Analisis Hubungan Faktor Fisik Dan Fakto
Analisis Hubungan Faktor Fisik Dan Fakto
ARTIKEL PENELITIAN
Raymond Liem
Sub departemen Kedokteran Okupasi, Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Patofisiologi TTH masih belum jelas supraspinal decending pain inhibit activity,
diketahui. Pada beberapa literature dan (5) kelainan fungsi filter nyeri di batang
hasil penelitian disebutkan beberapa otak sehingga menyebabkan kesalahan
keadaan yang berhubungan dengan interpretasi info pada otak yang diartikan
terjadinya TTH sebagai berikut : (1) sebagai nyeri, (6) terdapat hubungan jalur
disfungsi sistem saraf pusat yang lebih serotonergik dan monoaminergik pada
berperan daripada sistem saraf perifer batang otak dan hipotalamus dengan
dimana disfungsi sistem saraf perifer lebih terjadinya TTH. Defisiensi kadar serotonin
mengarah pada ETTH sedangkan disfungsi dan noradrenalin di otak, dan juga
sistem saraf pusat mengarah kepada abnormal serotonin platelet, penurunan
CTTH, (2) disfungsi saraf perifer meliputi beta endorfin di CSF dan penekanan
kontraksi otot yang involunter dan eksteroseptif pada otot temporal
permanen tanpa disertai iskemia otot, (3) danmaseter, (7) faktor psikogenik (stres
transmisi nyeri TTH melalui nukleus mental) dan keadaan non-physiological
trigeminoservikalis pars kaudalis yang motorstress pada TTH sehingga
akan mensensitasi second order neuron melepaskan zat iritatif yang akan
pada nukleus trigeminaldan kornu dorsalis menstimulasi perifer dan aktivasi struktur
(aktivasi molekul NO) sehingga persepsi nyeri supraspinal lalu modulasi
meningkatkan input nosiseptif pada nyeri sentral. Depresi dan ansietas akan
jaringan perikranial dan miofasial lalu akan meningkatkan frekuensi TTH dengan
terjadi regulasi mekanisme perifer yang mempertahankan sensitisasi sentral pada
akan meningkatkan aktivitas otot jalur transmisi nyeri, (8) aktifasi NOS
perikranial. Hal ini akan meningkatkan ( Nitric Oxide Synthetase) dan NOpada
pelepasan neurotransmitter pada jaringan kornu dorsalis.
miofasial, (4) hiperflesibilitas neuron Untuk mendiagnosis Tension Type
sentral nosiseptif pada nukleus trigeminal, Headache harus memenuhi syarat yaitu
talamus, dan korteks serebri yang diikuti sekurang - kurangnya dua dari berikut ini :
hipesensitifitas supraspinal (limbik) (1) adanya sensasi tertekan/terjepit, (2)
terhadap nosiseptif. Nilai ambang deteksi intensitas ringan - sedang, (3) lokasi
nyeri (tekanan, elektrik, dan termal) akan bilateral, (4) tidak diperburuk aktivitas.
menurun di sefalik dan ekstrasefalik. Selain itu, tidak dijumpai mual muntah,
Selain itu,terdapat juga penurunan tidak ada salah satu dari fotofobia dan
fonofobia. Gejala klinis dapat berupa nyeri
dengan stress, depresi, atau cemas, kerja farmakologis dapat dilakukan relaksasi
berlebihan, tidak mendapatkan tidur yang berupa massage, bedrest, dan/ atau latihan
cukup, terlambat makan, dan penggunaan biofeedback. Pengobatan farmakologi
alcohol serta obat-obatan juga dpaat adalah simpel analgesia dan/atau mucles
memicu keluhan ini. Adapun penyebab relaxants. Ibuprofen dan naproxen sodium
yang paling umum yaitu aktivitas yang merupakan obat yang efektif
menyebabkan kepala tertahan pada satu untuk kebanyakan orang. Jika pengobatan
posisi dalam waktu yang lama seperti simple analgesia (asetaminofen, aspirin,
mengetik atau pekerjaan komputer lainnya, ibuprofen, dll.) gagal maka dapat ditambah
dan menggunakan mikroskop, posisi tidur butalbital dan kafein (dalam
yang buruk, serta pekerjaan yang bentuk kombinasi seperti Fiorinal) yang
berlebihan. akan menambah efektifitas pengobatan.
Kondisi ini, dihubungkan dengan
Daftar Pustaka :
pekerjaan pegawai administrasi di bengkel
1. Sjahrir, Hasan; Samino; Wenda, Ali.
dimana posisi saat bekerja yaitu duduk
Konsensus Nasional penanganan Nyeri
menetap di depan layar komputer dalam
Kepala di Indonesia. PERDOSSI.
jangka waktu lama, menatap layar
2. Dewanto, George; W.J.Suwono;
komputer dalam jangka waktu lama, dan
B.Riyanto; Y.Turana. 2009. Panduan
pekerjaan berulang yaitu mengetik di
Praktis Diagnosis Tata Laksana
depan komputer, waktu bekerja lebih dari 7
Penyakit Saraf. Jakarta : EGC.
jam dengan waktu istirahat hanya 60
3. Sjahrir, Hasan. 2005. Konsensus
menit, dan tidak adanya sistem shift dalam
Nasional II Diagnostik dan
bekerja. Rutinitas pekerja tersebut dapat
Penatalaksanaan Nyeri Kepala.
menginduksi terjadinya tension type
PERDOSSI.
headache.
4. Wismita, Luh Gde Eka, Putra, I
Selain menurunkan kualitas hidup,
Nyoman Adi, and Nurmawan, Putu
pasien dengan TTH cenderung memiliki
Sutha. Kombinasi Microwave
produktivitas yang tidak optimal, bahkan
Diathermy (MWD), Ultrasound (US)
biasanya terlihat penurunan kualitas dan
dan Stretching Sama Baik dengan
hasil kerja serta bekerja dengan waktu
Kombinasi Microwave Diathermy
yang berkepanjangan.
(MWD), Ultrasound (US) Dan
Pengobatan terdiri dari non
Myofascial Release Technique
farmakologis dan farmakologis. Non