Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perencanaan (planning) merupakan fungsi awal dari serangkaian aktivitas


manajemen dalam mencapai tujuan secara efektif dan efiasien, sebelum fungsi
berikutnya yaitu organizing, actuating, dan controlling. Menurut Anderson
dalam Syafaruddin, perencanaan adalah pandangan masa depan dan
menciptakan kerangka kerja untuk mengarahkan tindakan seseorang di masa
depan

Perencanaan pendidikan pada hakikatnya adalah proses pemilihan yang


sistematis, analisis yang rasional mengenai apa yang akan dilakukan, bagaimana
melakukannya, siapa pelaksananya dan kapan suatu kegiatan dilaksanakan
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan lebih efektif dan efisien, sehingga
proses pendidikan itu dapat memenuhi tuntutan / kebutuhan masyarakat. Dengan
demikian seperti dikemukakan oleh Burhanuddin, maka terdapat empat aspek
yang berkaitan dengan perencanaan pendidikan tersebut yaitu berhubungan
dengan masa depan, adanya seperangkat kegiatan, adanya proses yang
sistematis, dan adanya tujuan.

Perencanaan dalam dunia pendidikan, terutama dalam sebuah lembaga


pendidikan, memang sangatlah penting, sebab perencanaan tersebut kedepannya
akan berperan vital sebagai petunjuk dalam gerak langkah lembaga tersebut.
Namun demikian, model perencanaan dalam sebuah lembaga pendidikan
tentunya akan sangat berbeda dengan perencanaan dalam sebuah perusahaan.
Perusahaan yang notabene berorientasi profit, tentu saja ‘memproses’ benda
mati, baik berupa barang maupun jasa. Di lain pihak, lembaga pendidikan, atau
dapat disebut sebagai sekolah, ‘memproses’ manusia dengan segala sifat-sifat
kemanusiaannya yaitu hidup dan berkembang.

Perencanaan dalam sebuah lembaga pendidikan, tentunya tidak boleh


melenceng dari tujuan pendidikan itu sendiri, karena tujuan itulah yang nantinya
akan menjadi titik tolak penyusunan sebuah kerangka rencana. Dan agar sebuah

1
perencanaan dalam lembaga pendidikan tersebut tidak melenceng dari tujuan
pendidikan itu sendiri, harus digunakan sebuah model dan metode perencanaan
yang sesuai dan tepat. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas tentang
model dan metode perencanaan pendidikan.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah akan dibahas dalam makalah ini antara lain :
1. Apakah pengertian model dan metode perencanaan pendidikan?
2. Apa saja macam-macam model dan metode perencanaan pendidikan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian model dan metode perencanaan
pendidikan?
2. Untuk Mengetahui macam-macam model dan metode perencanaan
pendidikan?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Model dan Metode Perencanaan Pendidikan


Dalam Kamus Bahasa Indonesia, kata Model diartikan sebagai contoh, pola
acuan ragam, macam, atau barang tiruan yang kecil dan tepat seperti yang ditiru.
Sedangkan Metode diartikan sebagai cara yang telah diatur dan terfikir baik-baik
untuk mencapai sesuatu maksud dalam ilmu pengetahuan, cara belajar dan
sebagainya.
Perencanaan (planning) menurut Newman dalam Manullang, “Planning is
deciding in advance what is to be done”. Jadi perencanaan adalah penentuan
terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan. Sedangkan Louis Allen
mengatakan “Planning is the determination of a course of action to achieve a
desired result”,  perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk
mencapai hasil yang diinginkan.
Dengan demikian, model perencanaan dapat diartikan sebagai pola atau
contoh atau acuan yang digunakan dalam penyusunan sebuah perencanaan.
Sedangkan metode perencanaan diartikan sebagai cara atau langkah atau strategi
yang ditempuh dalam penyusunan sebuah perencanaan.
Model dan metode perencanaan dalam lingkup pendidikan, diartikan
sebagai pola atau acuan, dan cara yang ditempuh dalam penyusunan rencana
pendidikan secara umum. Tetapi model dan metode perencanaan pendidikan
tentunya berbeda dengan model dan metode perencanaan pengajaran,
perencanaan pendidikan cakupannya lebih luas dan lebih umum menyangkut
rencana dan kebijakan yang dikeluarkan oleh pengambil kebijakan tertinggi
dalam instansi pendidikan. Sedangkan model dan metode perencanaan
pengajaran sebagaimana dilakukan Oleh Lukman Hakim bahwa model
perencanaan pengajaran memuat komponen sistem pembelajaran dan unsur
kegiatan yang dilakukan, baik oleh guru maupun siswa dalam proses
pembelajaran. Dan metode perencanaan pengajaran merpakan suatu cara

