Anda di halaman 1dari 36

BAHAN

AJAR

BAHASA INDONESIA KELAS 12


SEMESTER GENAP (SEMUA JURUSAN)
TAHUN AJARAN 2020/2021

Hamzah, S. Pd.

SMK Negeri 1 Bungku Utara


PERTEMUAN 1 = TEKS IKLAN

Kompetensi Dasar Indikator


3.44 Menganalisis isi teks iklan 3.44.2 Mengidentifikasi jenis-jenis iklan
sesuai bidang pekerjaan
3. 44.3 Menganalisis isi teks iklan

4.44 Mengonstruksi makna 4.44.1 Merumuskan makna isi teks iklan


dan tujuan isi teks iklan 4.44.2Merumuskan tujuan isi teks iklan
sesuai bidang pekerjaan

TUJUAN PEMBELAJARAN :

1. Mengidentifikasi jenis-jenis iklan,


2. Menganalisis isi (makna dan tujuan) dalam teks iklan,
3. Merumuskan makna isi teks iklan ,
4. Merumuskan tujuan isi teks iklan

PERHATIKAN GAMBAR BERIKUT!!

Apa yang kalian bisa deskripsikan dari gambar tersebut?


PERTEMUAN 1 = TEKS IKLAN

Pengertian Iklan

Menurut KBBI :
1. Berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada
barang dan jasa yang ditawarkan;
2. pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang dijual, dipasang
di dalam media massa (seperti surat kabar dan majalah) atau di tempat umum;

Secara umum pengertian dari teks iklan adalah suatu media komunikasi yang
sangat efektif untuk menyampaikan informasi kepada target audience dengan
tujuan untuk mempengaruhi, mempromosikan, mengingatkan, menginformasikan,
melarang membujuk dan merayu target audience.

Ciri-ciri iklan
Berikut ini adalah ciri-ciri iklan pada umumnya:
1. Informasi atau pesan disampaikan secara komunikatif dan informative
2. Iklan menggunakan kata-kata yang persuasif agar lebih menarik bagi orang
lain.
3. Menggunakan kata-kata (diksi) atau bahasa yang tepat, logis, sopan, dan
mudah dimengerti oleh masyarakat atau target market.
4. Menjelaskan tentang produk/jasa dan cara kerja produk/jasa tersebut.

Jenis-jenis Iklan

1. Jenis Iklan Berdasarkan Isi

a. Iklan Pemberitahuan (Pengumuman)

Jenis iklan ini bertujuan untuk menarik perhatian khalayak tertentu melalui sebuah
informasi atau pemberitahuan. Contoh iklan pemberitahuan:

 Iklan berita duka cita


 Iklan reuni alumni sekolah
 Iklan lowongan kerja

b. Iklan Penawaran (Niaga)

Iklan jenis ini bertujuan untuk menawarkan barang atau jasa kepada khalayak ramai.
Contoh iklan penawaran:

 Iklan penawaran barang/ produk, misalnya tas, sepatu, smartphone, dan lain-
lain.
 Iklan penawaran jasa, misalnya jasa kurir, jasa pengobatan alternatif, dan
lain-lain.
PERTEMUAN 1 = TEKS IKLAN

c. Iklan Layanan Masyarakat

Iklan jenis ini bertujuan untuk memberikan informasi dan pencerahan kepada
masyarakat tentang suatu isu atau hal tertentu. Iklan layanan masyarakat dibuat
oleh lembaga atau instansi pemerintah atau organisasi non-profit.

2. Jenis Iklan Berdasarkan Media yang Dipakai

a. Iklan Cetak

Jenis iklan ini dipasang pada media yang memakai teknik cetak, baik itu berupa
laser, sablon, letterpress, dan lain-lain. Contoh iklan cetak sering kita lihat di surat
kabar, majalah, tabloid, poster, stiker, dan lain sebagainya.

b. Iklan Elektronik

Jenis iklan ini memanfaatkan media berbasis perangkat elektronik seperti radio,
televisi, film, dan media digital interaktif (internet). Berikut adalah beberapa iklan
elektronik tersebut:

 Iklan radio: iklan radio hanya bisa didengarkan saja karena bentuknya hanya
suara (audio). Contoh iklan radio adalah Ad-lib, Spot, dan Sponsor Program.
 Iklan televisi: iklan televisi terdapat unsur suara, gambar, gerak, dan teks,
sehingga lebih menarik bagi audiens. Beberapa contoh iklan televisi adalah
Live Action, Animation, Stop Action, Musik, Sponsor Program, Running Text,
Backdrop, Credit Title, Ad-lib, Promo Ad, dan Superimposed.
 Iklan film: iklan film dapat dilihat ketika kita melihat sebuah film/ cinema.
Biasanya iklan tayang sebelum film dimulai dimana bentuk iklan adalah live
action.
 Iklan media digital interaktif: iklan jenis ini tayang di berbagai media online
yang banyak pengunjungnya. Beberapa jenis iklan di media digital diantaranya
Banner & Button, Website, Sponsorship, Search Engine Marketing, Email
Marketing, Classified Ads, Social Media Marketing, dan lain-lain.
 Iklan luar ruang: jenis iklan ini adalah iklan elektronik yang berada di luar
ruangan dan posisinya terlihat khalayak ramai. Beberapa contoh iklan luar
ruang ini adalah iklan transit, mobile billboard, outdoor standar, display, dan
lainnya.

Jenis Iklan Berdasarkan Tujuannya

Iklan berdasarkan tujuannya dapat dibagi menjadi dua, yaitu iklan komersial dan
iklan non-komersial.

1. Iklan Komersial

Tujuan iklan komersial adalah untuk mencari keuntungan ekonomi, atau untuk
meningkatkan penjualan. Jenis iklan komersial dapat dibagi tiga, yaitu:
PERTEMUAN 1 = TEKS IKLAN

 Iklan konsumen: ditujukan pada konsumen akhir (end consumer) suatu


produk.
 Iklan Bisnis: ditujukan kepada pihak yang dapat mengolah atau menjual
produk yang diiklankan kepada konsumen akhir.
 Iklan Profesional: ditujukan bagi segmen tertentu, yaitu para profesional.

2. Iklan Non-Komersial

Jenis iklan non-komersial umumnya dibuat untuk tujuan memberikan informasi,


ajakan, dan edukasi terhadap masyarakat. Iklan ini tidak untuk mendapatkan
keuntungan ekonomi, namun untuk keuntungan sosial bagi semua masyarakat.
Keuntungan yang didapat dari iklan tersebut adalah adanya pengetahuan, kesadaran,
sikap, dan perubahan perilaku masyarakat terhadap isu yang diiklankan. Contoh iklan
masyarkat misalnya kampanye Keluarga Berencana, iklan pentingnya pendidikan,
iklan bahaya rokok, iklan global warming, iklan bahaya demam berdarah, dan lain-
lain.

Menganalisis Isi dalam Teks Iklan

Contoh:

Perhatikan Iklan berikut!

Isi Iklan:

Kau buang kemana sampahmu?


Jika satu orang di bumi ini membuang sampah di sembarang tempat
Maka akan banyak sampah berserakan di berbagai tempat. Membuang sampah
sembarangan akan mengakibatkan banjir dan menimbulkan penyakit. Jadi
buanglah sampah pada tempat sampah, sekecil apapun sampah tersebut.
PERTEMUAN 1 = TEKS IKLAN

Analisis Isi :

 Iklan tersebut termasuk dalam kategori/jenis iklan layanan masyarakat


 Teks dimulai dengan judul berupa kalimat pertanyaan “ kau buang kemana
sampahmu”. Setelah itu teks dilanjutkan dengan isi berupa ilustrasi atau
gambaran berupa akibat jika membuang sampah di sembarang tempat. Teks iklan
diakhiri dengan imbauan untuk membuang sampah pada tempatnya.

Merumuskan Makna danTujuan dalam Teks Iklan

Untuk merumuskan makna dan tujuan dalam teks iklan, terlebih dahulu kita harus
mengetahui isi dalam teks tersebut. Setelah kita memahami isi iklan tersebut,
barulah kita rumuskan makna dan tujuannya.

Adapun tujuan iklan, antara lain:

 Memberikan informasi terhadap suatu produk (jasa, barang, ide dan lain-lain)
 Upaya untuk menimbulkan citra yang baik atau rasa suka komunikan (penerima
pesan iklan) terhadap produk yang diiklankan.
 Meyakinkan masyarakat (penerima iklan) tentang kebenaran suatu produk.
 Membuat atau mempermudah konsumen mengetahui spesifikasi suatu produk,
baik itu harga, fungsi, manfaat, dan lain-lain

Perhatikan iklan layanan masyarakat berikut!

