Anda di halaman 1dari 14

MODUL PERKULIAHAN

AUDIT I

AUDIT PLANNING AND ANALITICAL PROSEDUR

Fakultas Program Studi Online Kode MK Disusun Oleh

9
Ekonomi dan Bisnis Akuntansi Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA
Marsyaf, SE. Ak. M. Ak

Abstract Kompetensi
Pada pokok bahasan ini akan Mahasiswa diharapkan mampu
dijelaskan : menjelaskan :
Dapat memahamI tentang perencaaan 1. Perencanaan audit.
audit dan prosedur analitis 2. Prosedur analitis.
PERENCANAAN AUDIT
Standar audit yang berlaku umum mengenai pekerjaan lapangan yang pertama
mengharuskan dilakukannya perencanaan yang memadai.
“ Auditor harus melakukan perencanaan kerja yang memadai dan harus melakukan
pengawasan secara seksama terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh para asistennya.”

Menerima klien dan melakukan


perencanaan audit awal

Memahami bisnis dan industry klien

Menilai risiko bisnis klien

Melaksanakan prosedur analitis


pendahuluan

Menetapkan materialitas, dan menilai risiko


audit yang dapat diterima serta risiko
inheren

Menerima klien dan melakukan


perencanaan audit awal

Menerima klien dan melakukan


perencanaan audit awal

Menerima klien dan melakukan


perencanaan audit awal

2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2
Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id
Marsyaf SE Ak., M. Ak.,
Ada tiga alasan utama mengapa seorang auditor harus merencanakan penugasan
dengan tepat:

1. Untuk memungkinkan auditor mendapatkan bukti yang tepat dan mencukupi


pada situasi yang dihadapi,
2. Untuk membantu menjaga biaya audit tetap wajar
3. Untuk menghindari kesalahpahaman dengan klien.

Terdapat dua risiko audit, yaitu :

1. Risiko audit yang dapat diterima (acceptable audit risk) adalah ukuran seberapa
besar auditor bersedia menerima bahwa laporan keuangan akan salah saji
secara material setelah audit diselesaikan dan pendapat wajar tanpa
pengecualian telah dikeluarkan.
2. Risiko inheren adalah ukuran penilaian auditor atas kemungkinan adanya salah
saji yang material dalam suatu saldo akun sebelum mempertimbangkan
keefektifan pengendalian internal.

MENERIMA KLIEN DAN MELAKUKAN PERENCANAAN AWAL AUDIT


Delapan bagian utama dari perencanaan audit yaitu :

1. Menerima klien dan melakukan perencanaan audit awal

2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3
Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id
Marsyaf SE Ak., M. Ak.,
Perencanaan audit awal (Initial audit planning) melibatkan empat hal, yang
semuanya harus dilakukan lebih dulu dalam audit, yaitu :

a. Auditor memutuskan apakah akan menerima klien baru atau terus melayani
klien yang ada sekarang.
b. Auditor mengidentifikasi mengapa klien menginginkan atau membutuhkan
audit.
c. Untuk menghindari kesalahpahaman, auditor harus memahami syarat-syarat
penugasan yang ditetapkan klien.
d. Auditor mengembangkan strategi audit secara keseluruhan, termasuk staf
penugasan dan setiap spesialis audit yang diperlukan.

Investigasi atas klien baru, dimana saat sebelum menerima klien baru,
kebanyakan KAP akan menyelidiki perusahaan tersebut untuk menentukan
akseptabilitasnya. Kantor itu melakukannya dengan memeriksa, sejauh
memungkinkan, prospektif klien ini dalam komunitas bisnis, stabilitas keuanganya,
dan hubungan dengan KAP sebelumnya.

Untuk calon klien yang sebelumnya telah diaudit oleh KAP lain, auditor yang baru
(auditor penerus) diharuskan oleh SAS 84 (AU 315) untuk berkomunikasi dengan
auditor pendahulu. Tujuan dari persyaratan ini adalah untuk membantu auditor
penerus mengevaluasi apakah ia akan menerima penugasan tersebut. Meskipun
calon klien telah diaudit oleh KAP lain, auditor penerus dapat melakukan investigasi
lainnya dengan mengumpulkan informasi dari pengacara lokal, KAP lain, bank, dan
perusahaan lainnya.

Terdapat dua factor utama yang mempengaruhi risiko audit yang dapat diterima
adalah pemakai laporan keuangan yang memungkinkan dan maksud dari
penggunaan laporan keuangan tersebut.