3
menyusun materi-materi pembelajaran atau pengalaman belajar yang ingin
dicapai. Perencanaan berkaitan dengan bagaimana cara, startegi, atau kegiatn
yang dilakukan agar siswa memperoleh pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan.

B. Macam-macam Model Perencanaan Pendidikan


Perencanaan merupakan petunjuk mengenai apa yang akan dilakukan, akan
tetapi jika perencanaan tersebut disusun dengan begitu padat, ketat, kaku, dan
tidak manusiawi, maka dapat menimbulkan kebingungan dan ketidakpastian,
karenanya perencanaan untuk menjadi alat yang berguna menurut Harjanto perlu
juga dipakai dalam suatu kombinasi yang harmonis dengan alat lainnya seperti
pengawasan dan evaluasi. Lebih lanjut ia mengatakan, suatu rencana yang baik
senantiasa menjadi alat petunjuk arah dan sekaligus merupakan kiat yang lentur
dan fleksibel.
Ada beberapa model perencanaan pendidikan yang dikemukakan para ahli
pendidikan, diantaranya Dr. Nanang Fattahdan Dr. Husaini Usman
mengemukakan empat model perencanaan pendidikan, yaitu :
a. Model Perencanaan Komperehensif
Model ini terutama digunakan untuk menganalisis perubahan-
perubahan dalam system pendidikan secara keseluruhan. Di samping itu
berfungsi sebagai suatu patokan dalam menjabarkan rencana-rencana
yang lebih spesifik ke arah tujuan-tujuan yang lebih luas.
b. Model Target Setting
Model ini diperlukan dalam upaya melaksanakan proyeksi ataupun
memperkirakan tingkat perkembangan dalam kurun waktu tertentu.
Dalam persiapannya dikenal:
1) Model untuk menganalisis demografis dan proyeksi
penduduk
2) Model untuk memproyeksikan enrolmen (jumlah siswa
terdaftar) sekolah
3) Model untuk memproyeksikan kebutuhan tenaga kerja.

4
c. Model Costing dan keefektifan biaya
Model ini sering digunakan untuk menganalisis proyek-proyek
dalam criteria efisien dan efektifitas ekonomis. Dengan model ini dapat
diketahui proyek yang paling fleksibel dan memberikan suatu
perbandingan yang paling baik di antara proyek-proyek yang menjadi
alternative penanggulangan masalah yang dihadapi. Penggunaan model
ini dalam pendidikan didasarkan pada pertimbangan bahwa pendidikan
itu tidak terlepas pada pertimbangan bahwa pendidikan itu tidak terlepas
dari masalah pembiayaan. Dan, dengan sejumlah biaya yang dikeluarkan
selama proses pendidikan, diharapkan dalam kurun waktu tertentu dapat
memberikan benefit tertentu.
d. Model PPBS
PPBS (planning, programming, budgeting system) bermakna
bahwa perencanaan, penyusunan program dan penganggaran dipandang
sebagai suatu system yang tak terpisahkan satu sama lainnya. PPBS
merupakan suatu proses yang komprehensif untuk pengambilan
keputusan yang lebih efektif. Beberapa ahli memberikan pengertian,
antara lain: Kast Rosenzweig (1979) mengemukakan bahwa PPBS
merupakan suatu pendekatan yang sistematik yang berusaha untuk
menetapkan tujuan, mengembangkan program-program, untuk dicapai,
menemukan besarnya biaya dan alternative dan menggunakan proses
penganggaran yang merefleksikan kegiatan program jangka panjang.
Sedangkan Harry J. Hartley (1968) mengemukakan bahwa PPBS
merupakan proses perencanaan yang komprehensif yang meliputi
program budget sebagai komponen utamanya.
Berdasarkan kedua pengertian tersebut di atas dapat di simpulkan
bahwa:
1) PPBS merupakan pendekatan yang sistematik. Oleh karena itu,
untuk menerapkan PPBS diperlukan pemahaman tentang konsep
dan teori system.