Pada materi sebelumnya kita telah menganalis isi dalam teks iklan ini. Namun
selanjutnya kita akan merumuskan makna dan tujuan yang terdapat di dalam teks
iklan. Berikut analisis isi teks dalam iklan layanan masyarakat berjudul “kau buang
kemana sampahmu” :

 Iklan tersebut termasuk dalam kategori/jenis iklan layanan masyarakat


 Teks dimulai dengan judul berupa kalimat pertanyaan “ kau buang kemana
sampahmu”. Teks dimulai dengan ilustrasi atau gambaran berupa akibat jika
PERTEMUAN 1 = TEKS IKLAN

membuang sampah di sembarang tempat. Teks iklan diakhiri dengan imbauan


untuk membuang sampah pada tempatnya.

Berdasarkan analisis isi dalam teks iklan tersebut, maka rumusan makna dan
tujuan dalam teks iklan berjudul “Kau buang kemana sampahmu ” adalah:

 Makna : Larangan agar tidak membuang sampah di sembarang tempat,


sekalipun sampahnya sedikit. Jika setiap orang membuang sampah maka akan
banyak sampah berserahkan di mana-mana.
 Tujuan : Ajakan atau imbauan agar kita (masyarakat) peduli akan kebersihan
lingkungan serta tidak membuang sampah di sembarang tempat.
Pertemuan 2 = Teks Iklan

Kompetensi Dasar

3.45. Menganalisis struktur dan ciri kebahasaan teks iklan sesuai bidang pekerjaan
4.45.Menyusun teks iklan sesuai bidang pekerjaan dengan memerhatikan struktur
dan kebahasaan baik secara lisan maupun tulis
Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan pedagogik genre, saintifik,
dan CLIL dengan model pembelajaran discovery learning peserta didik dapat
mengidentifikasi struktur dan ciri kebahasaan teks iklan sesuai bidang pekerjaan,
menganalisis struktur dan ciri kebahasaan serta menyusun teks iklan sesuai bidang
pekerjaan.

Struktur dari teks iklan secara umum adalah sebagai berikut:


1. Judul (kepala tulisan atau headline)
Judul iklan biasanya terletak di bagian paling atas dari teks iklan, namun tidak
selalu di atas, dan tidak semua iklan mencantumkan judul, sebagian teks iklan
meletakkan nama produk di bagian paling atas sebagai judul, judul biasanya biasanya
dibuat agar dapat dilihat pertama kali oleh orang, biasanya dibuat besar dan tebal.

2. Sub judul(sub headline)


Subheadline biasanya digunakan untuk memberikan informasi yang sangat penting
kepada calon konsumen, biasanya berisi mengenai keunggulan produk yang
diharapkan mampu memikat calon konsumen.

3. Amplifikasi (perluasan / penjelasan tentang produk)


Berisi deskripsi produk yang diiklankan, seperti spesifikasi, cara mendapatkan
produk yang diiklankan, alamat, dan nomor telepon yang dapat dihubungi.

Ciri Kebahasaan Teks Iklan


Ciri atau Kaidah kebahasaan teks iklan adalah aturan bahasa yang
digunakan dalam sebuah teks iklan, kaidah kebahasaan di dalam teks iklan adalah
sebagai berikut:

1. Menggunakan Slogan
Slogan adalah perkataan atau kalimat yang menarik, mencolok, dan mudah
diingat untuk menyampaikan sesuatu, slogan adalah pernyataan atau susunan kata
tertentu yang menjelaskan singkat suatu produk atau jasa layanan sehingga mudah
diingat publik.Slogan sangat penting untuk dunia periklanan. Dengan slogan, iklan
tersebut akan mudah diingat publik dan akan lebih terkenal.
contoh:Say no to drugs.

2. Kalimat Persuasif
Pertemuan 2 = Teks Iklan

Kalimat persuasif adalah kalimat yang bertujuan meyakinkan dan membujuk


pembaca agar melaksanakan atau menerima gagasan penulis terhadap suatu
hal.Terdapat beberapa kalimat persuasif yang terdapat pada iklan produk tersebut.

3. Menggunakan Subjek Orang Pertama


Teks iklan biasanya menggunakan subjek orang pertama tunggal atau jamak,
seperti aku, saya, dan kami untuk mengganti pihak atau instansi pemasang iklan.
Subjek yang digunakan pada teks iklan tersebut adalah subjek orang pertama
jamak, yaitu kami.

Langkah-langkah menyusun teks iklan


Untuk memudahkan dalam membuat teks iklan, ada langkah-langkah yang bisa anda
gunakan sebagai berikut:

1. Mempelajari apa yang di iklankan dan mengetahui produk pesaingnya.


2. Mempelajari tujuan produk yang akan diiklankan.
3. Melakukan kegiatan pengumpulan ide-ide.
4. Memilih ide yang paling terbaik.
Pertemuan 3 = Artikel (Materi dan LKPD)

KOMPETENSI DASAR
3.46. Mengevaluasi informasi, baik fakta maupun opini, dalam sebuah artikel
berkaitan dengan
bidang pekerjaan yang dibaca.
4.46. Menyusun opini dalam bentuk artikel berkaitan dengan bidang pekerjaan.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dengan model discovery
learning peserta didik dapat mengidentifikasi informasi, baik fakta maupun opini
dalam sebuah artikel berkaitan dengan bidang pekerjaan, menyusun artikel, dan
mempresentasikannya.

Peta Konsep:
Struktur Teks Berita
Isi berita secara umum terdiri dari kejadian inti/penting,
latar belakang kejadian, dan sumber informasi. Sedangkan
struktur dari teks berita adalah:
1. Judul berita/kepala berita, 2. Waktu/tanggal, 3. Teras
berita, 4. Perangkai,5. Tubuh berita, dan 6. Kaki berita.

Kaidah Teks Berita


ARTIKEL 1. Memiliki kepala berita yang singkat, padat,
dan jelas.
2. Menggunakan kata kerja tindakan.
3. Menggunakan kata keterangan.
4. Menerangkan situasi dan urutan kejadian
Kriteria Berita Berkualitas dengans jelas.
1. Aktual
2. Penting
3. Menarik
4. Memiliki daya tarik
5. Memiliki kedekatan secara geografis ke
peristiwa
6. Informatif
7. Menghibur
8. Mendidik
9. Memiliki perhatian terhadap isu
kemanusiaan
10. Memiliki kontrol sosial
Pertemuan 3 = Artikel (Materi dan LKPD)

Artikel adalah karangan faktual secara lengkap dengan panjang tertentu yang
dibuat untuk dipublikasikan (melalui koran, majalah, buletin, dsb) dan bertujuan
menyampaikan gagasan dan fakta yang dapat meyakinkan, mendidik, dan menghibur.

Isi artikel dapat bermacam - macam, beberapa contoh yang sering kita baca :
1. Sejarah
2. Petualangan
3. Argumentasi
4. Hasil penelitian
5. Bimbingan untuk melakukan/ mengajarkan sesuatu

Penulis Artikel adalah orang atau individu yang bertindak dalam pengarangan sebuah
tulisan, penggabungan beberapa kata menjadi kalimat yang menarik dan enak dibaca
sehingga membuat pembaca merasakan dapat mengetahui apa yang sebelumnya tidak
mereka ketahui sebelumnya. Sebuah artikel berasal dari pengalaman seseorang,
imajinasi, pengetahuan umum atau penelitian ilmiah.

FAKTA DAN OPINI

1. Fakta adalah hal, kenyataan, atau peristiwa yang benar-benar ada atau terjadi.
Fakta biasanya dapat menjawab pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana, atau
berapa.
2. Opini adalah pendapat, pikiran atau pendirian seseorang terhadap sesuatu. Opini
biasanya dapat menjawab pertanyaan bagaimana.

Di dalam artikel majalah atau surat kabar, kamu akan menemukan fakta dan
opini yang disajikan secara beriringan. Oleh karena itu, kamu harus cermat agar
dapat membedakannya. Ada banyak sumber yang dapat kamu peroleh untuk
mendapatkan artikel opini. Namun, pada pembahasan ini adalah artikel dalam
surat kabar.
Pertemuan 3 = Artikel (Materi dan LKPD)

STRUKTUR TEKS BERITA

Berikut merupakan pemaparan dari isi teks berita secara umum.

1. kejadian inti/penting, berisi tentang pemberitaan terjadinya suatu


kejadian penting.
2. Latar belakang kejadian, berisi keterangan lebih lanjut tentang kejadian
tersebut, baik waktu, tempat, siapa saja yang terlibat, dan sebagainya.
3. Sumber informasi, berisi komentar atau kesaksian dari para saksi
kejadian atau orang yang ahli dalam hal yang diberitakan tersebut, dan
sebagainya.

Berkaitan dengan pemaparan yang telah dijelaskan sebelumnya, struktur dari teks
berita adalah sebagai berikut.

1. Judul berita/kepala berita

Setiap berita yang standar menggunakan judul berita. Selain memudahkan


pembaca untuk menikmati berita, judul berita juga menjadikan struktur
berita itu baku.

2. waktu/tanggal

Waktu terjadinya suatu peristiwa menandakan bahwa berita itu adalah fakta.