Pemahaman yang jernih tentang syarat-syarat penugasan harus dimiliki oleh klien
dan KAP. SAS 108 (AU 310) mensyaratkan bahwa auditor harus
mendokumentasikan pemahamannya dengan klien dalam surat penugasan

2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4
Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id
Marsyaf SE Ak., M. Ak.,
(engagement letter), yang meliputi tujuan penugasan, tanggung jawab auditor dan
manajemeen,serta batasan-batasan penugasan.

Untuk audit atas perusahaan nonpublic, surat penugasan biasanya ditandatangani


manajemen. Sedangkan untuk perusahaan public, secara eksplisit Sarbanes-Oxley
Act mengalihkan tanggung jawab memperkerjakan dan memberhentikan auditor dari
manajemen ke komite audit.

Setelah memahami alasan klien untuk melakukan audit, auditor harus


mengembangkan strategi audit pendahuluan. Strategi ini harus mempertimbangkan
sifat klien, termasuk bidang-bidang dimana terdapat risiko salah saji signifikan yang
lebih besar.

Auditor harus menempatkan staf yang tepat pada penugasan untuk memenuhi
standar auditing yang berlaku umum untuk meningkatkan efisiensi audit. Standar
umum yang pertama yaitu :

“Audit harus dilaksanakan oleh orang yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis
yang memadai sebagai auditor”.

Oleh karena itu, setiap staf yang ditugaskan harus mengingat standar tersebut
disamping harus mempunyai pengetahuan tentang industry klien. Pertimbangan
utama dalam penentuan staf adalah kebutuhan akan kontinuitas dari tahun ke tahun.
Kontuinitas tersebut dapat membantu KAP mempertahankan pemahamannya atas
persyaratan teknis serta hubungan antar pribadi yang lebih dekat dengan personil
klien.

Jika audit membutuhkan pengetahuan khusus, mungkin kantor akuntan perlu


berkonsultasi dengan spesialis. SAS 73 (AU 336) menetapkan persyaratan untuk
memilih spesialis dan mereview pekerjaannya.

2. Memperoleh Infromasi Mengenai Latar Belakang

2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5
Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id
Marsyaf SE Ak., M. Ak.,
Standar pekerjaan lapangan yang kedua adalah “Auditor harus memperoleh
pemahaman yang memadai tentang entitas dan lingkungannya, termasuk
pengendalian internalnya, untuk menilai risiko salah saji yang material pada laporan
keuangan baik karena kekeliruan maupun kecurangan, dan untuk merancang sifat,
penetapan waktu, serta luas prosedur audit selanjutnya”.

Memahami bidang usaha dan industri klien, Ada tiga alasan mengapa diperlukan
pemahaman yang baik atas industry klien, yaitu :
a. Memahami aturan-aturan akuntansi yang khas dari industri tersebut untuk
mengevaluasi apakah laporan keuangan klien sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
b. Mengidentifikasi risiko dalam industri yang akan mempengaruhi risiko audit
yang dapat diterima.
c. Agar dapat mengidentifikasi risiko bawaan.

Pengetahuan mengenai industry klien dapat diperoleh dengan berbagai cara, seperti:
diskusi dengan auditor yang mengaudit di tahun-tahun sebelumnya dan dengan
auditor yang sedang melakukan penugasan serupa, serta bisa juga dilakuka dengan
mengadakan pertemuan-pertemuan bersama pegawai klien.

Infromasi lainnya dapat diperoleh dari pedoman audit industry, teks pelajaran dan
majalah-majalah yang memuat informasi mengenai industri klien. Meninjau pabrik
dan kantor Peninjauan atas fasilitas klien sangat bermanfaat untuk memperoleh
pemahaman yang lebih baik mengenai bidang usaha dan operasi klien karena akan
diperoleh kesempatan untuk menemui pegawai kunci dan mengamati operasi dari
tangan pertama. Diskusi dengan pegawai di luar bidagn akuntansi selama proses
peninjauan audit dan audit berguna dalam mendapatkan perspektif yang lebih luas.
Peninjauan langsung atas fasilitas fisik akan membantu auditor dalam memahami
pengamanan fisik aktiva dan menginterpretasikan data akuntansi dengan
memberikan kerangak acuan dalam vusialisasi aktiva. Menelaah kebijakan
perusahaan Berguna untuk menetapkan apakah manajemen memperoleh
wewenang dari dewan komisaris untuk membuat keputusan tertentu dan untuk
meyakinkan bahwa keputusan manajemen telah tercermin dalam laporan keuangan.

