Anda di halaman 1dari 14

ANALISA KETERAMPILAN KEPERAWATAN DASAR PROFESI

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 6
SUSILAWATI P2002059
SYAHDAN P2002060

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS WIYATA HUSADA
SAMARINDA
2020
A. Kasus 2
Nn. D usia 24 tahun masuk ke Klinik Buana jam 22.15 dengan keluhan
sesak napas, disertai batuk serta napasnya berbunyi. Sejak kecil Nn. D sering
kambuh sesak napas, ayah Nn. D mempunyai riwayat penyakit Asma. Saat
diukur tekanan darah 110/70 mmhg, Pulse rate 100x/menit,respiratori rate
25x/menit, terdengan bunyi wheezing. Nn. D mengatakan sejak siang belum
makan dan hanya minum sedikit air putih, badannya terasa lemas saat di cek
Gula darah sewaktu hasilnya 65 mg/dL, Nn. D juga mengatakan belum ada
buang air kecil sejak siang saat ditekan simfisis pubis area bladder teraba
kencang dan keras.

B. Analisa Data
No. Data Etiologi Problem
1. Data subjektif: Saluran kemih Retensi urine
Klien mengatakan
belum ada buang air Kandung kemih
kecil sejak siang.
Edema
Data objektif:
Saat ditekan area Obstruksi saluran kemih
simfisis pubis area
bladder teraba kencang Retensi Urine
dan keras.

C. Diagnosa Keperawatan
No
SDKI SLKI SIKI
.
1. Retensi Urin Eliminasi Urin Kateterisasi Urin

Definisi: Definisi: Definisi:


Pengosongan kandung Pengosongan kandung Memasukkan selang
kemih yang tidak kemih yang lengkap. kateter urine ke dalam
lengkap. kandung kemih.
Setelah dilakukan
Gejala dan tanda tindakan keperawatan, Tindakan:
mayor pasien diharapkan: Observasi
Subjektif a. Distensi kandung Periksa kondisi pasien
a. Sensasi penuh pada kemih cukup (misal distensi kandung
kandung kemih menurun kemih)
b. Berkemih tidak
Objektif tuntas cukup Terapeutik
b. Distensi kandung menurun. a. Siapkan peralatan,
kemih c. Karakteristik urine bahan-bahan dan
cukup membaik ruangan tindakan.
b. Siapkan pasien:
bebaskan pakaian
bawah dan posisikan
dorsal rekumben
(untuk wanita) dan
supine (untuk laki-
laki)
c. Pasang sarung
tangan
d. Lakukan insersi
kateter urine dengan
menerapkan prinsip
aseptic
e. Sambungkan kateter
urine dengan urine
bag
f. Isi balon dengan
NaCL 0,9% sesuai
anjuran pabrik.
g. Fiksasi selang
kateter di atas
simpisis atau di paha
h. Pastikan kantung
urine ditempatkan
lebih rendah dari
kandung kemih.

Edukasi
a. Jelaskan tujuan dan
prosedur
pemasangan kateter
urine
b. Anjurkan menarik
naps saat insersi
selang kateter.

D. Tindakan yang dilakukan:


Pemasangan kateter.
FORMAT PENGKAJIAN DAN ANALISIS KETERAMPILAN
ITKES WIYATA HUSADA SAMARINDA

Nama mahasiswa : 1. Susilawati


2. Syahdan
Tempat Praktek : RSUD AWS
Tanggal : Selasa, 22 Desember 2020

I. IDENTITAS DIRI KLIEN


Inisial nama : Nn. D Suku : Banjar
Umur : 24 tahun Pendidikan : SLTA
Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : IRT
Alamat : Jln.Juanda Lama bekerja :-
Samarinda
Tanggal MRS : Selasa 21
Desember 2020
Status : Menikah Tanggal : Senin, 22
Pengkajian Desember 2020
Agama : Islam Sumber : Nn. D
Informasi

