaitu pemisahan komponen-komponen berdasarkan perbedaan adsorpsi atau partisi
oleh fase diam dibawah gerakan pelarut pengembang.
5. Pembuatan lapis tipis KLT dimulai dari penyerap dituangkan diatas permukaan plat yang kondisi
bentuknya baik, biasanya digunakan plat kaca / aluminium. Ukuran yang digunakan tergantung
pada jenis dari pemisahan yang akan dilakukan dan jenis dari bejana kromatografi. Seringkali
bentuk plat kaca / aluminium dijual dengan ukuran 20 x 5 cm atau 20 x 20 cm, dua ukuran ini
dianggap sebagai “standard”.
6. Kromatogram adalah output visual yang diperoleh dari hasil pemisahan.
7. Fase diam yang digunakan dalam KLT merupakan penjerap berukuran kecil dengan diameter
partikel antara 10-30 µm (Gandjar dan Rohman, 2007). Fasa gerak/eluent yang berperan penting
pada proses elusi bagi larutan umpan (feed) untuk melewati fasa diam (adsorbent).
8. Kerja dengan KLT dimulai dari penyiapan plat, eluen dan sampel, penotolan, elusi, dan deteksi
bercak/noda.
9. Cara mendeteksi bercak ada 2 yaitu menggunakan UV dan campuran zat kimia tertentu.
10. Terdapat beberapa instrument pada kromatografi lapis tipis diantaranya adalah
detector, monokromator, absorbansi, dan transmitansi.
11. Faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan noda dalam kromatografi lapisan tipis yang juga
mempengaruhi harga Rf adalah :
a. Struktur kimia dari senyawa yang sedang dipisahkan.
b. Sifat dari penyerap dan derajat aktifitasnya.
c. Tebal dan kerataan dari lapisan penyerap.
d. Pelarut (dan derajat kemurniannya) fase bergerak.
e. Derajat kejenuhan dan uap dalam bejana pengembangan yang digunakan.
f. Teknik percobaan.
g. Jumlah cuplikan yang digunakan.
h. Suhu
i. Kesetimbangan.
MAKALAH ANALISA KALSIUM (Ca) DALAM BATU KAPUR DISUSUN OLEH : RISCA
WAHYU FEBRIANI 29 / 4 KIMIA 2 SMK N 1 (STM PEMBAN...
Search
Beranda
About Me
Report Abuse
Blog Archive
November 2018 (10)
Ethereal theme. Powered by Blogger.
Pencinta Anime
Selasa, 30 Desember 2014
Makalah Kromatografi Lapis Tipis
KATA PENGANTAR
Kami ucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayahNya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini dibuat yntuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah dari ANALISIS. Kami
menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
tetapi keinginan dan motivasi baik, selalu menjadi bekal bagi kami. Kekurangan, kekhilafan
adalah merupakan proses untuk perbaikan dalam pembelajaran. Kami mengharapkan dari semua
pembaca, untuk dapat mengkoreksi, mengkritis dan sekaligus merevisi sebagai sungbangsih yang
berarti dalam penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata dari kami diucapkan sekian dulu, mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi
pembaca, khususnya bagi penulis yang ingin manambah wawasan ilmu pengetahuan. Serta tak
lupa pula penulis hanturkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya bila dalam isi makalah ini
kurang berkenan dan masih ada kekurangan yang berarti.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………………………………………………..i
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………………………ii
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………………………….1
A. PERMASALAHAN……………………………………………………………………..2
BAB II
TEORI………………………………………………………………………………………..3
BAB III
PENUTUP…………………………………………………………………………………9
A. KESIMPULAN…………………………………………………………………….9
B. SARAN……………………………………………………………………………….10
DAFTAR PUSTAHA
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bidang farmasi, Pemisahan atau pemurnian kandungan tumbuhan terutama
dilakukan dengan menggunakan salah satu dari empat teknik kromatografi atau gabungan teknik
tersebut adalahKeempat teknik kromatografi itu adalah kromatografi kertas (KKT),
Kromatografi lapis tipis (KLT), Kromatogfrafi gas cair (KGC), dan kromatografi cair kinerja
tinggi (KCKT).
Ada banyak metode untuk mengetahui ataupun mengidentifikasi zat aktif yang terdapat
dalam suatu ekstrak seperti KLT (kromatografi Lapis Tipis) merupakan salah satunya percobaan
yang dilakukan dalam fitokimia.