3. Teras berita

Teras berita merupakan paragraf pertama berita. Dalam paragraf ini


dipaparkan pokok-pokok berita. Seorang pembaca berita mengetahui
substansi dan inti berita dari membaca teras berita ini.

4. Perangkai

Antara paragraf satu dan berikutnya dirangkai oleh peristiwa-peristiwa


tertentu yang saling koheren.

5. Tubuh berita
Pertemuan 3 = Artikel (Materi dan LKPD)

Tubuh berita merupakan isi berita dalam tahap-tahap informasi. Tubuh berita
menguraikan secara detail isi berita.

6. Kaki berita

Kaki berita berfungsi sebagai penutup berita dan menekankan kembali


terjadinya peristiwa.

KAIDAH TEKS BERITA

Kaidah-kaidah tersebut yaitu:

a. memiliki kepala berita yang singkat, padat, dan jelas.


b. Menggunakan kata kerja tindakan. Contoh kata kerja tindakan dalam
berita, misalnya mengabarkan, menumbangkan.
c. Menggunakan kata keterangan. Kata keteraangan yang digunakan,
misalnya teraktual, luar biasa, dan teratas.
d. Menerangkan situasi dan urutan kejadian dengan jelas.

Analisis berdasarkan struktur dan kaidah dapat diterapkan ke dalam analisis teks
berita yang lain, baik berupa teks lisan maupun tulis. Kaitannya dengan analisis
berita, yaitu setiap peristiwa atau kejadian yang ditulis harus memenuhi standar
kelayakan.

Hal ini karena berita menjadi konsumsi masyarakat secara umum. Berita dapat
diidentifikasi menjadi beberapa tingkatan berdasarkan kriteria yang dapat
dipertanggungjawabkan. Beberapa kriteria yang dapat dijadian patokan untuk
mengidentifikasi berita yang berkualitas antara lain sebagai berikut.

1. aktual
2. penting
3. menarik, jika bermanfaat, bersifat konflik, berkaitan dengan tokoh-tokoh
terkenal, memiliki pengaruh yang kuat; serta berupa berita bencana, humor,
kemajuan suatu hal, dan peristiwa unik.
Pertemuan 3 = Artikel (Materi dan LKPD)

4. memiliki daya tarik


5. memiliki kedekatan secara geografis ke peristiwa
6. informatif
7. menghibur
8. mendidik
9. memiliki perhatian terhadap isu kemanusiaan
10. memiliki kontrol sosial

Hai teman-teman. Yuk pelajari cara menganalisis teks berita berikut!

NILAI TOYOTA PALING TINGGI DI DUNIA

New York, Kompas Otomotif – Peneliti pasar global, Millward Brown, menobatkan Toyota
sebagai merek mobil dengan nilai tertinggi pada BrandZ Top 100 Most Valuable Global Brands 2014. Ini
adalah ketujuh kalinya Toyota meraih posisi teratas dalam kurun sembilan tahun penelitian ini dilakukan.
Toyota hanya kehilangan posisi pertama pada tahun 2010 dan 2012.

BMW menjadi pemenang posisi kedua yang mendapatkan peningkatan nilai 7 persen sebesar
USD 25,7 miliar. Tempat ketiga masih milik produsen asal Jerman, Mercedes Benz, yang memiliki nilai
USD 21,5 Miliar. Angka ini tumbuh 20 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Keempat ada Honda yang mendapat peningkatan 14 persen, yang mencapai nilai USD 14,1
miliar. Ford berada di posisi kelima dengan pertumbuhan sebesar yang mencapai 56 persen, dengan nilai
USD 11,8 miliar.

“Toyota terus menjadi merek yang pintar dan ini membuatnya terdepan secara kualitas dan nilai.
Reputasi Toyota pernah melorot pada 2009 dan 2010, tapi mereka telah pulih dengan cepat,” kata Peter
Walshe, Direktur GlobalZ di Milward Brown, seperti dilansir Inautonews, Rabu (21/5/2014).
(Sumber: http://otomotif.kompas.com/read/2014/05/21/2010003 Nilai.Toyota.Paling.Tinggi.di.dunia)

1. Contoh analisis berdasarkan struktur teks berita


Struktur Penjelasan
Judul berita/kepala NILAI TOYOTA PALING TINGGI DI DUNIA
berita
Waktu/tanggal Rabu (21/5/2014)
Teras berita Peneliti pasar global, Millward Brown, menobatkan Toyota sebagai merek
mobil dengan nilai tertinggi pada BrandZ Top 100 Most Valuable Global
Brands 2014.
Perangkai Ini adalah . . . .
Tubuh berita Toyota meraih posisi teratas dalam kurun sembilan tahun penelitian ini
dilakukan. Toyota hanya kehilangan posisi pertama pada tahun 2010 dan
2012.
Pertemuan 3 = Artikel (Materi dan LKPD)

BMW menjadi pemenang posisi kedua yang mendapatkan


peningkatan nilai 7 persen sebesar USD 25,7 miliar. Tempat ketiga masih
milik produsen asal Jerman, Mercedes Benz, yang memiliki nilai USD 21,5
Miliar. Angka ini tumbuh 20 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Keempat ada Honda yang mendapat peningkatan 14 persen, yang
mencapai nilai USD 14,1 miliar. Ford berada di posisi kelima dengan
pertumbuhan sebesar yang mencapai 56 persen, dengan nilai USD 11,8
miliar.

Kaki berita “Toyota terus menjadi merek yang pintar dan ini membuatnya terdepan
secara kualitas dan nilai. Reputasi Toyota pernah melorot pada 2009 dan
2010, tapi mereka telah pulih dengan cepat,” kata Peter Walshe, Direktur
GlobalZ di Milward Brown, seperti dilansir Inautonews, Rabu (21/5/2014).

Nah itu tadi analisis struktur berita, sekarang perhatikan analisis kaidah
teks berita berikut!

2. Contoh analisis berdasarkan kaidah teks berita

Kaidah Penjelasan
Pokok/kepala berita NILAI TOYOTA PALING TINGGI DI DUNIA

Menggunakan kata kerja tindakan Menobatkan


Menggunakan kata keterangan Teratas
Menerangkan situasi urutan kejadian dengan jelas BMW menjadi pemenang posisi kedua yang
mendapatkan peningkatan nilai 7 persen sebesar
USD 25,7 miliar. Tempat ketiga masih milik
produsen asal Jerman, Mercedes Benz, yang
memiliki nilai USD 21,5 Miliar. Angka ini tumbuh
20 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

3. Analisis pada nomor 1 dan 2 merupakan evaluasi terhadap informasi-informasi yang terdapat dalam
artikel. Informasi-informasi tersebut dapat termasuk ke dalam fakta dan opini. Berikut analisis fakta dan
opini dalam artikel tersebut.

Teks Berita “NILAI TOYOTA PALING TINGGI DI DUNIA”

FAKTA OPINI
New York, Kompas Otomotif – Peneliti pasar “Toyota terus menjadi merek yang pintar dan ini
global, Millward Brown, menobatkan Toyota membuatnya terdepan secara kualitas dan nilai.
sebagai merek mobil dengan nilai tertinggi pada Reputasi Toyota pernah melorot pada 2009 dan
BrandZ Top 100 Most Valuable Global Brands 2010, tapi mereka telah pulih dengan cepat,” kata
2014. Peter Walshe, Direktur GlobalZ di Milward Brown,
seperti dilansir Inautonews
Ini adalah ketujuh kalinya Toyota meraih posisi
teratas dalam kurun sembilan tahun penelitian ini
Pertemuan 3 = Artikel (Materi dan LKPD)

dilakukan. Toyota hanya kehilangan posisi pertama


pada tahun 2010 dan 2012.

BMW menjadi pemenang posisi kedua yang


mendapatkan peningkatan nilai 7 persen sebesar
USD 25,7 miliar. Tempat ketiga masih milik
produsen asal Jerman, Mercedes Benz, yang
memiliki nilai USD 21,5 Miliar. Angka ini tumbuh
20 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Keempat ada Honda yang mendapat peningkatan


14 persen, yang mencapai nilai USD 14,1 miliar.
Ford berada di posisi kelima dengan pertumbuhan
sebesar yang mencapai 56 persen, dengan nilai
USD 11,8 miliar.

Bagaimana, teman-teman sudah mengerti kan? Selamat belajar.


Pertemuan 4 = Artikel

Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.47 Menganalisis 3.47.1 Mengidentifikasi fakta dan opini sebuah artikel dan atau
kebahasaan artikel buku ilmiah.
dan/atau buku ilmiah 3.47.2 Mengidentifikasi unsur kebahasaan artikel dan atau
berkaitan dengan buku ilmiah.
bidang pekerjaan. 3.47.3 Mengidentifikasi persamaan dan perbedaan penggunaan
bahasa dalam artikel.
4.47 Mengonstruksi sebuah 4.47.1 Membangun artikel sesuai dengan fakta dan kebahasaan
artikel berkaitan bidang yang berkaitan dengan standar kompetensi kerja.
pekerjaan dengan
memerhatikan fakta dan
kebahasaan. 4.47.2 Mempresentasikan, menanggapi, dan merevisi unsur
kebahasaan artikel yang telah disusun sesuai dengan standar
kompetensi kerja.

