Anda di halaman 1dari 16

2.7.

PENGUJIAN PEMADATAN STANDAR (STANDARD PROCTOR

TEST)

2.7.1. Pendahuluan

Pemadatan didefinisikan sebagai proses pengeluaran udara dari pori – pori tanah
secara mekanis. Cara mekanis yang dilakukan di lapangan biasanya dengan
menggilas, sedangkan cara dilaboratorium dengan menumbuk atau memukul.
Kepadatan berhubungan dengan banyaknya kadar air yang terkandung dalam
tanah. Sehingga saat proses pemadatan akan diperoleh nilai kepadatan yang
berbeda. Ketika mencapai kadar air tertentu akan diperoleh keadaan tanah yang
paling padat (angka pori yang paling rendah). Kadar air dimana tanah mencapai
keadaan yang paling padat disebut kadar air optimum.

Proctor (1933) telah mengamati bahwa ada hubungan yang pasti antara kadar air
dan berat volume kering tanah padat. Untuk berbagai jenis tanah pada umumnya,
terdapat satu nilai kadar air optimum untuk mencapai berat volume kering
maksimumnya (ɣd maks). Untuk mendapatkan nilai tersebut, perlu diketahui kadar
air terlebih dahulu dengan persamaan :

Ws−Wd
w= × 100%
Wd

Keterangan :
w = kadar air (%)
Ws = berat tanah basah (gram)
Wd = berat tanah kering (gram)

Karakteristik kepadatan tanah dapat dinilai dari pengujian standar laboratorium


yang disebut Uji Proktor. Alat pemadat berupa silinder (mould) yang mempunyai
volume 9,44 x 10-4 m3. Tanah di dalam mould dipadatkan dengan penumbuk yang
beratnya 2,5 kg dengan tinggi jatuh 30,5 cm (1 ft). Tanah dipadatkan dalam tiga
lapisan yang ditumbuk sebanyak 25 kali pukulan tiap lapisannya. Untuk kadar air
tertentu, berat volume kering maksimum secara teoritis didapat bila pori-pori
tanah sudah tidak ada udaranya lagi, yaitu ketika derajat kejenuhan tanah sama
dengan 100 %. Jadi, berat volume kering maksimum (teoritis) pada suatu kadar air
tertentu dengan kondisi Zero Air Voids, ɣzav (pori-pori tanah tidak mengandung
udara sama sekali). Berat volume tanah dapat diperoleh dari persamaan :
W
γ=
V
Keterangan :
γ = berat volume (kN/m3)
W = berat tanah (kN)
V = volume tanah (m3)
Setelah diketahui nilai berat volume tanah dan kadar air, dapat ditentukan ɣdry
maksimum dari tanah yang diuji dengan persamaan :
γ wet
γ dry =
1+ w
Keterangan :
γ dry = berat isi kering (kN/m3)
γ wet = berat isi basah (kN/m3)
W = kadar air (%)
Berikut adalah cara pemadatan proktor standar yang digunakan.
114.3 mm
5 0 .8 m m

6 0 .3 m m

9.5 mm

3.2 mm
108.0 mm

101.6  0.406 mm 9.5 mm


6.4 mm
1 1 6 .4 3 40 .1 2m7 m

6.4 mm D. Slud
5 0 .8 m m

15.9 mm 6.4 mm
9.5 mm
12.7 mm 0.8 mm
12.7 mm

9.5 mm
152 mm

1
8 Garis luar cetakan tanah
5

3 9 4 Tapak dari pemadatan


oleh penumbuk
7 6 (tahap urutan dari
2 pukulan alat penumbuk)

lapisan pertama

15 16 21 22
7 10 7 23
14 17 20 25

13 11 19 24
5 12 5 18
lapisan kedua lapisan ketiga

Gambar 2.97. Cara Pemadatan


Sumber : https://academia.edu.com/modul-praktikum-Politeknik-Negeri-Medan
2.7.2. Tujuan

Untuk mengetahui nilai berat kering maksimum dan kadar air optimum suatu jenis
tanah yang dipadatkan dalam laboratorium.

2.7.3. Alat dan Bahan


a. Saringan No.4

Gambar 2.98. Saringan No.4


b. Standard proctor

Gambar 2.99. Standard proctor


c. Mould

Gambar 2.100. Mould


d. Oven

Gambar 2.101. Oven


e. Kontainer

Gambar 2.102. Kontainer


f. Sendok dempul

Gambar 2.103. Sendok dempul


g. Timbangan dengan ketelitian 0,1 kg

Gambar 2.104. Timbangan dengan ketelitian 0,1 kg


h. Air

Gambar 2.105. Air


i. Gelas ukur

Gambar 2.106. Gelas ukur


j. Kertas

Gambar 2.107. Kertas

2.7.4. Prosedur Percobaan

a. Menyaring sampel tanah keadaan SSD dengan saringan No.4. Ambil sampel
sebanyak 5 buah dengan masing-masing massa 2 kg.