Laju absorbsi noda pada lempeng silika gel dari noda ekstrak metanol, ekstrak N-butanol
dan ekstrak eter dengan menggunakan eluen yang sesuai, kemudian tentukan nilai Rf-nya.
KLT merupakan metode pilihan untuk pemisahan semua kandungan yang larut dalam
lipid, yaitu lipid steroid, karotenoid, kuinon sederhana, dan klorofil. Sebaliknya teknik ketiga
yaitu KGC, penggunaan utamanya ialah pada pemisahan senyawa atsiri, yaitu asam lemak, mono
dan seskuiterpena, hidrokarbon dan senyawa belerang. Tetapi keatsirian kandungan tumbuhan
yang bertitik didih tinggi dapat diperbesar dengan mengubahnya ,menjadi ester atau eter
trimetilsilil sehingga hanya ada sedikit saja golongan yang sama sekali tidak cocok untuk
dipisahkan dengan cara KGC.
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami uji kuantitatif pada
simplisia dengan metode makroskopik serta uji kualitatif dengan metode Kromatografi Lapis
Tipis Sedangkan tujuan dari percobaan ini adalah untuk memperoleh data profil kromatogram
lapis tipis pada simplisia, Menentukan nilai Rf dan Rr masing-masing noda kromatogram, serta
membandingkan profil kromatogram sediaan uji
Prinsipnya didasarkan atas partisi dan adsorpsi. Zat penjerap merupakan fase stasioner,
berupa bubuk halus dibuat serba rata dan tipis diatas lempeng kaca.
B. PERMASALAHAN
2.1 Apa pengertian kromotograpi lapisan tipis?
2.2 Apa tujuan kromotograpi lapis tipis?
2.3 Bagaimana cara kerja kromatograpi lapis tipis ?
BAB II
TEORI
Didalam makalah ini kami akan membahas mengenai Kormatografi lapis tipis. Menurut
FI Edisi III Kormatograafi lapis tipis digunakan untuk pemisahan secara cepat, dengan
menggunakan zat penjerat berupa serbuk halus yang dilapiskan serba rata pada lempeng
aliminium dan kaca.
Pengertian dari Kromatografi adalah cara pemisahan zat berkhasiat dan zat yang lain
yang ada dalam bahan atau sediaan dengan jalan penyarian berfraksi, penyerapan atau
penukaran ion pada zat berpori, menggunakan cairan atau gas yang mengalir. Zat yang diperoleh
dapat digunakan untuk uji identifikasi atau penetapan kadar.
Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah suatu metode analisis yang digunakan untuk
memisahkan suatu campuran senyawa secara cepat dan sederhana. Prinsipnya didasarkan atas
partisi dan adsorpsi. Zat penjerap merupakan fase stasioner, berupa bubuk halus dibuat serba rata
dan tipis diatas lempeng kaca. Fase diam yang umum digunakan adalah silika gel, baik yang
normal fase maupun reversed fase.
Kromatografi lapis tipis digunakan untuk pemisahan senyawa seacara cepat , dengan
menggunakan zat penjerap berupa serbuk halus yang dilapiskan serba rata pada lempeng kaca.
Lempeng yang dilapis, dapat dianggap sebagai “ kolom kromatografi terbuka” dan pemisahan
dapat didasarkan pada penjerapan, pembagian atau gabungannya, tergantung dari jenis zat
penjerap dan cara pembuatan lapisan zat penjerap dan jenis pelarut. Kromatografi lapis tipis
dengan penjerap penukar ion dapa digunakan untuk pemisahan senyawa polar. Harga Rf yang
diperoleh kromatografi lapis tipis tidak tepat jika dibandingkan dengan yang diperoleh pada
kromatografi kertas. Karena itu pada lempeng yang sama disamping kromatogram zat yang diuji
perlu dibuatkan kromatogram zat yang diuji perlu dibuat kromatogram zay pembanding kimia,
lebih baik dengan kadar yang berbeda-beda. Perkiraan identifikasi dipoeroleh dengan
pengamatan 2 bercak dengan harga Rf dan ukuran yang hampir sama . Perbandingan ukuran
bercak secara visual atau densitometri dapat digunakan untuk memperkirakan kadar. Penetapan
kadar yang lebih teliti dapat dilakukan dengan cara mengambil bercak dengan hati-hati dari
lempeng,kemudian disaring dengan pelarut yang cocok dan diukur dengan spetrofotometri. Pada
kromatografi lapis tipis 2 dimensi lempeng yang dieluasi diputar 90 o dan dieluasi lagi, umumnya
menggunakan bejana lain yang dijenuhkan dengan sistem pelarut yang berbedah.
