Anda di halaman 1dari 16

2.8.

PENGUJIAN CALIFORNIA BEARING RATIO

2.8.1. Pendahuluan

CBR (California Bearing Ratio) laboratorium ialah perbandingan antara beban


penetrasi suatu bahan tanah terhadap bahan standar dengan kedalaman dan kecepatan
penetrasi yang sama. Nilai CBR laboratorium biasanya digunakan untuk perencanaan
pembangunan jalan baru dan lapangan terbang. Untuk menentukan nilai CBR
laboratorium harus disesuaikan dengan peralatan dan hasil pengujian kepadatan, yaitu
pengujian pemadatan ringan dan pengujian pemadatan berat untuk tanah.

Pengujian CBR pertama kali diperkenalkan oleh Laboratorium California Division of


Highway USA pada tahun 1929 yang kemudian diterima dan dikembangkan lebih
lanjut oleh institusi lain misalnya: U.S. Corps of Engineers. Kemudian berkembang
menjadi beberapa ketentuan diantaranya ASTM D 1883-87, AASTHO T 193-74,
dan British Standard 1377. Sedangkan di Indonesia pengujian ini telah distandarisasi
melalui SNI dan Standar Bina Marga PB-0113-76. Kekuatan tanah dasar memegang
peranan penting dalam mendukung suatu konstruksi seperti jalan, bangunan, gedung ,
jembatan, dan sebagainya. Khusus untuk perencanaan jalan raya kekuatan tanah dasar
ditandai dengan nilai California Bearing Ratio dari tanah tersebut. Untuk
mendapatkan nilai CBR dari tanah dasar tersebut dapat digunakan alat Dynamic Cone
Penetration (DCP), yaitu alat yang digunakan untuk mengevaluasi nilai California
Bearing Ratio (CBR) pada pekerjaan konstruksi jalan.

Nilai CBR diperoleh dari persamaan berikut :

CBR = (88,412 × X ) +3,757


Persamaan diatas digunakan untuk mencari persamaan garis pada grafik CBR,
sedangkan untuk mencari persentase CBR 0,1 dan 0,2 digunakan persamaan berikut :
CBR ×0,00689
%CBR = × 100%
10,3
2.8.2. Tujuan

Untuk menentukan nilai CBR tanah yang dipadatkan di laboratorium.

2.8.3. Alat dan Bahan

a. Alat CBR

Gambar 2.118. Alat CBR


b. Proctor Standard

Gambar 2.119. Proctor Standard


c. Seperangkat mould dengan diameter 6” dan tinggi 7”

Gambar 2.120. Mould


d. Oven

Gambar 2.121. Oven


e. Kontainer

Gambar 2.122. Kontainer


f. Spacer disk

Gambar 2.123. Spacer disk


g. Keping beban dengan massa 4,54 ± 0,02 kg

Gambar 2.124. Keping beban


h. Sendok dempul

Gambar 2.125. Sendok dempul


i. Timbangan dengan ketelitian 0,1 kg

Gambar 2.126. Timbangan dengan ketelitian 0,1 kg


j. Air

Gambar 2.127. Air

k. Gelas ukur

Gambar 2.128. Gelas ukur


l. Pan ukuran besar

Gambar 2.129. Pan


m. Stopwatch

Gambar 2.130. Stopwatch


n. Kertas

Gambar 2.131. Kertas


2.8.4. Prosedur Percobaan
a. Menyaring sampel dengan saringan No.4, lalu mengambil sampel dengan massa
± 5 kg

Gambar 2.132. Menyaring sampel


b. Menghitung kadar air sampel. Kemudian menambahkan air sehingga kadar air
sampel menjadi kadar air optimum pada uji pemadatan.

Gambar 2.133. Mengukur volume air


c. Menimbang massa mould.
Gambar 2.134. Menimbang massa mould
d. Mengolesi bagian dalam mould dengan oli. Meletakkan special disk pada bagian
bawah mould, kemudian lapiskan kertas di bagian atas special disk.

