OLEH
KELAS A
KELOMPOK 4:
Ny. M berusia 84 tahun. Ny. M mengeluh penglihatan sudah kabur,tidak mampu melakukan
perjalanan yang sebenarnya tidak cukup jauh, mudah capek, serta sering merasa sakit pada lutut
kaki.
TD : 150/90 mmHg
Suhu : 360C
Nadi : 86x/mnt
Pernapasan : 24x/mnt
BB : 37 Kg
TB : 137 Cm
BAB II
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
a. Nama Keluarga (KK) : Bapak F
b. Alamat : Daena’a
c. Pendidikan KK : tidak tamat SD
d. Umur : 88 tahun
e. Pekerjaan : Buruh
f. Komposisi Keluarga
No Nama JK Usia Hub. Pendidikan Pekerjaan
Dgn KK Terakhir
1 Ny. M P 84 Tahun Istri Tidak Tamat SD IRT
2 Tn. I L 40 Tahun Anak SD Sederajat Buruh bangunan
3 Tn. I L 38 Tahun Anak Tidak Tamat SD Buruh bangunan
4 Tn. E L 35 Tahun Anak SMP Sederajat Tukang jahit
5 Ny. R P 34 Tahun Anak SMP Sederajat Cleaning service
6 Ny. S P 39 Tahun Menantu SMP Sederajat IRT
7 Ny. Y P 35 Tahun Menantu SMA Sederajat IRT
8 Tn. A L 32 Tahun menantu SMA Sederajat Petani
Genogram:
Tn. F Ny. M
MK
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Tinggal serumah
Ny. M mengatakan bahwa Ibu dan ayahnya telah meninggal sejak beliau masih berusia
anak-anak, sehingganya beliau tidak mengetahui pasti apa yang menjadi penyebab atas
meninggalnya kedua oran tua beliau. Kini Ny. M tinggal bersama suaminya yakni Tn.
F, satu anak laki-laki beliau dan menantunya serta satu cucuk laki-laki yang masih
berumur 4 tahun-an. Sedangkan 3 anak Ny. M lainnya telah berkeluarga dan tinggal
bersama mertua anaknya tersebut.
g. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Ny. M adalah tipe keluarga usia lanjut, dimana rumah tangga yang
terdiri dari suami istri yang berusia lanjut.
h. Suku
Ny. M mengatakan bahwa keluarganya adalah gorontalo asli, dan tidak memiliki
kebiasaan yang berkaitan dengan adat istiadat yang berhubungan dengan masalah
kesehatan. Ny. M mengatakan kalau ada anggota keluarga yang sakit, akan berobat ke
puskesmas.
i. Agama
Ny. M mengatakan semua anggota keluarga beragama islam
sumu
r
Kamar
mandi/
WC
Dapur
Ruang tamu
kamar Ruang Tamu
dan ruang keluarga
c. Karakteristik tetangga & komunitas RW
Ny. M mengatakan lingkungan rumah di desa Daenaa baik dan tentram. Sebagian
besar warga bersuku Gorontalo dan interaksi antar warga di lingkungan sekitar rumah
baik, dan ramah sehingga hubungan keluarga dengan tetangga sekitarpun terjalin baik.
Rata-rata pekerjaan warga adalah buruh. Di Desa daenaa sering diadakan pertemuan
rutin seperti PKK, pertemuan dasawisama, posyandu balita dan lansia setiap sebulan
sekali, pertemuan desa, dan pengajian. Adapun masalah kesehatan yang paling banyak
di desa Daenaa adalah, hipertensi dan asam urat. Fasilitas pelayanan kesehatan yang
ada di desa Daenaa yaitu puskesmas dan Posyandu lansia. Jarak dari rumah ke
posyandu lansia hanya 150 M. Selain fasilitas kesehatan, adapun fasilitas umum yang
ada di lingkungan ini yaitu masjid, dan sekolah.
d. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Ny. M sudah lama tinggal di desa Daenaa dimana Ny. M sejak lahir sudah
tinggal di desa tersebut hingga orang tuanya meninggal sedangkan Tn. F tinggal di
rumah tersebut sejak menikah dengan Ny. M yaitu kurang lebih sekitar 50 tahun. Ny.
M kesehariannya sebagai Ibu Rumah tangga mengurus kebutuhan rumah tangga
seperti menyiapkan masakan untuk suaminya, membersihkan rumah, dan mencuci.
Sedangkan Tn. F aktivitas sehari-harinya adalah bekerja sebagai buruh. Keluarga Ny.
M mendatangi pusukesmas untuk memeriksakan kesehatan anggota keluarga karena
keluarga percaya pada dokter, bidan dan perawat untuk membantu mengatasi masalah
kesehatan keluarga. Ny. M dan suami tidak memiliki kendaraan pribadi sehingga
untuk bepergian hanya berjalan kaki saja atau naik bentor.
e. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Ny. M mangatakan “Saya tidak sering berkumpul dengan keluarga maupun
berinteraksi dengan masyarakat. Kalau suami saya jarang ada di rumah, setiap hari
bekerja”. Ny. M tidak sering mengikuti perkumpulan yang ada di desa Daenaa. Untuk
peran keluarga dalam perkumpulan Ny M mengatakan “Saya dan keluarganya hanya
warga biasa, tidak punya jabatan di warga”.
f. System pendukung keluarga
Ny M mengatakan “suami saya bekerja untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, ya
kadang-kadang anak saya memberi saya uang tambahan sedikit-sedikit karena mereka
juga sudah punya keluarga sendiri dan juga merupakan keluarga yang kurang
mampu”. Untuk jaminan kesehatan Ny. M mengatakan memiliki Jamskesmas, BPJS .
4. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Ny. M mengatakan bahwa pola komunikasi yang diterapkan dalam keluarga adalah
komunikasi terbuka dan dua arah. Kegiatan berkumpul bersama suami untuk ngobrol-
ngobrol atau sharing biasanya pada malam hari, biasanya bahasa yang digunakan
adalah bahasa Gorontalo.
b. Struktur dan peran keluarga
Ny. M Mengatakan bahwa tidak semua anggota berperan dalam mengambil keputusan
hanya ny M dan Tn. F serta seorang anak yang tinggal bersama mereka. Tn. F sebagai
kepala keluarga mecari nafkah dan Ny. M sebagai ibu rumah tangga.
c. Nilai dan norma budaya
Ny. M mengatakan bahwa semua orang harus dapat menjaga kebersihan agar
lingkungan rumah menjadi sehat dan banyak bersabar apabila mengalami masalah
terutama masalah kesehatan tapi lain halnya dengan saya karena usia saya sudah
sangat tua jadi mengurus diri sendiri saja susah belum lagi di lingkungan sekitar .
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Keluarga Ny. M memiliki fungsi afektif yang baik dimana Ny. M dan suami saling
menyayangi dan berusaha untuk saling menghargai agar tercipta hubungan yang
rukun.
b. Fungsi sosialisasi
Ny. M mengatakan bahwa sosialasi dan interaksi baik intern keluarga mapun dengan
warga berjalan dengan baik. Ny. M biasanya saling berbagi pengalaman denngan
beberapa lansia di sekitar rumah tentang penyakit REMATIK yang dialaminya. Dalam
berinteraksi dan bersosialisasi sebisa mungkin menghargai privasi orang lain dan tidak
mencampuri urusan orang lain.
c. Fungsi perawatan keluarga
1. Mengenal masalah kesehatan
Ny. M berkata “ saya ini kena penyakit REMATIK sejak 3 bulan yang lalu nou,
memang kalau berjalan jauh akan merasakan sakit kaki sampai bengkak. awalnya
itu saya makan sayur kangkung dan sering kesemutan di lutut,sesak napas, jadi saya
berobat ke puskesmas dari situ taunya ada penyakit REMATIK. Tapi ketika selesai
berobat Dokter di puskesmas tidak menjelaskan apapun kepada saya.
2. Mengambil keputusan
Ny. M berkata, “ saya biasanya kalau mau periksa kesehatan paling ke kantor desa
dan puskesmas no’u. itupun kalo saya sudah tidak kuat di rumah baru ke
puskesmas, periksa kesehatan juga tidak terlalu rutin. ya kalo ke puskesmas
berobat, kesana itu biasa jalan kaki sampai ke pangkalan ojek. Ya pergi sendiri
karena suami kerja no’u. kalo suami saya jarang sakit Alhamdulillah, paling Cuma
pegal-pegal minta dipijat punggungnya no’u”.
3. Melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit
Ny M mengatakan “ ya saya kan ini cuma tinggal bertiga dengan suami dan anak
kedua, suami saya sakitnya juga biasanya cuma pegal-pegal mungkin kecapean
karena kerjanya yang sebagai petani, ya paling saya urut punggungnya. Selain itu
Alhamdulillah tidak ada lagi.
4. Memodifikasi dan memelihara lingkungan
Ny. M mengatakan “ yaa kalau saya ini jarang membereskan rumah, kadang-
kadang menyapu nou kalau tidak sakit kaki, yang penting sudah bersih.
5. Menggunakan fasilitas kesehatan
Ny. M mengatakan “saya ke posyandu biasanya untuk nimbang, ngukur tinggi dan
tensi, jadi kalo mau periksa kesehatan biasanya ke puskesmas bawa BPJS, tapi ke
puskesmas itu pun tidak rutin, bahkan beberapa bulan kemarin saya sudah tidak
dating-datang.
d. Fungsi ekonomi
Ny. M berkata, “penghasilan suami saya cukup untuk kebutuhan sehari-hari nou,
alhamdulillah”
6. Stres dan Koping Keluarga
a. Stressor jangka pendek
Ny. M mengatakan “Saya tidak memusingkan hal-hal besar apalagi hal yang kecil.
b. Stressor jangka panjang
Ny. M mengatakan “semoga saya tetap mampu menjaga kesehatan dengan keadaan
ekonomi seadanya,sehingga tidak menyusahkan suami dan anak-anak saya”.
c. Strategi koping yang digunakan
Ny. M mengatakan “Saya percaya akan kuasa yang diatas,semoga tetap mampu
melayani anak dan suami meski dengan keadaan seperti in”.
7. Harapan Keluarga
Ny. M berharap dapat berkumpul bersama seluruh anak-anaknya dalam waktu dekat ini,
serta kondisi ekonomi keluarga mereka akan lebih baik lagi kedepannya.
8. Pemeriksaan Fisik Keluarga
Pemeriksaan Nama anggota keluarga
Tn. F Ny. M
Punggung Tidak ada lesi di punggung, Tidak ada lesi di punggung, bentuk
bentuk tulang normal, tidak ada tulang normal, tidak ada fraktur,
fraktur, tidak ada nyeri tekan. tidak ada nyeri tekan.
Ekskremitas atas Kekuatan otot 5/5, tidak ada Kekuatan otot 5/5, tidak ada luka,
luka, tidak nyeri tekan, tidak ada tidak nyeri tekan, tidak ada
kecacatan kecacatan
Ekskremitas bawah Kekuatan otot 5/5, ad luka di ibu Kekuatan otot 5/5, tidak ada luka,
kari sebelah kanan, tampak tidak ada kecacatan, sering merasa
berjalan dengan menahan rasa nyeri pada lutut kaki
sakit
Analisa Data
Data Objektif:
- TD : 150/90 mmHg
- BB : 37kg
- TB : 137 cm
Data Objektif:
- TD : 150/90 mmHg
- Suhu : 360C
- Nadi : 86x/mnt
- Pernapasan : 24 x/m
- BB : 37 kg
- TB : 137 cm
Data Objektif:
- TD : 150/90 mmHg
- Suhu : 360C
- Nadi : 86x/mnt
- Pernapasan : 24 x/m
- BB : 37 kg
- TB : 137 cm
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan data pengkajian dan analisa masalah yang dilakukan maka diagnosa
keperawatan pada keluarga Ny.M adalah:
1. Resiko defisit nutrisi b.d intake nutrisi kurang
2. Penurunan koping keluarga b.d Disorganisasi keluarga, kurangnya saling mendukung,
situasi penyerta yang mempengaruhi orang terdekat, krisis perkembangan yang dihadapi
orang terdekat, tidak tersedia informasi bagi orang terdekat, orang terdekat kurang
terpapar informasi, orang terdekat terlalu fokus pada kondisi diluar keluarga.
3. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b.d Kesulitan ekonomi,banyaknya tuntutan
Prioritas Masalah (Maglaya, 2009)
1. Resiko Defisit Nutrisi (D. 0032)
2 Kemungkinan 2 2 2/2x2=2
masalah dapat
diubah: mudah
4 Menonjolnya 2 1 2/2x1=1
masalah: segera
4
Total = 3
3
2 Kemungkinan 1 2 1/2x2=1
masalah dapat
diubah: sebagian
4 Menonjolnya 2 1 2/2x1=1
masalah: segera
Total = 3 2/3
2 Kemungkinan 1 2 1/2x2=1
masalah dapat
diubah: sebagian
4 Menonjolnya 2 1 2/2x1=1
masalah: segera
Total = 3 1/3
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN KODE INTERVENSI
SIKI
C. Rencana Keperawatan Keluarga Ny.M
1. Resiko Defisit Nutrisi I. 03119 Manajemen Nutrisi
(D. 0032) Definisi
Kategori : Fisiologis Mengidentifikasi dan mengelola asupan
Subkategori : Nutrisi dan Cairan nutrisi yang seimbang
Definisi : Tindakan
Beresiko mengalami asupan nutrisi Observasi
tidak cukup untuk memenuhi 1. Identifikasi status nutrisi
2. Identifikasi alergi dan intoleransi
kebutuhan metabolisme
makanan
Faktor Resiko : 3. Identifikasi makanan yang disukai
4. Identifikasi kebutuhan kalori dan
1. Ketidakmampuan menelan
jenis nutrient
makanan
5. identifikasi perlunya penggunaan
2. Peningkatan Kemampuan
selang nasogastrik
Metabolisme
6. monitor asupan makanan
3. Faktor Ekonomi (mis. financial
7. monitor berat badan
tidak mencukupi)
8. monitor hasil pemeriksaan
4. Faktor Psikologis (mis. stress,
laboratorium
keengganan untuk makan)
Terapeutik
9. Lakukan oral hygiene sebelum
makan, jika perlu
10. Fasilitasi menetukan pedoman diet
(mis. piramida makanan)
11. Sajikan makanan secara menarik
dan suhu yang sesuai
12. Berikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
13. Berikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
14. Berikan suplemen makanan, jika
perlu
15. Hentikan pemberian makanan
melalui selang nasogastrik jika
asupan oral dapat di toleransi
Edukasi
16. Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
17. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
18. Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis. pereda nyeri,
antiemetic), jika perlu
19. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrient yang di butuhkan,
jika perlu