Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1

DHF (dengue haemorrhagic fever)

DOSEN PENDAMPING

Ns. Jamal Bahua, M. Kep

OLEH

KELAS B
KELOMPOK 4

Intan Patria Abdjul 841418069


Nur Wulan Putri Tendeyan 841419061
Zalza Adistiyani Putri Hilala 841419062
Siti Nur Mahfirah Tome 841419063
Rahma Dwi Astuti Yusuf 841419074
Asyulni Almaida Adjid 841419075
Fadila Aulia Matoka 841419080
Retno Wulan Sutantio Rahim 841419086
Rusli hiola 841419107

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


2020

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................3
KONSEP MEDIS.................................................................................................................................3
A. Definisi......................................................................................................................................3
B. Etiologi......................................................................................................................................4
C. Manifestasi Klinis......................................................................................................................4
D. Patofisiologi...............................................................................................................................5
E. Prognosis...................................................................................................................................6
F. Pemeriksaan Penunjang.............................................................................................................6
G. Penatalaksanaan.........................................................................................................................6
H. Komplikasi................................................................................................................................8
I. Pencegahan................................................................................................................................8
BAB II..................................................................................................................................................8
KONSEP KEPERAWATAN..............................................................................................................8
A. pengkajian..................................................................................................................................8
B. PATHWAY.............................................................................................................................10
C. Diagnosa keperawatan.............................................................................................................13
D. Intervensi Keperawatan...........................................................................................................15
E. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan.................................................................................22
BAB IV...............................................................................................................................................27
PENUTUP..........................................................................................................................................27
A. Kesimpulan..............................................................................................................................27
B. Saran........................................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................28

2
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah
kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, serta kepada keluarga, sahabat, kerabat
beliau sekalian.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan kami
semua kekuatan dan kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah I yangl “DHF” dapat selesai sesuai waktu yang telah kami rencanakan.
Tersusunnya makalah ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan
secara materil dan moril, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ns. Jamal Bahua, M. Kep selaku dosen pendamping Universiatas Negeri


Gorontalo
2. Kedua orang tua.
3. Teman teman sekalian
Yang mana telah memberikan dukungan, bantuan, beserta dorongan semangat agar
makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini tentunya jauh dari kata sempurna tapi penulis tentunya bertujuan untuk
menjelaskan atau memaparkan point-point di makalah ini, sesuai dengan pengetahuan yang
kami peroleh, baik dari buku maupun sumber-sumber yang lain. Semoga semuanya
memberikan manfaat bagi kita. Bila ada kesalahan tulisan ataukata-kata di dalam makalah ini,
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Gorontalo, 17 November 2020

3
Penyusun

BAB I

KONSEP MEDIS

A. Definisi

Demam berdarah dengue (DBD) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
infeksi virus dengue. DBD adalah penyakit akut dengan manifestasi klinis perdarahan
yang menimbulkan syok yang berujung kematian. DBD disebabkan oleh salah satu
dari empat serotipe virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Terdapat 4
serotipe DBD: Dengue 1, 2, 3 dan 4 di mana Dengue tipe 3 merupakan serotipe virus
yang dominan menyebabkan kasus yang berat. Penyakit infeksi virus Dengue adalah
penyakit yang disebabkan oleh virus dengue golongan grup arbovirus (Soegijanto,
2006).

B. Etiologi
Virus dengue termasuk genus Flavivirus, keluarga flavirdae. Terdapat 4
serotipe virus yaitu DEN-2, DEN-3, DEN-4, keempatnya ditemukan di Indonesia
dengan DEN-3 serotype infeksi salah satu serotype akan menimbulkan antibody
terhadap serotype yang bersangkutan, sedangkan antibody yang terbentuk terhadap
serotype lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang
memadai terhadap serotype lain tersebut. Seseorang tinggal didaerah endemis dengue
dapat terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya. Keempat serotype vrus
dengue dapat ditemukan berbagai daerah di Indonesia (Sudoyo Aru,dkk 2009).