5
2) PPBS merupakan suatu proses perencanaan komprehensif.
Penerapannya hanya dimungkinkan untuk masalah-masalah
yang kompleks dan dalam organisasi yang dihadapkan pada
masalah yang rumit dan komprehensif.

Untuk memahami PPBS secara baik, maka perlu kita perhatikan


sifat-sifat esensial dari system ini. Esensi dari PPBS adalah sebagai
berikut:

1) Memperinci secara cermat dan menganalisis secara sistematik


terhadap tujuan yang hendak dicapai.
2) Mencari alternative-alternatif yang relevan, cara yang berbeda-
beda untuk mencapai tujuan.
3) Menggambarkan biaya total dari setiap alternative, baik
langsung ataupun tidak langsung, biaya yang telah lewat
ataupun biaya yang akan dating, baik biaya yang berupa uang
maupun biaya yang tidak berupa uanag.
4) Memberikan gambaran tentang efektifitas setiap alternative dan
bagaimana alternative itu mencapai tujuan.
5) Membandingkan dan menganalisis alternative tersebut, yaitu
mencari kombinasi yang memberikan efektivitas yang paling
besar dari sumber yang ada dalam pencapaian tujuan.

C. Macam-macam Metode Perencanaan Pendidikan


Ada banyak metode yang digunakan dalam perencanaan, akan tetapi
yang biasa dipakai dalam perencanaan pendididkan adalah yang ditemukan
oleh Augus W Smith dan Nanang Fattah menyebutkan ada 8 metode
perencanaan pendidikan:
a. Metode mean-ways-end analysis (analisis mengenai alat-cara-
tujuan)
Metode ini digunakan untuk meneliti sumber-sumber dan
alternatif untuk mencapai tujuan tertentu. Tiga hal yang perlu
dianalysis dalam metode ini, yaitu: means yang berkaitan

6
dengan sumber-sumber yang diperlukan, ways yang
berhubungan dengan cara dan alternative tindakan yang
dirumuskan dan bakal dipilih dan ends yang berhubungan
dengan tujuan yang hendak dicapai. Ketiga aspek tersebut
ditelaah dan dikaji secara timbal balik.
b. Metode input-output analysis (analisis masukan dan keluaran)
Metode ini dilakukan dengna mengadakan pengkajian
terhadap interelasi dan interdependensi berbagai komponen
masukan dan keluaran dari suatu system. Metode ini dapat
digunakan untuk menilai alternative dalam proses transformasi.
c. Metode econometric analysis (analisa ekonometrik)
Metode ini menggunakan data empirik, teori ekonomi dan
statistika dalam mengukur perubahan dalam kaitan dengan
ekonomi. Metode ekonometrik mengembangkan persamaan-
persamaan yang menggambarkan hubungan ketergantungan di
antara variable-variabel yang ada dalam suatu system.
d. Metode Cause-effect diagram (diagram sebab akibat)
Metode ini digunakan dalam perencanaan dengan
menggunakan sikuen hipotetik untuk memperoleh gambaran
tentang masa depan. Metode ini sangat cocok untuk perencanaan
yang bersifat strategic.

e. Metode Delphi
Menurut Nanang Fattah  metode Delphi bertujuan untuk
menentukan sejumlah alternative program. Mengeksplorasi
asumsi-asumsi atau fakta yang melandasi “Judgments” tertentu
dengan mencari informasi yang dibutuhkan untuk mencapai
suatu consensus. Biasa metode ini dimulai dengan melontarkan
suatu masalah yang bersifat umum untuk diidentifikasi menjadi
masalah yang lebih spesifik. Partisipan dalam metode ini
biasanya orang yang dianggap ahli dalam disiplin ilmu tertentu.

