Anda di halaman 1dari 6

FORMAT RESUME ANALISIS TINDAKAN STASE

KEPERAWATAN DASAR PROFESI ITKES WIYATA HUSADA


SAMARINDA

Nama mahasiswa : kelompok 5


1. Eva Rappan
2. Norvita Asni
3. Shinta Puspita Sari
Tempat praktek : ……………………………………
Tanggal : 22 Desember 2020

I. IDENTITAS DIRI KLIEN


Inisial nama : Nn. D Suku : Banjar
Umur : 24 Tahun Pendidikan : SMA
J. kelamin : Perempuan Pekerjaan : IRT
Alamat : Samarinda Seberang Lama bekerja : -
Status : Menikah Tanggal MRS : 21 Desember 2020
Agama : Islam Tanggal Pengkajian : 22 Desember 2020
Sumber Informasi : Suami

II. RIWAYAT PENYAKIT


1. Keluhan utama saat masuk RS:
Sesak napas dengan suara napas bunyi wheezing dan batuk

2. Riwayat penyakit sekarang:


Ny D datang ke klnik buana pada jam 22:15 keluhan sesak napas dan batuk. Dengan TD 110/70
dan nadi 100x/Menit. RR 2x/Menit.

3. Riwayat Penyakit Dahulu


Sejak Kecil sering kambuh sesak napas
V. DATA FOKUS
1. Data subjektif
a. Klien mengatakan sesak napas dan batuk

2. Data ojektif
Hasil pemeriksaan TTV
TD: 110/70 mmhg
N : 100x/menit
RR: 25x/menit
VI. DATA PENUNJANG
1. Laboratorium
Pemeriksaan GDS 65 mg/dL
2. Radiologi
Tidak ada pemeriksaan radiologi
3. Pemeriksaan penunjang lain
Tidak ada pemeriksaan penunjang lainnya
VII. TERAPI
1. Diet
Tidak ada
2. Obat-obatan
Tidak ada obat-obatan

VIII. ANALISA DATA

No DATA ETIOLOGI PROBLEM


1. Data subjektif : Batuk Bersihan jalan napas tidak
Dst Nn. D mengatakan sesak napas efektif
Sesak napas
dan batuk
Wheezing

Bersihan jalan napas

Data objektif :
TD: 110/70 mmgh
N : 100 x/menit
RR: 25 x/menit
GDS : 65 mg/dL
IX. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan napas tidak efektif

SDKI SLKI SIKI

1. Bersihan jalan 1. Bersihan jalan napas 1. Manajemen jalan


napas tidak efektit napas

Definsi : kemampuan membersihkan secret


Definisi : atau obstruksi jalan napas untuk Definisi : mengidenfikasi
ketidakmampuan mempertahankan jalan napas tetap paten. dan mengelola kepatenan
membersihkan secret jalan napas.
atau obtruksi jalan
napas untuk Aktifitas-aktifitas :
a. Batuk Efektif
mempertahankan jalan Observasi
1 2 tetap
napas 3 paten. 4 5
Menurun CM Sedang CM Meingkat 1. Monitor pola
 b. Wheezing napas (frekuensi,
kedalaman,
Penyebabnya :
1 2 3 4 5 usaha napas )
Menurun 1.CM Sedang CM Meingkat c. Dispnea 2. Monitor bunyi
Spasme jalan napas
 napas tambahan
1 2 3 4 5 (mis. Gurgling,
mengi,
Menurun CM Sedang CM Meingkat
 wheezing, ronkhi
kering)
d. Ortopnea
Terapeutik

1 2 3 4 5 1. Posisikan semi-
fowler atau
Menurun CM Sedang CM Meingkat fowler

2. Lakukan
fisioterapi dada,
jika perlu
3. Berikan oksigen,
jika perlu
Edukasi

1. Ajarkan teknik
batuk efektif

RESUME ANALISA KETERAMPILAN


(KEPERAWATAN DASAR PROFESI)

Nama mahasiswa : 1. Eva Rappan


2. Norvita Asni
3. Shinta Puspita Sari
Ruang : Kelompok :5

NO ITEM REVIEW

A. IDENTITAS PASIEN :
1. Initial pasien : Nn. D
2. Usia : 24 tahun
3. Diagnosa medis : Asma
4. Pemenuhan kebutuhan : Oksigenasi
5. Diagnosa keperawatan : Bersihan jalan napas tidak efektif
6. Tindakan yang dilakukan : Pemberian oksigen
7. Tanggal tindakan : 22 Desember 2020
8. Waktu : 09.00 WITA

B. STANDAR PROSEDUR Pemberian oksigen


OPERASIONAL

1. Pengertian Terapi oksigen adalah salah satu tindakan untuk meningkatkan tekanan
parsial oksigen pada inspirasi yang dapat dilakukan dengan menggunakan
nasal kanul, simple mask, RM mask dan NRM mask

2. Tujuan Tindakan 1. Mencegah atau mengatasi hipkosia


2. Memepertahankan dan memenuhi kebutuhan oksigen

3. Prinsip tindakan Bersih


(rasional)