CONTOH ARTIKEL

MENUMBUHKAN KEMAMPUAN LITERAS BACA-TULIS:

ANTARA UPAYA DAN TANTANGAN


(oleh : Nana Sutisna, M.Pd.)

A. Pengantar
Mengapa kemampuan literasi baca-tulis perlu ditumbuhkan terutama di kalangan peserta didik?
Seberapa pentingkah kemampun literasi baca-tulis bagi peserta didik? Pertanyaan lebih jauh,
seberapa berpengaruhkah kemampuan literasi baca-tulis terhadap masa depan suatu bangsa?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saling terkait terebut, mari kita simak uraian
berikut ini. Baca-tulis merupakan keterampilan berbahasa yang perlu dikuasai peserta didik
dalam kehidupan sehari-hari. Menyusun laporan, merangkum bacaan, menyusun hasil
praktikum, menjawab soal, hingga menyusun karya tulis adalah sebagian kegiatan peserta didik
yang melibatkan kemampuan literasi baca-tulis.

Kemampuan literasi baca-tulis peserta didik akan mencerminkan wawasan pengetahuan yang
dimilikinya. Peserta didik yang literat berpotensi memiliki wawasan pengetahuan yang luas
untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik tersebut relatif lebih
mudah menjalani kehidupan, khususnya dalam bidang akademik. Sebaliknya, siswa yang aliterat
akan kesulitan dalam menjalani kehidupan terutama dalam bidang akademik. Dengan demikian,
kemampuan literasi baca-tulis perlu ditumbuhkan di kalangan peserta didik.

Lantas bagaimana pengaruh kemampuan literasi baca-tulis terhadap masa depan bengsa? Pada
abad ke-21 ini, kemampuan berliterasi peserta didik berkaitan erat dengan tuntutan keterampilan
baca-tulis yang berujung pada kemampuan memahami dan menuangkan informasi secara
analitis, kritis, dan reflektif. Tak dapat dipungkiri, kemampuan literasi baca-tulis berperanan
penting dalam memenangkan persaingan di dunia internasional.

B. Tantangan Penumbuhan Budaya Literasi


Patut disayangkan, kemampuan literasi baca-tulis terutama dalam memahami bacaan,
menunjukkan kompetensi peserta didik Indonesia tergolong rendah dibandingkan dengan negara
lain. Hal ini terbukti dari hasil uji internasional literasi membaca yang mengukur aspek
memahami, menggunakan, dan merefleksikan hasil membaca dalam bentuk tulisan. Pengujian
ini dilakunkan PIRLS (Progress in International Reading Literacy Study) tahun 2011.
Berdasarkan data tersebut, Indonesia menduduki peringkat ke - 45 dari 48 negara peserta dengan
Pertemuan 4 = Artikel

skor 428 dari skor rata-rata 500. Sementara itu, uji literasi membaca dalam PISA (Programme for
International Student Assessment) tahun 2009 menunjukkan peserta didik Indonesia berada pada
peringkat ke-57 dengan skor 396 dari skor rata-rata 493. Pada PISA 2012 menunjukkan peserta
didik Indonesia berada pada peringkat ke - 64 dengan skor 396 dari skor rata-rata 496. Sebanyak
65 negara berpartisipasi dalam PISA 2009 dan 2012. (Dirjen Dikdasmen, 2016 : i)

Data di atas cukup mencemaskan kita semua. Bagaimana tidak? Alih-alih bangsa Indonesia
sedang giat mempersiapkan generasi emas 2045, dihadapkan pada kenyataan bahwa peserta
didik yang digadang-gadangkan sebagai bonus demografi kemampuan literasinya rendah. Bonus
demografi yang dimaksud adalah jumlah penduduk usia muda (usia rata-rata sekolah) lebih
bayak dibandingkan dengan penduduk usia tua. Kondisi ini akan berlangsung antara tahun 2012
hingga 2035. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011 diketahui bahwa jumlah
anak usia 0 - 9 tahun mencapai 45,93 juta, dan anak usia 10 - 19 tahun berjumlah 43,55 juta jiwa.
Mereka inilah kader generasi emas 2045. Pada tahun 2045 mereka yang berusia 0 - 9 tahun akan
berusia 35 - 45 tahun dan yang berusia 10 - 19 tahun akan berusia 45 - 54 tahun. Apabila potensi
tersebut tidak dikelola dengan benar, tidak menutup kemungkinan genersi emas akan menjadi
generasi lemas.
Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan literasi baca-tulis di kalangan peserta
didik. Hal ini berkaitan dengan kultur lisan lebih dominan daripada baca-tulis dalam lingkungan
peserta didik. Peserta didik lebih tertarik mencari informasi dari menyimak tontonan daripada
membaca tulisan. Di lingkungan sekolah, rendahnya kemampuan literasi baca-tulis peserta didik
karena ketidaktahuan akan manfaat yang diperoleh dari kegiatan baca-tulis. Efektifitas praktik
pelajaran baca-tulis di kelas yang masih kurang dan terbatasnya kuantitas dan kualitas buku
rujukan menyebabkan pempelajaran tersebut kurang berhasil. Selain itu, apresiasi sekolah
terhadap sarana penyaluran bakat baca-tulis semisal majalah dinding, buletin, majalah sekolah,
koran, buku sastra, dan blog atau situs sekolah masih tersendat.

C. Upaya Menumbuhkan Kemampuan Literasi Baca-Tulis.


Untuk mengatasi rendahnya kemampuan literasi baca-tulis di kalangan peserta didik,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS).
GLS adalah upaya menyeluruh yang melibatkan guru, peserta didik, orang tua, dan masyarakat.
GLS memperkuat gerakan penumbuhan budi pekerti sebagaimana dituangkan dalam Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015. Salah satu kegiatan di dalam
gerakan tersebut adalah “kegiatan 15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum waktu belajar
dimulai”. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta
meningkatkan keterampilan membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Materi
baca berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, dan global yang disampaikan
sesuai tahap perkembangan peserta didik.
Setahun lebih GLS diluncurkan. Gaung GLS merasuk ke semua tingkatan pendidikan, terutama
pendidikan dasar dan menengah, termasuk ke SMAN 2 Sumedang, tempat penulis mengabdi.
Dalam kurun waktu tersebut ketika upaya digulirkan serta-merta tantangan selalu hadir
mengikutinya. Adapun upaya-upaya yang dilakukan di SMAN 2 Sumedang untuk meningkatkan
kemampuan literasi baca-tulis berpedoman pada buku panduan GLS berkut ini.

1. Tahap pembiasaan
Kegiatan pertama yang dilakukan di SMAN 2 Sumedang adalah pembiasaan membaca selama
15 menit setiap hari. Kegiatan yang dilakukan para guru adalah membacakan kutipan buku
dengan nyaring dan mendiskusikannya. Ada pula guru yang menyuruh peserta didik membaca
mandiri. Tujuan kegiatan ini adalah memotivasi peserta didik untuk mau dan terbiasa serta
menunjukan bahwa membaca sesuatu kegiatan yang menyenangkan. Disamping itu, tujuan
kegiatan tersebut adalah untuk memperkaya kosakata, menjadi sarana berkomunikasi antara
peserta didik dan guru, dan mengajarkan strategi membaca.
Pertemuan 4 = Artikel

Kegiatan tahap pembiasaan selanjutnya adalah membaca buku dengan memanfaatkan peran
perpustakaan. Dalam praktiknya, perpustakaan sekolah menyelenggarakan kegiatan penunjang
keterampilan literasi informasi bagi para peserta didik. Keterampilan ini kemudian diterapkan
peserta didik saat mereka mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru bidang mata
pelajaran yang diajarkan melalui tugas meringkas atau membuat sinopsis buku. Tujuan kegiatan
ini adalah memperkenalkan proses membaca, mengembangkan kemampuan membaca secara
efektif dan meningkatkan kemampuan pemahaman bahan bacaan yang efektif.
Membaca terpandu dan membaca mandiri adalah kegiatan berikutnya. Guru memandu peserta
didik membaca dalam kelompok yang lebih kecil. Tujuan kegiatan ini adalah untuk aktif
meningkatkan pemahaman, menganalisis bacaan, membuat tanggapan terhadap bacaan dan
membuat peserta didik mampu membaca mandiri.

2. Tahap Pengembangan
Tahap pengembangan adalah berbagai kegiatan tindak lanjut yang dilakukan guru setelah
kegiatan 15 menit membaca. Dalam tahap pengembangan ini, kegiatan tindak lanjut dilakukan
secara berkala (misalnya 1 - 2 minggu). Adapun kegiatan tindak lanjut seperti berikut: menulis
komentar singkat terhadap buku, bedah buku, reading award, dan mengembangkan iklim literasi
sekolah.

