PEMBAHASAN
Setelah penulis menerapkan asuhan keperawatan pada gerontik dengan gangguan diabetes
melitus pada Ny. S di Dusun X Desa Percut Kecamatan Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, mulai
teoritis dan tinjauan kasus mulai dari tahap pengkajian sampai tahap evaluasi, dalam pembahasan
terhadap pasien. Wawancara langsung dengan pasien mampu keluarga serta melakukan
pemeriksaan fisik yang meliputi inspeksi, palpasi, dari hasil pengkajian yang dilakukan, penulis
- Pengkajian teoritis ditemukan DM pada pasien usia lanjut umumnya terjadi pada usia > 60
tahun, namun pada kasus ditemukan umur 64 tahun yang mengalami penyakit DM.
- Pada pengkajian teoritis riwayat masa lalu merupakan salah satu factor pencetus seseorang
terkena penyakit DM, namun penulis tidak ada menemukan itu pada kasus.
- Pada pengkajian teoritis riwayat pada keluarga merupakan factor gen yang menyebabkan
munculnya sebuah penyakit, dimana salah satunya yaitu penyakit DM. Namun penulis tidak
- Pada pengkajian system penglihatan di teoritis, dilakukan test snelen cart untuk menentukan
ketajaman mata pada seseorang yang mengalami gangguan, salah satunya yaitu pada lansia.
Namun penulis tidak melakukan tindakan tersebut pada kasus berhubungan karena kurang
lengkapnya persiapan alat-alat saat praktek belajar lapangan, melainkan penulis hanya
melakukan secara observasi untuk mengetahui kelainan pada ketajaman penglihatan pada
kasus.
- Pada pengkajian di teoritis ditemukan adanya pengkajian sistem pendengaran, dimana pada
lansia biasanya didapatkan data yaitu penurunan proses mendengar, tetapi pada tahap
- Pada proses pengkajian kasus, penulis tidak melakukan pengkajian tes kadar gula dara
karena adanya halangan.Seharusnya pada tahap ini dilakukan tes kadar gula darah karena
bertujuan untuk mengetahui tinggi rendahnya kadar gula dara pada klien dengan gangguan
DM. Sedangkan di tinjauan teoritis ditemukan adanya tes kadar gula dara dalam menentukan
masalah .
Pada teori penulis menegakkan diagnosa yang di ambil dari beberapa sumber ada 15
diagnosa, tetapi pada tidak semua diagnosa yang ada pada teori terdapat pada kasus dan penulis
hanya mengambil 3 diagnosa dari 15 diagnosa yang ditegakkan, karena diagnosa yang terdapat
pada kasus di sesuaikan dengan data yang penulis temukan pada kasus. Adapun kesenjangan
- Gangguan pola tidur berhubungan dengan insomnia dalam waktu lama, terbangun lebih
awal atau terlambat bangun dan penurunan kemampuan fungsi yng ditandai dengan
ditandai dengan waktu yang diperlukan ke toilet melebihi waktu untuk menahan
sekunder.
neuromular.
- Koping tidak efektif berhubungan dengan percaya diri tidak adekuat dalam kemampuan
koping, dukungan social tidak adekuat yang dibentuk dari karakteristik atau hubungan.
- Cemas berhubungan dengan perubahan dalam status peran, status kesehatan, pola
- Resiko kesendirian.
- Distress spiritual berhubungan dengan peubahan hidup, kematian atau sekarat diri atau
orang lain, cemas, mengasingkan diri, kesendirian atau pengasingan social, kurang
sosiokultural
.3. Tahap Intervensi
Pada tahap intervensi tidak semua intervensi yang ada pada teori penulis terapkan pada
intervensi kasus, karena penulis hanya menemukan 3 diagnosa dari diagnose yang sudah
ditegakkan. Sehingga penulis hanya dapat mengangkat 3 intervensi dari 3 diagnosa yang
perifer)
dengan rencana yang disusun menurut diagnose yang telah didapat pada kasus dan disesuaikan
dengan intervensi yang sudah direncanakan. Adapun kendala yang dialami penulis saat
melakukan implementasi ke rumah klien, yaitu klien sering tidak berada dirumah melainkan
klien sering pergi ke rumah tetangga-tetangganya dan rumah klien yang begitu cukup jauh.
.5. Evaluasi
Pada kasus, tahap evaluasi merupakan keberhasilan dan pelaksanaan rencana keperawatan
gerontik dalam memenuhi keperawatan yang diberikan pada klien. Pada kasus, semua rencana
keperawatan yang direncanakan telah berhasil dan dapat dilakukan dengan baik serta masalah
pada klien dapat teratasi dengan baik. Dimana klien sudah mampu mengerti tentang penyakitnya,
resiko terjadinya cidera, serta sudah dapat melakukan pencegahan pada kulit maupun luka yang
PENUTUP
.1. Kesimpulan
Setelah dilakukan tahap-tahap pembuatan asuhan keperawatan pada lansia, penulis mampu :
diabetes melitus.
c. Menyusun rencana keperawatan pada gerontik khususnya pada Ny. S dengan gangguan
diabetes melitus.
.2. Saran
keperawatan gerontik secara efektif dan efisien baik teoritis maupun di dalam kasus.
3. Bagi Ny.S selaku sebagai klien agar dapat mengontrol penyakitnya seperti mengurangi
makanan yang banyak mengandung gula serta tidak melakukan aktivitas yang berlebihan.