Anda di halaman 1dari 6

BAB VI

HASIL ENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Penelitian Pendahuluan

penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian

friedchicken terhadap peningkatan kadar kolesterol pada hewan uji coba yaitu mencit

(Mus musculus L). Adapun prosdur dalam penelitian pendahuluan sebagai berikut :

1. Menyiapkan 5 ekor mencit

2. Mengadaptasi mencit selama 7 hari

3. Penberian friechicken dengan dosis 1,73 utuk 5 mencit

4. Lakukan selama 7 hari

5. Amati peningkatan kolesterol yang terjadi

Tabel 4.1 Tabel hasil perlakuan

Hewan Coba Kolesterol


Sebelum sesudah
mencit I 89 140
mencit II 92 210
mencit III 88 170
mencit IV 81 165
mencit V 84 185

Dari hasil studi pendahuluan didapatkan bahwa terdapat pengaruh pemberian

friedchicken terhadap peningkatan kolesterol sebelum dan sedudah perlakuan pada

hewan uji coba (Mus musculus L).


4.2 Hasil Penelitian

Berikut ini dapat dilihat dari hasil pengkuran kadar kolesterol total mencit yang

diberi tiga dosis ekstrak mentimun, yaitu dosis 0,2 mg, 0,4 mg, 0,6 mg, dan dua macam

kelompok kontrol perlakuan, yaitu kelompok kontrol (+), dimana mencit hanya

diberikan fast food tanpa pemberian mentimun (ekstrak mentimun), dan kontrol negatif

(-) kontrol hewan, hanya diberikan pakan standar. Pemberian perlakuan tiga dosis setelah

aklimatisasi selama tujuh hari.

4.2.1 Hasil Uji Rerata Kadar Kolesterol Sebelum dan Sesudah Perlakuan

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Rerata Kadar Kolesterol Total Mencit Sebelum

Perlakuan Pada Masing-Masing Kelompok Perlakuan (mg/dl)

Kelompok Mencit Rata-Rata


Perlakuan 1 2 3 4 5
Kontol (+) 76 83 89 80 96 84,80
Kontol (-) 79 86 80 74 83 80,40
Dosis 0,2 256 163 220 239 199 215,40
Dosis 0,4 185 200 207 156 205 190,60
Dosis 0,6 118 145 200 200 157 164,00

Keterangan : Keterangan : K (+) = mencit hanya diberikan fast food tanpa pemberian
saponin (ekstrak mentimun)
K (-) = mencit hanya diberikan pakan standar
D1 = mencit diberi saponin (ekstrak mentimun) dengan
dosis 0,2 mg
D2 = mencit diberi saponin (ekstrak mentimun) dengan
dosis 0,4 mg
D3 = mencit diberi saponin (ekstrak mentimun) dengan
dosis 0,6 mg
Berdasarkan tabel 4.1 rata-rata kadar kolesterol total tertinggi pada kelompok

perlakuan dosis 0,2 mg yaitu 215,40 mg/dl, dosis 0,4 mg dengan kadar rata-rata

kolesterol total 190,60 mg/dl, dosis 0,6 mg dengan rata-rata 164,00 mg/dl, kelompok

kontrol positif dengan rata-rata kolesterol total 84,80 mg/dl, dan kelompok konterol

negatif dengan rata-rata 80,40 mg/dl. Pebedaan rata-rata kolesterol total sebelum

perlakuan. Gambar berikut ini memperjelas peerbedaan rerata kadar kolesterol sesudah

perlakuan yang diberikan.

Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Rerata Kadar Kolesterol Total Mencit Sesudah

Perlakuan Pada Masing-Masing Kelompok Perlakuan (mg/dl)

Kelompok Mencit Rata-Rata


Perlakuan 1 2 3 4 5
Kontol (+) 199 210 189 169 222 197,80
Kontol (-) 88 96 92 89 90 91,00
Dosis 0,2 162 134 134 161 152 148,60
Dosis 0,4 125 134 170 109 137 135,00
Dosis 0,6 105 132 177 109 137 142,60

Keterangan : Keterangan : K (+) = mencit hanya diberikan fast food tanpa pemberian
saponin (ekstrak mentimun)
K (-) = mencit hanya diberikan pakan standar
D1 = mencit diberi saponin (ekstrak mentimun) dengan
dosis 0,2 mg
D2 = mencit diberi saponin (ekstrak mentimun) dengan
dosis 0,4 mg
D3 = mencit diberi saponin (ekstrak mentimun) dengan
dosis 0,6 mg
Berasarkan tabel 4.2 rata-rata kadar kolesterol total tertinggi pada kelompok

perlakuan kontrol positif yaitu 197,80 mg/dl, disusul dengan kelompok perlakuan dosis

0,2 dengan kadar rata-rata kolesterol total 148,60 mg/dl, dosis 0,6 mg dengan rata-rata

143,60 mg/dl, dosis 0,4 mg dengan rata-rata 135,00 mg/dl, dan kelompok perlakuan

kontrol negatif dengan rata-rata 91,00 mg/dl. Pebedaan rata-rata kolesterol total sebelum
perlakuan. Gambar berikut ini memperjelas peerbedaan rerata kadar kolesterol sesudah

perlakuan yang diberikan.

4.2.2 Hasil Uji Normalitas terhadap Data Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Total

Mencit pada Masing-Masing Kelompok Perlakuan

Distribusi data dikatakan normal jika nilai signifikansi hitung lebih besar daripada

taraf pengujian 0,05. Tabel dibawah ini memperlihatkan hasil uji kenormalan atau

normalitas distribusi data kadar kolesterol total mencit pada masing-masing kelompok

perlakuan.

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
perlakuan Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kolesterol k1 ,253 5 ,200* ,819 5 ,114
k2 ,264 5 ,200* ,941 5 ,671
k3 ,239 5 ,200* ,920 5 ,529
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

4.2.3 Hasil Analisis Varian Satu Arah (One Way Analysis Of Variance) Untuk

Mengetahui Perbedaan Hasil Penurunan Kolesterol Sebelum dan Sesudah

Perlakuan

ANOVA
kolesterol
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 464,533 2 232,267 ,439 ,654
Within Groups 6342,400 12 528,533
Total 6806,933 14

Berdasarkan hasi pengujian tersebut diatas terlihat bahwa perlakuan saponin

dalam ekstrak mentimun terbukti tidak mememiliki hubungan terhadap penurunan

kadar kolesterol total mencit. Kesimpulan ini diperoleh dari nilai signifikansi

hitung yang lebih besar daripada taraf pengujian 0,05, yaitu 0,654. Hal ini juga

berarti menolak hipotesis pertama Ha : Ada pengaruh saponin pada ekstrak

mentimun terhadap kadar kolesterol total mencit yang mengalami

hiperkolesterolemia.

Berikutnya adalah melakukan analisis untuk mengetahui perbedaan hasil

penurunan kadar kolesterol berdasarkan pemberian dosis yang berbeda pada tiap

kelompok. Data yang digunakan adalah data hasil pengurangan dari data sebelum

perlakuan dan data sesudah perlakuan. Alat analisi yang digunakan adalah analisis

varian satu arah (one way analysis of variance) pada taraf signifikansi uji sebesar

0,05.

Anda mungkin juga menyukai