II. RIWAYAT PENYAKIT


1. Keluhan utama saat masuk RS
Sesak napas, batuk, dan terdengar bunyi napas abnormal.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Sesak napas, badan lemas, tidak ada buang air kecil sejak siang.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Sejak kecil sering kambuh sesak napas.
4. Genogram
III. PENGKAJIAN SAAT INI (mulai hari pertama saudara merawat klien)
Persepsi dan pemeliharaan Kesehatan
Pengetahuan tentang penyakit/perawatan
Pasien mengetahui riwayat penyakit terdahulu yang diderita oleh orang
tuanya……………………………………………………………………………

1. Pola nutrisi/metabolik program Diet RS


a. Intake makanan
Tidak ada makan sejak siang
b. Intake cairan
Tidak ada minum sejak siang
2. Pola Eliminasi
a. Intake makanan
Tidak ada makan sejak siang
b. Intake cairan
Tidak ada bak sejak siang

3. Pola Aktivitas dan Latihan


Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum 
Mandi 
Toileting 
Berpakaian 
Mobilitas di tempat tidur 
Berpindah 
Ambulasi/ROM 
0: Mandiri; 1: Alat bantu; 2: Dibantu orang lain; 3: Dibantu orang lain dan
alat; 4: Tergantung total

4. Oksigenasi
Tidak ada masalah terkaik oksigenasi
5. Pola tidur dan istirahat (lama tidur, gangguan tidur, perasaan saat bangun
tidur)
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
6. Pola persepsi diri (pandangan klien tentang sakitnya, kecemasan, konsep
diri)
Pasien merasa khawatir dengan kondisi yang
dialaminya…………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………
7. Pola seksualitas dan reproduksi (fertilitas, libido, menstruasi, kontrasepsi,
dll)
Tidak ada masalah terkait pola seksualitas dan
reproduksi…………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………
8. Pola peran hubungan (komunikasi, hubungan dengan orang lain,
kemampuan keuangan
Hubungan dengan keluarga dan orang lain
baik…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……
9. Pola manajemen koping-stres (perubahan terbesar dalam hidup pada akhir-
akhir ini)
Koping manajement stres dapat di kontrol pleh
pasien………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………
10. Sistem nilai dan keyakinan (pandangan klien tentang agama, kegiatan
keagamaan, dll)
Berpasrah diri kepada tuhan dengan penyakit yang dialami dan berusaha
semampunya tidak lupa
berdoa………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………

IV. PEMERIKSAAN FISIK


TD : 110/70 mmHg R : 25x/menit
N : 100x/menit S : 26,5 C
BB/TB Sebelum : 167 / 65 Kg BB/TB Sesudah : 167 / 63 Kg
sakit sakit

1. Sistem saraf
Nilai GCS = E : 3, M : 5, V : 5
Toatal = 13

2. Sistem persepsi sensori


Belum dilakukan pengkajian terhadap persepsi sensori

3. Sistem limfatik
Belum dilakukan pengkajian

4. Sistem imun
Belum dilakukan pengkajian

5. Sistem respirasi
Pernafasan 25 x/menit, pasien dengan keadaan sesak nafas

6. Sistem kardiovaskuler
Suara jantung normal (LUP DUP), tidak ada suara murmur.

7. Sistem pencernaan
Tidak nafsu makan dan minum, terakhir kali makan dan minum sejak
siang saja.

8. Sistem endokrin
Belum dilakukan pengkajian
9. Sistem muskuloskeletal
Belum dilakukan pengkajian

10. Sistem integument


Belum dilakukan pengkajian

11. Sistem urinary


Pasien tidak ada bak sejak siang dan area simfisis pubis area bladder teraba
kencang dan keras.

V. DATA PENUNJANG
1. Laboratorium
Belum dilakukan pemeriksaan laboratorium

2. Radiologi
Belum dilakukan pemeriksaan radiologi

3. Pemeriksaan Penunjang lain


GDS: 65 mg/dL

VI. TERAPI
1. Diet
Belum dilakukan diet

2. Obat-obatan
Belum diberikan terapi obat-obatan

VII. ANALISA DATA


No
Data Etiologi Problem
.
1. DS: Saluran kemih Retensi urine
Klien mengatakan
belum ada buang air Kandung kemih
kecil sejak siang.
Edema
DO:
Saat ditekan area Obstruksi saluran
simfisis pubis area kemih
bladder teraba kencang
dan keras. Retensi Urine

VIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Retensi urine b/d peningkatan tekanan uretra.
LAPORAN ANALISA KETERAMPILAN
(KEPERAWATAN DASAR PROFESI)

Nama mahasiswa : 1. Susilawati


2. Syahdan
Ruang :
Kelompok : 6 (Enam)
No. Item Review
A. IDENTITAS PASIEN
1. Inisial pasien : Nn. D
2. Usia : 24 tahun
3. Diagnosa Medis :
4. Pemenuhan kebutuhan : Mengeluarkan urine
5. Diagnosa keperawatan : Retensi urine
6. Tindakan yang dilakukan : Pemasangan kateter
7. Tanggal tindakan : Selasa, 22 Desember 2020
8. Waktu :
B. STANDAR PROSEDUR : Pemasangan kateter
OPERASIONAL
1. Pengertian : Suatu kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan eliminasi cairan
2. Tujuan tindakan : Memenuhi kebutuhan eliminasi urine
3. Prinsip tindakan : 1. Memberitahu pasien dan menjelaskan
tujuaannya.
2. Menyiapkan pasien dalam posisi dorsal
recumben
4. Indikasi : 1. Pasien dengan gangguan eliminasi urine
2. Pasien dengan pemantauan output
3. Pasien post op
5. Kontraindikasi : Urethral Injury
6. Alat : 1. Baki.
2. Kateter steril, ukuran disesuaikan dengan
pasien.
3. Kantong penampung urine (Urine Bag).
4. Kapas sublimat/kapas savlon steril dalam
tempatnya.
5. Kassa.
6. Korentang.
7. Cairan pelumas/jelly.
8. Perlak dan alasnya.
9. Bengkok 2 buah (untuk kapas kotor dan
penampung urine.
10. Pinset anatomi atau sarung tangan steril.
11. Duk steril.
12. Spuit 20 cc dan aquades.
13. Sketsel.
14. Selimut ekstra.
15. Plester atau gunting
7. Pra Interaksi : 1. Melakukan verifikasi data sebelumnya.
2. Mencuci tangan
3. Mendekatkan alat di dekat pasien
8. Interaksi : 1. Memberikan salam pada pasien sebagai
pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan pada pasien/keluarga pasien
terkait tujuan dan prosedur tindakan yang
akan dilakukan
3. Menanyakan kesiapan pasien sebelum
melakukan tindakan.
9. Kerja : Pada Pasien Perempuan
1. Membuka labia minora dengan ibu jari dan
telunjuk tangan kiri, dan tangan kanan
memengang kapas sublimat.
2. Membersihkan vulva dengan kapas
savlon/sublimat dari labia mayora dari atas
kebawah 1 kali usap, kapas kotor diletakkan
dibengkok, kemudian labia minora, dan
perineum sampai bersih (sesuai kebutuhan).
3. Dengan memakai sarung tangan atau dengan
pinset anatomis mengambil kateter dan diberi
pelumas pada ujungnya 2.5-5 cm.
4. Perawat membuka labia minora dengan
tangan kiri.
5. Memasukkan kateter ke dalam orificium
uretra perlahan-lahan (5-7.5 cm dewasa) dan
menganjurkan pasien untuk menarik nafas
panjang
6. Urine yang keluar ditampung dalam bengkok
atau botol steril dan masukan lagi (2.5-5 cm).
7. Bila kateter dipasang tetap/permanen maka,
isi balon 5-15 cc (kateter dikunci memakai
spuit dan aquades steril)
8. Tarik sedikit kateter untuk memeriksa bolan
sudah terfiksasi dengan baik.
9. Menyambung kateter dengan urobag/urine
bag.
10. Fiksasi kateter di paha dengan plester bila
untuk aktifitas
11. Pasien dirapikan dengan angkat pengalas dan
selimut.
12. Rapikan dan alat-alat dibereskan.
13. Lepas sarung tangan.
14. Mencuci tangan.
15. Buka sampiran.

