Anda di halaman 1dari 15

Tugas Keperawatan Keluarga

PENGKAJIAN DAN RENCANA KEPERAWATAN PADA KELUARGA BERESIKO

OLEH

KELAS A

KELOMPOK 4:

1. Ramdan Hunowu (841418015)


2. Susfiyanti R. Asala (841418019)
3. Arawindah Prameswari (841418011)
4. Imelda Saskia Putri (841418006)
5. Anggi Abdullah (841418048)
6. Rezgina Mahmud (841418030)
7. Iin N. Uno (841418020)
8. Rozianti H. Biya (841418034)
9. Ni wayan Sukariani (841418026)
10. Febriana R. Paulutu (841418106)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2019
BAB I

GAMBARAN KASUS PASIEN

Ny. M berusia 84 tahun. Ny. M mengeluh penglihatan sudah kabur,tidak mampu melakukan
perjalanan yang sebenarnya tidak cukup jauh, mudah capek, serta sering merasa sakit pada lutut
kaki.

Hasil pemeriksaan TTV:

TD : 150/90 mmHg
Suhu : 360C
Nadi : 86x/mnt
Pernapasan : 24x/mnt
BB : 37 Kg
TB : 137 Cm
BAB II

PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN KELUARGA

A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
a. Nama Keluarga (KK) : Bapak F
b. Alamat : Daena’a
c. Pendidikan KK : tidak tamat SD
d. Umur : 88 tahun
e. Pekerjaan : Buruh
f. Komposisi Keluarga
No Nama JK Usia Hub. Pendidikan Pekerjaan
Dgn KK Terakhir
1 Ny. M P 84 Tahun Istri Tidak Tamat SD IRT
2 Tn. I L 40 Tahun Anak SD Sederajat Buruh bangunan
3 Tn. I L 38 Tahun Anak Tidak Tamat SD Buruh bangunan
4 Tn. E L 35 Tahun Anak SMP Sederajat Tukang jahit
5 Ny. R P 34 Tahun Anak SMP Sederajat Cleaning service
6 Ny. S P 39 Tahun Menantu SMP Sederajat IRT
7 Ny. Y P 35 Tahun Menantu SMA Sederajat IRT
8 Tn. A L 32 Tahun menantu SMA Sederajat Petani
Genogram:

Tn. F Ny. M
MK

Keterangan:

: Laki-laki
: Perempuan

: Meninggal

: Tinggal serumah

Ny. M mengatakan bahwa Ibu dan ayahnya telah meninggal sejak beliau masih berusia
anak-anak, sehingganya beliau tidak mengetahui pasti apa yang menjadi penyebab atas
meninggalnya kedua oran tua beliau. Kini Ny. M tinggal bersama suaminya yakni Tn.
F, satu anak laki-laki beliau dan menantunya serta satu cucuk laki-laki yang masih
berumur 4 tahun-an. Sedangkan 3 anak Ny. M lainnya telah berkeluarga dan tinggal
bersama mertua anaknya tersebut.

g. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Ny. M adalah tipe keluarga usia lanjut, dimana rumah tangga yang
terdiri dari suami istri yang berusia lanjut.

h. Suku
Ny. M mengatakan bahwa keluarganya adalah gorontalo asli, dan tidak memiliki
kebiasaan yang berkaitan dengan adat istiadat yang berhubungan dengan masalah
kesehatan. Ny. M mengatakan kalau ada anggota keluarga yang sakit, akan berobat ke
puskesmas.

i. Agama
Ny. M mengatakan semua anggota keluarga beragama islam

j. Status Sosial Ekonomi Keluarga


Ny. M mengatakan penghasilan yang di dapat pada keluarga Ny. M setiap harinya
berasal dari Tn. F selaku kepala keluarga yang bekerja sebagai petani jagung.
Penghasilan tersebut digunakan untuk memenuhi kebeutuhan hidup sehari-hari dan
sebagain di manfaatkan untuk membayar listrik. Keluarga Ny. M tidak memiliki uang
tabungan untuk keperluan pemeriksaan kesehatan bagi dirinya di masa yang akan
datang, namun demikian Ny. M memiliki asuransi kesehatan Jamkesmas yang biasa
digunakan Ny. M untuk berobat ke Puskesmas.
k. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga Ny. K mengatakan tidak pernah lagi melakukan aktivitas rekreasi sejak
belaiu menikah. Terakhir beliau melakukan rekreasi jalan-jalan adalah ketika masih
berusia muda. Kegiatan hiburan yang dilakukan bersama dengan keluarga adalah
jalan-jalan ke tempat yang dekat dengan lingkungan rumah saja.