3. Tahap Pembelajaran
Dalam tahap pembelajaran ini berbagai jenis kegiatan pernah dilakukan di SMAN 2 Sumedang
termasuk lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran. Kegiatan literasi lain
dalam pembelajaran adalah dengan sistem pemberian tagihan akademik kepada peserta didik.
Dalam hal ini, guru pun dituntut melaksanakan berbagai strategi untuk memahami teks dalam
semua mata pelajaran. Menggunakan lingkungan fisik, sosial, afektif, dan akademik disertai
beragam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi di luar buku teks pelajaran
sangat dtekankan kepada guru-guru untuk memperkaya pengetahuan dalam mata pelajaran. Di
samping itu, peserta didik dituntut menulis biografinya dalam satu kelas sebagai proyek kelas.

D. Tantangan Menumbuhkan Kemampuan Literasi Baca-Tulis.


Pada tahap pembiasaan, kegiatan membaca selama 15 menit setiap hari ini merupakan tantangan
yang cukup berat bagi SMAN 2 Sumedang. Meluangkan waktu lima belas menit dalam
pembelajaran tampaknya kelihatan ringan. Selama lima belas menit guru hanya dituntut
membacakan kutipan buku dengan nyaring dan mendiskusikannya atau peserta didik membaca
mandiri. Pada kenyataanya, masih ada anggapan beberapa guru di SMAN 2 Sumedang yang
tidak mau jam mengajarnya terpotong. Mereka beralasan selain itu terpotong kegiatan tersebut,
jam mengajar mereka terpotong pula oleh waktu berdoa, menyanyikan lagu Kebangsaan
Indonesia Raya, mengabsen peserta didik, dan lain-lain. Meskipun demikian, ada beberapa guru
yang sudah melaksanakan kegiatan tersebut, namun masalah konsistensi dan kesinambungannya
tak bisa dijaga.
Membaca buku dengan memanfaatkan peran perpustakaan, membaca terpandu, dan membaca
mandiri adalah kegiatan berikutnya dalam tahap pembiasaan. Tantangan dalam kegiatan ini
adalah kuantitas dan kualitas buku di perpustakaan sangat terbatas. Buku-buku penunjang,
seperti buku sastra selalu tidak signifikan dengan jumlah siswa.
Setelah tantangan pada tahap pembiasaan, muncul pula tantangan pada kegiatan tahap
pengembangan. Tak dapat dipungkiri, tantangan ini muncul karena kegiatan ini adalah tindak
lanjut yang dilakukan guru setelah kegiatan 15 menit membaca. Dalam tahap pengembangan ini,
kegiatan tindak lanjut dilakukan secara berkala (misalnya 1 - 2 minggu). Menulis komentar
singkat terhadap buku yang dibaca di jurnal membaca harian adalah kegiatan tahap
pengembangan yang selalu dihadapkan pada sebuah tantangan. Walaupun jurnal membaca
harian dapat dibuat secara sederhan, singkat, namun konsistensi selalu terkendala. Padahal
peserta didik hanya mengisi sendiri jurnal hariannya dengan menyebutkan judul buku, dan
Pertemuan 4 = Artikel

pengarang.

Bedah buku secara sederhana dapat diartikan sebuah kegiatan mengungkapkan kembali isi suatu
buku secara ringkas dengan memberikan saran terkait dengan kekurangan dan kelebihan buku
tersebut. Tantangan yang dihadapi dalam kegiatan tahap ini adalah terbatasnya buku-buku baru
yang berkualitas sebagai bahan resensi. Di samping itu, faktor kejenuhan selalu menghantui
peserta didik.

Reading award dan mengembangkan iklim literasi sekolah juga merupakan tindak lanjut
kegiatan 15 menit membaca. Apabila dalam tahap pembiasaan sekolah mengutamakan
pembenahan lingkungan fisik, dalam tahap pengembangan ini sekolah dapat mengembangkan
lingkungan sosial dan afektif. Tantangan terberat dari kegiatan-kegiatan ini adalah belum
populernya penghargaan prestasi literasi di kalangan warga sekolah. Prosedur penentuan
penerima reading award belum sepenuhnya dipahami oleh pihak-pihak yang terkait.

Bagaimana dengan tantangan membangun iklim literasi sekolah? Ini merupakan tantangan yang
tersulit. Menyadarkan seluruh warga untuk melek litersi bukan perkara mudah. Perlu kerja sama
yang serius antara kepala sekolah, guru, tata usaha, siswa, orang tua, dan masyarakat untuk
mewujudkan gerakan mulia ini.

Terakhir, yang harus dihadapi dalam menumbuhkan kemampuan litarasi baca-tulis di kalangan
peserta didik adalah tantangan dalam tahap pembelajaran. Tagihan akademik dan non akademik
dari kegiatan “lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran” memerlukan
kesiapan dan ketelatenan semua warga sekolah. Selanjutnya, tantangan pada kegiatan tahap
pembelajaran dalam melaksanakan berbagai strategi untuk memahami teks dalam semua mata
pelajaran selalu dikesampingkan. Akibatnya, kegiatan ini membosankan peserta didik. Belum
lagi penggunakan lingkungan fisik, sosial, afektif, dan akademik yang disertai beragam bacaan
(cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi di luar buku teks pelajaran belum maksimal.

E. Solusi
Kemampuan baca-tulis sebagai kemampuan literasi perlu ditekankan pada peseta didik mulai
sejak dini. Lebih lanjut tingkatan minat baca-tulis peserta didik sangat menentukan kualitas
dalam berwawasannya. Dalam proses pendidikan, keberhasilan mereka sangat ditentukan oleh
kemampuan membaca dan menulis.
Keberhasilan dari program literasi baca-tulis yang dilaksanakan di sekolah bergantung kepada
berbagai pihak, seperti kepala sekolah, guru, siswa, tata usaha, komite, dan orang tua. Sinergitas
semua warga sekolah sangat diperlukan dalam hal ini. ”Membaca lima belas menit sebelum
pelajaran di mulai setiap hari”, perlu difahami oleh semua warga sekolah bahwa kegiatan ini
adalah pondasi bagi kegiatan literasi yang lainnya. Bagi guru yang merasa jam pelajarannya
terpotong, dengan kesepakatan bersama, solusinya dengan mengeser lebih awal jam masuk
sekolah. Biasanya jam 07.00 WIB bel berbunyi tanda masuk, digeser lebih awal menjadi jam
06.45 WIB. Jika kegiatan lima belas menit ini berjalan dengan lancar, tertib, dan
berkesinambungan makan tahapan lain dari kegiatan literasi akan lancar pula.

Keberadaan perpustaakaan yang representatif amat dibutuhkan dalam upaya penumbuhan


kemampuan literasi baca-tulis. Kuantitas dan kualitas buku rujukan di perpustakaan menjadi
sentral dalam kegiatan ini. Pembangunan lingkungan fisik, sosial, afektif, dan akademik yang
disertai beragam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi di luar buku teks
pelajaran perlu mendapat perhatian setiap sekolah.

F. Kesimpulan dan Harapan


”Lima belas menit begitu menenukan!” Ya, itulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan
betapa pentinggya kegiatan ini dalam meningkatkan kemampuan literasi baca-tulis di kalangan
peserta didik. Mengapa demikan? Lihat Permendikbud No. 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan
Budi Pekerti kalimat “kegiatan 15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum waktu belajar
dimulai” tertuang secara eksplisit. Ini menunjukan bahwa jiwa dari gerakan litersi sekolah adalah
pembiasaan membaca 15 menit sebelum pembelajaran dimulai setiap hari. Adapun kegiatan
Pertemuan 4 = Artikel

tahap pengembangan dan pembelajaran adalah tindak lanjut dari kegiatan ini.

Tampaknya kegiatan membaca 15 menit ini banyak yang menganggap sepele. Padahal tidak
demikian. Kegiatan membaca 15 menit ini dapat menentukan masa depan bangsa. Mudah-
mudahan program ini dapat dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan berkesimambungan.
Pada akhirnya, harapan hasil uji internasional PISA dan PIRLS peserta didik kita bisa sejajar
dengan negara maju. Rasa pesimistis dalam menyongsong era genersi emas 2045 dengan
berbekal bonus demografi yang literat akan berubah menjadi optimistis. Bonus demografi tidak
akan menjadi beban pembangunan melainkan menjadi modal pembangunan di masa depan.

Marilah kita berupaya meningkatkan kemampuan literasi baca-tulis peserta didik. Meskipun di
sana-sini tantangan selalu menghadang. Luangkanlah minimal 15 menit untuk memberi
kesempatan kita dan peserta didik untuk membaca. Jadikanlah kegiatan ini menjadi ladang
ibadah bagi kita dalam menuntut ilmu. Filsuf Muslim, Imam Ghozali, pernah berkata, “menuntut
ilmu adalah taqwa.” Menyampaikan ilmu adalah ibadah. Mengulang-ulang ilmu adalah zikir.
Mencari ilmu adalah jihad. Semoga dan semoga!