Gambar 2.135. Mengolesi bagian dalam mould dengan oli


e. Memasukkan sampel tanah yang sudah di campurkan ke dalam mould sebanyak
1/3 bagian mould. Tumbuk sampel tanah yang ada di dalam mould sebanyak 56
tumbukan secara merata di setiap bagian mould. Dilakukkan sampai lapisan
kedua dan ketiga.

Gambar 2.136. Menumbuk sampel sebanyak 56 kali


f. Meratakan permukaan mould lalu menimbang massa mould + tanah.

Gambar 2.137. Meratakan permukaan mould


g. Meletakkan tanah + mould pada mesin CBR. Kemudian letakkan keping beban di
atas mould + tanah.

Gambar 2.138. Meletakkan keping beban di atas sampel


h. Mengatur torak penetrasi sehingga beban awal pada torak penetrasi sebesar 4,54
± 0,02 kg. Beban awal ini menunnjukkan bahwa torak penetrasi sudah
menyentuh tanah dan meratakan beban awal pada tanah.

Gambar 2.139. Mengatur torak penetrasi


i. Mencatat pembacaan pembebanan pada penetrasi 0,312 mm; 0,62 mm; 1,25 mm;
1,87 mm; 2,5 mm; 3,75 mm; 5 mm; 7,5 mm; 10 mm; 12,5 mm.

Gambar 2.140. Mencatatat pembacaan beban


j. Mengambil sampel tanah masing–masing pada bagian bawah, atas, dan tengah
dari sampel tanah pada mould.

Gambar 2.141. Mengambil sampel tanah


k. Memasukkan ke dalam oven dengan suhu 110 ± 5ºC selama 24 jam.

Gambar 2.142. Mengoven sampel


2.8.5. Data Hasil Percobaan

Tabel 2.32. Nilai LVDT dan Load Cell


No Nilai X LVDT (mm) No Nilai P Load Cell (kg)
1 0 1 0
2 0,312 2 4,2
3 0,62 3 6,4
4 1,25 4 11
5 1,87 5 15,4
6 2,5 6 19,5
7 3,75 7 26,7
8 5 8 33,1
9 7,5 9 43,6
10 10 10 52,5
11 12,5 11 60
Sumber : Data Hasil Percobaan

2.8.6. Perhitungan

Xn = X × 0,0394 in

Pn = P × 2,204622 lb

P
σ=
0,25 π r 2

Keterangan :
Xn = nilai X dalam cm (1 mm = 0,0394 in)
Yn = nilai Y dalam kg (1 kg = 2,204622 lb)

1. Konversi Nilai X (in)


X2 = 0,312 cm
X2 = 0,312 × 0,0394 in
= 0,012293 in
2. Konversi Nilai P (lb)
P1 = 4,2 cm
P1 = 4,2 × 2,20462262 lb
= 9,259415 lb
9,259415 lb
σ2 =
0,25× 3,14 ×1,96 2∈¿ ¿
= 3,0704 lb/in2
CBR = (88,412 × X ) +3,7576
CBR ×0,00689
%CBR = × 100%
10,3
a. CBR 0,1 = (88,412 × 0,1) +3,7576
= 12,5988
12,5988× 0,00689
%CBR = × 100%
10,3
= 1,26%
b. CBR 0,2 = (88,412 × 0,2) +3,7576
= 21,44
21,44 ×0,00689
% CBR = × 100%
10,3
= 1,43%

Kadar Air

W s −W d
w= x 100%
Wd

17 gram−13,92 gram
w= x 100%
13,92 gram

w = 22,12644 %
Tabel 2.33. Konversi Nilai LVDT
Konversi Nilai
Xn = X X (mm)
(cm) x× 0,0394ln
0,0394 in
0 0
0,312 0,012293
0,62 0,024428
1,25 0,04925
1,87 0,073678
2,5 0,0985
3,75 0,14775
5 0,197
7,5 0,394
10 0,394
12,5 0,4925
Sumber : Data Hasil Perhitungan