C. Manifestasi Klinis
a. Demam dengue
Merupakan penyakit demam akut 2-7 hari, ditandai dengan dua atau lebih
manifestasi klinis sebagai berikut:
- Nyeri kepala
4
- Nyeri retro-orbital
- Mialgia/artralgia
- Ruam kulit
- Manifestasi perdarahan (petekie atau uji bandung positif)
- Pemeriksaan serologi dengue positif; atau ditemukan DD/DBD yang sudah
dikonfirmasi pada lokasih dan waktu yang sama.
b. Demam berdarah dengue
Berdasarkan criteria WHO 1997 diagnosis DBD ditegakan bila semua hal
dibawah dipenuhi:
1. Demam atau riwayat demam akut antara 2-7 hari, biasanya bersfat bifasik
2. Manifestasi perdarahan yang biasanya berupa
- Uji tourniquet positif
- Petekie, ekimosis, atau purpura
- Perdarahan mukosa (epistaksis, perdarahan gusi), saluran cerna, tempat bekas
suntikan
- Hematemesis atau melena
3. Trombositopenia < 100.00/ul
4. Kebocoran plasma yang ditandai dengan
- Peningkatan nilai hematokrit ≥ 20% dari nilai baku sesuai umur dan jenis
kelamin.
- Penurunan nilai hematokrit ≥ 20% setelah pemberian cairan yang edukat
5. Tanda kebocoran plasma seperti: hipoproteinemi, asites, efusi pleura
c. Sindrom syok dengue
Seluruh criteria DBD di batasi disertai dengan tanda kegagalan sirkulasinya yaitu:
- Penurunan kesadaran, gelisah
- Nadi cepat, lemah
- Hipotensi
- Tekanan darah turun ≤ 20mmHg
- Perfusi perifer menurun
- Kulit dingin-lembab

D. Patofisiologi
Virus dengue yang telah masuk ketubuh penderita akan menimbulkan viremia.
Hal tersebut menyebabkan pengaktifan complement sehingga terjadi komplek imun
Antibodi – virus pengaktifan tersebut akan membetuk dan melepaskan zat (3a, C5a,
5
bradikinin, serotinin, trombin, Histamin), yang akan merangsang PGE2 di
Hipotalamus sehingga terjadi termo regulasi instabil yaitu hipertermia yang akan
meningkatkan reabsorbsi Na+ dan air sehingga terjadi hipovolemi. Hipovolemi juga
dapat disebabkan peningkatkan permeabilitas dinding pembuluh darah yang
menyebabkan kebocoran palsma. Adanya komplek imun antibodi – virus juga
menimbulkan agregasi trombosit sehingga terjadi gangguan fungsi trombosit,
trombositopeni, dan koagulopati. Ketiga hal tersebut menyebabkan perdarahan
berlebihan yang jika berlanjut terjadi syok dan jika syok tidak teratasi, maka akan
terjadi hipoxia jaringan dan akhirnya terjadi Asidosis metabolik. Asidosis metabolik
juga disebabkan karena kebocoran plasma yang akhirnya tejadi perlemahan sirkulasi
sistemik sehingga perfusi jaringan menurun dan jika tidak teratasi dapat menimbulkan
hypoxiajaringan.
Masa virus dengue inkubasi 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari. Virus hanya dapat
hidup dalam sel yang hidup, sehingga harus bersaing dengan sel manusia terutama
dalam kebutuhan protein. Persaingan tersebut sangat tergantung pada daya tahan
tubuh manusia. Sebagai reaksi terhadap infeksi terjadi:
1. aktivasi sistem komplemen sehingga dikeluarkan zat anafilaktosin yang
menyebabkan peningkatan permiabilitas kapiler sehingga terjadi perembesan
plasma dari ruang intravaskular ke ekstravaskular
2. agregasi trombosit menurun, apabila kelainan ini berlanjut akan menyebabkan
kelainan fungsi trombosit sebagai akibatnya akan terjadi mobilisasi sel trombosit
muda dari sumsum tulang dan
3. kerusakan sel endotel pembuluh darah akan merangsang atau mengaktivasi faktor
pembekuan.
Ketiga faktor tersebut akan menyebabkan
a. peningkatan permiabilitas kapiler;
b. kelainan hemostasis, yang disebabkan oleh vaskulopati; trombositopenia;
dan kuagulopati

E. Prognosis
Prognosis demam dengue (dengue fever/DF) umumnya baik, dengan angka mortalitas
kurang dari 1 %, namun apabila terjadi syok, maka angka mortalitas bisa lebih buruk.
Renjatan yang terjadi pada saat demam, prognosisnya buruk. Dengan sifatnya
yang self-limiting disease, angka kematian (mortality rate) DF kurang dari 1%. Angka
kematian untuk kasus DHF yang tertangani medis adalah 2-5 %. Bila DHF tidak
6
diobati, angka kematiannya meningkat sampai 50%. Penderita yang sembuh biasanya
tanpa sekuele dan tubuhnya akan membuat imunitas terhadap serotipe virus yang
menjangkitinya.