Sumedang, 10 November 2016

KAIDAH KEBAHASAAN
Kaidah-kaidah Kebahasaan

Perhatikan kembali teks artikel yang telah dibaca tadi. Dapat dilihat bahwa teks tersebut
tersusun dari beberapa paragraph. Paragraf-paragraf tersebut tersusun dari beberapa kalimat,
selanjutnya kalimat-kalimat tersusun dari beberap kata. Dilihat dari susunan kalimat, ternyata
kaidah kebahasaan kalimat teks artikel didominasi kalimat fakta dan opini. Berikut ini contoh
kalimat fakta dan opini dalam teks artikel:

1. Menggunakan kalimat-kalimat fakta.


a. Bonus demografi yang dimaksud adalah jumlah penduduk usia muda (usia rata-rata sekolah)
lebih bayak dibandingkan dengan penduduk usia tua.
b. Kondisi ini akan berlangsung antara tahun 2012 hingga 2035.
c. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011 diketahui bahwa jumlah
anak usia 0 - 9 tahun mencapai 45,93 juta, dan anak usia 10 - 19 tahun berjumlah 43,55 juta
jiwa.
d. Mereka inilah kader generasi emas 2045. Pada tahun 2045 mereka yang berusia 0 - 9 tahun
akan berusia 35 - 45 tahun dan yang berusia 10 - 19 tahun akan berusia 45 - 54 tahun.

2. Adverbia
Adverbia adalah bahasa yang dapat mengekspresikan sikap eksposisi. Agar dapat
meyakinkan pembaca, diperlukan ekspresi kepastian, yang bisa dipertegas dengan kata
keterangan atau adverbia frekuentatif, seperti selalu, biasanya, sebagian besar, sering,
kadang-kadang, dan jarang.

3. Menggunakan kalimat-kalimat opini.


a. Apabila potensi tersebut tidak dikelola dengan benar, tidak menutup kemungkinan generasi
emas akan menjadi generasi lemas.
b. Alih-alih bangsa Indonesia sedang giat mempersiapkan generasi emas 2045,
dihadapkan pada kenyataan bahwa peserta didik yang digadang-gadangkansebagai bonus
demografi kemampuan literasinya rendah.

4. Kosakata
Kosakata adalah perbendaharaan kata-kata. Supaya teks tersebut mampu meyakinkan
pembaca, diperlukan kosakata yang luas dan menarik. Biasanya konten teks yang menarik
tersebut mencakup hal-hal berikut.
Pertemuan 4 = Artikel

a. Aktual, sedang menjadi pembicaraan orang banyak atau baru saja terjadi.
b. Fenomenal, yakni luar biasa, hebat, dan dapat dirasakan pancaindra.
c. Imajinasi, daya pikir untuk membayangkan (dalam angan-angan).
d. Modalitas, cara pembicara menyatakan sikap terhadap suatu imajinasi dalam komunikasi
antarpribadi (barangkali, harus, dan sebagainya).
e. Teks opini, teks yang merupakan wadah untuk mengemukakan pendapat atau pikiran.
f. Keterangan aposisi, keterangan yang memberi penjelasan kata benda. Jika ditulis,
keterangan ini diapit tanda koma atau tanda pisah atau tanda kurung.

5. Banyak menggunakan kata-kata populer asing.


a. Pengujian ini dilakunkan PIRLS (Progress in International Reading Literacy Study) tahun
2011.
b. Sementara itu, uji literasi membaca dalam PISA (Programme for International Student
Assessment) tahun 2009 menunjukkan peserta didik Indonesia berada pada peringkat ke-57
dengan skor 396 dari skor rata-rata 493.
c. Reading award dan mengembangkan iklim literasi sekolah juga merupakan tindak lanjut
kegiatan 15 menit membaca.
d. Belum lagi penggunakan lingkungan fisik, sosial, afektif, dan akademik yang disertai
beragam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi di luar buku teks pelajaran
belum maksimal.

6. Konjungsi yang merujuk pada waktu, tempat, peristiwa, atau hal lainnya yang menjadi
fokus ulasan.
a. Setelah tantangan pada tahap pembiasaan, muncul pula tantangan pada kegiatan tahap
pengembangan.

7. Penggunaan konjungsi kausalitas, seperti sebab, karena, sebab, oleh sebab itu.
a. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan literasi baca-tulis di kalangan
peserta didik.
b. Hal ini karena berkaitan dengan kultur lisan lebih dominan daripada baca-tulis dalam
lingkungan peserta didik.
PERTEMUAN 5 = SURAT DINAS

Kompetensi Dasar

3.48 Mendeskripsikan isi dan sistematika surat dinas berkaitan dengan bidang pekerjaan

4.48 Menyajikan simpulan sistematika dan unsur-unsur isi surat dinas berkaitan dengan
bidang pekerjaan baik secara lisan maupun tulis

Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatann pedagogik genre, saintifik, dan CLIL dengan model
pembelajaran discovery learning peserta didik dapat:

1. Menjelaskan pengertian dan ciri-ciri surat dinas berkaitan dengan bidang pekerjaan.
2. Mengidentifikasi ciri kebahasaan surat dinas berkaitan dengan bidang pekerjaan
3. Mengidentifikasi sistematika surat dinas berkaitan dengan bidang pekerjaan
4. Merumuskan simpulan sistematika dan unsur-unsur isi surat dinas
5. Membuat satu surat dinas dengan memperhatikan sistematika dan isi surat sesuai dengan standar
kompetensi kerja
6. Mempresentasikan simpulan sistematika dan unsur-unsur isi surat yang telah di buat sesuai
dengan standar kompetensi pekerjaan
PERTEMUAN 5 = SURAT DINAS

Materi pembelajaran

Contoh Surat Dinas

PEMERINTAH PROPINSI SULAWESI TENGAH


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMKN 1 BUNGKU UTARA
Jl. Sasule Desa Woomparigi Kec. Bungku Utara
Woomparigi, 10 Agustus 2018
Nomor : 198/SMKN1/2018
Lampiran : –
Perihal : Diskusi kegiatan 17 Agustus

Yth. Orang Tua / Wali Murid


SMK Negeri 1 Bungku Utara,

Assalamu’alaikum Wr. Wb.,


Dalam rangka memperingati hari ulang tahun kemerdekaan ke 73, kami sebagai pengurus OSIS akan
merencanakan diskusi dalam rangka memperingati kegiatan 17 Agustus dan kami mohon kepada orang
tua / wali murid dapat berpartisipasi dalam memberikan masukan dalam kehadirannya pada :

Hari / tanggal : Senin / 13 Agustus 2018


Jam : 08.00 Wita
Tempat : Gedung Kelas SMKN 1 Bungku Utara
Acara : Diskusi 17 Agustus

Untuk mengingat pentingnya acara tersebut, dimohon kehadirannya tepat waktu, demikian undangan
surat ini, atas kehadiran dan partisipasinya kami mengucapkan banyak terimakasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Mengetahui,
Kepala Sekolah Ketua OSIS

Alias, S.Pd., M.Pd Sulaiman


NIP.
PERTEMUAN 5 = SURAT DINAS

A. Pengertian Surat Dinas


Surat Dinas adalah surat resmi yang dikeluarkan oleh sebuah instansi atau lembaga tertentu
untuk keperluan dinas. Surat dinas juga dapat didefinisikan sebagai surat resmi yang berisi hal-
hal yang berhubungan dengan kedinasan dari lembaga atau instansi tertentu.
Surat dinas umumnya dikeluarkan oleh instansi pemerintah atau swasta untuk berbagai
keperluan. Tujuan surat dinas dikeluarkan adalah untuk keperluan menyampaikan pemberitahuan
suatu izin, pengumuman, penugasan, dan lain-lain, kepada staff di instansi/ lembaga terkait

B. Ciri-ciri surat dinas


Kita dapat mengenali sebuah surat dari karakteristiknya yang berbeda dengan jenis surat
lainnya. Berikut ini adalah ciri-ciri surat dinas pada umumnya:
1. Terdapat kepala surat (kop surat) serta nama instansi/ lembaga pada bagian kepala surat.
2. Surat dinas memiliki nomor surat dan juga lampiran sebagai berkas pendukung.
3. Surat dinas menggunakan bahasa baku dan resmi, serta dibuat dalam format tertentu.
4. Pada bagian surat terdapat salam pembuka dan salam penutup sebagai bentuk kesopanan
dalam berkomunikasi melalui surat.
5. Surat dinas harus dilengkapi dengan stempel atau cap dari instansi/ lembaga yang
mengeluarkannya

C. Jenis-jenis surat dinas


Sebenarnya ada banyak sekali yang termasuk dalam jenis surat dinas, beberapa diantaranya
adalah:
1. Surat Panggilan Kerja
Surat resmi yang bertujuan untuk memanggil seorang calon pegawai untuk melakukan
wawancara, pengujian, dan keperluan lainnya terkait panggilan kerja.
2. Surat Perintah Perjalanan Dinas
Surat resmi yang dikeluarkan oleh suatu instansi/ lembaga kepada pejabat tertentu untuk
melakukan perjalanan dinas. Umumnya perjalanan dinas dilengkapi dengan fasilitas
pembiayaan perjalanan dan fasilitas lainnya.
3. Surat Perjanjian Kerja
Surat resmi yang berisi kesepakatan untuk bekerja pada suatu perusahaan yang dilakukan
dan ditandatangani oleh calon pekerja dan pihak perusahaan. Surat ini umumnya
dilengkapi dengan ketentuan yang mengatur hubungan kerja antara perusahaan dan
karyawan.