4. Indikasi 1. Hipoksemia
2. Henti jantung dan henti napas
3. Distress pernapasan

5. Kontraindikasi Tidak ada kontra indikasi absolut


1. Kanul nasal/kateter binasal/nasal prong: jika ada obtruksi nasal
2. Kateter nasofaringeal/kateter nasal: jika ada fraktur dasar tengorak
kepala, trauma maksilofasial, dan obstruksi nasal
3. Sungkup muka dengan kantong rebreathing: pada pasien dengan
PaCO2 tinggi, akan lebih meningkat kadar PaCO2nya lagi
4. Jalan napas yang tersumbat, baik akibat trauma hidung, penggunaan
tampon hidung, atau akibat infeksi/inflamasi.
5. Pada pasien tanpa hipoksia.
6. Alat 1. Tabung oksigen, berisi oksigen lengkap dengan flowmeter dan
humidifier yang berisi aqudes sampai batas pengisian
2. Nasal kanul (pemilihan alat sesuai kebutuhan)
3. Plester
4. Gunting plaster
5. Cotton budd
7. Pra Interaksi 1. Melakukan verifikasi data sebelumnya
2. Mencuci tangan
3. Mendekatkan alat kedekat pasien
8. Interaksi 1. Memberikan salam pada pasien sebagai pendekatan teraupeutik
2. Menjelaskan pada pasirn dan keluarga pasien tujuan, prosedur tindakan
yang akan dilkakukan
3. Menanyakan kesiapan pasien sebelum tindakan dilakukan

9. Kerja 1. Menjaga privasi klien


2. Memastikan tabung masih berisi oksigen
3. Mengisi botol pelembab dengan aqua sesuai batas
4. Menyambungkan selang binasal O2 dengan humidifier
5. Mengatur semi fowler
6. Membuka flow meter dengan ukuran yang sesuai dengan kebutuhan
dan memastikan ada aliran udara
7. Memasang kanula pada hidung pasien dengan hati-hati
8. Memperhatikan reaksi dan menanyakan respon pasien
9. Merapikan pasien

10. Terminasi 1. Melakukan evaluasi tindakan


2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatan kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

11. Referensi I putu gede novan indramaya. 2017, dalam rangka mengikuti kepaniteraan
klinik madia bagian/SMF anestesiologi dan terapi intensif fakultas
kedokterran, Universitas Udayana. Denpasar, Bali

C ANALISA Oksigenasi
KETERAMPILAN

1. Bahaya yang mungkin 1. Hipoksemia adanya penurunan paO2 pada darah dibawah nilai normal,
cara pencegahannya jika pemberian oksigen secara berlebihan dan
terjadi dan cara
tidak sesuai kebutuhan akan sianosis dan terjadi hipoksia
pencegahan 2. Terapi jangka pendek seperti keracunan karbon monoksida atau
pemulihan setelah anestesi
3. Absorsi pneumothorax
4. Pasien sesak (laju napas di atas 20x/menit) yang saturasi oksigenna
masih normal
5. Pasien dengan risiko hipoksia jaringan, misalnya pasien asidosis
metabolic atau sepsis
2 Identikasi tindakan 1. Lakukan observasi setelah pemberian oksigen
keperawatan lainnya 2. Pemberian oksigen sesuai kebutuhan klien
untuk emngatasi masalah 3. Observasi tanda-tanda terjadinya keracunan
tersebut

3 Identifikasi masalah : (masalah keperawatan yang mungkin muncul setelah dilakukan tindakan)
keperawatan lain yang 1. Bersihan jalan napas bd. Obstruksi jalan napas
mungkin muncul 2. Pola napas tidak efektif b/d sesak napas
(rasional) 3. Gangguan rasa nyamanb/d pemberian oksigenasi

4 Tindakan yang dilakukan 1. Mendekatkan alat :


Pelaksanaan : baki alat diletakkan diranjang pasien karena tidak
tersedianya meja tindakan
2. Mengisi botol pelembab dengan aqua sesuai batas
3. Membuka flow meter dengan ukuran yang sesuai dengan kebutuhan dan
memastikan ada aliran udara
Pelaksanaan : dicek terlebih dahulu sebelum digunakan ditakutkan alat
yang digunakan tidak berfungsi
4. Memasang kanula pada hidung pasien dengan hati-hati
Pelaksanaan : memasang dengan berhati hati agar tidak terjadi iritasi pada
hidung pasien dan dikaitan jangan terlalu keras
5. Memperhatikan reaksi dan menanyakan respon pasien
Melihat respon pasien apakah sudah tidak sesak lagi setelah diberikan
oksigen

5 Evaluasi diri (narasi evaluasi tindakan yang telah berjalan secara umum)
Pratikum yang dilakukan berjalan dengan lancar, tindakan dilakukanan
dengan penuh keyakinan dan waktu lebih cepat. Tidak ada kendala apapun
selama dilakukan tindakan pemeberikan oksigenasi kepada klien

6 Rencana tindak lanjut : (hal yang akan dilakukan setelah mempelajari kesalahan sebelumnya)

1. Pantau kecepatan aliran oksigen yang diberikan


2. Pantau kondisi klien
7 Referensi I putu gede novan indramaya, (2017). Dalam rangka mengikuti kepaniteraan
klinik madia bagian/SMF anestesiologi dan terapi intensif fakultas
kedokterran, Universitas Udayana. Denpasar, Bali

Anda mungkin juga menyukai