F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan untuk menunjang diagnosis DBD
adalah pemeriksaan darah lengkap, urine, serologi dan isolasi virus. Yang signifikan
dilakukan adalah pemeriksaan darah lengkap, selain itu untuk mendiagnosis DBD
secara definitif dengan isolasi virus, identifikasi virus dan serologis.

G. Penatalaksanaan
1. Tatalaksana Demam Berdarah Dengue tanpa syok
- Berikan anak banyak minum larutan oralit atau jus buah, air tajin, air sirup,
susu, untuk mengganti cairan yang hilang akibat kebocoran plasma, demam,
muntah/diare.
- Berikan parasetamol bila demam. Jangan berikan asetosal atau ibuprofen
karena obat-obatan ini dapat merangsang terjadinya perdarahan.
- Berikan infus sesuai dengan dehidrasi sedang:
1. Berikan hanya larutan isotonik seperti Ringer laktat/asetat
2. Kebutuhan cairan parenteral
a. Berat badan < 15 kg : 7 ml/kgBB/jam
b. Berat badan 15-40 kg : 5 ml/kgBB/jam
c. Berat badan > 40 kg : 3 ml/kgBB/jam
3. Pantau tanda vital dan diuresis setiap jam, serta periksa laboratorium
(hematokrit, trombosit, leukosit dan hemoglobin) tiap 6 jam
4. Apabila terjadi penurunan hematokrit dan klinis membaik, turunkan
jumlah cairan secara bertahap sampai keadaan stabil. Cairan intravena
biasanya hanya memerlukan waktu 24–48 jam sejak kebocoran pembuluh
kapiler spontan setelah pemberian cairan.
- Apabila terjadi perburukan klinis berikan tatalaksana sesuai dengan tata
laksana syok terkompensasi (compensated shock).
2. Tata laksana Demam Berdarah Dengue dengan Syok
- Perlakukan hal ini sebagai gawat darurat. Berikan oksigen 2-4 L/menit secarra
nasal.
- Berikan 20 ml/kg larutan kristaloid seperti Ringer laktat/asetat secepatnya.
7
- Jika tidak menunjukkan perbaikan klinis, ulangi pemberian kristaloid 20
ml/kgBB secepatnya (maksimal 30 menit) atau pertimbangkan pemberian
koloid 10-20ml/kgBB/jam maksimal 30 ml/kgBB/24 jam.
- Jika tidak ada perbaikan klinis tetapi hematokrit dan hemoglobin menurun
pertimbangkan terjadinya perdarahan tersembunyi; berikan transfusi
darah/komponen.
- Jika terdapat perbaikan klinis (pengisian kapiler dan perfusi perifer mulai
membaik, tekanan nadi melebar), jumlah cairan dikurangi hingga 10
ml/kgBB/jam dalam 2-4 jam dan secara bertahap diturunkan tiap 4-6 jam
sesuai kondisi klinis dan laboratorium.
- Dalam banyak kasus, cairan intravena dapat dihentikan setelah 36-48 jam.
Ingatlah banyak kematian terjadi karena pemberian cairan yang terlalu banyak
daripada pemberian yang terlalu sedikit.

H. Komplikasi
Kelebihan cairan merupakan komplikasi penting dalam penanganan syok. Hal ini
dapat terjadi karena:
- kelebihan dan/atau pemberian cairan yang terlalu cepat
- penggunaan jenis cairan yang hipotonik
- pemberian cairan intravena yang terlalu lama
- pemberian cairan intravena yang jumlahnya terlalu banyak dengan kebocoran
yang hebat.