2. Riwayat & Tahap Perkembangan Keluarga


Keluarga Ny. berada pada tahap perkembangan keluarga usia lanjut dimana tugas
perkembangan keluarga yaitu pertama Ny. K melepaskan anak dan mendapatkan
menantu sehingga harus membiasakan tinggal seorang diri di rumah saat suaminya pergi
bekerja. Kedua, Penyesuaian terhadap masa tua atau pensiun. Dan ketiga,
mempertahankan keakraban dengan pasangan dan saling merawat.
Tahap perkembangan yang belum terpenuhi pada keluarga Ny. M antara lain
penyesuaian terhadap masa tua dikarenakan Kepala Keluarga (KK) yakni Tn.F yang
bekerja sebagai petani jagung sehingga tidak bisa mendapatkan uang pensiun dan tidak
dapat merasakan masa tuanya dengan baik karena di usia yang sudah 60 tahun masih
bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dimana seharusnya di usia tersebut
(lansia) sudah tidak merasakan beratnya mencari penghasilan dan hanya tinggal
menikmati sisa usia di rumah bersama pasangan atau keluarga.
Pengkajian riwayat keluarga inti pada keluarga Ny. M, didapatkan saat ini Ny.M
mengeluh penglihatan sudah kabur,tidak mampu melakukan perjalanan yang sebenarnya
tidak terlalu jauh, sakit pada lutut kaki yang biasa timbul pada malam hari yang dapat
menyebabkan Ny. M tidak mampu melanjutkan tidur. Ny. M mengatakan sudah
mengetahui dirinya terkena penyakit rematik sejak memeriksakan dirinya di puskesmas 3
bulan yang lalu
3. Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Rumah Ny. M dibangun pada lahan berukuran ±20 m2. Rumah permanen dengan
dinding dari batako yang tidak lapisi semen. Status kepemilikan sendiri yang
merupakan pemberian dari anak pertama Ny. M. Terdiri dari 2 kamar, 1 ruang tamu
yang juga difungsikan sebagai ruang keluarga, 1 ruang dapur dan 1 kamar mandi yang
menjadi satu dengan WC. Lingkungan di dalam rumah tampak kotor dan berantakan.
Fasilitas yang dimiliki seperti kursi tamu, lemari, jam dinding. Pencahayaan ruangan
dan ventilasi kurang memadai, sumber air bersih menggunakan air sumur. Jarak
sumber air dengan septic tank sekitar 8 meter, sampah dan limbah dibuang
sembarangan. Halaman di depan rumah sempit. Jarak antar rumah tidak cukup dekat
namun masih dibatsi dengan pagar tanaman, penduduk dan lingkungan kotor.
Keluarga Ny. M merasa nyaman tinggal di rumahnya karena memang sudah lama
tinggal di rumah tersebut.
b. Denah rumah

