Anda di halaman 1dari 4

UAS MANAJEMEN PENDASMEN ERA DIGITAL

ANISA NURHUDA UTAMI


2019.8.1.4.0056
SEMESTER 3 KELAS C

SOAL
1. Pada saat ini dunia berada pada era Revolusi Industri 4.0 dengan ditandai berbagai 
perkembangan ilmu teknologi dan informasi sehingga terjadi perubahan bukan hanya pada
aspek insustri saja tetapi juga diberbagai aspek kehidupan. Dengan demikian maka tidak
dapat dipungkiri lagi banyak kebutuhaan manusia tersedia secara digital, mulia dari jula beli,
transaksi pembayaran dan juga pada bidang jasa. Perubahan tersebut juga berdampak pada
dunia pendidikan, bahkan pada saat ini proses pembelajaran dilakukan secara digital yang
sering disebut pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau juga Daring. Dalam menghadapi Revolusi
Industri 4.0 tersebut, Lembaga Pendidikan perlu merubah suatu budaya sekolah/ madrasah
sehingga dapat mengikuti perkembangan tersebut.
Pertanyaan:
a. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan budaya sekolah/madrasah
b. Budaya sekolah madrasah yang bagaimanakah dapat dikembangkan pada satuan
pendidikan tersebut! Jelaskan
2. Suatu hari Kepala Madrasah Aliyah Al-Hidayah melakukan supervisi akademik pada Ibu
Rukiyah guru Mata pelajaran Fisika kelas XI Program IPA. Hasil kunjungan kelas diperoleh
data sebagai berikut: pembelajaran terasa monoton karena berpusat pada guru, metode yang
digunakan kurang variatif bahkan cenderung pada satu metode pembelajaran, kurang
memberikan pertanyaan kepada siswa, ketika siswa bertanya, maka jawabannya kurang
maksimal, pengelolaan kelas kurang efektif. Secara keseluruhan proses pembelajaran
berjalan tidak maksimal.
Pertanyaan: Jika anda sebagai kepala sekolah/madrasah apakah yang anda dapat lakukan
setelah melakukan supervisi akademik tersebut!
3. Pada Abad 21 ini pembelajaran perlu mengembangkan kemampuan atau kompetensi siswa
atau peserta didik agar mereka nantinya dapat bersaing baik pada dunia kerja maupun dalam
pergaulan dunia. Jelaskan kompetensi yang harus dimiliki siswa tersebut pada abad 21

JAWABAN
1. Dari dau pertanyaan:
a. Budaya sekolah adalah sekumpulan nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan
keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh kepala sekolah, pendidik/guru,
petugas tenaga kependidikan/administrasi, siswa, dan masyarakat sekitar sekolah.
Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut di
masyarakat luas. Dari budaya tersebut kemudian muncul dalam berbagai simbol dan
tindakan yang kasat indra yang dapat diamati dan dirasakan dalam kehidupan
sekolah/madrasah sehari-hari.
b. Model pengembangan budaya yang dapat dikembangkan di sekolah meliputi
pengembangan nilai, pengembangan tataran teknis, pengembangan tataran sosial,
pengembangangan budaya sekolah di kalangan siswa, dan evaluasi budaya sekolah.

- Pengembangan nilai-nilai di kalangan siswa meliputi: keimanan dan ketaqwaan, nilai


kebersamaan, nilai saling menghargai, nilai tanggung jawab, keamanan, kebersihan,
ketertiban dan keindahan, dan hubungan antar siswa dengan seluruh warga sekolah.
Semangat siswa dalam menjalankan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan cukup tinggi
dan baik

- Pada umumnya sekolah telah memiliki tataran dalam bentuk manifestasi budaya
sekolah seperti: (1) Struktur organisasi sekolah (2) Deskripsi tugas sekolah (3) Tata
tertib guru (4) Tata tertib siswa (5) Sanksi siswa yang melanggar tata tertib sekolah
(6) Program kerja dalam pembinaan keimanan dan ketaqwaan siswa terhadap Tuhan
(7) Program ekstrakurikuler yang dapat menumbuhkan kejuruan, kedisiplinan, rasa
tanggungjawab, dan rasa kesetiakawanan siswa (8) Peraturan dan kebersihan fisik
sekolah (9) Strategi belajar dan pembelajaran yang mendorong siswa agar semangat
belajar dan (10) Standar sistwm pembelajaran yang harus diikuti guru maupun siswa.