I. Pencegahan
Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada
pengendalian vektornya, yaitu nyamuk Aedes aegypti.
Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa
metode yang tepat, yaitu :
a) Eliminasi breeding place nyamuk
b) Larvasida
c) Insektisida

8
BAB II

KONSEP KEPERAWATAN

A. pengkajian
1. Identitas pasien
Nama, umur (pada DHF paling sering menyerang anak-anak dengan usia kurang
dari 15 tahun) , jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua, pendidikan
orang tua, dan pekerjaan orang tua.
2. Keluhan utama
Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang kerumah sakit
adalah panas tinggi dan anak lemah
3. Riwayat penyakit sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil dan saat
demam kesadaran composmetis.Turunnya panas terjadi antara hari ke-3 dan ke-
7 dan anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai keluhan batuk pilek, nyeri
telan, mual, muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri otot,
dan persendian, nyeri ulu hati, dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta
adanya manifestasi perdarahan pada kult , gusi (grade III. IV) , melena atau
hematemesis.
4. Pemeriksaan fisik, meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi dari ujung
rambut sampai ujung kaki. Berdasarkan tingkatan DHF, keadaan Pasien adalah
sebagai berikut :
a. Grade I : kesadaran composmetis , keadaan umum lemah, tanda-tanda
vital dan andi elmah.
b. Grade II : kesadaran composmetis, keadaan umum lemah, ada
perdarahan spontan ptechiae, perdarahan gusi dan telinga, serta nadi lemah,
kecil, dan tidak teratur

9
c. Grade III : kesadaran apatis, somnolen, keadaan umum lemah, nadi
lemah, kecil dan tidak teratur, serta takanan darah menurun.
d. Grade IV : kesadaran coma, tanda-tanda vital: nadi tidak teraba, tekanan
darah tidak teratur, pernafasan tidak teratur, ekstremitas dingin. berkeringat
dan kulit tampak biru.
5. Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai :
a. HB dan PVC meningkat (≥20%)
b. Trombositopenia (≤ 100.000/ ml)
c. Leukopenia ( mungkin normal atau lekositosis)
d. Ig. D dengue positif
e. Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinemia,
hipokloremia, dan hiponatremia
f. Ureum dan pH darah mungkin meningkat
g. Asidosis metabolic : pCO2 <35-40 mmHg dan HCO3 rendah
h. SGOT /SGPT mungkin meningkat.

10
B. PATHWAY
VIRUS DENGUE

REAKSI
ANTIGEN- VINEMIA
ANTIBODI

MENGELUARKAN
ZAT MEDIATOR

MENGELUARKA MERANGSANG
N ZAT
SARAF
MEDIATOR
SIMPATIS
PENINGKATAN
PERMEABILITAS
DINDING DITERUSKAN
PEMBULUH DARAH MERANGSANG KE UJUNG
HIPOTALAMUS SARAF BEBAS
ANTERIOR

NYERI OTOT

KEBOCORAN PLASMA
SUHU TUBUH NYERI AKUT

TROMBOSITOPENIA
HIPERTERMI

TERJADI
PENDARAHAN
11

RISIKO SYOK
HIPOVOLEMIK
Problem Etiologi Masalah
Keperawatan
Gejala dan tanda mayor Resiko
REAKSI ANTIGEN-
Ds: perdarahan(00206)
ANTIBODI
- Adanya ruam kulit
Do:
RISIKO
- HB dan PVC MENGELUARKAN PERDARAHAN
meningkat (≥20%) ZAT MEDIATOR

- Trombositopenia (≤
100.000/ ml) PENINGKATAN
- Leukopenia PERMEABILITAS

( mungkin normal DINDING PEMBULUH DARAH

atau lekositosis)
- Ig. D dengue positif
KEBOCORAN PLASMA

TROMBOSITOPENIA

Gejala dan tanda mayor VINEMIA Hipertermia (00007)


Ds:
- Mengeluh demam
MENGELUARKAN ZAT
MEDIATOR
Do:
- Suhu tubuh lebih
MERANGSANG
dari 37,5oC
HIPOTALAMUS
ANTERIOR

SUHU TUBUH

Gejala dan tanda mayor MENGELUARKAN ZAT Resiko syok


MEDIATOR
Ds: hipovolemik (00205)

PENINGKATAN
PERMEABILITAS
Do DINDING PEMBULUH DARAH

KEBOCORAN PLASMA

TROMBOSITOPENIA
12
TERJADI PENDARAHAN
C. Diagnosa keperawatan
1. Resiko perdarahan(00206)
Kategori : fisiologis
Subkategori : sirkulasi
2. Hipertermia (00007)
Kategori : Lingkungan
Subkategori : keamanan dan proteksi
3. Resiko syok (00205)
Kategori : fisiologis
Subkategori : nutrisi/cairan
4. Nyeri akut (00132)
Kategori : psikologis
Subkategori : nyeri dan kenyamanan