Tabel 2.34. Konversi Nilai Load Cell


Konversi Nilai
Pn == XP(cm)
Xn (kg) ×x 2,204622
2,204622 lblb
0 0
4,2 9,259415
6,4 14,10958
11 24,25085
15,4 33,95119
19,5 42,99014
26,7 58,86342
33,1 72,97301
43,6 96,12155
52,5 115,7472
60 132,2774
Sumber : Data Hasil Perhitungan
Tabel 2.35. Nilai Tegangan (lb/in2) (lb/in2)
Tegangan
No P (Plb ) A (A lb )

1 0 0 0
2 9,259415 2,7140904 3,0704
3 14,10958 2,7140904 4,6787
4 24,25085 2,7140904 8,0416
5 33,95119 2,7140904 11,2583
6 42,99014 2,7140904 14,2556
7 58,86342 2,7140904 19,5192
8 72,97301 2,7140904 24,198
9 96,12155 2,7140904 31,8741
10 115,7472 2,7140904 38,3806
11 132,774 2,7140904 43,8635
Sumber : Data Hasil Perhitungan

Tabel 2.36. Data Perhitungan Kadar Air


Massa Kontainer
Kontainer
Atas Tengah Bawah
Kosong (gram) 13,77 13,76 13,75
Kontainer + tanah basah (gram) 30,77 30,56 30,87
Kontainer + tanah kering (gram) 27,69 27,88 27,86
Tanah Basah (Ws) (gram) 17 16,8 17,12
Tanah Kering (Wd) (gram) 13,92 14,12 14,11
Kadar Air (%) 22,12644 18,98017 21,33239
Kadar Air Rata-Rata (%) 20,81299838
Sumber : Data Hasil Perhitungan
Gambar 2.143. Perbandingan Tegangan dengan Nilai LVDT

teg vs x(ln)
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6

Sumber : Data Hasil Perhitungan

2.8.7. Analisis

Nilai CBR dan DCP pada modul sebelumnya sangatlah berpengaruh. Dikarenakan
DCP merupakan nilai CBR lapangan yang dilakukan langsung ditempat pengambilan
sampel. Sedangkan CBR dilaboratorium menggunakan sampel tanah yang sama
namun dilakukan dilaboratorium. Nilai CBR digunakan untuk menilai kekuatan dari
tanah sampling dan juga dipakai sebagai dasar untuk penentuan tebal lapisan dari
suatu perkerasan. Kekuatan tanah dasar sangat bergantung pada kadar air dari tanah.
Semakin tinggi kadar air dari tanah tersebut, maka semakin kecil nilai CBR yang
diperoleh. Pada praktikum CBR didapatkan nilai CBR laboratorium sebesar 1,43%.
Nilai CBR laboratorium yang didapatkan pada percoabaan kali ini tergolong kecil
atau termasuk tanah yang kurang baik karena nilai CBR nya kurang dari 5%.
Sehingga jika tanah tersebut tidak layak digunakan untuk pembuatan jalan raya,
sehingga perlu dilakukan perbaikan tanah.
2.8.8. Kesimpulan dan Saran

2.8.8.1. Kesimpulan

a. Nilai CBR0,1 sebesar 1,26 %.


b. Nilai CBR0,2 sebesar 1,43 %.
c. Kadar air rata-rata sampel yaitu 20,81 %.
d. Semakin tinggi nilai CBR tanah maka lapisan perkerasan diatasnya akan semakin
tipis.

2.8.8.2. Saran

a. Sebaiknya periksa keadaan tegangan listrik saat hendak melakukan praktikum.


b. Praktikan harus teliti dan tepat saat membaca alat CBR agar data yang diperoleh
akurat.
c. Sebaiknya praktikan mengukur kadar air yang sesuai agar data yang diperoleh
tepat.
.

Anda mungkin juga menyukai