Ada beberapa hal yag perlu diperhatikan dalam mempelajari materi KLT antara lain:
a. Alat Lempeng Kaca
Lempeng kaca dengan tebal serba rata seluruh permukaan berukuran 20 cm x 20 cm ; sebagai
lempeng tapi digunakan lempeng kaca berukuran 5 cm x 20 cm.
b. Baki Lempeng
Umunya baki lempeng berukuran 122 cm x 23 cm dengan satu sisi panjang dan satu sisi pendek
yang berbingkai untuk menahan lempeng kaca. Baki yang digunakan untuk meleatkkan dan
mengatur lempeng kaca pada waktu membuat lapisan zat penjerap hingga diperloeh permukaan
yang rata .
c. Rak penyimpanan
Rak penyimpanan dipergunakan untuk menempatkan lempeng yang telah dilapisi zat penjerap
selam pengeringan atau untuk membawa lempeng. Rak mempunyai ukuran yang cocok sehingga
dapat masuk kedalam lemari pengering. Dapat memuat lebih kurang 10 lempeng dengan jarak
tertentu.
d. Zat penjerap
Zat penjerap dapat terdiri dari zat penjerap kromatografi yang halus. Fosfor dapat ditambahkan
untuk melihat respan UV senyawa yang meresap UV. Zat penjerap dapat dilapiskan langsung
pada lempeng kaca dengan pertolongan zat perekat, misalnya kalsium sulfat anhidrat 5%-15%
atau kanji. Kalsium sulfat tidak dapat memberikan permukaan yang keras seperti kanji, tetapi
tidak terpengaruh pereaksi semprot yang bersifat oksidator kuat.
e. Alat Pembuat Lapisan
Alat pembuat lapisan berupa bak panjang yang dibuat dengan teliti, mempunyai cela yang
memanjang pada dasarnaya. Alat karena bonotnya jika digerakkan diatas lempeng kaca akan
memberikan lapisan zat penjerap serba rata pada seluruh permukaan lempengan setebal 0,25
mikrometer untuk memperoleh tebal lapisan lain dibuatkan alat lapisan yang dapat diatur.
f. Bejana Kromatografi
Bejana kromatografi umunya dapat membuat 2 lempeng kaca dan dapat tertutup rapat. Kedalam
bejana dapat dimasukkan sebuah rak penyangga terbuat dari bejana tahan karat yang dapat
memuat 2 lempeng kaca adalah menyeblah.
g. Sablon-sablon
Umunya dibuat dari plastik digunakan untuk membantu memberi tanda pada lempeng, misalnya
untuk memberi tanda pada tempat penotolan dengan jarak tertentu dan untuk membantu memberi
tanda lain pada lempeng.
h. Pipet Mikro
Pipet mikro berskala 10 µl untuk memindahkan cairan. Jumlah larutan zat yang diperiksa dan
larutan baku yang harus ditotolkan, tertera pada masing-masing monografi.
i. Alat Penyemprot Pereaksi
Alat penyemprot tahan terhadap pereaksi dan dapat menyemprotkan peraksi daalm bentuk
butiran halus.
j. Lampu UV
Lampu UV yang cocok untuk pengataman dEngan panjang gelombang pendek (254 µm) dan
dengan panjang gelombang panjang 336 µm.
B. Cara kerja
Bersihkan lempeng kaca dengan cara mencelup kedalam asam pencici bilas dengan air
secupnya hingga air mengalir dari lempeng kaca tampa meninggalkan bercak air aatau minyak,
keringkan dengan lap bersih. Pada waktu melapiskan zat penjerap, lempeng harus bebas dari
serap atau debu. Atur lempeng kaca di atas baki lempeng, letakkan lempeng tepi berukuran 5 cm
× 20 cm pada ujung dan pangkal baki dan usahakan agar pada waktu melapisi semua laempeng
tidak ada yang bergeser. Letakkan alat pembuat lapisan pada ujung baki. Kecuali dikatakan lain,
campur satu bagian zat penjerap dengan dua volume air, kocok kuat-kuat dalam labu kimia kaca
selama 30 detik. Tuanagkan bubur tersebut kedalam alat pembuat lapisan. Umumnya 30 gram
zat penjerap dan 60 ml air cukup untuk 5 lempeng berukuran 20 cm × 20 cm. Pekerjaan
melapisi ini harus selesai dalam waktu 2 menit sejak penambahan air , kerena setelah 2 menit
campuran yang mengunakan perekat mulai menjadi keras. Geser hati-hati alat pembuat lapisan
diatas lempeng kaca kearah sisi pendek baki yang berbingkai. Jika telah mencapai pada lempeng
tepi terakhir, angkat alat pembuat lapisan. Cuci segera alat pembuat lapisan. Biarkan lempeng
selam 5 mrnit kemudian pindahkan lepeng pada waktu penyimpanan dengan lapisan menghadap
ke atas, keringkan pada suhu 105o selama 30 menit. Setelah lempeng kering, biarkan dingin
sehingga suhu kamar dan amati serba raknya pembagian dan susunan zat penjerap. Cahaya yang
di ransmisikan akan menunjukan keserbarataan pembagian dan cahaya yang di pantulkan akan
menunjukan keserbarataan susunan. Simpan lempeng yang baik dalam eksikator yang cocok .