sumu
r
Kamar
mandi/
WC

Dapur

Ruang kosong kamar

Ruang tamu
kamar Ruang Tamu
dan ruang keluarga
c. Karakteristik tetangga & komunitas RW
Ny. M mengatakan lingkungan rumah di desa Daenaa baik dan tentram. Sebagian
besar warga bersuku Gorontalo dan interaksi antar warga di lingkungan sekitar rumah
baik, dan ramah sehingga hubungan keluarga dengan tetangga sekitarpun terjalin baik.
Rata-rata pekerjaan warga adalah buruh. Di Desa daenaa sering diadakan pertemuan
rutin seperti PKK, pertemuan dasawisama, posyandu balita dan lansia setiap sebulan
sekali, pertemuan desa, dan pengajian. Adapun masalah kesehatan yang paling banyak
di desa Daenaa adalah, hipertensi dan asam urat. Fasilitas pelayanan kesehatan yang
ada di desa Daenaa yaitu puskesmas dan Posyandu lansia. Jarak dari rumah ke
posyandu lansia hanya 150 M. Selain fasilitas kesehatan, adapun fasilitas umum yang
ada di lingkungan ini yaitu masjid, dan sekolah.
d. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Ny. M sudah lama tinggal di desa Daenaa dimana Ny. M sejak lahir sudah
tinggal di desa tersebut hingga orang tuanya meninggal sedangkan Tn. F tinggal di
rumah tersebut sejak menikah dengan Ny. M yaitu kurang lebih sekitar 50 tahun. Ny.
M kesehariannya sebagai Ibu Rumah tangga mengurus kebutuhan rumah tangga
seperti menyiapkan masakan untuk suaminya, membersihkan rumah, dan mencuci.
Sedangkan Tn. F aktivitas sehari-harinya adalah bekerja sebagai buruh. Keluarga Ny.
M mendatangi pusukesmas untuk memeriksakan kesehatan anggota keluarga karena
keluarga percaya pada dokter, bidan dan perawat untuk membantu mengatasi masalah
kesehatan keluarga. Ny. M dan suami tidak memiliki kendaraan pribadi sehingga
untuk bepergian hanya berjalan kaki saja atau naik bentor.
e. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Ny. M mangatakan “Saya tidak sering berkumpul dengan keluarga maupun
berinteraksi dengan masyarakat. Kalau suami saya jarang ada di rumah, setiap hari
bekerja”. Ny. M tidak sering mengikuti perkumpulan yang ada di desa Daenaa. Untuk
peran keluarga dalam perkumpulan Ny M mengatakan “Saya dan keluarganya hanya
warga biasa, tidak punya jabatan di warga”.
f. System pendukung keluarga
Ny M mengatakan “suami saya bekerja untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, ya
kadang-kadang anak saya memberi saya uang tambahan sedikit-sedikit karena mereka
juga sudah punya keluarga sendiri dan juga merupakan keluarga yang kurang
mampu”. Untuk jaminan kesehatan Ny. M mengatakan memiliki Jamskesmas, BPJS .

4. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Ny. M mengatakan bahwa pola komunikasi yang diterapkan dalam keluarga adalah
komunikasi terbuka dan dua arah. Kegiatan berkumpul bersama suami untuk ngobrol-
ngobrol atau sharing biasanya pada malam hari, biasanya bahasa yang digunakan
adalah bahasa Gorontalo.
b. Struktur dan peran keluarga
Ny. M Mengatakan bahwa tidak semua anggota berperan dalam mengambil keputusan
hanya ny M dan Tn. F serta seorang anak yang tinggal bersama mereka. Tn. F sebagai
kepala keluarga mecari nafkah dan Ny. M sebagai ibu rumah tangga.
c. Nilai dan norma budaya
Ny. M mengatakan bahwa semua orang harus dapat menjaga kebersihan agar
lingkungan rumah menjadi sehat dan banyak bersabar apabila mengalami masalah
terutama masalah kesehatan tapi lain halnya dengan saya karena usia saya sudah
sangat tua jadi mengurus diri sendiri saja susah belum lagi di lingkungan sekitar .
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Keluarga Ny. M memiliki fungsi afektif yang baik dimana Ny. M dan suami saling
menyayangi dan berusaha untuk saling menghargai agar tercipta hubungan yang
rukun.
b. Fungsi sosialisasi
Ny. M mengatakan bahwa sosialasi dan interaksi baik intern keluarga mapun dengan
warga berjalan dengan baik. Ny. M biasanya saling berbagi pengalaman denngan
beberapa lansia di sekitar rumah tentang penyakit REMATIK yang dialaminya. Dalam
berinteraksi dan bersosialisasi sebisa mungkin menghargai privasi orang lain dan tidak
mencampuri urusan orang lain.
c. Fungsi perawatan keluarga
1. Mengenal masalah kesehatan
Ny. M berkata “ saya ini kena penyakit REMATIK sejak 3 bulan yang lalu nou,
memang kalau berjalan jauh akan merasakan sakit kaki sampai bengkak. awalnya
itu saya makan sayur kangkung dan sering kesemutan di lutut,sesak napas, jadi saya
berobat ke puskesmas dari situ taunya ada penyakit REMATIK. Tapi ketika selesai
berobat Dokter di puskesmas tidak menjelaskan apapun kepada saya.
2. Mengambil keputusan
Ny. M berkata, “ saya biasanya kalau mau periksa kesehatan paling ke kantor desa
dan puskesmas no’u. itupun kalo saya sudah tidak  kuat di rumah baru ke
puskesmas, periksa kesehatan juga tidak terlalu rutin. ya kalo ke puskesmas
berobat, kesana itu biasa jalan kaki sampai ke pangkalan ojek. Ya pergi sendiri
karena suami kerja no’u. kalo suami saya jarang sakit Alhamdulillah, paling Cuma
pegal-pegal minta dipijat punggungnya no’u”.
3. Melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit
Ny M mengatakan “ ya saya kan ini cuma tinggal bertiga dengan suami dan anak
kedua, suami saya sakitnya juga biasanya cuma pegal-pegal mungkin kecapean
karena kerjanya yang sebagai petani, ya paling saya urut punggungnya. Selain itu
Alhamdulillah tidak ada lagi.
4. Memodifikasi dan memelihara lingkungan
Ny. M mengatakan “ yaa kalau saya ini jarang membereskan rumah, kadang-
kadang menyapu nou kalau tidak sakit kaki, yang penting sudah bersih.
5. Menggunakan fasilitas kesehatan
Ny. M mengatakan “saya ke posyandu biasanya untuk nimbang, ngukur tinggi dan
tensi, jadi kalo mau periksa kesehatan biasanya ke puskesmas bawa BPJS, tapi ke
puskesmas itu pun tidak rutin, bahkan beberapa bulan kemarin saya sudah tidak
dating-datang.
d. Fungsi ekonomi
Ny. M berkata, “penghasilan suami saya cukup untuk kebutuhan sehari-hari nou,
alhamdulillah”
6. Stres dan Koping Keluarga
a. Stressor jangka pendek
Ny. M mengatakan “Saya tidak memusingkan hal-hal besar apalagi hal yang kecil.
b. Stressor jangka panjang
Ny. M mengatakan “semoga saya tetap mampu menjaga kesehatan dengan keadaan
ekonomi seadanya,sehingga tidak menyusahkan suami dan anak-anak saya”.
c. Strategi koping yang digunakan
Ny. M mengatakan “Saya percaya akan kuasa yang diatas,semoga tetap mampu
melayani anak dan suami meski dengan keadaan seperti in”.
7. Harapan Keluarga
Ny. M berharap dapat berkumpul bersama seluruh anak-anaknya dalam waktu dekat ini,
serta kondisi ekonomi keluarga mereka akan lebih baik lagi kedepannya.
8. Pemeriksaan Fisik Keluarga
Pemeriksaan Nama anggota keluarga
Tn. F Ny. M

Tanda –tanda vital


- TD 170/ 100 mmHg 150/90 mmHg
- Suhu 360c 360C
- Nadi 82x/mnt 86x/mnt
- Pernapasan 22x/mnt 24x/mnt
- BB 42 kg 37kg
- TB 140 cm 137 cm
- BBR
- Glukosa
Kepala dan leher Ukuran kepala simetris, Ukuran kepala simetris,
konjungtiva tidak anemis konjungtiva anemis
Mata mengalami penurunan Penglihatan kabur, , tidak memakai
penglihatan, kornea keruh, tidak kacamata tidak ada pembesaran
ada pembesaran kelenjar getah kelenjar getah bening
bening
Thoraks Bentuk dada simetris, tidak ada Bentuk dada simetris, tidak ada
bekas luka, pernapasan normal bekas luka, pernapasan normal
vesikuler. vesikuler.