Pada Pasien Pria


1. Tangan kiri perawat memegang penis atas.
2. Preputium ditarik sedikit ke pangkalnya dan
dibersihkan dengan kapas savlon minimal 3
kali.
3. Oleskan minyak pelicin pada ujung kateter
sepanjang 12.5-17.5 cm.
4. Penis agak ditarik supaya lurus, dan kateter
dimasukkan perlahan-lahan (17.5-22 cm
(dewasa) dan menganjurkan pasien untuk
nafas panjang
5. Urine yang keluar ditampung dalam bengkok
atau botol steril lalu masukkan lagi 5 cm.
6. Bila kateter dipasang tetap/permanen maka
kateter dikunci memakai spuit dan aquades
steril (mengisi balon).
7. Menyambung kateter dengan urobag/urine
bag.
8. Fiksasi kateter di paha dengan plester bila
untuk aktifitas.
9. Pasien dirapikan dengan angkat pengalas dan
selimut
10. Rapikan dan alat-alat dibereskan.
11. Mencuci tangan.
12. Buka sampiran.
10. Terminasi : 1. Menanyakan respon pasien.
2. Mencatat ukuran kateter yang digunakan.
3. Warna urine.
4. Berpamitan kepada pasien.
5. Bereskan alat.
6. Mencuci tangan.
11. Referensi : Sriyanti, C. (2016). Modul Praktikum Kebutuhan
Dasar Manusia I. Jakarta: Pusdik Pendidikan
Kesehatan.
C ANALISA : Pemasangan kateter
KETERAMPILAN
1. Bahaya yang mungkin : 1. Perhatikan tanda-tanda perdarahan.
terjadi dan pencegahan 2. Balon yang dikembangkan rusak atau pecah
ketika sedang memasukan kateter. Apabila
hal ini terjadi, maka harus mengeluarkan
semua fragmen balon yang pecah. Cara
pencegahan: pastikan alat yang digunakan
dalam kondisi bagus dan steril
3. Balon tidak mengembang setelah kateter telah
terpasang. Cara pencegahan: perlu dilakukan
pemeriksaan pengembangan balon sebelum
dimasukan ke dalam uretra. Apabila balon
tidak dapat mengembang, maka harus
mengganti kateternya dengan yang baru
4. Urin berhenti mengalir ke dalam kantung urin.
Cara pencegahan: harus memeriksa posisi dari
kateter dan kantung kemih untuk menghindari
terjadinya obstruksi di sepanjang selang
kateter.
5. Aliran urin tersumbat. Cara pencehagan: harus
mengganti kateter, kantung urin, atau
keduanya.
6. Risiko infeksi akan meningkat seiring
bertambahnya hari penggunaan kateter sejak
pemasangan dilakukan. Cara pencegahan:
selalu lakukan pemantauan terhadap klien.

2. Identifikasi tindakan : 1. Lakukan observasi setelah pemasangan kateter


keperawatan lainnya 2. Observasi tanda-tanda apakah ada edema dan
untuk mengatasi masalah penurunan fungsi dan gangguan lainnya.
tersebut
3. Identifikasi masalah : 1. Resiko infeki b/d pemasangan kateter
keperawatan lain yang 2. Nyeri b/d pemasangan kateter
mungkin muncul
4. Evaluasi diri : Praktek berjalan dengan lancar, tindakan
dilakukan dengan keyakinan dan waktu lebih
efisien. Tidak ada kendala selama dilakukannya
pemasangan kateter kepada klien.
5. Rencana tindak lanjut : 1. Pantau cairan yang keluar setelah dilakukan
pemasangan kateter
2. Pantau tanda-tanda infeksi
3. Pantau tanda-tanda keluhan lainnya
6. Referensi : Shlamovitz GZ. Urethral Catheterization in Men.
Updated 7 Januari 2016. Diunduh dari
https://emedicine.medscape.com/article/80716-
overview.

Sobol J, Zieve D, et al. Urinary Catheters.


Updated 2 Mei 2017. Diunduh dari
https://medlineplus.gov/ency/article/003981.htm

Veluswarny AT, Thangavelu D, Shiel Jr WC.


Foley Catheter. Updated 20 November 2017.
Diunduh dari
https://www.emedicinehealth.com/foley_catheter/
article_em.htm

Anda mungkin juga menyukai