Gambar 2.108. Sampel tanah


b. Meletakkan sampel tanah ke dalam pan.

Gambar 2.109. Meletakkan sampel tanah


c. Menyampurkan sampel tanah kering pertama dengan air sesuai kadar air yang
telah direncanakan di dalam pan.

Gambar 2.110. Menyampurkan tanah dengan air


d. Menimbang massa mould.

Gambar 2.111. Menimbang mould


e. Mengolesi bagian dalam mould dengan oli dan lapiskan kertas dibagian
bawah mould.

Gambar 2.112. Mengolesi bagian dalam mould dengan oli


f. Kemudian memasukkan sampel tanah yang dicampurkan air kedalam mould
sebanyak 1/3 bagian mould. Tumbuk sampel tanah yang ada di dalam mould
sebanyak 25 tumbukan secara merata di setiap bagian mould. Dilakukan
sampai untuk lapisan kedua dan ketiga.

Gambar 2.113. Menumbuk tanah


g. Meratakan permukaan mould.

Gambar 2.114. Meratakan permukaan mould


h. Menimbang mould yang berisi tanah.

Gambar 2.115. Menimbang massa mould


i. Mengambil contoh tanah masing-masing pada bagian bawah, atas dan
tengah dari sampel tanah pada mould.

Gambar 2.116. Mengambil contoh tanah


j. Memasukkan sampel ke dalam oven dengan suhu 110 ± 1ºC selama 24
jam.

Gambar 2.117. Memasukkan Sampel ke Oven


2.7.5.

Benda Uji Kadar Air-10% Kadar Air-5% Kadar Air Kadar Air+5% Kadar Air+10%
No. Cawan 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Massa Cawan (gram) 13,85 13,83 13,79 13,82 13,80 13,83 13,87 13,81 13,89 13,88 13,86 13,79 13,85 13,80 13,69
Data Hasil Percobaan

Massa Cawan + Tanah Basah (gram) 32,03 28,75 26,93 42,72 37,30 38,95 32,72 37,17 32,55 67,21 65,96 56,13 43,70 32,74 26,00
Massa Cawan + Tanah Kering (gram) 30,12 27,12 25,52 38,55 33,93 35,24 29,47 33,04 29,24 56,04 55,15 47,09 36,63 28,29 23,11
Massa Tanah Basah (gram) 18,18 14,92 13,14 28,90 23,50 25,15 18,85 23,36 18,66 53,33 52,10 42,34 29,85 18,94 12,31
Massa Tanah Kering (gram) 16,27 13,29 11,73 24,73 20,13 21,41 15,60 19,23 15,35 42,16 41,29 33,30 22,78 14,49 9,42

Tabel 2.28. Data Hasil Percobaan


Massa Mould (gram) 1742,00 1743,00 1744,00 1745,00 1746,00
Massa Mould + Tanah Basah (gram) 3280,00 3440,00 3540,00 3380,00 3400,00
Volume Mould (cm3) 902,75 902,75 902,75 902,75 902,75

Sumber : Data Hasil Percobaan


2.7.6. Perhitungan

W s −W d
w= ×100 %
Wd

Ww = Ws - Wd

M
γ wet =
V

γ wet
γ dry =
1+ Ẃ

W est−W SSD
∆M = M
1+ W SSD

Kadar Air Estimasi


Kontainer 1
Massa Air = Massa Tanah Basah – Massa Tanah Kering
= 18,85 gr – 15,60 gr
= 3,25 gr
W s −W d
Kadar Air = x 100 %
Wd
18,85 gr−15,60 gr
= x 100 %
15,60 gr
= 20,83%
w 1 + w2+ w 3
Kadar air rata-rata =
3
20,83 %+21,47 % +22,86 %
=
3
= 21,72%
M
γ wet =
V
1796 gr
=
902,75 cm 3
= 1,99 gr/cm3
= 19,515 kN/m3
γ wet
γ dry =
1+¿ ¿
19,515 kN /m3
=
1+25,21 %
= 15,585 kN/m3

W est −W SSD
∆M = M( )
1+W SSD

25,21%−2,56 %
= 2000 gr x ( ¿
1+ 2,56 %

= 373,634 ml
Gs γ w
ɣZAV =
1+ Gs w
2,93(10 kN /m3 )
=
1+ ( 2,93 (12,01 % ) )
= 21,673
Tabel 2.29. Data Penambahan Air Proktor
∆M (ml)
Massa Tanah
No West (%) WSSD (%)
(gram)