- Budaya yang berkembang mendukung lahirnya rasa tanggung jawab, kebersamaan,


saling menghargai, kesetiakawanan, kedisiplinan dan gemar membaca di kalangan
siswa melalui program pembiayaan, pembentukan kelompok teman sebaya,
penetapan jadwal kunjung ke perpustakaan dan pemberian penghargaan bagi siswa
dan guru yang rajin serta aktif membaca. Semua guru mengharapkan peserta didik
memiliki rasa tanggung jawab, menghargai, setiakawan, disiplin baik di lingkungan
sekolah maupun di rumah.selanjutnya setiap budaya ada sisi lemahnya, ada yang
positif dan negative, akan tetapi pada prinsipnya budaya yang berkembang di sekolah
harus mendukung bagi siswa.

- Budaya sekolah yang berkembang juga mmendukung hubungan personal siswa


dngan seluruh warga sekolah agar berjalan baik yaitu hubungan personal antar siswa
terjalin dengan baik, sehingga tercipta suasana kondusif, setiap siswa diwajibkan
untuk selalu mengucapkan salam dan menghormati warga sekolah, dan bersikap
santun, kemudian seluruh kegiatan yang telah dipergunakan berjalan dengan baik
dengan melibatkan siswa dan warga sekolah

- Budaya sekolah juga mendukung 5K (Keimanan, Kebersihan, Ketertiban, Keindahan


dan Kenyamanan sekolah) melalui salah satu program utama sekolah dalam
peningkatan dan implementasi 5K (Keimanan, Kebersihan, Ketertiban, Kindahan dan
Kenyamanan). Melalui program 5K dan jadwal piket, agar dapat dilaksanakan
didalam kelas dan dilingkungan sekolah.
2. Jika saya menjadi kepala sekolah:
a. Saya akan melakukan diskusi dengan guru tersebut setelah kegiatan belajar mengajar
selesai, kemudian
b. Saya akan memberikan saran-saran yang diperlukan Naegley (1980:198)
mensyaratkan suatu kondisi dalam melakukan supervise klinis, yakni : (1)
menciptakan hubungan baik antara guru dan supervisor (dalam hal ini kepala
sekolah), (2) merencanakan aspek perilaku yang akan diperbaiki pada sub bahasan
tertentu, (3) merencanakan strategis observasi, (4) mengobservasi guru mengajar, (5)
menganalisis KBM oleh guru dan supervisor (kepala sekolah) secara terpisah, (6)
merencanakan pertemuan, guru diberi kesempatan menanggapi cara mengajamya
sebelum dibahas secara bersama, dan (7) membuat rencana baru bila aspek perilaku
itu belum dapat diperbaiki dan mengulanggi dari langkah awal sampai akhir.
c. Kehidupan abad 21 menuntut adanya keterampilan peserta didik untuk siap menghadapi
tantangan yang ada. Keterampilan tersebut diistilahkan dengan 4 C, yang merupakan
singkatan dari Critical Thinking atau berpikir kritis, Collaboration  atau kemampuan bekerja
sama dengan baik, Communication atau kemampuan berkomunikasi, dan Creativity atau
kreatifitas.
a. Critical Thinking (Berpikir Kritis)
Berpikir kritis (critical thinking) merupakan kemampuan untuk memahami sebuah
masalah yang rumit, mengkoneksikan informasi satu dengan informasi lain, sehingga
akan muncul berbagai perspektif, dan menemukan solusi dari suatu permasalahan.
Critical thinking dimaknai juga sebagai kemampuan menalar, memahami dan membuat
pilihan yang rumit; memahami interkoneksi antara sistem, menyusun, mengungkapkan,
menganalisis, dan menyelesaikan masalah.
Keterampilan berpikir kritis merupakan hal yang penting untuk dimiliki peserta didik di
