AJAR
Hamzah, S. Pd.
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Pengertian Iklan
Menurut KBBI :
1. Berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada
barang dan jasa yang ditawarkan;
2. pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang dijual, dipasang
di dalam media massa (seperti surat kabar dan majalah) atau di tempat umum;
Secara umum pengertian dari teks iklan adalah suatu media komunikasi yang
sangat efektif untuk menyampaikan informasi kepada target audience dengan
tujuan untuk mempengaruhi, mempromosikan, mengingatkan, menginformasikan,
melarang membujuk dan merayu target audience.
Ciri-ciri iklan
Berikut ini adalah ciri-ciri iklan pada umumnya:
1. Informasi atau pesan disampaikan secara komunikatif dan informative
2. Iklan menggunakan kata-kata yang persuasif agar lebih menarik bagi orang
lain.
3. Menggunakan kata-kata (diksi) atau bahasa yang tepat, logis, sopan, dan
mudah dimengerti oleh masyarakat atau target market.
4. Menjelaskan tentang produk/jasa dan cara kerja produk/jasa tersebut.
Jenis-jenis Iklan
Jenis iklan ini bertujuan untuk menarik perhatian khalayak tertentu melalui sebuah
informasi atau pemberitahuan. Contoh iklan pemberitahuan:
Iklan jenis ini bertujuan untuk menawarkan barang atau jasa kepada khalayak ramai.
Contoh iklan penawaran:
Iklan penawaran barang/ produk, misalnya tas, sepatu, smartphone, dan lain-
lain.
Iklan penawaran jasa, misalnya jasa kurir, jasa pengobatan alternatif, dan
lain-lain.
PERTEMUAN 1 = TEKS IKLAN
Iklan jenis ini bertujuan untuk memberikan informasi dan pencerahan kepada
masyarakat tentang suatu isu atau hal tertentu. Iklan layanan masyarakat dibuat
oleh lembaga atau instansi pemerintah atau organisasi non-profit.
a. Iklan Cetak
Jenis iklan ini dipasang pada media yang memakai teknik cetak, baik itu berupa
laser, sablon, letterpress, dan lain-lain. Contoh iklan cetak sering kita lihat di surat
kabar, majalah, tabloid, poster, stiker, dan lain sebagainya.
b. Iklan Elektronik
Jenis iklan ini memanfaatkan media berbasis perangkat elektronik seperti radio,
televisi, film, dan media digital interaktif (internet). Berikut adalah beberapa iklan
elektronik tersebut:
Iklan radio: iklan radio hanya bisa didengarkan saja karena bentuknya hanya
suara (audio). Contoh iklan radio adalah Ad-lib, Spot, dan Sponsor Program.
Iklan televisi: iklan televisi terdapat unsur suara, gambar, gerak, dan teks,
sehingga lebih menarik bagi audiens. Beberapa contoh iklan televisi adalah
Live Action, Animation, Stop Action, Musik, Sponsor Program, Running Text,
Backdrop, Credit Title, Ad-lib, Promo Ad, dan Superimposed.
Iklan film: iklan film dapat dilihat ketika kita melihat sebuah film/ cinema.
Biasanya iklan tayang sebelum film dimulai dimana bentuk iklan adalah live
action.
Iklan media digital interaktif: iklan jenis ini tayang di berbagai media online
yang banyak pengunjungnya. Beberapa jenis iklan di media digital diantaranya
Banner & Button, Website, Sponsorship, Search Engine Marketing, Email
Marketing, Classified Ads, Social Media Marketing, dan lain-lain.
Iklan luar ruang: jenis iklan ini adalah iklan elektronik yang berada di luar
ruangan dan posisinya terlihat khalayak ramai. Beberapa contoh iklan luar
ruang ini adalah iklan transit, mobile billboard, outdoor standar, display, dan
lainnya.
Iklan berdasarkan tujuannya dapat dibagi menjadi dua, yaitu iklan komersial dan
iklan non-komersial.
1. Iklan Komersial
Tujuan iklan komersial adalah untuk mencari keuntungan ekonomi, atau untuk
meningkatkan penjualan. Jenis iklan komersial dapat dibagi tiga, yaitu:
PERTEMUAN 1 = TEKS IKLAN
2. Iklan Non-Komersial
Contoh:
Isi Iklan:
Analisis Isi :
Untuk merumuskan makna dan tujuan dalam teks iklan, terlebih dahulu kita harus
mengetahui isi dalam teks tersebut. Setelah kita memahami isi iklan tersebut,
barulah kita rumuskan makna dan tujuannya.
Memberikan informasi terhadap suatu produk (jasa, barang, ide dan lain-lain)
Upaya untuk menimbulkan citra yang baik atau rasa suka komunikan (penerima
pesan iklan) terhadap produk yang diiklankan.