2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6
Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id
Marsyaf SE Ak., M. Ak.,
Pendekatan yang digunakan kantor akuntan publik dalam menelaah kebijakan
perusahaan adalah dengan memasukkan catatan dalam berkas permanen mengenai
kebijakan pentign yang dijalankan oleh klien dan nama orang atau kelompok yang
berwenang unutk mengubah kebijakan tersebut. Berkas permanen audirot seringkali
memuat sejarah perusahaan, daftar jalur usaha utama, dan catatan kebijakan
akuntansi yang paling penting dari tahun ke tahun.

Mengidentifikasi pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa


Hubungan istimewa dalam PSA 34 (SA 334) diidentifikasikan sebagai perusahaan
afiliasi, pemilik utama perusahaan klien, atau pihak lainnya yang berhubungan
dengan klien dimana salah satu pihak dapat mempengaruhi manajemen atau
kebijakan operasi pihak lainnya.

Transaksi hubungan istimewa adalah transaksi antara klien dengan pihak yang
mempunyai hubungan istimewa, misalnya: transaksi penjualan dan pembelian antara
perusahaan induk dengan perusahaan anak, pertukaran perlaatan antara dua
perusahaan yang dimiliki oleh orang yang sama, dan pinjaman kepda pegawai.
Karena transaksi hubungan istimewa harus diungkapkan, penting artinya bahwa
seluruh pihak yang mempunyai hubungan istimewa diidentifikasi dan dimasukkan
dlam berkas permanen pada awal penugasan auditor. Cara umum untuk
mengidentifikasi pihak yang memiliki hubungan istimewa adalah dengan bertanya
kepada manajemen, menelaah arsip paar modal, dan memerikasa daftar pemegang
saham untuk mengidentifikasi pemegang saham utama. Mengevaluasi kebutuhan
akan spesialis dari luar. Auditor harus memiliki pemahaman yang memadai
mengenai industry klien untuk menentukan apakah diperlukan seorang spesialis.
PSA 39 (SA336) menetapkan aturan untuk memilih spesialis dan menelaah
pekerjaannya.

2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7
Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id
Marsyaf SE Ak., M. Ak.,
3. Memperoleh Informasi Mengenai Kewajiban Hukum Klien

Tiga dokumen hukum dan catatan yang berkaitan erat dengan klien yang harus
diperiksa pada awal penugasan: Akte pendirian dan anggaran dasar perusahaan. Akte
pendirian perusahaan diterbitkan oleh negara di mana perusahaan didirikan dan
merupakan dokumen hukum yang penting untuk mengakui suatu perusahaan sebagai
suatu usaha yang berdiri sendiri. Termasuk di dalamnya adalah nama perseroan,
tanggal pendirian, jenis dan jumlah modal saham yang disahkan unutk ditempatkan
dan jenis kegiatan usaha yang boleh dilakukan oleh perseroan.

Anggaran dasar mencakup peraturan dan prosedur yang ditetapkan oleh para
pemegang saham perseroan. Di dalamnya diuraikan hal-hal seperti tahun fiscal
perseroan, frekuensi rapat pemegang saham, metode pemilihan para direktur, dan
kewajiban serta wewenang dari pada pengurus perusahaan. Auditor harus memahami
persyaratan akte pendirian dan anggaran dasar perusahaan agar dapat menetapkan
apakah laporan keuangan disajikan secara pantas.

Notulen rapat adalah catatan resmi rapat dewan direksi dan pemegang saham.
Termasuk di dalamnya adalah ikhtisar masalah terpenting yang didiskusikan dalam
rapat dan keputusan yang dibuat oleh direksi dan pemegang saham. Jika auditor tidak
memeriksa notulen, dia tidak akan menyadari adanya informasi yang penting unutk
menetapkan apakah laporan keuangan telah dibuat dengan benar.