tengah derasnya arus informasi di era digital, Kemampuan membedakan kebenaran dari
kebohongan, fakta dari opini, atau fiksi dari non-fiksi, merupakan salah satu modal bagi
peserta didik untuk mengambil keputusan dengan lebih bijak sepanjang hidupnya. Selain
itu, kemampuan berpikir kritis juga penting sebagai bekal peserta didik untuk menjadi
pembelajar yang baik.
b. Collaboration (Kolaborasi)
Kolaborasi adalah kemampuan untuk bekerja sama, saling bersinergi, beradaptasi dalam
berbagai peran dan tanggungjawab, bekerja secara produktif dengan yang lain,
menempatkan empati pada tempatnya, dan menghormati perspektif berbeda.
Dengan berkolaborasi, maka setiap pihak yang terlibat dapat saling mengisi kekurangan
yang lain dengan kelebihan masing-masing.
Akan tersedia lebih banyak pengetahuan dan keterampilan secara kolektif untuk
mencapai hasil yang lebih maksimal.
Teknologi yang tersedia saat ini membuat peluang peserta didik untuk berkolaborasi
terbuka lebar tanpa harus dibatasi oleh jarak. Karena itu, anak-anak kita perlu dibekali
dengan kemampuan berkolaborasi sebagai salah satu keterampilan abad 21 yang
mencakup kemampuan bekerja sama secara efektif dalam tim yang beragam, fleksibel
dan mampu berkompromi untuk mencapai tujuan bersama, memahami tanggung
jawabnya dalam tim, dan menghargai kinerja anggota tim lainnya.
c. Communication (Komunikasi)
Communication (komunikasi) adalah kegiatan mentransfer informasi, baik secara lisan
maupun tulisan. Komunikasi merupakan hal penting dalam peradaban manusia.
Tujuan utama komunikasi adalah mengirimkan pesan melalui media yang dipilih agar
dapat diterima dan dimengerti oleh penerima pesan. Komunikasi dapat berjalan efektif
jika pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat diterima dengan baik oleh
komunikan, sehingga tidak terjadi salah persepsi. Hadirnya gadget di era globalisasi
dapat dijadikan sebagai media komunikasi yang efektif bagi anak-anak.
Akan tetapi pengawasan, terutama dari orangtua perlu semakin ditingkatkan terhadap
pemakaian gadget sebagai media informasi bagi anak-anak mereka, agar tidak
disalahgunakan untuk hal-hal yang negatif.
Selain itu, lamanya penggunaan gadget bagi anak-anak juga perlu dibatasi agar
kompetensi sosialnya dengan teman-teman sebaya tetap terjaga.
d. Creativity (Kreativitas)
Creativity (kreatifitas) merupakan kemampuan untuk mengembangkan, melaksanakan,
dan menyampaikan gagasan-gagasan baru kepada yang lain; bersikap terbuka dan
responsif terhadap perspektif baru dan berbeda. Kreativitas juga didefinisikan sebagai
kemampuan seseorang dalam menciptakan penggabungan baru. Kreativitas akan sangat
tergantung kepada pemikiran kreatif seseorang, yaitu proses akal budi seseorang dalam
menciptakan gagasan baru. Kreativitas yang bisa menghasilkan penemuan-penemuan
baru sering disebut sebagai inovasi. Era teknologi ditandai dengan semakin banyak
pekerjaan yang diambil alih oleh mesin di masa depan. Berpikir kreatif dalam
menciptakan berbagai inovasi baru adalah salah satu keterampilan abad 21 yang akan
membuat seseorang mampu bertahan dan tidak tergantikan oleh robot atau mesin di
bidang pekerjaannya.

Anda mungkin juga menyukai