7
Sedangkan menurut Sudjana, metode Delphi digunakan
untuk menghimpun keputusan-keputusan tertulis yang diajukan
oleh calon peserta didik atau para pakar yang tempat tinggalnya
tersebar dan mereka tidak dapat berkumpul atau bertemu muka
dalam menentukan keputusan iti. Metode ini pada dasarnya
merupakan proses kegiatan kelompok dengan menggunakan
jawaban-jawaban tertulis dari para calon peserta didik atau para
pakar terhadap rancangan keputusan yang diajukan secara
tertulis kepada mereka. Kegiatan ini bertujuan untuk melibatkan
calon peserta didik atau pakar dalam membuat keputusan,
sehingga keputusan itu lebih berbobot dan menjadi milik
bersama.
f. Metode heuristic (prosedur penelitian ilmiah)
Metode ini dirancang untuk mengeksplorasi isu-isu dan
untuk mengakomodasi pandangan-pandangan yang bertentangan
atau ketidakpastian. Metode ini didasarkan atas seperangkat
prinsip dan prosedur yang mensistematiskan langkah-langkah
dalam usaha pemecahan masalah.
g. Metode life-cycle analysis (analisa siklus kehidupan)
Metode ini digunakan terutama untuk mengalokasikan
sumber-sumber dengan memperhatikan siklus kehidupan
menghenai produksi, proyek, program atau aktivitas. Dalam
kaitan ini seringkali digunakan bahan-bahan komperatif dengan
menganalogkan data, langkah-langkah yang ditempuh dalam
metode ini adalah:
1) Fase Konseptualisasi;
2) Fase Spesifikasi;
3) Fase Pengembangan Prototype;
4) Fase Pengujian dan Evaluasi;
5) Fase Operasi;
6) Fase Produksi.

8
Metode ini bisa dipergunakan dalam bidang pendidikan
terutama dalam mengalokasikan sumber-sumber pendidikan
dengan melihat kecenderungan-kecenderungan dari berbagai
aspek yang dapat dipertimbangkan untuk merumuskan rencana
dan program.

h. Metode value added análisis (analisa nilai tambah)


Metode ini digunakan untuk mengukur keberhasilan
peningkatan produksi atau pelayanan. Dengan demikian, kita
dapat mendapatkan gambaran singkat tentang kontribusi dari
aspek tertentu terhadap aspek lainnya.

9
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Dari uraian dan pembahasan tentang model dan merode perencanaan
pendidikan di atas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Model dan metode perencanaan dalam lingkup pendidikan,
diartikan sebagai pola atau acuan, dan cara yang ditempuh dalam
penyusunan rencana pendidikan secara umum. Tetapi model dan
metode perencanaan pendidikan tentunya berbeda dengan model
dan metode perencanaan pengajaran, perencanaan pendidikan
cakupannya lebih luas dan lebih umum menyangkut rencana dan
kebijakan yang dikeluarkan oleh pengambil kebijakan tertinggi
dalam instansi pendidikan.
2. Macam-macam model perencanaan pendidikan menurut Nanang
Fattah yang perlu diketahui diantaranya:
a. Model perencanaan komprehensif;
b. Model target setting;
c. Model costing dan keefektifan biaya
d. Mode PPBS (planning, programming, budgeting sistem)
3. Macam-macam metode perencanaan pendidikan menurut Husaini
Usman adalah :
a. Metode means-ways-goals analysis (analisis sumber-cara-
tujuan)
b. Metode input-output analisis (analisis masukan-keluaran)
c. Metode analysis econometrik (analisa ekonometrik)
d. Metode cause-effect diagram (diagram sebab-akibat)
e. Metode Delphi
f. Metode heuristic
g. Metode life sycle analysis (analisa siklus kehidupan)
h. Metode value added analysis (analisa nilai tambah)

10
DAFTAR PUSTAKA

Fattah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2001)

Usman, Husaini, Manajemen, Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, (Jakarta:


Bumi Aksara, 2006)

Syafaruddin, Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran (Jakarta: Quantum


Teaching, 2005)

Burhanuddin, Analisis Administrasi Manajemen dan Kepeminpinan Pendidikan,


(Jakarta: Bumi Aksara, 1994)

Hoetomo, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Mitra Pelajar, 2005)

Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008)

Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, (Yogyakarta: UGM Press, 2001)

Hakim, Lukmanul, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima, 2008)

Sudjana, H.D,  Matode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, (Bandung: Falah


Production, 2001)

Terry, GR, disadur Winardi, Azas-azas Manajemen, (Bandung: Alumni, 1970)

Nata, Abuddin, H, Kapita Selecta Pendidikan Islam (Bandung: Angkasa, 2003

11

Anda mungkin juga menyukai