Bupati Indramayu dkk Diduga Terima Suap Rp 1,11 Miliar dan Sepeda
Sebagai pihak yang diduga menerima suap Supendi, Omarsyah, dan Wempy disangka melanggar
Pasal 12 huruf a atau Pasal 12 huruf b atau Pasal 11 atau Pasal 12 B Undang-Undang Nomor 31
Tahun 1999 sebagaimana diubah dalam UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Sementara selaku pemberi suap Carsa dijerat Pasal 5 ayat 1 huruf a atau Pasal 5 ayat 1 huruf b
atau Pasal 13 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Bupati Indramayu, Supendi keluar dari gedung KPK usai di periksa. Rabu, (16/10) dini hari.
Foto: Helmi Afandi Abdullah
KPK menahan Bupati Indramayu, Supendi, setelah menjalani pemeriksaan terkait dugaan suap
tujuh proyek pekerjaan infrastruktur di Pemkab Indramayu.
Supendi ditahan di Rutan Cabang KPK di C1. Selain Supendi, KPK juga menahan Kepala Dinas
PUPR Kabupaten Indramayu Omarsyah dan Kepala Bidang Jalan Dinas PUPR Kabupaten
Indramayu Wempy Triyono di Rutan Polres Metro Jakarta Pusat; dan pemilik CV Agung Resik
Pratama Carsa AS di Rutan Polres Jakarta Timur.KPK lakukan penahanan selama 20 hari pertama
terhadap 4 orang tersangka," ujar juru bicara KPK Febri Diansyah saat dihubungi, Selasa (15/10).
Supendi sendiri merampungkan pemeriksaannya sekitar pukul 03.41 WIB. Dengan mengenakan
rompi oranye khusus tahanan KPK serta kondisi tangan yang terborgol, Supendi beranjak dari
lantai dua lokasi pemeriksaan. Ia memilih bungkam saat ditanya awak media terkait
penahanannya. Supendi memilih untuk terus menunduk sembari terus berjalan masuk menuju
mobil tahanan yang menjemputnya.Dalam perkara ini KPK menetapkan empat orang sebagai
tersangka. Keempat orang itu yakni Bupati Indramayu, Supendi; Kepala Dinas PUPR Kabupaten
Indramayu, Omarsyah; Kepala Bidang Jalan di Dinas PUPR Kabupaten Indramayu, Wempy
Triyono; serta swasta bernama Carsa.
Suap senilai Rp 1,11 miliar dan satu unit sepeda lipat merek United Neo diberikan Carsa kepada
Supendi, Omar, dan Wempy. Uang tersebut diberikan Carsa untuk memuluskan langkahnya untuk
mendapatkan 7 (tujuh) proyek pekerjaan di Dinas PUPR Kabupaten Indramayu dengan nilai
proyek total kurang lebih Rp 15 miliar yang berasal dari APBD Murni.
Atas perbuatannya Supendi, Omarsyah, dan Wempy Triyono disangkakan melanggar Pasal 12
huruf a atau b atau Pasal 11 dan Pasal 12 B Undang Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Sebagai Pemberi Carsa disangkakan melanggar pasal 5 ayat 1 huruf a atau b atau Pasal 13
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang
Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
E. Suap Bupati Indramayu Diduga untuk THR dan Bayar Dalang Wayang Kulit
Selain itu, Omarsyah juga diduga menerima suap berupa sepeda yang nilainya sekitar Rp 20 juta.
"OMS, Kepala Dinas PUPR diduga menerima uang total Rp 350 juta dan sepeda," ujar Basaria.
Petugas KPK menunjukan barang bukti saat konferensi pers terkait OTT Bupati Indramayu, Selasa
(15/10/2019). Foto: Helmi Afandi/kumparan
Sementara untuk Wempy, ia diduga menerima uang Rp 560 juta dari Carsa. Pemberian uang
terjadi selama 5 kali pada bulan Agustus dan Oktober 2019.
Kini, Supendi bersama dengan Omarsyah, Wempy, dan Carsa sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Bupati Indramayu, Supendi keluar dari gedung KPK usai di periksa. Rabu, (16/10) dini hari.
Foto: Helmi Afandi Abdullah
Dan terjadi lagi, kepala daerah tersangkut kasus korupsi. Kini giliran Bupati Indramayu, Supendi,
yang ditetapkan tersangka oleh KPK karena terlibat kasus suap.
Supendi ditangkap di kediaman orang tuanya di Kecamatan Bongas, Kabupaten Indramayu, pada
Senin (14/10) malam. KPK juga telah menggeledah pendopo Indramayu dan ruangan di Dinas
PUPR.
Penangkapan Supendi ini kembali mencoreng daerah Indramayu. Setelah sebelumnya Bupati
Indramayu periode 2000-2005 dan 2005-2010, Irianto M.S Syafiuddin alias Yance, juga
tersangkut kasus korupsi proyek PLTU.
Supendi diketahui merupakan Ketua DPD Golkar Indramayu. Perjalanan kariernya juga tak jauh-
jauh dari birokrat, dan mengawali kariernya sebagai PNS di Pemkab Indramayu.
Bupati Indramayu, Supendi keluar dari gedung KPK usai di periksa. Rabu, (16/10) dini hari.
Foto: Helmi Afandi Abdullah
Anna dan Supendi merupakan pasangan kepala daerah 2 periode. Mereka pertama kali maju pada
Pilkada Indramayu 2010. Anna juga merupakan istri Yance, yang tersangkut korupsi.
Anna-Supendi memenangkan Pilkada Indramayu 2010. Selanjutnya di Pilkada 2015, Anna
kembali menggandeng Supendi sebagai wakilnya. Pasangan yang diusung Gerindra, PKS, Golkar
dan Demokrat itu lagi-lagi memenangi pertarungan dan menjabat untuk periode kedua.
Namun, baru 8 bulan dilantik, Supendi justru ditangkap KPK.
Kepala daerah ke-48 yang di-OTT KPK
Supendi tercatat menjadi kepala daerah ke-48 yang diamankan lembaga antirasuah lewat operasi
tangkap tangan (OTT).Bupati Indramayu menjadi kepala daerah ke-48 yang ditangkap tangan oleh
KPK," ungkap Basaria.
Supendi juga menjadi kepala daerah ke-120 yang terjerat korupsi di KPK. Penangkapan Supendi
sangat disayangkan Basaria, mengingat seminggu sebelumnya penyidik juga telah melakukan
OTT terhadap Bupati Lampung Utara, Agung Ilmu Mangkunegara.
"Praktik kotor seperti korupsi dalam pengadaan sudah dapat dipastikan akan merusak upaya
pemerintah dalam pembangunan yang merata di seluruh Indonesia," tutur Basaria.