D. Ciri kebahasaan surat dinas


1. Pilihan kata sapaan bersifat formali
2. Bahasa formal
3. Pilihan ragam bahasa resmi/baku
4. Menggunaan kata sapaan yang baku
5. Menggunakan kata ganti orang pertama (untuk pengirim) dan kata ganti orang kedua
(penerima) yang formal
6. Menggunakan ejaan dan tanda baca yang sesuai (misalnya huruf kapital, tanda titik, tanda
koma dll)
PERTEMUAN 5 = SURAT DINAS

E. Sistematika surat dinas


Hal-hal yang harus ada dalam surat dinas yaitu berikut.
1. Kepala surat/kop
2. Alamat dan tanggal pembuatan surat
3. Nomor surat
4. Perihal surat
5. Keterangan lampiran (jika ada)
6. Alamat yang dituju
7. Isi surat yang meliputi: salam, kalimat pembuka, inti atau isi dan maksud surat, dan
kalimat penutup
8. Nama instansi atau organisasi
9. Tanda tangan dan nama terang
10. Stempel atau cap
11. Tembusan

Perhatikan sistematika surat dinas berikut:

Bagian-bagian surat resmi


1. Kepala surat (Kop Surat)
2. Tanggal surat
3. Nomor Surat
4. Lampiran
5. Hal atau perihal surat
6. Alamat
7. Salam pembuka
8. Isi
9. Salam Penutup
10. Pengirim surat (Status/jabatan, tanda tangan, nama jelas)
11. Tembusan

1. Kepala Surat
Kepala surat yang lengkap terdiri atas (1) nama instansi, (2) alamat lengkap, (3) nomor
telepon, (4) nomor kontak pos, (5) alamat kawat, dan (6) lambang dan logo. Nama
PERTEMUAN 5 = SURAT DINAS

instansi ditulis dengan huruf kapital. Alamat instansi, termaksud di dalamnya telepon,
kontak pos, dan alamat kawat (jika ada) ditulis dengan huruf awal kata kapital.
Contoh:

2. Tanggal Surat
Tanggal surat ditulis lengkap, yaitu nama kota, tanggal ditulis dengan angka, bulan ditulis
dengan huruf, dan tahun ditulis dengan angka. Setelah angka tahun tidak diikuti tanda
baca apapun, seperti tanda titik, tanda koma, titik dan garis hubung.
Contoh : Semarang, 5 Januari 2012
3. Penulisan Nomor Surat, Lampiran Surat, dan Perihal
Kata Nomor, Lampiran, dan Perihal diawali huruf kapital dan diikuti tanda titik dua.
Penulisan kata Nomor, Lampiran, dan Perihal dapat disingkat menjadi No., Lamp., dan
Hal.,

 Nomor surat dan kode dibatasi garis miring, tanpa spasi, dan tidak diakhiri tanda baca apa
pun.
 Penulisan nomor dan kode surat tidak harus dibatasi garis miring, tetapi dapat pula
dibatasi tanda titik atau tanda hubung. Demikian pula, isi kode surat tidak harus dengan
huruf, tetapi dapat pula dengan angka.
 Kata Lampiran ditulis jika ada yang dilampirkan. Jika tidak ada, kata Lampiran tidak
ditulis. Jumlah barang ditulis dengan huruf jika satu atau dua kata dan dengan angka jika
lebih dari dua kata. Awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diakhiri dengan
tanda baca lain.
 Kata Perihal diikuti tanda titik dua dan pokok surat diawali dengan huruf kapital tanpa
diakhiri tanda baca lain. Pokok surat harus menggambarkan isi surat.
4. Alamat Surat
Dalam penulisan alamat surat terdapat dua macam bentuk. Bentuk yang pertama adalah
alamat yang ditulis di sebelah kanan atas di bawah tanggal surat dan bentuk yang kedua
adalah alamat yang ditulis di sebelah kiri atas dibawah bagian Hal atau sebelum kata
pembuka. Penulisan alamat surat di sebelah kiri atas itu lebih menguntungkan daripada di
sebelah kanan atas karena kemungkinan pemenggalan tidak ada hingga alamat yang
panjang pun dapat dituliskan. Alamat dalam surat tidak menggunakan kata "Kepada".
Berikut ini contoh penulisan alamat surat.
Yth. Kolonel Sangad Mujianto
Jalan Rajawali 56
Bandungan
Semarang
5. Salam
Dalam penulisan surat terdapat dua buah salam, yaitu (1) salam pembuka dan (2) salam
penutup. Penulisan kedua bentuk salam itu merupakan awal dalam berkomunikasi antara
penulis surat dan penerima surat.
 Salam pembuka lazim ditulis di sebelah kiri di bawah alamat surat, di atas kalimat
pembuka isi surat. Salam penutup lazim ditulis di sebelah kanan bawah.
 Salam pembuka yang lazim digunakan adalah ungkapan dengan hormat
PERTEMUAN 5 = SURAT DINAS

Ungkapan lain yang digunakan sebagai salam pembuka adalah:


Dengan hormat,
Salam sejahtera,
Saudara.....,
Saudara.....yang terhormat,
Ibu ........ yang terhormat,
Bapak .....yang terhormat,

Salam Pembuka Khusus


Assalamu Alaikum wr.wb,
Salam Pramuka,
Salam perjuangan,
Merdeka,
Salam penutup yang lazim digunakan adalah ungkapan hormat kami, hormat saya, salam
takzim, dan wasalam.
6. Isi Surat
Secara garis besar isi surat terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian pertama merupakan
paragraf pembuka, bagian kedua merupakan paragraf isi, dan bagian ketiga merupakan
paragraf penutup.
 Paragraf pembuka berisi pemberitahuan, pertanyaan, atau permintaan.
 Paragraf isi berisi maksud penulisan surat.
 Paragraf penutup merupakan simpulan dan kunci isi surat. Di samping itu, paragraf
penutup dapat mengandung harapan penulis surat atau berisi ucapan terima kasih kepada
penerima surat.
7. Nama Pengirim
Nama pengirim surat ditulis di bawah salam penutup. Tanda tangan diperlukan sebagai
keabsahan surat dinas.
Contoh :
Kepala Sekolah
Drs. Doni Suwondo
NIP 197101251988041005
8. Tembusan Surat
Kata tembusan yang ditulis dengan huruf awal kapital (Tembusan) diletakkan disebelah
kiri pada bagian kaki surat, lurus dengan nomor dan hal, serta sejajar dengan nama
penanggung jawab surat. Tulisan tembusan disertai dengan titik dua (:) tanpa
digarisbawahi.
Tembusan:
1. Direktur Pemilihan Badan
2. Kepala Bagian Pengiriman
3. Drs. Sarjono

Langkah-Langkah Menulis Surat Resmi


Surat dinas atau sering pula disebut surat resmi berisi masalah kedinasan, baik yang dibuat
oleh perusahaan, organisasi pemerintah, maupun perorangan. Surat resmi adalah surat yang
dibuat oleh badan atau lembaga yang bersifat resmi. Ciri-ciri surat resmi antara lain sebagai
berikut :
1. Menggunakan kepala surat jika yang mengeluarkannya adalah lembaga atau organisasi
2. Menggunakan nomor surat, lampiran, dan perihal
3. Menggunakan salam pembuka dan penutup yang lazim atau resmi, seperti:
Assalamualikum, dengan hormat, hormat kami
4. Menggunakan bahasa dengan ragam resmi atau baku
5. Menggunakan cap/stempel jika berasal dari sebuah organisasi atau lembaga resmi
6. Penulisan surat mengikuti format surat tertentu (tidak bebas)
PERTEMUAN 5 = SURAT DINAS

Jenis-jenis surat resmi antara lain : Surat Dinas, Surat Keputusan, Surat Perintah, Surat
Tugas, Surat Pengantar, Surat Kuasa, dan Surat Pengumuman. Untuk bentuk-bentuk surat
silahkan klik di sini.
PERTEMUAN 6 = SURAT DINAS

TUJUAN PEMBELAJARAN

Melalui kegiatan pembelajara ini peserta didik dapat menemukan kesalahan


berbahasa surat dinas, menganalisis kesalahan berbahasa tersebut, menuliskan
perbaikan kesalahan berbahasa surat dinas serta menyusun satu surat dinas
dengan memperhatikan struktur tanda baca, kata baku, dan huruf capital
dengan rasa ingin tahu, responsif, dan tanggung jawab selama proses
pembelajaran serta bersikap jujur, percaya diri, dan pantang menyerah.