Meyakinkan masyarakat (penerima iklan) tentang kebenaran suatu produk.
Membuat atau mempermudah konsumen mengetahui spesifikasi suatu produk,
baik itu harga, fungsi, manfaat, dan lain-lain
Pada materi sebelumnya kita telah menganalis isi dalam teks iklan ini. Namun
selanjutnya kita akan merumuskan makna dan tujuan yang terdapat di dalam teks
iklan. Berikut analisis isi teks dalam iklan layanan masyarakat berjudul “kau buang
kemana sampahmu” :
Berdasarkan analisis isi dalam teks iklan tersebut, maka rumusan makna dan
tujuan dalam teks iklan berjudul “Kau buang kemana sampahmu ” adalah:
Kompetensi Dasar
3.45. Menganalisis struktur dan ciri kebahasaan teks iklan sesuai bidang pekerjaan
4.45.Menyusun teks iklan sesuai bidang pekerjaan dengan memerhatikan struktur
dan kebahasaan baik secara lisan maupun tulis
Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan pedagogik genre, saintifik,
dan CLIL dengan model pembelajaran discovery learning peserta didik dapat
mengidentifikasi struktur dan ciri kebahasaan teks iklan sesuai bidang pekerjaan,
menganalisis struktur dan ciri kebahasaan serta menyusun teks iklan sesuai bidang
pekerjaan.
1. Menggunakan Slogan
Slogan adalah perkataan atau kalimat yang menarik, mencolok, dan mudah
diingat untuk menyampaikan sesuatu, slogan adalah pernyataan atau susunan kata
tertentu yang menjelaskan singkat suatu produk atau jasa layanan sehingga mudah
diingat publik.Slogan sangat penting untuk dunia periklanan. Dengan slogan, iklan
tersebut akan mudah diingat publik dan akan lebih terkenal.
contoh:Say no to drugs.
2. Kalimat Persuasif
Pertemuan 2 = Teks Iklan
KOMPETENSI DASAR
3.46. Mengevaluasi informasi, baik fakta maupun opini, dalam sebuah artikel
berkaitan dengan
bidang pekerjaan yang dibaca.
4.46. Menyusun opini dalam bentuk artikel berkaitan dengan bidang pekerjaan.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dengan model discovery
learning peserta didik dapat mengidentifikasi informasi, baik fakta maupun opini
dalam sebuah artikel berkaitan dengan bidang pekerjaan, menyusun artikel, dan
mempresentasikannya.
Peta Konsep:
Struktur Teks Berita
Isi berita secara umum terdiri dari kejadian inti/penting,
latar belakang kejadian, dan sumber informasi. Sedangkan
struktur dari teks berita adalah:
1. Judul berita/kepala berita, 2. Waktu/tanggal, 3. Teras
berita, 4. Perangkai,5. Tubuh berita, dan 6. Kaki berita.
Artikel adalah karangan faktual secara lengkap dengan panjang tertentu yang
dibuat untuk dipublikasikan (melalui koran, majalah, buletin, dsb) dan bertujuan
menyampaikan gagasan dan fakta yang dapat meyakinkan, mendidik, dan menghibur.
Isi artikel dapat bermacam - macam, beberapa contoh yang sering kita baca :
1. Sejarah
2. Petualangan
3. Argumentasi
4. Hasil penelitian
5. Bimbingan untuk melakukan/ mengajarkan sesuatu
Penulis Artikel adalah orang atau individu yang bertindak dalam pengarangan sebuah
tulisan, penggabungan beberapa kata menjadi kalimat yang menarik dan enak dibaca
sehingga membuat pembaca merasakan dapat mengetahui apa yang sebelumnya tidak
mereka ketahui sebelumnya. Sebuah artikel berasal dari pengalaman seseorang,
imajinasi, pengetahuan umum atau penelitian ilmiah.
1. Fakta adalah hal, kenyataan, atau peristiwa yang benar-benar ada atau terjadi.
Fakta biasanya dapat menjawab pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana, atau
berapa.
2. Opini adalah pendapat, pikiran atau pendirian seseorang terhadap sesuatu. Opini
biasanya dapat menjawab pertanyaan bagaimana.
Di dalam artikel majalah atau surat kabar, kamu akan menemukan fakta dan
opini yang disajikan secara beriringan. Oleh karena itu, kamu harus cermat agar
dapat membedakannya. Ada banyak sumber yang dapat kamu peroleh untuk
mendapatkan artikel opini. Namun, pada pembahasan ini adalah artikel dalam
surat kabar.
Pertemuan 3 = Artikel (Materi dan LKPD)
Berkaitan dengan pemaparan yang telah dijelaskan sebelumnya, struktur dari teks
berita adalah sebagai berikut.
2. waktu/tanggal
Waktu terjadinya suatu peristiwa menandakan bahwa berita itu adalah fakta.
