T
DENGAN KASUS HIPERTENSI
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu Tugas Ujian Praktik Mata
Kuliah Keperawatan keluarga
Dosen pembimbing : Drs. H. Supriyadi, S.Kp., M.Kep., Sp.Kom
Disusun oleh :
Gisma karomah
(P17320118024)
Tingkat – 3A
JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
2020
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Bpk. T KHUSUSNYA
Ibu. T DENGAN KASUS HIPERTENSI
I. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga : Bpk. T
2. Usia : 43 Tahun
3. Pendidikan : D2
4. Pekerjaan : Wiraswasta
5. Alamat : Kp. Buniara, RT.20/RW.04, Ds Buniara, Kec.
Tanjungsiang, Subang
6. Komposisi Anggota Keluarga :
7. Genogram :
8. Latar belakang budaya
Tipe keluarga Bpk. T adalah Nucleur Family yaitu yang terdiri dari dua orang
tua (Ibu dan Ayah) yaitu Bpk. T dan Ibu. T dengan tiga anak kandung yaitu
Sdei.G, Sdr.A dan Sdri. A.
Bpk. A berasal dari Subang dan Ibu. T juga berasal dari Subang keluarga
menggunakan bahasa sehari-hari adalah bahasa sunda halus.
9. Agama
Agama yang dianut keluarga Bpk. A adalah agama islam. Anggota keluarga
tidak pernah meninggalkan shalat 5 waktu dan di rumahnya selalu mengaji
bersama.
10. Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial dan ekonomi keluarga Bpk. A termasuk ke dalam menengah ke
bawah, dengan pekerjaannya sebagai penjaga perpustakaan SD, cukup
memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
11. Aktivitas rekreasi atau waktu luang keluarga
Keluarga Bpk. A melaksanakan rekreasi keluarga hanya pada saat libur hari
raya idul fitri setiap kali bersilaturahmi dengan keluarga besar.
II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Bpk. A saat ini adalah perkembangan anak
dewasa awal
Tugas perkembangan keluarga:
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
Tn .A dan Ibu. T hanya mempunyai tiga orang anak, anak pertama berusia
21 tahun masih seorang mahasiswa belum menikah dengan tahapan dewasa
awal dan sampai sekarang masih tinggal bersama dengan Bpk. T dan Ibu. T
b. Mempertahankan keintiman pasangan
Keluarga Bpk. A khususnya Ibu. T selalu menjaga keintiman
keharmonisan keluarganya dengan meluangkan waktu untuk bersama
keluarga dan pasangannya
c. Membantu orang tua, suami, atau istri, yang sedang sakit
Jika Ibu. T sedang sakit selalu ditemani Bpk. T atau Sdr. G berobat ke
puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
Ibu. T mengatakan anaknya pertamanya sudah cukup mandiri, namun
anak kedua dan ketiga karna masih pelajar SD maka masih dibimbing
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
Ibu. T sebagai ibu rumah tangga selalu aktif melakukan kegiatan rumah
dan membagi peran dan tugas untuk merapikan rumah, yang sering
membantu kegiatan di rumah adalah anak pertamanya.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Dari semua tahap perkembangan keluarga pada tahap dewasa awal yang belum
terpenuhi yaitu memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar karena Sdri
belum menikah.
3. Riwayat keluarga inti
Bpk. T dan Ibu. T sama-sama berasal dari Subang jawa barat. Bpk. T dan Ibu. T
bertemu di Subang khususnya di Kp. Buniara karena Bpk. A masih kerabat
dengan keluarga Ibu. T berkenalan selama satu bulan dan langsung memutuskan
untuk menikah pada tahun 1998, pada tahun 1999 Bpk. T dan Ibu. T dikarunia
anak pertamanya bernama Sdri. G, kemudian pada tahun 2007 dikaruniai anak
kedua laki-laki, dan pada tahun 2010 dikaruniai anak ketiga perempuan.
Kelimanya tidak pernah memiliki riwayat penyakit menular, tidak pernah sakit
hingga dirawat dirumah sakit hanya saja saat ini Ibu. T mengalami hipertensi dan
mengeluh nyeri kepala, nyeri seperti ditusuk-tusuk, bertambah bila beraktifitas
dan berkurang bila beristirahat, nyeri dirasa tidak menyebar dengan skala 4 (0-10)
dan hilang timbul.
III.Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati keluarga Bpk. T saat ini adalah rumah pribadi,
luas bangunan kurang lebih 90 meter persegi yang terdiri dari 2 ruang
tidur, teras, ruang tv , dapur , kamar mandi , ruang tampak rapih, perabot
rumah tersusun dengan rapih, terdapat ventilasi lebih dari 10%, terdapat
tempat pembuangan sampah, keluarga saat ini mandi dengan
menggunakan air sumur, untuk keperluan air minum keluarga
memasaknya, penerangan dirumah baik, cahaya yang masuk kedalam
rumah sudah baik, keluarga mempunyai pembuangan air kotor, setiap
hari pintu dan jendela yang ada dirumah keluarga Ibu. T selalu di buka agar
sinar matahari masuk ke dalam rumah.
IV. Struktur
Keluarga
1. Pola komunikasi
Pola komunikasi yang digunakan oleh keluarga Ibu. T adalah terbuka dengan
melakukan berkumpul bersama untuk menyelesaikannya masalah, anggota
keluarga yang dominan berbicara adalah Bpk. T dengan menggunakan bahasa
sunda.
2. Struktur kekuatan keluarga
Hubungan anggota keluarga Bpk. T terlihat harmonis, saling terbuka baik satu
sama lain dan menghargai satu sama lain mendukung dan membantu dalam
keadaan dan kegiatan apapun.
3. Struktur peran (formal dan informal)
Ibu. T berperan sebagai ibu bagi anak-anaknya, Bpk. T berperan sebagai kepala
keluarga dan mencari nafkah dan memenuhi ekonomi keluarga, Ibu. T sehari-hari
mengurus pekerjaan rumah tangga, serta memenuhi kebutuhan sehari-hari suami
dan anak-anaknya seperti memasak, mencuci, menyetrika baju dll.
4. Nilai atau norma dalam keluarga
Keluarga Bpk. T khususnya Ibu. T berasal dari Subang tidak ada yang
mempengaruhi kesehatan karena ketika ada anggota yang sakit selalu dibawa ke
fasilitas pelayanan kesehatan hanya keluarga selalu senang masak masakan sunda
yang asin-asin.
V. Fungsi
Keluarga
1. Fungsi afektif
Semua anggota keluarga Ibu. T saling menyayangi seperti memberikan perhatian
dan saling mendukung satu sama lain dan bila ada anggota keluarga yang berhasil
anggota keluarga yang lain merasa senang dan bahagia. Apabila ada anggota
keluarga menderita penyakit, semua anggota keluargaa saling membantu untuk
merawat.
2. Fungsi sosialisasi
Keluarga Bpk. T khususnya Ibu. T sering kali berinteraksi dengan warga disekitar
rumah. Ibu. T sering kali mengikuti kegiatan PKK dan Pengajian
3. Fungsi perawatan kesehatan (5 tugas Kesehatan Keluarga) :
Jika ada anggota keluarga yang sakit terkadang keluarga membawa kepuskesmas
untuk memeriksa kesehatannya. Jika sakitnya tidak terlalu parah keluarga Ibu. T
hanya istirahat dan tidur
a. Keluarga Bpk. T mengetahui masalah tentang penyakitnya, gejala dari
penyakitnya, keluarga sangat antusias ingin mengetahui tentang hipertensi
demi kesembuhan Ibu. T
b. Mengambil keputusan jika ada anggota keluarga yang sakit keluarga Bpk. T
langsung membawa ke dokter terdekat atau fasilitas kesehatan yang berada di
sekitar rumahnya.
c. Bpk. T dan keluarga memahami bagaimana cara merawat penderita penyakit
hipertensi hanya sebatas mengetahui klien tidak boleh memakan makanan
yang asin tetapi tidak tahu bagaimana cara mencegah hipertensi. Keluarga
sangat antusias ingin mengetahui
d. Memodifikasi keluarga, keluarga Bpk. T memahami tantang manfaat dan
pemeliharaan kebersihan lingkungan bagi kesehatan
e. Manfaatkan fasilitas kesehatan, keluarga Bpk. T sudah memanfaatkan fasilitas
kesehatan dengan menggunakan kartu BPJS jika berobat dan juga mengetahui
manfaat yang diperoleh dari fasilitas kesehatan
VI. Stress dan Koping Keluarga
1. Stressor-stressor jangka pendek dan panjang serta kekuatan keluarga
Keluarga Ibu. T dengan mempunyai penyakit hipertensi sekarang tidak terlalu di pikirkan
karena ia menganggap keluarganya bersama-sama berusaha untuk kesembuhanya
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor
Jika keluarga Bpk. T khususnya Ibu. T mempunyai masalah keluarga langsung
menyelesaikannya dengan cara bermusyawarah dengan keluarga
3. Strategi koping yang digunakan
Upaya yang dilakukan Ibu. T mengenai masalahnya adalah brmusyawarah dengan anak
dan suami tentang pengobatannya rutin minum obat dari puskesmas, dan mengurangi
makanan yang asin-asin atau mengontrol pola makannya sehari-hari
4. Strategi adaptasi disfungsional
Setiap masalah keluarga Bpk. T khususnya Ibu. T selalu dihadapi di terima dengan lapang
dada dan menyelesaikan secara bersama-sama dengan cara bermusyawarah
1. Keluarga Bpk. T berharap dengan adanya asuhan keperawatan ini kesehatan Ibu. T
dapat meningkat
2. Keluarga Bpk. T berharap akan mendapatkan ilmu baru mengenai perawatan anggota
keluarga yang memiliki penyakit hipertensi
3. Keluarga Bpk. T berharap mendapatkan cara mengatasi masalah hipertensi yang dialami
oleh Ibu. T
VIII. Pemeriksaan Fisik : (Head to Toe):
2. Skoring
a. Nyeri kepala b.d ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarganya yang
sakit
Kriteria Bobot Nilai Pembenaran
Sifat Masalah 1 3/3x1 = 1 Skala nyeri 5(0-10)
TD 150/100 mmHg
Skala : Ibu. T mengeluh nyeri kepala, nyeri
Potensial : 1 dirasa seperti ditusuk-tusuk, tidak
Risiko :2 menyebar dan hilang timbul. Nyeri
Aktual : 3 sudah terjadi
Kemungkinan Masalah 2 2/3 x 2 = 4/3 Keluarga Bpk. A khususnya ibu.
Diubah : T mampu sebagian mengenal
masalah penyakit hipertensi
Skala : namun hanya secara umum. Ibu T
Mudah 2 juga telah mengkonsumsi obat
Sebagian 1 antihipertensi sejak ia mengetahui
Tidak dapat : 0 dan mengontrolkan kesehatannya
kepada fasyankes terdekat dulu.
Tinggal melanjutkan saja.
Potensial Untuk Dicegah : 1 2/3x1= 2/3 Ibu T sudah mengalami hipertensi
cukup lama, namun keluarga
Skala : memiliki antusias yang tinggi
Tinggi : 3 untuk ikut serta merawat ibu T
Cukup : 2 dan mencegah anggota keluarga
Rendah : 1 lain untuk berusaha menghindari
faktor pencetus hipertensi
Menonjolnya Masalah : 1 2/3 x 1= 2/3 Skala nyeri 5(0-10)
TD 150/100 mmHg
Skala : Ibu T mengeluh nyeri kepala, nyeri
Segera ditangani : 2 dirasa seperti ditusuk-tusuk,
Masalah ada tapi tidak perlu menyebar hingga ketengkuk dan
segera : 1 hilang timbul.
Masalah tidak dirasakan : 0
Jumlah 3 2/3
b. Kesiapan peningkatan koping keluarga b.d keinginan keluarga untuk meningkatkan kesehatan
keluarga dari klien
c. Prioritas masalah pada 2 masalah keperawatan yang diketahui urutan diagnosa berdasarkan
prioritas adalah sebagai berikut :
No Diagnosa keperawatan Skor
1. Nyeri kepala b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral 3 2/3