Tugas Bgi Ardo P Situmorang
Tugas Bgi Ardo P Situmorang
Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Bahan Galian Industri ( BGI) Dosen
pengampu : Ir. Windhu Nugroho,S.T.,M.T.
Disusun Oleh :
Ardo P Situmorang
(1709055011)
SAMARINDA
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmatnya akhirnya penulis
telah menyelesaikan penyusunan paper ini. paper ini di buat untuk memenuhi tugas mata
pelajaran Bahan Galian Industri.
Dalam paper ini, penulis akan sedikit menjelaskan tentang: POTENSI BAHAN GALIAN
INDUSTRI (BGI) DAERAH GUNUNG SORIK MERAPI, KABUPATEN MANDAILING
NATAL, PROVINSI SUMATERA UTARA dengan segala permasalahannya. Penulis sangat
menyadari bahwa paper ini jauh dari kesempurnaan dan di susun dalam berbagai keterbatasan
serta rintangan. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat
membangun, sehingga mendorong kami untuk bisa memperbaikinya. Penulis mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan paper ini sehingga
dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
Ardo P Situmorang
NIM : 1709055011
ii
DAFTAR ISI
halaman
Kata Pengantar.............................................................................................................ii
Daftar Isi........................................................................................................................iii
I PENDAHULUAN.........................................................................................1
II PEMBAHASAN............................................................................................2
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Asam sulfat adalah suatu bahan penting untuk berbagai proses produksi, antara lain industri
pupuk, bahan kimia maupun untuk analisa labotarorium. Asam sulfat merupakan asam
anorganik yang bisa diproduksi secara massal dan dalam kapasitas besar. Pada umumnya
setiap pabrik memiliki unit pabrik pengolahan asam sulfat agar mengurangi biaya pembelian
bahan baku. Oleh karena itu, agar kita lebih memahami mengenai industri belerang.
1
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan paper ini adalah:
1.Untuk mengetahui jumlah cadangan balerang di daerah Gunung Sorik Merapi, Kabupaten
mandailing natal.
2.Untuk mengetahui alur pengolahan Balerang
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kabupaten Mandailing Natal dalam konstelasi regional berada di bagian selatan wilayah Provinsi
Sumatera Utara pada lokasi geografis 0°10' - 1°50' Lintang Utara dan 98°50' - 100°10' Bujur
Timur.Dengan ketinggian 0 – 2.145 m di atas permukaan laut. Kabupaten ini merupakan bagian
paling selatan dari Provinsi Sumatera Utara dan berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera
Barat. Batas-batas wilayah kabupaten ini adalah :
Kabupaten dengan ibukota Panyabungan ini memiliki luas wilayah ± 6.620,70 km2 (662.069,00
Ha) atau 9,24% dari seluruh wilayah Provinsi Sumatera Utara.Kecamatan Muara Batang Gadis
memiliki wilayah yang paling luas yakni 143.502 Ha (21,67%), sedangkan Kecamatan Lembah
Sorik Marapi memiliki wilayah yang paling kecil yakni 3.472,37 Ha (0,52%). U
3
Gambar 2.1 Peta Daerah Bahan Galian Industri
4
2.2 Pengertian Belerang
Belerang adalah elemen non-logam yang terletak di keluarga kalkogen. Namanya berasal dari
bahasa Latin “sulphur” dan karena itu simbolnya adalah S. Sejak zaman kuno, telah ada catatan
penggunaannya, di antara manusia gua yang menggunakannya untuk lukisan gua terutama,
dalam peradaban Mesir yang menggunakannya dalam ritual keagamaan, di antara para alkemis
yang menggunakannya dalam senyawa yang mengandung merkuri, dan di samping itu adalah
salah satu obat pertama yang digunakan. Namun, itu diyakini sebagai senyawa kimia dan
kemudian Antoine Lavoisier, bapak Kimia Modern, memperhatikan pada tahun 1777 bahwa itu
sebenarnya unsur kimia. Nomor atomnya 16, nomor massanya 32,07 dan distribusi elektronnya
di bawah ini:
1s2 2s2 2p6 3s2 3p4
Belerang telah dikenal sejak jaman dahulu dan sudah menjadi bagian dari studi kimia. Itu
menjadi sangat populer karena memiliki bau yang tak tertahankan, yang sangat buruk sehingga
bahkan berasimilasi dengan aroma Neraka yang membakar : Sungguh mengerikan! Tapi
ketahuilah, sungguh, bau yang menjadi ciri belerang bukanlah satu-satunya, karena bau telur
busuk didapat saat dihadirkan sebagai hidrogen sulfida (H2S). Karakteristik penciuman ini
terjadi ketika belerang dicampur dengan hidrogen.
Kita akan tahu lebih banyak tentang unsur ini: Belerang adalah unsur kimia dengan simbol S,
dengan nomor atom 16 (16 proton dan 16 elektron) dan massa atom 32 u. Pada suhu kamar,
belerang dalam keadaan padat, adalah non-logam, memiliki warna kuning, lunak, rapuh dan
ringan.
Di alam belerang ditemulakan,baik sebagai unsur dalam bentuk kristal belerang (hampir murni)
atau lumpur dengan kadar sekitar 40% - 60% maupun sebagai persenyawaan dengan logam lain
(golongan sulfida dan garam sulfo),seperti galena (Pbs),spalerit ((Zn,Fe)S),pirit (FeS 2),dan lain-
lain.
Secara umum,tipe endapan belerang di alam terdiri atas endapan primer dan endapan sekunder.
Endapan primer terdiri atas endapan sublimasi,sedimentasi,aliran belerang,dan endapan
penggantian (replancement). Sedangkan endapan sekunder terdiri atas endapan penggayaan
supergen (hasil oksidasi,reduksi kimia dan bakteri) dan batuan penutup kubah garam (cap rock
over salt domes).
Proses sublimasi,sedimentasi dan aliran belerang menghasilkan endapan permukaan;sedangkan
endapan penggantian menghasilkan endapan di bawah permukaan bumi yang memerlukan
pengeboran untuk eksplorasi.
a. Endapan primer
b. Endapan sublimasi
Proses sublimasi belerang ini berasal dari gas vulkanik yang di sebut solfatara.endapan ini
berdasarkan suhu solfatara dibagi menjadi 2 yaitu :
- Solfatara dengan suhu 90 – 110oC
Belerang akan melekat pada permukkan batuan di sekitar mulut solfatara atau akan mengisi
celah-celah batuan dan menjadi semen.
- Solfatara dengan suhu 200 – 300oC
Aktifitas solfatara besar dan gas-gas vulkanik mengalir melalui saluran –saluran,kemudian
mendingin,meleleh dan terapung dalam cekungan cekungan.
Endapan sedimentasi
Sedimentasi belerang terjadi di daerah yang berair.belerang yang menyumbling akan
tengelam dan terapung atau tertimbun sebagai suatu endapan di dasar kawah. Berdasarkan
suhu dasar kawah,belerang jenis ini dapat dibagi dua jenis yaitu :
6
- Bila suhu dasar kawah lebih renda 1 dari titik cair belerang,maka belerang akan
mengendap ke dasar kawah bersamaan dengan lumpur atau debu.
- Bila suhu dasar kawah lebih tinggi atau sama dengan titik cair belerang,maka
belerang akan terkumpul di dasar kawah sebagai cairan.
Aliran belerang
Endapan belerang ini bersitrat asam tinggi atau sama dengan titik cair belerang,maka
belerang akan terkumpul di dasar kawah sebagai cairan.
7
Batuan penutup kubah garam (cap rock oversalt domes)
Endapan belerang batuan penutup terdapat di atas kubah – kubah garam,dan biasanya
berasosiasi dengan gamping ,gips,atau anhidrit.jenis ini terjadi akibat proses reduksi bakteria
dan bahan – bahan gips dan anhidritb dan membentuk sulfida kalsium yang kemudian
menjadi kalsium karbonat dan hidrogen sulfida.akhirnya,hidrogen sulfida itu dioksidasi
menjadi belerang dan air.