3. Teras berita
4. Perangkai
5. Tubuh berita
Pertemuan 3 = Artikel (Materi dan LKPD)
Tubuh berita merupakan isi berita dalam tahap-tahap informasi. Tubuh berita
menguraikan secara detail isi berita.
6. Kaki berita
Analisis berdasarkan struktur dan kaidah dapat diterapkan ke dalam analisis teks
berita yang lain, baik berupa teks lisan maupun tulis. Kaitannya dengan analisis
berita, yaitu setiap peristiwa atau kejadian yang ditulis harus memenuhi standar
kelayakan.
Hal ini karena berita menjadi konsumsi masyarakat secara umum. Berita dapat
diidentifikasi menjadi beberapa tingkatan berdasarkan kriteria yang dapat
dipertanggungjawabkan. Beberapa kriteria yang dapat dijadian patokan untuk
mengidentifikasi berita yang berkualitas antara lain sebagai berikut.
1. aktual
2. penting
3. menarik, jika bermanfaat, bersifat konflik, berkaitan dengan tokoh-tokoh
terkenal, memiliki pengaruh yang kuat; serta berupa berita bencana, humor,
kemajuan suatu hal, dan peristiwa unik.
Pertemuan 3 = Artikel (Materi dan LKPD)
New York, Kompas Otomotif – Peneliti pasar global, Millward Brown, menobatkan Toyota
sebagai merek mobil dengan nilai tertinggi pada BrandZ Top 100 Most Valuable Global Brands 2014. Ini
adalah ketujuh kalinya Toyota meraih posisi teratas dalam kurun sembilan tahun penelitian ini dilakukan.
Toyota hanya kehilangan posisi pertama pada tahun 2010 dan 2012.
BMW menjadi pemenang posisi kedua yang mendapatkan peningkatan nilai 7 persen sebesar
USD 25,7 miliar. Tempat ketiga masih milik produsen asal Jerman, Mercedes Benz, yang memiliki nilai
USD 21,5 Miliar. Angka ini tumbuh 20 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Keempat ada Honda yang mendapat peningkatan 14 persen, yang mencapai nilai USD 14,1
miliar. Ford berada di posisi kelima dengan pertumbuhan sebesar yang mencapai 56 persen, dengan nilai
USD 11,8 miliar.
“Toyota terus menjadi merek yang pintar dan ini membuatnya terdepan secara kualitas dan nilai.
Reputasi Toyota pernah melorot pada 2009 dan 2010, tapi mereka telah pulih dengan cepat,” kata Peter
Walshe, Direktur GlobalZ di Milward Brown, seperti dilansir Inautonews, Rabu (21/5/2014).
(Sumber: http://otomotif.kompas.com/read/2014/05/21/2010003 Nilai.Toyota.Paling.Tinggi.di.dunia)
Kaki berita “Toyota terus menjadi merek yang pintar dan ini membuatnya terdepan
secara kualitas dan nilai. Reputasi Toyota pernah melorot pada 2009 dan
2010, tapi mereka telah pulih dengan cepat,” kata Peter Walshe, Direktur
GlobalZ di Milward Brown, seperti dilansir Inautonews, Rabu (21/5/2014).
Nah itu tadi analisis struktur berita, sekarang perhatikan analisis kaidah
teks berita berikut!
Kaidah Penjelasan
Pokok/kepala berita NILAI TOYOTA PALING TINGGI DI DUNIA
3. Analisis pada nomor 1 dan 2 merupakan evaluasi terhadap informasi-informasi yang terdapat dalam
artikel. Informasi-informasi tersebut dapat termasuk ke dalam fakta dan opini. Berikut analisis fakta dan
opini dalam artikel tersebut.
FAKTA OPINI
New York, Kompas Otomotif – Peneliti pasar “Toyota terus menjadi merek yang pintar dan ini
global, Millward Brown, menobatkan Toyota membuatnya terdepan secara kualitas dan nilai.
sebagai merek mobil dengan nilai tertinggi pada Reputasi Toyota pernah melorot pada 2009 dan
BrandZ Top 100 Most Valuable Global Brands 2010, tapi mereka telah pulih dengan cepat,” kata
2014. Peter Walshe, Direktur GlobalZ di Milward Brown,
seperti dilansir Inautonews
Ini adalah ketujuh kalinya Toyota meraih posisi
teratas dalam kurun sembilan tahun penelitian ini
Pertemuan 3 = Artikel (Materi dan LKPD)
CONTOH ARTIKEL
A. Pengantar
Mengapa kemampuan literasi baca-tulis perlu ditumbuhkan terutama di kalangan peserta didik?
Seberapa pentingkah kemampun literasi baca-tulis bagi peserta didik? Pertanyaan lebih jauh,
seberapa berpengaruhkah kemampuan literasi baca-tulis terhadap masa depan suatu bangsa?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saling terkait terebut, mari kita simak uraian
berikut ini. Baca-tulis merupakan keterampilan berbahasa yang perlu dikuasai peserta didik
dalam kehidupan sehari-hari. Menyusun laporan, merangkum bacaan, menyusun hasil
praktikum, menjawab soal, hingga menyusun karya tulis adalah sebagian kegiatan peserta didik
yang melibatkan kemampuan literasi baca-tulis.
Kemampuan literasi baca-tulis peserta didik akan mencerminkan wawasan pengetahuan yang
dimilikinya. Peserta didik yang literat berpotensi memiliki wawasan pengetahuan yang luas
untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik tersebut relatif lebih
mudah menjalani kehidupan, khususnya dalam bidang akademik. Sebaliknya, siswa yang aliterat
akan kesulitan dalam menjalani kehidupan terutama dalam bidang akademik. Dengan demikian,
kemampuan literasi baca-tulis perlu ditumbuhkan di kalangan peserta didik.
Lantas bagaimana pengaruh kemampuan literasi baca-tulis terhadap masa depan bengsa? Pada
abad ke-21 ini, kemampuan berliterasi peserta didik berkaitan erat dengan tuntutan keterampilan
baca-tulis yang berujung pada kemampuan memahami dan menuangkan informasi secara
analitis, kritis, dan reflektif. Tak dapat dipungkiri, kemampuan literasi baca-tulis berperanan
penting dalam memenangkan persaingan di dunia internasional.
skor 428 dari skor rata-rata 500. Sementara itu, uji literasi membaca dalam PISA (Programme for
International Student Assessment) tahun 2009 menunjukkan peserta didik Indonesia berada pada
peringkat ke-57 dengan skor 396 dari skor rata-rata 493. Pada PISA 2012 menunjukkan peserta
didik Indonesia berada pada peringkat ke - 64 dengan skor 396 dari skor rata-rata 496. Sebanyak
65 negara berpartisipasi dalam PISA 2009 dan 2012. (Dirjen Dikdasmen, 2016 : i)
Data di atas cukup mencemaskan kita semua. Bagaimana tidak? Alih-alih bangsa Indonesia
sedang giat mempersiapkan generasi emas 2045, dihadapkan pada kenyataan bahwa peserta
didik yang digadang-gadangkan sebagai bonus demografi kemampuan literasinya rendah. Bonus
demografi yang dimaksud adalah jumlah penduduk usia muda (usia rata-rata sekolah) lebih
bayak dibandingkan dengan penduduk usia tua. Kondisi ini akan berlangsung antara tahun 2012
hingga 2035. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011 diketahui bahwa jumlah
anak usia 0 - 9 tahun mencapai 45,93 juta, dan anak usia 10 - 19 tahun berjumlah 43,55 juta jiwa.
Mereka inilah kader generasi emas 2045. Pada tahun 2045 mereka yang berusia 0 - 9 tahun akan
berusia 35 - 45 tahun dan yang berusia 10 - 19 tahun akan berusia 45 - 54 tahun. Apabila potensi
tersebut tidak dikelola dengan benar, tidak menutup kemungkinan genersi emas akan menjadi
generasi lemas.
Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan literasi baca-tulis di kalangan peserta
didik. Hal ini berkaitan dengan kultur lisan lebih dominan daripada baca-tulis dalam lingkungan
peserta didik. Peserta didik lebih tertarik mencari informasi dari menyimak tontonan daripada
membaca tulisan. Di lingkungan sekolah, rendahnya kemampuan literasi baca-tulis peserta didik
karena ketidaktahuan akan manfaat yang diperoleh dari kegiatan baca-tulis. Efektifitas praktik
pelajaran baca-tulis di kelas yang masih kurang dan terbatasnya kuantitas dan kualitas buku
rujukan menyebabkan pempelajaran tersebut kurang berhasil. Selain itu, apresiasi sekolah
terhadap sarana penyaluran bakat baca-tulis semisal majalah dinding, buletin, majalah sekolah,
koran, buku sastra, dan blog atau situs sekolah masih tersendat.
1. Tahap pembiasaan
Kegiatan pertama yang dilakukan di SMAN 2 Sumedang adalah pembiasaan membaca selama
15 menit setiap hari. Kegiatan yang dilakukan para guru adalah membacakan kutipan buku
dengan nyaring dan mendiskusikannya. Ada pula guru yang menyuruh peserta didik membaca
mandiri. Tujuan kegiatan ini adalah memotivasi peserta didik untuk mau dan terbiasa serta
menunjukan bahwa membaca sesuatu kegiatan yang menyenangkan. Disamping itu, tujuan
kegiatan tersebut adalah untuk memperkaya kosakata, menjadi sarana berkomunikasi antara
peserta didik dan guru, dan mengajarkan strategi membaca.
Pertemuan 4 = Artikel
Kegiatan tahap pembiasaan selanjutnya adalah membaca buku dengan memanfaatkan peran
perpustakaan. Dalam praktiknya, perpustakaan sekolah menyelenggarakan kegiatan penunjang
keterampilan literasi informasi bagi para peserta didik. Keterampilan ini kemudian diterapkan
peserta didik saat mereka mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru bidang mata
pelajaran yang diajarkan melalui tugas meringkas atau membuat sinopsis buku. Tujuan kegiatan
ini adalah memperkenalkan proses membaca, mengembangkan kemampuan membaca secara
efektif dan meningkatkan kemampuan pemahaman bahan bacaan yang efektif.
Membaca terpandu dan membaca mandiri adalah kegiatan berikutnya. Guru memandu peserta
didik membaca dalam kelompok yang lebih kecil. Tujuan kegiatan ini adalah untuk aktif
meningkatkan pemahaman, menganalisis bacaan, membuat tanggapan terhadap bacaan dan
membuat peserta didik mampu membaca mandiri.
2. Tahap Pengembangan
Tahap pengembangan adalah berbagai kegiatan tindak lanjut yang dilakukan guru setelah
kegiatan 15 menit membaca. Dalam tahap pengembangan ini, kegiatan tindak lanjut dilakukan
secara berkala (misalnya 1 - 2 minggu). Adapun kegiatan tindak lanjut seperti berikut: menulis
komentar singkat terhadap buku, bedah buku, reading award, dan mengembangkan iklim literasi
sekolah.
3. Tahap Pembelajaran
Dalam tahap pembelajaran ini berbagai jenis kegiatan pernah dilakukan di SMAN 2 Sumedang
termasuk lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran. Kegiatan literasi lain
dalam pembelajaran adalah dengan sistem pemberian tagihan akademik kepada peserta didik.
Dalam hal ini, guru pun dituntut melaksanakan berbagai strategi untuk memahami teks dalam
semua mata pelajaran. Menggunakan lingkungan fisik, sosial, afektif, dan akademik disertai
beragam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi di luar buku teks pelajaran
sangat dtekankan kepada guru-guru untuk memperkaya pengetahuan dalam mata pelajaran. Di
samping itu, peserta didik dituntut menulis biografinya dalam satu kelas sebagai proyek kelas.
pengarang.
Bedah buku secara sederhana dapat diartikan sebuah kegiatan mengungkapkan kembali isi suatu
buku secara ringkas dengan memberikan saran terkait dengan kekurangan dan kelebihan buku
tersebut. Tantangan yang dihadapi dalam kegiatan tahap ini adalah terbatasnya buku-buku baru
yang berkualitas sebagai bahan resensi. Di samping itu, faktor kejenuhan selalu menghantui
peserta didik.
Reading award dan mengembangkan iklim literasi sekolah juga merupakan tindak lanjut
kegiatan 15 menit membaca. Apabila dalam tahap pembiasaan sekolah mengutamakan
pembenahan lingkungan fisik, dalam tahap pengembangan ini sekolah dapat mengembangkan
lingkungan sosial dan afektif. Tantangan terberat dari kegiatan-kegiatan ini adalah belum
populernya penghargaan prestasi literasi di kalangan warga sekolah. Prosedur penentuan
penerima reading award belum sepenuhnya dipahami oleh pihak-pihak yang terkait.
Bagaimana dengan tantangan membangun iklim literasi sekolah? Ini merupakan tantangan yang
tersulit. Menyadarkan seluruh warga untuk melek litersi bukan perkara mudah. Perlu kerja sama
yang serius antara kepala sekolah, guru, tata usaha, siswa, orang tua, dan masyarakat untuk
mewujudkan gerakan mulia ini.
Terakhir, yang harus dihadapi dalam menumbuhkan kemampuan litarasi baca-tulis di kalangan
peserta didik adalah tantangan dalam tahap pembelajaran. Tagihan akademik dan non akademik
dari kegiatan “lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran” memerlukan
kesiapan dan ketelatenan semua warga sekolah. Selanjutnya, tantangan pada kegiatan tahap
pembelajaran dalam melaksanakan berbagai strategi untuk memahami teks dalam semua mata
pelajaran selalu dikesampingkan. Akibatnya, kegiatan ini membosankan peserta didik. Belum
lagi penggunakan lingkungan fisik, sosial, afektif, dan akademik yang disertai beragam bacaan
(cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi di luar buku teks pelajaran belum maksimal.
E. Solusi
Kemampuan baca-tulis sebagai kemampuan literasi perlu ditekankan pada peseta didik mulai
sejak dini. Lebih lanjut tingkatan minat baca-tulis peserta didik sangat menentukan kualitas
dalam berwawasannya. Dalam proses pendidikan, keberhasilan mereka sangat ditentukan oleh
kemampuan membaca dan menulis.