13
D. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa keperawatan SLKI SIKI
. Rasional
1. Resiko Tingkat pendarahan Pencegahan
perdarahan(00206) Kriteria Hasil : pendarahan
Kategori : fisiologis Setelah di lakukan Observasi :
Subkategori:sirkulasi tindakan keperawatan -identifikasi penyebab
selama 3x24 jam Status pendarahan
Definisi: Sirkulasi membaik -periksa adanya darah
Berisiko mengalami dengan indicator: pada
kehilangan darah baik muntah,sputum,feses,urin
internal maupun - sudah tidak terjadi e,pengeluaran NGT,dan
eksternal pendarahan drainase luka,jika perlu
- Hb Normal -periksa ukuran dan
- TD Normal karakteristik
Penyebab: - Frekuensi Nadi hematoma,jika ada

Normal -monitor terjadinya


Gejala dan tanda perdarahan
mayor -monitor nilai
Subjektif : hemoglobin dan
Objektif : hematokrit sebelum dan
Gejala dan tanda minor setelah kehilangan darah
Subjektif : -monitor tekanan darah
Objektif : dan parameter
hemodinamik
-monitor intake dan
output cairan
Kondisi klinis terkait : -Monitor koagulasi darah
-monitor deliveri oksigen
Aneurisma jaringan
Ulkus lambung Terapeutik :
Varises -istrahatkan area yang
Trombositpenia mengalami perdarahan
Ketuban pecah sebelum -berikan kompres dingin
waktunya jika perlu
14
Plasenta previa -tinggikan ekstremitas
Atonia uterus yang mengalami
Retensi plasenta perdarahan
Tindakan pembedahan -pertahankan akses IV
Kanker Edukasi :
Trauma -jelaskan tanda tanda
perdarahan
-anjurkaan melapor jika
menemukan tanda
perdarahan
-anjurkan membatasi
aktifitas.
2. Hipertermia (00007) Termoregulasi Regulasi temperatur

Kategori : Kriteria Hasil : Observasi :


Setelah di lakukan -Identifikasi penyebab

Subkategori: tindakan keperawatan hipertermia


selama 3x24 jam Status -monitor suhu tubuh

Definisi: Sirkulasi membaik -monitor kadar elektrolit

Suhu tubuh meningkat di dengan indicator: -monitor keluaran urine

atas rentang normal - Suhu Normal -monitor komplikasi

tubuh. - Nadi Normal akibat hipertermia

Penyebab: Terapeutik :

- Dehidrasi -sediakan lingkungan

- Terpapar yang dingin

lingkunga -longgarkan atau

n panas lepaskan pakaian

- Proses -basahi dan kipasi

penyakit permukaan tubuh

- Peningkat -berikan cairan oral

an laju -ganti linen setiap hari

metabolis -lakukan pendinginan

me eksternal

- Respon -hindari pemberian

15
trauma antipiretik atau aspirin
- Aktivitas -berikan oksigen,jika
berlebihan perlu
- Pengguna Edukasi :
an -anjurkan tirah baring.
inkubator

Gejala dan tanda


mayor
Subjektif :
Objektif :
Suhu tubuh diatas nilai
normal
Gejala dan tanda minor
Subjektif : -
Objektif :
-Kulit merah
-Kejang
-Takikardi
-Takipnea
-Kulit terasa hangat
Kondisi klinis terkait :
-Proses infeksi
-Hipertiroid
-Stroke
-Dehidrasi
-Trauma
-Prematuritas
3. Nyeri akut (00132) Tingkat nyeri Manajemen nyeri

Kategori : psikologis Observasi :

