Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan merupakan fase terakhir yang terpenting dalam proses

kehamilan. Masa inilah yang banyak mendebarkan seorang wanita yang

melahirkan, oleh karena itu persalinan merupakan puncak dari segala proses

dan upaya yang selama ini dilakukan agar semuanya berakhir dengan lancar

(Ambarwati, 2014).

Persalinan dapat terjadi secara normal tetapi juga melalui tindakan

pembedahan yaitu seksio sesarea. Tujuan persalinan seksio sesarea adalah

memelihara kehidupan atau kesehatan ibu dan janinnya. Selain itu tindakan

seksio sesarea dilaksanakan dalam keadaan dimana penundaan kelahiran akan

memperburuk keadaan janin, ibu atau keduanya, sedangkan kelahiran

pervaginam tidak mungkin dilakukan dengan aman (Hartati &Maryunani,

2015).

Kelahiran dengan seksio sesarea juga harus dilakukan perawatan

sehingga tidak menimbulkan komplikasi yang berisiko.Komplikasi post

operasi dapat terjadi akibat perawatan yang tidak tepat. Salah satu komplikasi

yang sering ditemukan dirumah sakit adalah infeksi. Infeksi luka operasi

merupakan infeksi yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya

yaitu, personal hygiene yang akan mempengaruhi lama dan biaya perawatan

(Elisa, 2014).

1
2

Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yang berarti personal yang

artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Jadi personal hygiene adalah

suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk

kesejahteraan fisik dan psikis. Cara perawatan diri manusia untuk memelihara

kesehatan mereka disebut hygiene perorangan. Tujuan seseorang dalam

melakukan perawatan personal hygiene meliputi: meningkatkan derajat

kesehatan, rasa nyaman dan menciptakan keindahaan, mencegah penyakit

pada diri sendiri maupun pada orang lain meningkatkan percaya diri (Kasiati

dan Rosmalawati, 2016).

Menurut Tulas dkk (2017), jika tidak melaksanakan perilaku personal

hygiene yang benar, hal ini beresiko menyebabkan infeksi post seksio sesarea

karena adanya luka insisi pada dinding depan perut. Tingkat kesakitan

menurun setelah diperkenalkannya jahit rahim, tetapi tingkat kematian akibat

infeksi tetap tinggi. Menurut Nirana dkk (2014), kurangnya personal hygiene

mengakibatkan seseorang rentan terhadap penyakit karena kuman-kuman

menumpuk dibadan merupakan sumber penyakit.

Organisasi Kesehatan Dunia World Health Organization (WHO)

menyatakan bahwa untuk mencapai target SDGs penurunan angka kematian

ibu antara 1990 dan 2015 seharusnya 5,5% pertahun. Namun data WHO,

UNICEF, UNFP dan Bank Dunia tahun 2015 menunjukan angka kematian

ibu hingga saat ini penurunannya masih kurang dari 1% pertahun. Pada 2005,

sebanyak 536 .000 perempuan meninggal dunia akibat masalah persalinan,


3

lebih rendah jumlah kematian ibu tahun 1990 yang sebanyak 576.000 (WHO,

2015).

Menurut Profil Kesehatan Provinsi Maluku tahun 2015, Angka

kematian ibu (AKI) masih sangat tinggi yakni sekitar 200-250/100.000

persalinan hidup target Millenium Development Goals(MDGS) menurunkan

AKI di Indonesia sebanyak 75% yaitu 102/100.000 kelahiran hidup pada.

Hingga akhir tahun 2015, target AKI yang diharapkan tidak tercapai sehingga

WHO memutuskan untuk melanjutkan dengan pembangunan berkelanjutan

atau Sustainable Development Goal’s (SDGS) yang menargetkan AKI

sebesar 70/100.000 KH pada tahun 2030 (Zuraya, 2016).

Angka cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di

provinsi maluku pada tahun 2014 mencapai 73,13%, Sedangkan jumlah

persalinan dengan seksio sesarea sebanyak 18,5%. Angkakematian ibu (AKI)

di Kota Ambontahun 2015 sebanyak 4 orang atau 28,6/100.000 kelahiran ibu

(Profil Dinas Kesehatan Kota Ambon, 2015).