Informasi-informasi yang tercakup dalam notulen rapat:

 Pengumuman dividen
 Otorisasi penggajian untuk pejabat
 Persetujuan kontrak dan kesepakatan
 Otorisasi atas perolehan aktiva
 Persetujuan merger
 Otorisasi pinjaman jangka penjang
 Persetujuan untuk menggadaikan efek-efek
 Otorisasi pegawai yang berhak menandatangani cek

2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8
Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id
Marsyaf SE Ak., M. Ak.,
 Pelaporan mengenai kemajuan operasional perusahaan

Kontrak adalah perjanjian kerjasama klien dengan pihak lain. Pada umumnya kontrak
sangat diperlukan dalam setiap bagian audit untuk memperoleh gambaran yang lebih
baik mengenai perusahaan dan untuk membiasakan diri pada bagian yang mungkin
akan menimbulkan masalah. Dalam memeriksa kontrak, perhatian utama dipusatkan
pada segi kesepakatan hukum yang memperngaruhi pengungkapan keuangan.

4. Pelaksanaan Prosedur Analitis Pendahuluan

Prosedur analitis adalah evaluasi infromasi keuangan yang dilakukan dengan


memperlajari hubungan logis antara data keuangan dan non keuangan yang meliputi
perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat dengan ekspektasi dari auditor.
Tujuan prosedur analisis dalam perencanaan audit adalah membantu perencanaan
sifat, saat, dan luas prosedur audit yang akan digunakan untuk memperoleh bukti
tentang saldo akun atau jenis transaksi tertentu.

Tujuan pelaksanaan prosedur analitis pendahuluan:


 Memahami bidang usaha klien
 Penetapan kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya
 Indikasi adanya kemungkikan salah saji dalam laporan keuangan
 Mengurangi pengujian audit yang terinci

Tahap-tahap dalam prosedur analisis:


 Mengidentifikasi perhitungan/perbandingan yang harus dibuat
 Mengembangkan harapan
 Melaksanakan perhitungan/perbandingan
 Menganalisis data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan

2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9
Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id
Marsyaf SE Ak., M. Ak.,
 Menyelidiki perbedaan signifikan yang tidak terduga dan mengevaluasi
perbedaan tersebut.
 Menentukan dampak hasil prosedur analitik terhadap perencanaan audit

PROSEDUR ANALITIS
Prosedur analitis didefinisikan oleh SAS 56 (AU329) sebagai evaluasi atas informasi
keuangan yang dilakukan dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antara data
keuangan dan non keuangan … yang melibatkan perbandingan jumlah yang tercatat
dengan ekspektasi yang dikembangkan oleh auditor.

Prosedur analitis ini menggunakan perbandingan dan hubungan untuk menilai apakah saldo
akun atau data lain terlibat wajar berkaitan dengan ekspektasi auditor.

Prosedur analitis dapat dilaksanakan pada salah satu dari ketiga waktu selama penugasan,
yaitu :

1. Prosedur analitis diwajibkan dalam tahap perencanaan untuk membantu menentukan


sifat, luas, dan penetapan waktu prosedur audit.
2. Prosedur analitis sering kali dilakukan selama tahap pengujian audit sebagai
pengujian substantive untuk mendukung saldo akun.
3. Prosedur analitis juga diwajibkan selama tahap penyelesaian audit.

Rasio keuangan yang umum digunakan, yaitu :

1. Kemampuan membayar utang jangka pendek


2. Raio Aktivasi Likuiditas
3. Kemampuan untuk memenuhi kewajiban utang jangka panjang
4. Rasio Profitabilitas.

LIMA JENIS PROSEDUR ANALITIS

2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10
Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id
Marsyaf SE Ak., M. Ak.,
Kegunaan prosedur analitis sebagai bukti audit sangat bergantung pada auditor yang
mengembangkan ekspektasi tentang berapa saldo akun atau rasio yang harus dicatat,
tanpa memperhatikan jenis prosedur analitis yang digunakan, Dalam setiap kasus, auditor
akan membandingkan data auditor dengan :

1. Data industry
2. Data periode sebelumnya yang serupa
3. Hasil yang diharapkan yang ditentukan klien
4. Hasil yang diharapkan yang ditentukan auditor
5. Hasil yang diharapkan dengan menggunakan data non keuangan.

MEMBANDINGKAN KLIEN DAN DATA INDUSTRI

Manfaat yang paling penting atas perbandingan industry adalah untuk membantu
memamhami bisnis klien dan sebagai indikasi adanya kemungkinan kegagalan keuangan.
Kecil kemungkinan perbandingan insdustri tersebut dapat membantu ausitor dalam
menemukan potensi salah saji dalam laporan keuangan. Rasio-rasio Robert Morris
Associates, misalnya umumnya digunakan oleh para banker dan pejabat kredit lainnya
untuk mengevaluasi apakah suatu perusahaan mampu membayar kembali penjamannya.