Keberhasilan dari program literasi baca-tulis yang dilaksanakan di sekolah bergantung kepada
berbagai pihak, seperti kepala sekolah, guru, siswa, tata usaha, komite, dan orang tua. Sinergitas
semua warga sekolah sangat diperlukan dalam hal ini. ”Membaca lima belas menit sebelum
pelajaran di mulai setiap hari”, perlu difahami oleh semua warga sekolah bahwa kegiatan ini
adalah pondasi bagi kegiatan literasi yang lainnya. Bagi guru yang merasa jam pelajarannya
terpotong, dengan kesepakatan bersama, solusinya dengan mengeser lebih awal jam masuk
sekolah. Biasanya jam 07.00 WIB bel berbunyi tanda masuk, digeser lebih awal menjadi jam
06.45 WIB. Jika kegiatan lima belas menit ini berjalan dengan lancar, tertib, dan
berkesinambungan makan tahapan lain dari kegiatan literasi akan lancar pula.
tahap pengembangan dan pembelajaran adalah tindak lanjut dari kegiatan ini.
Tampaknya kegiatan membaca 15 menit ini banyak yang menganggap sepele. Padahal tidak
demikian. Kegiatan membaca 15 menit ini dapat menentukan masa depan bangsa. Mudah-
mudahan program ini dapat dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan berkesimambungan.
Pada akhirnya, harapan hasil uji internasional PISA dan PIRLS peserta didik kita bisa sejajar
dengan negara maju. Rasa pesimistis dalam menyongsong era genersi emas 2045 dengan
berbekal bonus demografi yang literat akan berubah menjadi optimistis. Bonus demografi tidak
akan menjadi beban pembangunan melainkan menjadi modal pembangunan di masa depan.
Marilah kita berupaya meningkatkan kemampuan literasi baca-tulis peserta didik. Meskipun di
sana-sini tantangan selalu menghadang. Luangkanlah minimal 15 menit untuk memberi
kesempatan kita dan peserta didik untuk membaca. Jadikanlah kegiatan ini menjadi ladang
ibadah bagi kita dalam menuntut ilmu. Filsuf Muslim, Imam Ghozali, pernah berkata, “menuntut
ilmu adalah taqwa.” Menyampaikan ilmu adalah ibadah. Mengulang-ulang ilmu adalah zikir.
Mencari ilmu adalah jihad. Semoga dan semoga!
KAIDAH KEBAHASAAN
Kaidah-kaidah Kebahasaan
Perhatikan kembali teks artikel yang telah dibaca tadi. Dapat dilihat bahwa teks tersebut
tersusun dari beberapa paragraph. Paragraf-paragraf tersebut tersusun dari beberapa kalimat,
selanjutnya kalimat-kalimat tersusun dari beberap kata. Dilihat dari susunan kalimat, ternyata
kaidah kebahasaan kalimat teks artikel didominasi kalimat fakta dan opini. Berikut ini contoh
kalimat fakta dan opini dalam teks artikel:
2. Adverbia
Adverbia adalah bahasa yang dapat mengekspresikan sikap eksposisi. Agar dapat
meyakinkan pembaca, diperlukan ekspresi kepastian, yang bisa dipertegas dengan kata
keterangan atau adverbia frekuentatif, seperti selalu, biasanya, sebagian besar, sering,
kadang-kadang, dan jarang.
4. Kosakata
Kosakata adalah perbendaharaan kata-kata. Supaya teks tersebut mampu meyakinkan
pembaca, diperlukan kosakata yang luas dan menarik. Biasanya konten teks yang menarik
tersebut mencakup hal-hal berikut.
Pertemuan 4 = Artikel
a. Aktual, sedang menjadi pembicaraan orang banyak atau baru saja terjadi.
b. Fenomenal, yakni luar biasa, hebat, dan dapat dirasakan pancaindra.
c. Imajinasi, daya pikir untuk membayangkan (dalam angan-angan).
d. Modalitas, cara pembicara menyatakan sikap terhadap suatu imajinasi dalam komunikasi
antarpribadi (barangkali, harus, dan sebagainya).
e. Teks opini, teks yang merupakan wadah untuk mengemukakan pendapat atau pikiran.
f. Keterangan aposisi, keterangan yang memberi penjelasan kata benda. Jika ditulis,
keterangan ini diapit tanda koma atau tanda pisah atau tanda kurung.
6. Konjungsi yang merujuk pada waktu, tempat, peristiwa, atau hal lainnya yang menjadi
fokus ulasan.
a. Setelah tantangan pada tahap pembiasaan, muncul pula tantangan pada kegiatan tahap
pengembangan.
7. Penggunaan konjungsi kausalitas, seperti sebab, karena, sebab, oleh sebab itu.
a. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan literasi baca-tulis di kalangan
peserta didik.
b. Hal ini karena berkaitan dengan kultur lisan lebih dominan daripada baca-tulis dalam
lingkungan peserta didik.
PERTEMUAN 5 = SURAT DINAS
Kompetensi Dasar
3.48 Mendeskripsikan isi dan sistematika surat dinas berkaitan dengan bidang pekerjaan
4.48 Menyajikan simpulan sistematika dan unsur-unsur isi surat dinas berkaitan dengan
bidang pekerjaan baik secara lisan maupun tulis
Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatann pedagogik genre, saintifik, dan CLIL dengan model
pembelajaran discovery learning peserta didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian dan ciri-ciri surat dinas berkaitan dengan bidang pekerjaan.
2. Mengidentifikasi ciri kebahasaan surat dinas berkaitan dengan bidang pekerjaan
3. Mengidentifikasi sistematika surat dinas berkaitan dengan bidang pekerjaan
4. Merumuskan simpulan sistematika dan unsur-unsur isi surat dinas
5. Membuat satu surat dinas dengan memperhatikan sistematika dan isi surat sesuai dengan standar
kompetensi kerja
6. Mempresentasikan simpulan sistematika dan unsur-unsur isi surat yang telah di buat sesuai
dengan standar kompetensi pekerjaan
PERTEMUAN 5 = SURAT DINAS
Materi pembelajaran
Untuk mengingat pentingnya acara tersebut, dimohon kehadirannya tepat waktu, demikian undangan
surat ini, atas kehadiran dan partisipasinya kami mengucapkan banyak terimakasih.
Mengetahui,
Kepala Sekolah Ketua OSIS
1. Kepala Surat
Kepala surat yang lengkap terdiri atas (1) nama instansi, (2) alamat lengkap, (3) nomor
telepon, (4) nomor kontak pos, (5) alamat kawat, dan (6) lambang dan logo. Nama
PERTEMUAN 5 = SURAT DINAS
instansi ditulis dengan huruf kapital. Alamat instansi, termaksud di dalamnya telepon,
kontak pos, dan alamat kawat (jika ada) ditulis dengan huruf awal kata kapital.
Contoh:
2. Tanggal Surat
Tanggal surat ditulis lengkap, yaitu nama kota, tanggal ditulis dengan angka, bulan ditulis
dengan huruf, dan tahun ditulis dengan angka. Setelah angka tahun tidak diikuti tanda
baca apapun, seperti tanda titik, tanda koma, titik dan garis hubung.
Contoh : Semarang, 5 Januari 2012
3. Penulisan Nomor Surat, Lampiran Surat, dan Perihal
Kata Nomor, Lampiran, dan Perihal diawali huruf kapital dan diikuti tanda titik dua.
Penulisan kata Nomor, Lampiran, dan Perihal dapat disingkat menjadi No., Lamp., dan
Hal.,
Nomor surat dan kode dibatasi garis miring, tanpa spasi, dan tidak diakhiri tanda baca apa
pun.
Penulisan nomor dan kode surat tidak harus dibatasi garis miring, tetapi dapat pula
dibatasi tanda titik atau tanda hubung. Demikian pula, isi kode surat tidak harus dengan
huruf, tetapi dapat pula dengan angka.
Kata Lampiran ditulis jika ada yang dilampirkan. Jika tidak ada, kata Lampiran tidak
ditulis. Jumlah barang ditulis dengan huruf jika satu atau dua kata dan dengan angka jika
lebih dari dua kata. Awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diakhiri dengan
tanda baca lain.
Kata Perihal diikuti tanda titik dua dan pokok surat diawali dengan huruf kapital tanpa
diakhiri tanda baca lain. Pokok surat harus menggambarkan isi surat.
4. Alamat Surat
Dalam penulisan alamat surat terdapat dua macam bentuk. Bentuk yang pertama adalah
alamat yang ditulis di sebelah kanan atas di bawah tanggal surat dan bentuk yang kedua
adalah alamat yang ditulis di sebelah kiri atas dibawah bagian Hal atau sebelum kata
pembuka. Penulisan alamat surat di sebelah kiri atas itu lebih menguntungkan daripada di
sebelah kanan atas karena kemungkinan pemenggalan tidak ada hingga alamat yang
panjang pun dapat dituliskan. Alamat dalam surat tidak menggunakan kata "Kepada".
Berikut ini contoh penulisan alamat surat.
Yth. Kolonel Sangad Mujianto
Jalan Rajawali 56
Bandungan
Semarang
5. Salam
Dalam penulisan surat terdapat dua buah salam, yaitu (1) salam pembuka dan (2) salam
penutup. Penulisan kedua bentuk salam itu merupakan awal dalam berkomunikasi antara
penulis surat dan penerima surat.
Salam pembuka lazim ditulis di sebelah kiri di bawah alamat surat, di atas kalimat
pembuka isi surat. Salam penutup lazim ditulis di sebelah kanan bawah.