Tabel. 1
Distribusi Jumlah Ibu Dengan Post Seksio Sesarea di Ruangan Nifas RSUD.
Dr. M.Haulussy Tahun 2016-2018

No Ibu Post Partum


. Tahun Total %
Normal Seksio Sesarea

1 2016 452 446 898 49,97%


2 2017 455 511 966 52,89%
3 2018 451 508 959 52,97%
Sumber : Data Primer RSUD Dr. M. Haulussy Ambon tahun 2019
4

Berdasarkan studi kasus yang di lakukan di Rumah Sakit Umum

Daerah Dr. M. Haulussy Kota Ambon, peneliti menemukan adanya

peningkatan angka kejadian post seksio sesarea tiga tahun terakhir yaitu,

pada tahun 2016 jumlah penderita sebanyak 446 orang, pada tahun 2017

jumlah penderita sebanyak 511 orang dan pada tahun 2018 sebanyak

508 orang. Data ini terlihat bahwa terjadi fluktuasi, dengan demikian perlu

terus dilakukan penanganan untuk mengatasinya (Rekam medis RSUD dr. M.

Haulussy Kota Ambon, 2019).

Personal hygiene, sangat berpengaruh terhadap kesehatan seseorang.

Jika sesesorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan.

Akibatnya yang dapat timbul jika personal hygiene tidak teratasi diantaranya

adalah gangguan membrane mukosa mulut, gatal gatal, dan infeksi di

beberapa bagian tubuh, serta gangguan integritas kulit dan gangguan fisik

pada kuku. Selain dapat menimbulkan dampak fisik yang sudah disebut di

atas, gangguan personal hygiene dapat pula menimbulkan dampak

psikososial.

Diantaranya adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman kebutuhan harga

diri. Perawat menerima tanggungjawab untuk memberikan kebutuhan

hygiene klien sehari-hari jika mereka tidak mampu merawat dirinya sendiri

dengan cukup. Pemberian perawatan hygiene klien memberikan kesempatan

kepada perawat untuk mengkaji semua permukaan tubuh luar dan emosional

klien.
5

Perawat harus memberikan penghargaan kepada klien selama prosedur

hygiene dan harus menghargai pilihan dalam menyusun rencana hygiene yang

akan dilakukan. Peran perawat dalam mengatasi kurangnya pemenuhan

kebutuhan personal hygiene pada klien diantaranya adalah mempertahankan

kebersihan klien dalam hal membersihkan bagian bagian tubuhnya mencegah

komplikasi atau timbulnya masalah lain akibat gangguan personal hygiene

klien dan memberi dukungan.

Bertolak dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Seksio

Sesarea Dalam Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene Di Rumah Sakit

Umum Daerah dr. M. Haulussy kota Ambon”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat disimpulkan rumuskan

masalah dalam penulisan ini adalah Bagaimana penerapan asuhan

keperawatan pada pasien post seksio sesarea dalam pemenuhan kebutuhan

personal hygiene Di Ruangan Nifas Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M.

Haulussy kota Ambon.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan studi kasus ini yaitu untuk menerapkan Asuhan Keperawatan

Pada Pasien Post Seksio Sesarea Dalam Pemenuhan Kebutuhan Personal

Hygiene Di Ruangan Nifas Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Haulussy

kota Ambon.
6

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Masyarakat:

Hasil diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada

masyarakat tentangpentingnyamemperhatikan tanda–tanda yang dapat

mempengaruhi ibu dengan seksio sesarea dalam pemenuhan kebutuhan

Personal Hygiene.

2. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi keperawatan

Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang

keperawatan pada ibu dengan seksio sesarea dalam pemenuhan

kebutuhan personal Hygiene.

3. Penulis

Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil

keperawatan, khususnya studi kasus tentang asuhan keperawatan ibu

dengan seksio sesarea dalam pemenuhan kebutuhan hygiene.

Anda mungkin juga menyukai