MEMBANDINGKAN DATA KLIEN DENGAN DATA YANG SAMA PADA TAHUN


SEBELUMNYA

Beragam variasi prosedur analitis memmubgkinkan auditor melakukan perbandingan


terhadap data klien dengan data yang sama pada periode atau lebih sebelumnya.

2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11
Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id
Marsyaf SE Ak., M. Ak.,
1. Membandingkan saldo tahun berjalan dengan tahun sebelumnya.
2. Membandingkan rincian total saldo dengan rincian yang sama pada tahun
sebelumnya.
3. Menghitung rasio dan hubungan persentase untuk perbandingan dengan tahun
sebelumnya.

MEMBANDINGKAN DATA KLIEN DENGAN HASIL ESPEKTASI KLIEN

Sebagian besar perusahaan menyusun anggaran untuk beragam aspek operasional mereka
dan juga hasil-hasil keuangan. Karena Buget melambangkan aekspektasi klien untuk suatu
periode, auditor harus menyelidiki perbedaan yang paling signifikan antara anggaran dan
hasil aktualnya, Karen bagian ini dapat mengandung salah saji material. Tidak adanya
perbedaan dapat mengindikasi kecilnya kemungkinan salah saji.

MEMBANDINGKAN DATA KLIEN DENGAN HASIL EKSPEKTASI AUDITOR

Perbandingan umum lainnya atas data klien dengan hasil ekspektasi muncul ketika auditor
menghitung ekspektasi saldo untuk perbandingan dengansaldo actual. Dalam jenis prosedur
analitis ini, auditor membuat perkiraan atas berapa seharusnya saldo asutu akun dengan
mengaitkannya dengan akun neraca atay laba rugi atau akun lainnya atau dengan
mengunakan proyeksi yang berdasarkan pada beberapa tran historis.

MEMBANDINGKAN DATA KLIEN DENGAN EKSPEKTASI HASIL MENGGUNAKAN


DATA NON KEUANGAN

2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12
Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id
Marsyaf SE Ak., M. Ak.,
Anggaplah bahwa anda sedang mengaudit sebuah hotel. Anda dapat membangun
ekspektasi untuk total pendapatan dari ruangan-ruangan kamar dengan mengalikan jumlah
ruangan kamar, rata-rata tariff harian untuk setiapmkamar dan tingkat hunian kamar. Anda
kemungkinan dapat mebandingkan estimasi anda dengan pendapatan yang dicatat sebagai
pengujian atas kewajaran pendapatan yang dicatat. Pendekatan yang sama juga dapat
digunakan untuk menyusun estimasi di situasi-situasi lainnya, misalnya pendapatan biaya
pendidikan di universitas (Rata-rata pendirikan dikalikan dengan jumlah mahasiswa yang
terdaftar), upah buruh pabrik (jumlah jam kerja dikalikan dengantraif upah) dan biaya bahan
baku yang dijual (unit terjual dikalikan dengan biaya bahan baku per unit)

Folus utama dalam penggunaan data non keuangan adalah keakuratan data itu sendiri.
Dalam contoh hotel misalnya, anda tidak dapat menggunakan perhitungan estimasi atas
pendapatan hotel sebagai bukti audit kecuali anda puas dengan kewajaran hasilnya setelah
mempertimbangkan jumlah ruangan, rata-rata tarif ruangan dan rata-rata tingkat hunian.
Nyatanya keakuratan tingkat hunian lebih sulit untuk dievaluasi daripada dua unsur lainnya.

2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13
Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id
Marsyaf SE Ak., M. Ak.,
Daftar Pustaka
1. Randal J. Elder, Mark S. Beasley, Alvin A. Arens, Auditing and Assurance Service, 15
th Edition, 2013.
2. Standar Profesional Akuntan Publik, IAPI (SPAP).
3. Standar Akuntansi Keuangan, Institut Akuntan Publik Indonesia (SAK).
4. Undang-undang Akuntan Publik, 2011 (UU AP).
5. Boynton, Modern Auditing, Second Edition, 2006 (BY).
6. Auditing, Haryono Yusuf (HY).
7. Audit Sampling, Pusat Penerbit Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN).

2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


14
Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id
Marsyaf SE Ak., M. Ak.,

Anda mungkin juga menyukai