8
2.5 Alur Pengolahan Belerang
Belerang kristal penggolahanya dapat langsung dimassukan ke dalam dapur autoclave dengan
menambahkan solar,air,dan NaOH,lalu dipanaskan dengan memasukan uap air panas bertekanan
3 atmosfer selama 30 -60 menit. Pemisahan belerang dalam dapur terjadi karena titik lebur
belerang lebih rendah dari pada mineral penggotornya. Hasilnya berupa belerang cair yang
dialirkan melalui filter kemudian dicetak dalam bentuk balok – balok. Untuk mendapatkan
belerang yang berkadar murni tinggi dilakukan sublimasi dan destilasi,proses pemurnian
belerang ini sangat penting karena industri membutuhkan kemurnian tinggi,yakni 99,9 % S.
Belerang berkadar sekitar 45 – 66 & S. Dipergunakan untuk membasmi tikus,dan lain
sebagainya.
9
2.6 Potensi Cadangan Belerang
Untuk potensi cadangan belerang di daerah Gunung Sorik Merapi, Kabupaten Mandailing Natal
ada sekitar 220.000 ton.
10
Belerang umumnya banyak digunakan dalam industri kimia, yaitu pembuatan asam sulfat
(H2SO4) yang diperlukan dalam pembuatan pupuk, penghalusan minyak, bahan-bahan kimia
berat dan keperluan metalurgi.
Selain itu masih banyak lagi kegunaan dari pada belerang antara lain yaitu dalam industri cat,
karet, industri tekstil, industri korek api, bahan peledak, industri ban luar dan dalam, pabrik
kertas, industri gula yang digunakan dalam proses sulfinasi serta dalam industri rayon film
cellulosa, ebonit, cairan sulfida, CS2, bahan anti serangga, bahan pengawet kayu, obat-obatan
dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan ini adalah:
11
1.Berdasarkan hasil penyelidikan terdapat jumlah cadangan Belerang sekitar 220.000 ton, dan
memiliki potensi untuk ditambang secara legal.
2.Alur pengolahan Belerang di daerah Gunung Sorik Merapi, Kabupaten Mandailing Natal yaitu
dengan cara pengolahan belerang bergantung pada kepada jenis endapannya.belerang jenis
lumpur,sebelum dimasukan ke dapur autoclave dilakukan flotasi terlebih dahulu,dengan tujuan
untuk meninggikan kadar belerang dan menghilangkan senyawa besi sulfat dan silika dari
larutan. Dapat juga dilakukan dengan pelarutan dan penghabluran (solvent dan
crystalization),misalnya pelarut karbon disulfida,dimethil disulfida atau larutan hidrokarbon
lainnya.
Belerang kristal penggolahanya dapat langsung dimassukan ke dalam dapur autoclave dengan
menambahkan solar,air,dan NaOH,lalu dipanaskan dengan memasukan uap air panas bertekanan
3 atmosfer selama 30 -60 menit. Pemisahan belerang dalam dapur terjadi karena titik lebur
belerang lebih rendah dari pada mineral penggotornya. Hasilnya berupa belerang cair yang
dialirkan melalui filter kemudian dicetak dalam bentuk balok – balok. Untuk mendapatkan
belerang yang berkadar murni tinggi dilakukan sublimasi dan destilasi,proses pemurnian
belerang
3.Industri hilir Belerang umumnya banyak digunakan dalam industri kimia, yaitu pembuatan
asam sulfat (H2SO4) yang diperlukan dalam pembuatan pupuk, penghalusan minyak, bahan-
bahan kimia berat dan keperluan metalurgi.
Selain itu masih banyak lagi kegunaan dari pada belerang antara lain yaitu dalamm industri cat,
karet, industri tekstil, industri korek api, bahan peledak, industri ban luar dan dalam, pabrik
kertas, industri gula yang digunakan dalam proses sulfinasi serta dalam industri rayon film
cellulosa, ebonit, cairan sulfida, CS2, bahan anti serangga, bahan pengawet kayu, obat-obatan
dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
1.Supriatna Suhala dan M. Arifin, 1997, Bahan Galian Industri, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Mineral.
2.Winanto A.,dkk, 2001, Pengolahan Bahan Galian, Program Studi Teknik Pertambangan U N “
eteran” Yog akarta, Yog akarta.
3.Wills, B. A., 2005, Mineral Processing Technology, Elsevier Science and Technology Books,
Queensland, Australia, Page 120-122 and 186.
12
13