friedchicken terhadap peningkatan kadar kolesterol pada hewan uji coba yaitu mencit
(Mus musculus L). Adapun prosdur dalam penelitian pendahuluan sebagai berikut :
Berikut ini dapat dilihat dari hasil pengkuran kadar kolesterol total mencit yang
diberi tiga dosis ekstrak mentimun, yaitu dosis 0,2 mg, 0,4 mg, 0,6 mg, dan dua macam
kelompok kontrol perlakuan, yaitu kelompok kontrol (+), dimana mencit hanya
diberikan fast food tanpa pemberian mentimun (ekstrak mentimun), dan kontrol negatif
(-) kontrol hewan, hanya diberikan pakan standar. Pemberian perlakuan tiga dosis setelah
4.2.1 Hasil Uji Rerata Kadar Kolesterol Sebelum dan Sesudah Perlakuan
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Rerata Kadar Kolesterol Total Mencit Sebelum
Keterangan : Keterangan : K (+) = mencit hanya diberikan fast food tanpa pemberian
saponin (ekstrak mentimun)
K (-) = mencit hanya diberikan pakan standar
D1 = mencit diberi saponin (ekstrak mentimun) dengan
dosis 0,2 mg
D2 = mencit diberi saponin (ekstrak mentimun) dengan
dosis 0,4 mg
D3 = mencit diberi saponin (ekstrak mentimun) dengan
dosis 0,6 mg
Berdasarkan tabel 4.1 rata-rata kadar kolesterol total tertinggi pada kelompok
perlakuan dosis 0,2 mg yaitu 215,40 mg/dl, dosis 0,4 mg dengan kadar rata-rata
kolesterol total 190,60 mg/dl, dosis 0,6 mg dengan rata-rata 164,00 mg/dl, kelompok
kontrol positif dengan rata-rata kolesterol total 84,80 mg/dl, dan kelompok konterol
negatif dengan rata-rata 80,40 mg/dl. Pebedaan rata-rata kolesterol total sebelum
perlakuan. Gambar berikut ini memperjelas peerbedaan rerata kadar kolesterol sesudah
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Rerata Kadar Kolesterol Total Mencit Sesudah
Keterangan : Keterangan : K (+) = mencit hanya diberikan fast food tanpa pemberian
saponin (ekstrak mentimun)
K (-) = mencit hanya diberikan pakan standar
D1 = mencit diberi saponin (ekstrak mentimun) dengan
dosis 0,2 mg
D2 = mencit diberi saponin (ekstrak mentimun) dengan
dosis 0,4 mg
D3 = mencit diberi saponin (ekstrak mentimun) dengan
dosis 0,6 mg
Berasarkan tabel 4.2 rata-rata kadar kolesterol total tertinggi pada kelompok
perlakuan kontrol positif yaitu 197,80 mg/dl, disusul dengan kelompok perlakuan dosis
0,2 dengan kadar rata-rata kolesterol total 148,60 mg/dl, dosis 0,6 mg dengan rata-rata
143,60 mg/dl, dosis 0,4 mg dengan rata-rata 135,00 mg/dl, dan kelompok perlakuan
kontrol negatif dengan rata-rata 91,00 mg/dl. Pebedaan rata-rata kolesterol total sebelum
perlakuan. Gambar berikut ini memperjelas peerbedaan rerata kadar kolesterol sesudah
4.2.2 Hasil Uji Normalitas terhadap Data Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Total
Distribusi data dikatakan normal jika nilai signifikansi hitung lebih besar daripada
taraf pengujian 0,05. Tabel dibawah ini memperlihatkan hasil uji kenormalan atau
normalitas distribusi data kadar kolesterol total mencit pada masing-masing kelompok
perlakuan.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
perlakuan Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kolesterol k1 ,253 5 ,200* ,819 5 ,114
k2 ,264 5 ,200* ,941 5 ,671
k3 ,239 5 ,200* ,920 5 ,529
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
4.2.3 Hasil Analisis Varian Satu Arah (One Way Analysis Of Variance) Untuk
Perlakuan
ANOVA
kolesterol
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 464,533 2 232,267 ,439 ,654
Within Groups 6342,400 12 528,533
Total 6806,933 14
kadar kolesterol total mencit. Kesimpulan ini diperoleh dari nilai signifikansi
hitung yang lebih besar daripada taraf pengujian 0,05, yaitu 0,654. Hal ini juga
hiperkolesterolemia.
penurunan kadar kolesterol berdasarkan pemberian dosis yang berbeda pada tiap
kelompok. Data yang digunakan adalah data hasil pengurangan dari data sebelum
perlakuan dan data sesudah perlakuan. Alat analisi yang digunakan adalah analisis
varian satu arah (one way analysis of variance) pada taraf signifikansi uji sebesar
0,05.