Subkategori: nyeri dan -identifikasi

kenyamanan lokasi,karakteristik,duras
i,frekuensi,kualitas,intens

Definisi: itas nyeri

16
Pengalaman sensorik -identifikasi skala nyeri
atau emosional yang -identifikasi respon nyeri
berkaitan dengan non verbal
kerusakan jaringan aktual -identifikasi faktor yang
atau fungsional,dengan memperberat dan
onset mendadak atau memperingan nyeri
lambat dan berintensitas
ringan hingga berat yang Terapeutik :
berlangsung kurang dari -berikan tekhik
3 bulan. nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
-kontrol lingkungan yang
Penyebab: memperberat rasa nyeri
Agen pencedera -fasilitas istrahat dan
fisiologis tidur
Agen pencedera kimiawi -pertimbangkan jenis dan
Agen pencedera fisik sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
Gejala dan tanda meredakan nyeri
mayor
Subjektif : Edukasi :
Mengeluh nyeri -jelaskan
Objektif : penyebab,periode,dan
Tampak meringis pemicu nyeri
Bersikap protektif -jelaskan strategi
Gelisah meredakan nyeri
Frekuensi nadi -anjurkan memonitor
meningkat nyeri secara mandiri
Sulit tidur

Gejala dan tanda minor


Subjektif : -

Objektif :

17
Tekanan darah
meningkat
Pola nafas berubah
Nafsu makan berubah
Proses berfikir terganggu
Menarik diri
Berfokus pada diri
sendiri
Diaforesis

Kondisi klinis terkait :


Kondisi pembedahan
Cedera traumatis
Infeksi
Sindrom koroner akut
glaukoma

4. Resiko syok (00205) Tingkat syok Pemantauan cairan


Kriteria Hasil : Observasi :

Kategori : fisiologis Setelah di lakukan -monitor status hidrasi

Subkategori: nutrisi/cairan tindakan keperawatan -monitor berat badan harian

Definisi: selama 3x24 jam Status -monitor berat badan sesudah

Beresiko mengalami Sirkulasi membaik dan sebelum dialisis

ketidakcukupan aliran darah ke dengan indicator: -monitor hasil pemeriksaan

jaringan tubuh,yang dapat - Nadi Normal laboratorium

mengakibatkan disfungsi - TD Normal

seluler yang mengancam jiwa - Kesadaran Normal Terapeutik :


-cairan intake output dan hitung
balans cairan 24 jam
-berikan asupan cairan sesuai

Gejala dan tanda mayor kebutuhan.

Subjektif :-
Objektif :-

18
Gejala dan tanda minor
Subjektif :-
Objektif :-

Kondisi klinis terkait :


1.perdarahan
2.trauma multiple
3.pneumothoraks
4.infark miokard
5.kardiomiopati
6.cedera medula spinalis
7.anafilaksis
8.sepsis
9.koagulasi intravaskuler

19
E. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Hari/Tgl/J No Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi


am
Resiko - Memonitor dengan S : klien mengatakan
perdarahan(00206) ketat resiko terjadinya keluhannya telah teratasi
perdarahan pada pasien O : tanda yang dialami
- Instrustruksikan pasien- klien telah normal
pasien yang masih bisa A : masalah telah teratasi
berjalan untuk selalu P : intervensi dihentikan
menggunakkan sepatu
- Menjelaskan semua
prosedur pada pasien
dan orang orang yang
penting bagi pasien
Hipertermia (00007) - Memonitor warna kulit S : klien mengatakan
dan suhu keluhannya telah teratasi
- Memonitor r asupan dan O : tanda yang dialami
keluaran ,sadari klien telah normal
perubahan kehilangan A : masalah telah teratasi
cairan yang tak P : intervensi dihentikan
dirasakan
- Memberikan obat atau
cairan 1V(misalnya
,antipiretik agen
antibakteri, dan agen
anti menggigil )
- Memonitor suhu paling
tidak setiap 2 jam,
sesuai kebutuhan
- Menginstruksikan
pasien bagaimana
mencegah keluarnya

20
panas dan serangan
panas
- Menginformasikan
pasien mengenai
indikasi adanya
hipotermia dan
penanganan emergensi
yang tepat ,sesuai
kebutuhan

Resiko syok (00205) - Memonitor EKG S : klien mengatakan


- Memberikkan cairan keluhannya telah teratasi
malalui 1V dan atau O : tanda yang dialami
oral, sesuai kebutuhan klien telah normal
- Mengajarkan pasien A : masalah telah teratasi
untuk menghindari P : intervensi dihentikan
bahan yang
menyebabkan alergi
yang diketahui dan
mengenai bagaimana
menggunakan kotak
anaphylarixis sesuai
kebutuhan
- Memonitor pasien
terhadap reaksi alergi
terhadap pada
pengobatan
baru,formula, makanan,
karet dan atau biji coba
bahan celup
- Meninstruksikan pasien
untuk menghindari
bahaya yang
menyebabkan alergi,
21
sebgaimana mestinya