Abdomen Bentuk abdomen cembung, tidak Bentuk abdomen cembung, tidak


ada massa, tidak ada nyeri tekan, ada massa, tidak ada nyeri tekan,
saat perkusi suara tympani. saat perkusi suara tympani.

Punggung Tidak ada lesi di punggung, Tidak ada lesi di punggung, bentuk
bentuk tulang normal, tidak ada tulang normal, tidak ada fraktur,
fraktur, tidak ada nyeri tekan. tidak ada nyeri tekan.

Ekskremitas atas Kekuatan otot 5/5, tidak ada Kekuatan otot 5/5, tidak ada luka,
luka, tidak nyeri tekan, tidak ada tidak nyeri tekan, tidak ada
kecacatan kecacatan

Ekskremitas bawah Kekuatan otot 5/5, ad luka di ibu Kekuatan otot 5/5, tidak ada luka,
kari sebelah kanan, tampak tidak ada kecacatan, sering merasa
berjalan dengan menahan rasa nyeri pada lutut kaki
sakit

Analisa Data

No. Data Etiologi Problem


1 Data subjektif: Intake nutrisi kurang, Resiko Defisit Nutrisi
- Ny.M mengatakan sudah finansial tidak (D.0032)
mengetahui dirinya mencukupi
menderita penyakit rematik
sejak 3 bulan yang lalu
setelah melakukan
pemeriksaan di puskesmas
- Ny.M mengeluh penglihatan
sudah kabur,tidak mampu
melakukan perjalanan yang
sebenarnya tidak cukup
jauh, mudah capek, serta
sering merasa sakit pada
lutut kaki.
- Ny.M mengatakan tidak
mendapatkan anjuran yang
berkaitan dengan
peningkatan kesehatan baik
dari dokter maupun perawat
setelah melakukan
pemeriksaan di puskesmas.

Data Objektif:
- TD : 150/90 mmHg
- BB : 37kg
- TB : 137 cm

2 Data Subjektif: Disorganisasi keluarga, Penurunan Koping


- Ny.M mengatakan tidak kurangnya saling Keluarga (D.0097)
mendapatkan anjuran yang mendukung, situasi
berkaitan dengan penyerta yang
peningkatan kesehatan baik mempengaruhi orang
dari dokter maupun perawat terdekat, krisis
setelah melakukan perkembangan yang
pemeriksaan di puskesmas. dihadapi orang terdekat,
- Ny.M mengatakan anak- tidak tersedia informasi
anak jarang memberikan bagi orang terdekat,
informasi, jangankan orang terdekat kurang
informasi yang berkaitan terpapar informasi,
dengan kesehatan orang terdekat terlalu
meberikan kabar pun jarang fokus pada kondisi
sekali. diluar keluarga.

Data Objektif:
- TD : 150/90 mmHg
- Suhu : 360C
- Nadi : 86x/mnt
- Pernapasan : 24 x/m
- BB : 37 kg
- TB : 137 cm

3 Data Subjektif: Kesulitan Manajemen Kesehatan


- Ny.M mengatakan hanya sang ekonomi,banyaknya
Keluarga Tidak Efektif
suami yakni Tn.S dan seorang tuntutan
anak yang membantunya tatkala (D.0115)
sakit atau membantunya untuk
melakukan aktivitas sehari-hari
sedangkan anak-anak yang
lainnya tidak ikut serta
membantunya tatkala ia sakit.
- Ny.M mengatakan pengobatan
yang dilakukan oleh keluarga
yang ada dirumah adalah
pengobatan yang seadanya saja,
misalnya pengobatan dengan
apotik dapur

Data Objektif:
- TD : 150/90 mmHg
- Suhu : 360C
- Nadi : 86x/mnt
- Pernapasan : 24 x/m
- BB : 37 kg
- TB : 137 cm