Kecuali dinyatakan lain pada masing-masing monorografi, tepmpatkan pada 2 sisi bejana
kromagrografi, 2 helai kertas saring, tinggi 18 cm, lebar sama dengan panjang bejana. Masukkan
lebih kurang 100 ml pelarut kedalam bejana kromagrografi hingga tinggi pelarut 0,5 cm sampai
1 cm, tutup rapat, biarkan sistem mencapai keseimbangan, kertas saring harus basah seluruhnya.
Seluruh sis bejana dapat juga di lapisi dengan kertas saring. Pada dasar bejana kertas saring harus
tercelup dalam pelarut. Totolkan larutan zat yang di periksa dan larutan pembanding , menurt
cara yang tertera pada masing-masing monografi, dengan jarak kira-kira 1,5 cm dan kira-kira 2
cm dari tepi bawah lempeng biarkan kering. Tepi bawah lempeng adalah bagian laempeng yang
terdahulu didahilui oleh alat pebuat lapisan pada waktu pelapisan zat penjerap sablon
menentukan titik tempat penotolan dan jarak yang harus di dahului pelarut . tempat lempeng
pada rak penyangga , hingga tempat penetesan terletak di sebelah bawah, masukkan rak
penyangga kedalam bejana . pelarut yang ada didalam bejana harus mencapai tepi bawah
lapisan penjerap tempat penetesan tidak boleh terendam. Tutup rapat dengan pertolangan lemak
penutup, biarkan hingga pelarut merambat 10 cm – 15 cm diatas titik penotolan umumnya
berlangsung kira-kira selama 15-1 jam; kelarutan lempeng kerinkan di udara, amati bercak mula-
mula dengan sinar uluteaviolet gelombang pendek (254 nm ) kemudian iltraviolet gelombang
pajan g (366 nm) ukur dan catat jarak bercak dari titik penotolan, dan catat panjang gelombang
untuk tiap bercak yang tampak. Jika perlu semprot bercak dengan pereakasi yang tertera pada
monografi amati dan bandingkan kratogram zat yang di periksa dengan kromatogram zat
pembanding. Hitung harga Rf seperti pada kromatografi kertas .
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah suatu metode analisis yang digunakan
untuk memisahkan suatu campuran senyawa secara cepat dan sederhana. Prinsipnya didasarkan
atas partisi dan adsorpsi. Zat penjerap merupakan fase stasioner, berupa bubuk halus dibuat serba
rata dan tipis diatas lempeng kaca. Fase diam yang umum digunakan adalah silika gel, baik yang
normal fase maupun reversed fase.
Bagian bagian yang perlu dipelajari dalam membahas materi KLT adalah :
a. Alat Lempeng Kaca
b. Baki Lempeng
c. Rak penyimpanan
d. Zat penjerap
e. Alat Pembuat Lapisan
f. Bejana Kromatografi
g. Sablon-sablon
h. Pipet Mikro
i. Alat Penyemprot Pereaksi
j. Lampu UV
B.SARAN
Diharapkan agar mahasiswa bisa mengetahui dan memahami Kromotografi Lapisan Tipis serta
mengetahui cara-cara kerjanya
DAFTAR PUSTAKA
- Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta:Departemen Kesehatan RI
- Http://WWW. Analisis.Com/2012
Diposting oleh M. Aswin di 20.10
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)
Mengenai Saya
M. Aswin
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
▼ 2014 (6)
Desember
(6)
Tema PT Keren Sekali. Diberdayakan oleh Blogger.