Nyeri akut (00132) - Memonitor pasien S : klien mengatakan


mengenai dilakukan keluhannya telah teratasi
atau tidak dilakukannya O : tanda yang dialami
tingkah laku yang di klien telah normal
inginkannya A : masalah telah teratasi
P : intervensi dihentikan
- Menggunakan
pendekatan yang sesuai
dengan fakta bukan
pendekatan yang
menghakimi

- Membantu pasien bila


di perlukan dan tepat,
untuk menunjukan
tingkah laku yang di
inginkan

- Menurunkan batasan
setting jika pasien
menunjukan tingkah
laku yang di inginkan

- Memonitor kepuasan
pasien terhadap
manajemen nyeri dalam
interval yang spesifik

- Menentukan kebutuhan
frekuensi untuk
melakukan pengkajian
ketidaknyamanan

22
pasien dan
mengimplementasikan
rencana monitor

- Membantu keluarga
dalam mencari dan
menyediakan dukungan

- Berkolaborasi dengan
pasien, orang terdekat,
dan tim kesehatan
lainnya untuk memilih
dan
mengimplementasikan
tindakan penurunan
nyeri non farmakologik
sesuai kebutuhan

- Memberikan informasi
yang akurat untuk
meningkatkan
pengetahuan dan respon
keluarga terhadap
pengalaman nyeri

23
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Demam berdarah dengue (DBD) atau dengue haemorrhagic fever (DHF)
adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dari Family Flaviviridae dengan
genus Flavivirus. Virus dengue mempunyai 4 sero tipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3,
dan DEN-4. Penyakit demam berdarah merupakan salah satu jenis penyakit yang
disebabkan oleh Arbovirus (Arthropod borne virus) yaitu virus yang ditularkan oleh
serangga yaitu nyamuk.

24
Gejala awal DBD adalah demam tinggi mendadak yang berlangsung
sepanjang hari, nyeri kepala, nyeri saat menggerakkan bola mata, dan nyeri
punggung. Kadang disertai tanda-tanda pendarahan serta pada kasus yang lebih berat
dapat menimbulkan nyeri ulu hati, perdarahan saluran cerna, shock, hingga kematian.
Masa inkubasi penyakit ini selama 3-14 hari, tetapi pada umumny 4-7 hari. Belum ada
obat dan vaksin untuk mencegah DBD. Pengobatan terhadap penderita hanya masih
bersifat simtomatis dan suportif.

B. Saran
Hendaknya menjaga kesehatan agar terbebas dari penyakit, biasakan gaya hidup sehat
dan pola makan teratur, dengan begitu bisa untuk memperkecil resiko terkena
penyakit

DAFTAR PUSTAKA

https://e-journal.unair.ac.id/JBE/article/viewFile/1665/1282 (10 Oktober 18)


http://www.ichrc.org/622-demam-berdarah-dengue-diagnosis-dan-tatalaksana (10 Oktober
2018)

http://digilib.unmuhjember.ac.id/download.php?id=3566 (10 Oktober 2018)


Nurarif Amin Huda, Kusuma Hardhi. 2015. Aplikasih Nanda Nic Noc. Jogjakarta: Media
Action.

25
Saferi Andra dkk. 2017. Keperawatan Medikal Bedah. Jogjakarta: Nuha Medika
Nurarif, Huda Amin dan Kusuma Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Moorhead, Sue. Dkk. 2016. Nursing Outcomes Classification. Singapura: Elsevier Global
Rights

Bulechek, Gloria M. Dkk. 2016. Nursing Intervention Classification. Singapura: Elsevier


Global Rights

PPNI.2017.Standar Diagnosis KeperawatanIndonesia,Edisi 1 CetakanIII.Jakarta: DPP PPNI

PPNI.2018.StandarIntervensiKeperawatanIndonesia,Edisi 1 CetakanII.Jakarta: DPP PPNI

PPNI.2019.StandarLuaranKeperawatanIndonesia,Edisi 1 CetakanII.Jakarta: DPP PPNI

26

Anda mungkin juga menyukai