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan data pengkajian dan analisa masalah yang dilakukan maka diagnosa
keperawatan pada keluarga Ny.M adalah:
1. Resiko defisit nutrisi b.d intake nutrisi kurang
2. Penurunan koping keluarga b.d Disorganisasi keluarga, kurangnya saling mendukung,
situasi penyerta yang mempengaruhi orang terdekat, krisis perkembangan yang dihadapi
orang terdekat, tidak tersedia informasi bagi orang terdekat, orang terdekat kurang
terpapar informasi, orang terdekat terlalu fokus pada kondisi diluar keluarga.
3. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b.d Kesulitan ekonomi,banyaknya tuntutan
Prioritas Masalah (Maglaya, 2009)
1. Resiko Defisit Nutrisi (D. 0032)

No Kriteria Skala Bobot Skoring


1 Sifat masalah: 2 1 2/3x1=2/3
Resiko

2 Kemungkinan 2 2 2/2x2=2
masalah dapat
diubah: mudah

3 Potensi masalah 2 1 2/3x1=2/3


dapat dicegah:
cukup

4 Menonjolnya 2 1 2/2x1=1
masalah: segera
4
Total = 3
3

2. Penurunan Koping Keluarga (D.0097)

No Kriteria Skala Bobot Skoring


1 Sifat masalah: 3 1 3/3x1=1
actual

2 Kemungkinan 1 2 1/2x2=1
masalah dapat
diubah: sebagian

3 Potensi masalah 2 1 1/3x1=1/3


dapat dicegah:
cukup

4 Menonjolnya 2 1 2/2x1=1
masalah: segera
Total = 3 2/3

3. Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif (D.0115)

No Kriteria Skala Bobot Skoring


1 Sifat masalah: 3 1 3/3x1=1
actual

2 Kemungkinan 1 2 1/2x2=1
masalah dapat
diubah: sebagian

3 Potensi masalah 1 1 1/3x1=1/3


dapat dicegah:
rendah

4 Menonjolnya 2 1 2/2x1=1
masalah: segera
Total = 3 1/3
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN KODE INTERVENSI
SIKI
C. Rencana Keperawatan Keluarga Ny.M
1. Resiko Defisit Nutrisi I. 03119 Manajemen Nutrisi
(D. 0032) Definisi
Kategori : Fisiologis Mengidentifikasi dan mengelola asupan
Subkategori : Nutrisi dan Cairan nutrisi yang seimbang
Definisi : Tindakan
Beresiko mengalami asupan nutrisi Observasi
tidak cukup untuk memenuhi 1. Identifikasi status nutrisi
2. Identifikasi alergi dan intoleransi
kebutuhan metabolisme
makanan
Faktor Resiko : 3. Identifikasi makanan yang disukai
4. Identifikasi kebutuhan kalori dan
1. Ketidakmampuan menelan
jenis nutrient
makanan
5. identifikasi perlunya penggunaan
2. Peningkatan Kemampuan
selang nasogastrik
Metabolisme
6. monitor asupan makanan
3. Faktor Ekonomi (mis. financial
7. monitor berat badan
tidak mencukupi)
8. monitor hasil pemeriksaan
4. Faktor Psikologis (mis. stress,
laboratorium
keengganan untuk makan)
Terapeutik
9. Lakukan oral hygiene sebelum
makan, jika perlu
10. Fasilitasi menetukan pedoman diet
(mis. piramida makanan)
11. Sajikan makanan secara menarik
dan suhu yang sesuai
12. Berikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
13. Berikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
14. Berikan suplemen makanan, jika
perlu
15. Hentikan pemberian makanan
melalui selang nasogastrik jika
asupan oral dapat di toleransi
Edukasi
16. Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
17. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
18. Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis. pereda nyeri,
antiemetic), jika perlu
19. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrient yang di butuhkan,
jika perlu

2. Penurunan Koping Keluarga I. 09260 Dukungan koping keluarga


(D.0097) Definisi : Memfasilitasi peningkatan
Kategori : Fisiologi nilai-nilai, minat dan tujuan dalam
Subkategori : Integritas Ego keluarga

Anda mungkin juga menyukai