1 2000 5,21 2,56 51,68


2 2000 20,21 2,56 344,19
3 2000 25,21 2,56 441,69
4 2000 30,21 2,56 539,20
5 2000 35,21 2,56 636,70
Sumber : Data Hasil Perhitungan

Tabel 2.30. Penentuan Garis ZAV


Kadar Air ZAV
ɣw
Proktor Gs Rata-Rata Gs γ w
(kN/m3)
(%) 1+ Gs w
1 12,01 21,673
2 17,02 19,550
3 10 2,93 21,29 18,044
4 26,61 16,464
5 30,81 15,399
Sumber : Data Hasil Perhitungan
Benda Uji Kadar Air-10% Kadar Air-5% Kadar Air Kadar Air+5% Kadar Air+10%
No. Cawan 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Massa Tanah Basah (Ws) (gram) 18,18 14,92 13,14 28,90 23,50 25,15 18,85 23,36 18,66 53,33 52,10 42,34 29,85 18,94 12,31
Massa Tanah Kering (Wd) (gram) 16,27 13,29 11,73 24,73 20,13 21,41 15,60 19,23 15,35 42,16 41,29 33,30 22,78 14,49 9,42

Massa Air (Ww) (gram) = (Ws - Wd) 1,91 1,63 1,41 4,17 3,37 3,74 3,25 4,13 3,31 11,17 10,81 9,04 7,07 4,45 2,89

𝑊𝑠 −𝑊 𝑑
Kadar Air (W) (%) = ( × 100%) 11,74 12,26 12,02 16,86 16,74 17,47 20,83 21,48 21,56 26,49 26,18 27,15 31,04 30,71 30,68
𝑊𝑑

Rata - Rata Kadar Air (%) 12,01 17,02 21,29 26,61 30,81

Massa Tanah Basah Mould (gram) 1538,00 1697,00 1796,00 1635,00 1654,00

Tabel 2.31. Data Hasil Perhitungan


(kN/m3) = 16,71 18,43 19,51 17,76 17,97

(kN/m3) = 14,92 15,75 16,08 14,03 13,73

Sumber : Data Hasil Percobaan


2.7.7. Analisis

Pada praktikum, pengujian proktor ini untuk mengetahui nilai berat kering
maksimum dan kadar air optimum suatu jenis tanah dengan pemadatan di
laboratorium. Percobaan dilakukan sebanyak 5 kali dengan kadar air optimum
yang berbeda disetiap percobaan. Hal tersebut dilakukan agar diperoleh keadaan
tanah yang paling padat (angka pori yang paling rendah). Kadar air dimana tanah
mencapai keadaan yang paling padat disebut kadar air optimum. Pada percobaan
diperoleh nilai kepadatan ZAV pada kadar air dengan estimasi -10% dari kadar air
optimum sebesar 21,67801, kadar air dengan estimasi -5% dari kadar air optimum
sebesar 19,56959, kadar air estimasi sebesar 17,90520, kadar air dengan estimasi
+5% dari kadar air optimum sebesar 16,46506, kadar air dengan estimasi +10%
dari kadar air optimum sebesar 15,40042. Sehingga diperoleh nilai kadar air
optimum sebesar 21,29% dan γ dry maksimum sebesar 16,40 kN/m3.

2.7.8. Kesimpulan dan Saran

2.7.8.1. Kesimpulan

a. Pemadatan dilakukan untuk menentukan nilai γ dry dan kadar air optimum (w)
dari suatu sampel tanah.
b. Nilai kadar air optimum diperoleh sebesar 21,29%.
c. Nilai γ dry maksimum yang diperoleh sebesar 16,40 kN/m3.
d. Nilai ∆M1 sebesar 51,68 ml, nilai ∆M2 sebesar 344,19 ml, nilai ∆M3 sebesar
441,69 ml, nilai ∆M4 sebesar 539,20 ml, dan nilai ∆M5 sebesar 636,70ml.

2.7.8.2. Saran
a. Saat menggunakan tumbukan, praktikan sebaiknya hati-hati agar tidak
terluka.
b. Praktikan sebaiknya melabeli tiap kontainer yang berisi sampel tanah yang
diuji.
c. Saat hendak memasukkannya ke oven, praktikan sebaiknya hati-hati agar
tangan tidak terluka.
d. Saat mencampurkan air dengan tanah sebaiknya air dituang terlebih dahulu ke
pan agar saat mengaduk air tidak berkurang dari takaran yang seharusnya.

Anda mungkin juga menyukai