Cermatilah gambar berikut!


PERTEMUAN 6 = SURAT DINAS

Berdasarkan gambar tersebut, termasuk jenis apakah surat tersebut?


Pernahkahkamumembaca suratyang sejenis dengan surat tersebut?

Dalam modul ini kamu akan mempelajari tentang surat dinas yang meliputi
bagian-bagian surat dinas dan unsure kebahasaan surat dinassehingga pada
akhirnya kamu dapat menulis surat dinas dengan baik dan benar.
A. Bagian-Bagian Surat Dinas
Surat dinas ini memiliki beberapa bagian yang harus tertera secara jelas.
Bagian-bagian surat tersebut yaitu:
PERTEMUAN 6 = SURAT DINAS

Unsur Kebahasaan Surat Dinas

Bahasa surat yang baik harus memenuhi ketentuan berikut:


1. Bahasa yang digunakan benar/baku sesuai dengan kaidah, baik tentang
ejaan, pemilihan kata, bentuk kata, maupun kalimatnya.
2. Bahasa surat harus logis, wajar, hemat, cermat, sopan, dan menarik.
3. Isi surat dinyatakan secara ringkas, jelas, dan eksplisit.
4. Disusun dengan teknik penyusunan surat yang benar.
5. Bahasa baku, bahasa yang diakui benar menurut kaidah yang sudah
dilazimkan. Penggunaan bahasa baku dapat membawa wibawa seseorang
dan dipandang sebagai lambang status sosial yang tinggi.
6. Bahasa efektif, bahasa yang secara tepat dapat mencapai sasarannya.
Ciribahasa efektif adalah sederhana/wajar, ringkas, jelas, sopan, dan
menarik.

Teknik Penulisan Surat Dinas


Adapun teknik penulisan surat dinas sebagai berikut :

a. Kepala Surat

Kepala surat terdiri dari nama instansi (ditulis dengan huruf kapital),

alamat lengkap, dan logo (jika ada).

b. Tanggal Surat

Tanggal surat ditulis dengan angka. Sebelum tanggal, tidak

dicantaumkan nama kota karena nama kota itu sudah tercantum pada

kepala surat. Nama bulan ditulis dengan huruf dan tidak boleh disingkat,

misalnya November bukan Nov.

c. Nomor, Lampiran, Perihal

Huruf capital dipakai di awal penulisan nomor, lampiran, dan perihal

diikuti oleh tanda titik dua.


PERTEMUAN 6 = SURAT DINAS

Contoh:
Nomor : 10/U/SMP/2013
Lampiran : Satu berkas
Perihal : Undangan
d. Alamat Tujuan
Penulisan alamat surat dua macam yaitu ditulis sebelah kanan atas di

bawah tanggal surat dan di sebelah kiri atas di bawah perihal atau

sebelum salam pembuka.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menulis alamat surat,

hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:

 Penulisan nama dan alamat penerima surat diawali huruf kapital.

 Untuk menyatakan yang terhormat pada awal nama penerima surat

cukup ditulis Yth. Penggunaan kata “kepada” sebelum kata “Yth”.

Tidak diperlukan karena kata kepada dipakai sebagai penghubung

antar bagian kalimat yang menyatakan arah.

 Kata sapaan ibu, bapak, dan Sdr. Tidak digunakan jika nama orang

yang dituju bergelar akademik sebelum namanya, seperti Dr, dr, atau

Ir. atau memiliki pangkat, seperti mayor jenderal, atau kolonel.

 Kata jalan pada alamat surat tidak disingkat jln, tetapi ditulis penuh,

yaitu Jalan

 Nama kota atau wilayah ditulis dengan huruf awal huruf capital dan

tidak digaris bawahi serta tidak diakhiri tanda baca apapun.

Contoh:

Yth. Kepala SMA Karang Tengah 01


PERTEMUAN 6 = SURAT DINAS

Jalan Mawar, Losari Lor

Brebes

e. Salam Pembuka

Salam pembuka ditulis dengan huruf kapital di awal dan diakhiri oleh
tanda koma.
Contoh:
Dengan hormat,
Salam pramuka,

f. Isi Surat

Isi surat terbagi menjadi tiga bagian yaitu:

 Bagian Pembuka

Pembuka merupakan alenia pertama yang berfungsi sebagai

pengantar atau pendahuluan terhadap infomrasi yang disampaikan di

alenia isi.

 Bagian Isi, berisi informasi yang akan disampaikan. Pada bagian ini,

pemerian ditulis dengan huruf kecil.

Contoh:
hari :
tanggal :
tempat :
acara :
 Penutup, berisi ucapan terima kasih atau harapan dari penulis surat

kepada pembaca surat.

g. Pengirim Surat
PERTEMUAN 6 = SURAT DINAS

Nama pengirim dan tandatangan surat ditulis dibawah salam penutup.

Penulisan nama pengirim sebagai berikut :

 Penulisan nama menggunakan huruf awal huruf capital pada setiap

unsure nama.

 Nama jabatan dicantumkan di atasnama pengirim.

Contoh:
Kepala SMA Negeri 5
ttd
Hendra Wijaya, S.Pd., M.Pd

h. Tembusan

Kata tembusan ditulis dengan huruf awal huruf capital dan diletakkan di

bagian kiri bawah surat.

Contoh:
Tembusan:
1. Kepala SMA Negeri 01 Tanjung
2. Pembina OSIS SMA Negeri 01 Tanjung
PERTEMUAN 7 = BUKU PENGAYAAN

KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.50 Menganalisis nilai-nilai yang 3.50.1 Menemukan nilai-nilai kehidupan yang
terdapat dalam sebuah buku terkandung dalam buku pengayaan (nonfiksi)/satu buku
pengayaan (nonfiksi)/satu buku drama (fiksi)
drama (fiksi)
3.50.2 Menganalisis nilai-nilai kehidupan yang
terkandung dalam buku pengayaan (nonfiksi)/satu buku
drama (fiksi)

4.50 Menulis refleksi tentang nilai- 4.50.1 Menuliskan pesan-pesan moral dari Buku
nilai yang terkandung dalam sebuah pengayaan (nonfiksi)/satu buku drama (fiksi)
buku pengayaan (nonfiksi)/ satu buku
drama (fiksi) 4.50.2 Mempresentasikan hasil kerja kelompok

TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dengan model
pembelajaran discovery learning peserta didik dapat Menemukan nilai-nilai yang terkandung kehidupan
dalam buku pengayaan (nonfiksi)/satu buku drama (fiksi), Menganalisis nilai-nilai kehidupan dalam buku
pengayaan (nonfiksi)/satu buku drama (fiksi), Menuliskan pesan-pesan moral yang terkandung dalam
buku pengayaan (nonfiksi)/satu buku drama (fiksi) dan terampil mempresentasikan hasil kerja kelompok,
dengan rasa ingin tahu, kerja keras, tanggung jawab, bersikap bersahabat/ komunikatif selama proses
pembelajaran.

A. Nilai-nilai dalam buku pengayaan (non fiksi)


Nilai adalah alat yang menunjukkan alasan dasar bahwa "cara pelaksanaan atau keadaan
akhir tertentu lebih disukai secara sosial dibandingkan cara pelaksanaan atau keadaan akhir yang
berlawanan. Nilai memuat elemen pertimbangan yang membawa ide-ide seorang individu
mengenai hal-hal yang benar, baik, atau diinginkan.Penilaian yang dilakukan oleh individu yang
satu belum tentu sama dengan individu yang satu.
Nilai yang terdapat dalam buku pengayaan (non fiksi) terkait dengan hal apa yang dapat
diambil dari buku yang dibaca. Nilai yang terdapat dalam buku pengayaan, seperti nilai
pengetahuan, nilai manfaat (kemanfaatan), nilai kebersihan, nilai sosial, nilai etika, dan lain
sebaginya. Keberadaan nilai ini bergantung kepada jenis buku yang dibaca.

Buku drama (fiksi)

a. Nilai-nilai dalam buku drama (fiksi)


Dalam sebuah drama bisa saja ada satu nilai. Namun bisa juga, dalam satu drama ada banyak
nilai sekaligus, dan itu sah-sah saja. Berikut nilai-nilai yang terdapat dalam drama, seperti:

1) Nilaisosial, yaitu nilai yang berkaitan dengan masyarakat, sifat yang suka
memperhatikan kepentingan umum (menolong, menderma, dan lain-lain).
2) Nilai budaya, yaitu nilai yang berkaitan dengan pikiran, akal budi, kepercayaan,
kesenian, dan adat istiadat suatu tempat yang menjadi kebiasaan dan sulit diubah.
3) Nilai pendidikan, yaitu nilai keteladanan yang baik
4) Nilai moral, yaitu nilai yang berhubungan dengan budi pekerti baik dan buruk.
5) Nilai kepahlawanan, yaitu nilai-nilai perjuangan sebagaimana pahlawan dalam
kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai