Di susun oleh :
Kelompok 4
1. Ferysia Ananda Farisy 2006511135
2. Ermelind Faustina Isa Benda 2006511136
3. Penry Selvyna Simbolon 2006511137
4. Made Reyhan Agastya Putra 2006511138
5. Stephanie Florencia 2006511139
6. Ignatius De-loyola Saputra 2006511140
7. Najwa Safira 2006511141
b. Berdasarkan kegunaannya
1. Modal aktif merupaka modal yang secara langsung maupun tidak
langsung dapat meningkatkan hasil produksi dari usahatani,
contohnya adalah pupuk dan pestisida.
2. Modal pasif merupakan modal yang digunakan untuk
mempertahankan isi dri prosuk usahatani, contohnya bungkus,
karung, plastik, kontainer dan lainnya.
c. Berdasarkan waktunya
1. Modal produktif merupakan modal yang secara langsung dapat
meningkatkan hasil produksi usahatani.
Contohnya adalah pupuk dan bibit unggul.
2. Modal prospektif merupakan modal yang tidak secara langsung
dapat meningkatkan produksi usahatani dan memerlukan waktu
yang cukup lama.
Contohnya adalah investasi.
d. Berdasarkan fungsinya
1. Modal tetap merupakan modal yang dapat digunakan beberapa kali
dalam proses produksinya. Modal tetap terbagi menjadi dua yaitu:
Modal tetap yang dapat bergerak atau mudah berpindah tempat
baik hidup atau mati. Contohnya adalah cangkul, sabit, traktor,
dan lainnya.
Modal tetap yang tidak bergerak. Contohnya lahan, rumah, dan
lainnya.
Bangunan
Segala bangunan yang ada di area farm termausk sebagai
modal tetap, contoh diantaranya adalah bangunan rumah,
gudang, kantor, kandang, sumur, instalasi listik (penerangan)
dan jalan. Rumah tempat tinggal petani tetap digolongkan
sebagai modal tetap kecuali rumah tersebut tidak berada di area
pertanian. Demikian juga bangunan rumah pegawai atau
karyawan.
Gudang yang dipergunakan untuk menyimpan hasil produksi
sebelum dijual, alat – alat pertanian, pupuk, dna lainnya
termasuk sebagi modal tetap. Dalam perusahaan pertanian
modern tiap jenis hasil tani harus disimpan dalam gudang –
gudang yang sesuai dengan sifat barang yang disimpan agar
tidak menyebabkan turunnya mutu.
Ternak
Ternak dari lahir rmemerlukan biaya pemeliharan. Semua biaya
tersebut harus dianggap sebagai penanaman modal.
Modal termasuk modal tetap atau bukan tergantung apakah
modal tersebut dapat diterima kembali dalam jangka waktu satu
tahun atau lebih. Apabila pengeluaran dapat diterima kembali
dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, misalnya anak
ayam broiler, maka tidak termasuk sebagai modal tetap.
Demikian juga dengan anak sapi yang dijual dalam umur satu
tahun atau kurang, tidak dianggap sebagai modal tetap.
Ternak induk yang dipelihara untuk menghasilkan anak
dianggap modal tetap. Oleh karena itu biaya ternak induk dapat
dibebankan sebagai biaya depresiasi. Karena walaupun pada
awalnya ternak induk mengalami peningkatan nilai namun
pada umur tertentu produktivitas akan mulai menurun sehingga
nilainya pun akan ikut menurun. Sehingga perlu juga
diperhitungkan penyusutannya.
Ternak pada perusahaan peternakan, dapat dibedakan atas
ternak usaha dan ternak kerja. Ternak usaha adalah ternak yang
dimanfaatkan untuk memproduksi susu, telur, daging dan
sebagainya, sedangkan ternak kerja yaitu ternak yang
dipekerjakan dan dimanfaatkan tenaganya untuk mengelola
lahan pertanian.
Menurut Suratiyah (2006), bahwa terdapat tujuh hal yang dapat dijelaskan pada
konsekuensi modal dan peralatan yaitu sebagai berikut:
1. Jenis konsekuensi
Pembagian modal atas dasar fungsinya sangat penting sehubungan
dengan pembebanan modal dalam perhitungan biaya suatu kegiatan
usahatani. Modal berdasarkan fungsinya dibagi dalam modal tetap dan
modal tidak tetap.
2. Cara menghitung penyusutan
Untuk memperhitungkan penyusutan pada dasarnya bertitik tolak
pada harga perolehan sampai dengan modal tersebut dapat memberikan
manfaat. Ada empat macam cara untuk memperhitungkan nilai penyusutan
yaitu garis lurus, performance unit, decreasing dan declining balance.