Salam pembuka yang lazim digunakan adalah ungkapan dengan hormat
PERTEMUAN 5 = SURAT DINAS
Jenis-jenis surat resmi antara lain : Surat Dinas, Surat Keputusan, Surat Perintah, Surat
Tugas, Surat Pengantar, Surat Kuasa, dan Surat Pengumuman. Untuk bentuk-bentuk surat
silahkan klik di sini.
PERTEMUAN 6 = SURAT DINAS
TUJUAN PEMBELAJARAN
Dalam modul ini kamu akan mempelajari tentang surat dinas yang meliputi
bagian-bagian surat dinas dan unsure kebahasaan surat dinassehingga pada
akhirnya kamu dapat menulis surat dinas dengan baik dan benar.
A. Bagian-Bagian Surat Dinas
Surat dinas ini memiliki beberapa bagian yang harus tertera secara jelas.
Bagian-bagian surat tersebut yaitu:
PERTEMUAN 6 = SURAT DINAS
a. Kepala Surat
Kepala surat terdiri dari nama instansi (ditulis dengan huruf kapital),
b. Tanggal Surat
dicantaumkan nama kota karena nama kota itu sudah tercantum pada
kepala surat. Nama bulan ditulis dengan huruf dan tidak boleh disingkat,
Contoh:
Nomor : 10/U/SMP/2013
Lampiran : Satu berkas
Perihal : Undangan
d. Alamat Tujuan
Penulisan alamat surat dua macam yaitu ditulis sebelah kanan atas di
bawah tanggal surat dan di sebelah kiri atas di bawah perihal atau
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menulis alamat surat,
Kata sapaan ibu, bapak, dan Sdr. Tidak digunakan jika nama orang
yang dituju bergelar akademik sebelum namanya, seperti Dr, dr, atau
Kata jalan pada alamat surat tidak disingkat jln, tetapi ditulis penuh,
yaitu Jalan
Nama kota atau wilayah ditulis dengan huruf awal huruf capital dan
Contoh:
Brebes
e. Salam Pembuka
Salam pembuka ditulis dengan huruf kapital di awal dan diakhiri oleh
tanda koma.
Contoh:
Dengan hormat,
Salam pramuka,
f. Isi Surat
Bagian Pembuka
alenia isi.
Bagian Isi, berisi informasi yang akan disampaikan. Pada bagian ini,
Contoh:
hari :
tanggal :
tempat :
acara :
Penutup, berisi ucapan terima kasih atau harapan dari penulis surat
g. Pengirim Surat
PERTEMUAN 6 = SURAT DINAS
unsure nama.
Contoh:
Kepala SMA Negeri 5
ttd
Hendra Wijaya, S.Pd., M.Pd
h. Tembusan
Kata tembusan ditulis dengan huruf awal huruf capital dan diletakkan di
Contoh:
Tembusan:
1. Kepala SMA Negeri 01 Tanjung
2. Pembina OSIS SMA Negeri 01 Tanjung
PERTEMUAN 7 = BUKU PENGAYAAN
4.50 Menulis refleksi tentang nilai- 4.50.1 Menuliskan pesan-pesan moral dari Buku
nilai yang terkandung dalam sebuah pengayaan (nonfiksi)/satu buku drama (fiksi)
buku pengayaan (nonfiksi)/ satu buku
drama (fiksi) 4.50.2 Mempresentasikan hasil kerja kelompok
TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dengan model
pembelajaran discovery learning peserta didik dapat Menemukan nilai-nilai yang terkandung kehidupan
dalam buku pengayaan (nonfiksi)/satu buku drama (fiksi), Menganalisis nilai-nilai kehidupan dalam buku
pengayaan (nonfiksi)/satu buku drama (fiksi), Menuliskan pesan-pesan moral yang terkandung dalam
buku pengayaan (nonfiksi)/satu buku drama (fiksi) dan terampil mempresentasikan hasil kerja kelompok,
dengan rasa ingin tahu, kerja keras, tanggung jawab, bersikap bersahabat/ komunikatif selama proses
pembelajaran.
1) Nilaisosial, yaitu nilai yang berkaitan dengan masyarakat, sifat yang suka
memperhatikan kepentingan umum (menolong, menderma, dan lain-lain).
2) Nilai budaya, yaitu nilai yang berkaitan dengan pikiran, akal budi, kepercayaan,
kesenian, dan adat istiadat suatu tempat yang menjadi kebiasaan dan sulit diubah.
3) Nilai pendidikan, yaitu nilai keteladanan yang baik
4) Nilai moral, yaitu nilai yang berhubungan dengan budi pekerti baik dan buruk.
5) Nilai kepahlawanan, yaitu nilai-nilai perjuangan sebagaimana pahlawan dalam
kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.