3. Alat-alat pertanian sebagai modal tetap
Berbagai alat-alat yang biasa digunakan dalam usahatani dapat merupakan
modal tetap. Alat-alat tersebut adalah traktor, bajak, cangkul termasuk di
dalamnya adalah ternak yang digunakan untuk menjalankan usahatani dan
lain-lain.
a. Traktor, truk dan lain-lain
Kelima konsekuensi penggunaan modal tetap diperhitungkan
semuanya. Komplementer diperhitungkan karena traktor tersebut
dapat memberikan manfaat jika ada pengemudi dan bahan bakarnya.
b. Bajak, sabit, cangkul dan lain lain
Untuk alat-alat tersebut hanya diperhitungkan penyusutannya.
Biasanya penyusutan oleh petani tidak disimpan dalam bentuk uang
tetapi dalam bentuk ternak berupa kambing atau ternak lain dengan
maksud apabila bajak rusak dan tidak dapat dimanfaatkan lagi maka
kambing tersebut dapat dijual untuk membeli bajak yang baru.
c. Ternak sapi
Dalam memperhitungkan ternak maka harus dipisahkan terlebih
dahulu apakah ternak tersebut dianggap sebagai tenaga kerja atau
sebagai modal peternakan. Jika ternak sebagai tenaga kerja maka
penyusutan tidak diperhitungkan karena pada dasarnya semakin besar
ternak semakin tinggi harganya karena adanya pertumbuhan. Dengan
demikian, yang perlu diperhitungkan hanyalah bunga, pemeliharaan
dan komplementer. Namun apabila ternak adalah sebagai ternak perah
maka perlu diperhitungkan pula penyusutan, komplementer,
pemeliharaan bunga dan asuransi.
Rp 51.000.000−Rp1.000 .000
penyusutan per ta h un=
25
=Rp2.000.000
1. Pengurusan
2. Pelaksanaan
Tujuan pokok dari perusahaan adalah untuk mencapai sesuatu tujuan yang
telah ditetapkan dalam rencana dan itu akan dicapai apabila perusahan berjalan
secara terus-menerus, seakali berjalan tetep harus berjalan. Dalam kegiatan
usahatani hal itu juga berlaku, apabila terjadi kegagalan pada awal pelaksanaan
usahatani, akan sulit bagi petani untuk mencari dana untuk mengulangi lagi
kegiatan yang seharusnya sudah selesai dikerjakan. Oleh karena itu, memulai
kegiatan produksi dalam bidang usaha pertanian umumnya dan usahatai
khususnya memerlukan ketelitian yang tinggi didalam menilai segala perubahan
yang berlaku dalam usahatani.
3. Kewaspadaan
4. Risiko usaha
Setiap usaha selalu menghadapi risiko, besar kecilnya risiko yang dialami
seorang pengusaha atau petani tergantung pada keberanian untuk mengambil
suatu keputusan. Dalam kegiatan usaha pertanian umumnya dan usahatani pada
khususnya ada dua macam risiko yang mugkin dihadapi petani, yaitu risiko yang
sulit diduga dan risiko yang mudah diduga. Risiko yang sulit diduga misalnya
adanya serangan hama penyakit tanaman atau ternak dan risiko yang yang mudah
diduga misalnya jatuhnya harga hasil usahatani pada waktu panen. Untuk
mengurangi risiko tersebut caranya adalah memperoleh informasi sebanyak-
banyaknya tentang suatu masalah tersebut.
5. Sarana penunjang
Sarana penunjang adalah segala peralatan yang dapat menunjang
kelancaran kegiatan pelaksanaan usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan. Sarana ini dapat berupa sarana fisik yaitu, peralatan kerja yang sesuai
dengan kegiatan keja yang dilakukan, dan sarana nonfisik misalnya ketenangan
bekerja dan lingkungan kerja. Kegiatan manajer tidak akan efektif dan efisien
apabila sarana yang tersedia tidak memadai, baik dalam jumlah maupun ukuran
dan juga ketepatan sarana tersebut dengan kegiatan yang ada dalam usahatani.
Tak hanya itu, kelembagaan juga memberikan peranan penting dalam upaya
pemberdayaan petani, maka dari itu upaya pengembangan kelembagaan petani
dan pemerintah sangatlah diperlukan, beberapa upaya tersebut adalah:
Salah satu faktor produksi usahatani yang sangat penting adalah modal. Modal
merupakan faktor produksi berupa kekayaan seseorang yang digunakan untuk
menghasilkan pendapatan bagi sang pemilik. Modal memiliki banyak macam
berdasarkan sifat – sifatnya, yaitu berdasarkan sifat substitusinya, kegunaanya,
waktunya, dan fungsinya. Modal pun memiliki beberapa konsekuensi yang harus
diperhatikan sehubungan dengan pembebanan modal dalam perhitungan biaya
usahatani.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Saeri, M. (2018). Usahatani dan Analisisnya . Malang : Universitas Wisnuwhardhana
Malang Press .