Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi
rahmat dan karunia-NYA, tidak lupa shalawat dan salam penulis sampaikan kepada junjungan
kita Nabi besar Muhammad SAW, sehingga penulisan referat yang berjudul “Tumor Intra
Abdomen Pada Anak” ini dapat terselesaikan. Referat ini disusun dalam rangka memenuhi
tugas kepaniteraan klinik ilmu penyakit anak di RS dr. Slamet Garut. Pada kesempatan ini
penyusun ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. H. Manan Affandi, Sp.A selaku Ketua SMF Ilmu Penyakit Anak, yang telah
banyak memberikan bimbingan dalam penyusunan refrat dan melaksanakan
kepaniteraan ini.
2. Dr. Rachmat Gumelar, Sp.A yang telah banyak memberikan bimbingan dalam
melaksanakan kepaniteraan ini.
3. Para perawat dan rekan-rekan coass yang telah banyak membantu selama
kepaniteraan ini.
4. Orang tua yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan.

Semoga dengan adanya refrat ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan
berguna bagi semua pihak yang terkait. Penyusun menyadari bahwa refrat ini jauh dari
kesempurnaan, karenanya penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
semua pihak.

Wassalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Garut, September 2010

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................... 1


Daftar Isi ................................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 4
BAB II DEFINISI, INSIDENSI, ETIOLOGI
2.1 Definisi ............................................................................................. 7
2.2 Insidensi............................................................................................. 7
2.3 Etiologi............................................................................................... 7
BAB III JENIS, PATOLOGI, MANIFESTASI KLINIK, DIAGNOSIS,
TERAPI DAN PROGNOSIS
3.1 Tumor Wilm………………............................................................. 8
3.1.1 Patologi................................................................................ 9
3.1.2 Manifestasi klinik ................................................................ 10
3.1.3 Diagnosis............................................................................. 11
3.1.4 Terapi…………………………........................................... 11
3.1.5 Prognosis………………………………………………….. 12
3.2 Hepatoblastoma………………....................................................... 12
3.2.1 Patologi………………………............................................ 13
3.2.2 Manifestasi klinik…………………..................................... 13
3.2.3 Diagnosis………………………………………………….. 14
3.2.4 Terapi……………………………………………………… 14
3.2.5 Prognosis………………………………………………….. 15
3.3 Neuroblastoma………………………………………………….... 15
3.3.1 Patologi…………………………………………………… 16
3.3.2 Manifestasi klinik…………………………………………. 17
3.3.3 Diagnosis………………………………………………….. 18
3.3.4 Terapi……………………………………………………… 18
3.3.5 Prognosis………………………………………………….. 18
BAB IV KESIMPULAN.................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 22

3
BAB I

PENDAHULUAN

Onkologi ialah ilmu yang mempelajari penyakit yang disebabkan oleh tumor dalam
artian umum tumor adalah benjolan atau pembekakan abnormal dalam tubuh. Dalam artian
khusus tumor adalah benjolan yang disebabkan oleh neoplasma. Secara umum tumor dapat
disebabkan oleh neoplasma dan nonneoplasma.1

Neoplasma dapat dibedakan ganas dan jinak. Neoplasma ganas atau kanker terjadi
karena timbul dan berkembang biaknya sel secara tidak terkendali sehingga sel-sel ini tumbuh
terus merusak bentuk dan fungsi organ tempat tumbuhnya. Kanker, karsinoma dan sarkoma
tumbuh menyusup ( infultratif ) ke jaringan sekitarnya sambil merusaknya ( destruktif ), dapat
menyebar ke bagian lain tubuh dan umumnya fatal bila dibiarkan. Neoplasma jinak tumbuh
dengan batas tegas dan tidak menyusup, tapi membesar dan menekan jaringan sekitarnya (
ekspansif ) dan umumnya tidak bermetastasis. Klasifikasi patologik tumor dibuat berdasarkan
hasil pemeriksaan mikroskopis pada jaringan dan sel tumor.1

Sel tumor ialah sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara autonom
lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda dari sel normal dalam
bentuk dan strukturnya. Perbedaan sifat sel tumor bergantung pada besarnya penyimpangan
dalam bentuk dan fungsi, autonominya dalam pertumbuhan, dan kemampuannya mengadakan
infiltrasi dan menyebabkan metastasis.1,2

Sel tumor bentuknya bermacam-macam ( polimorfi ) dengan warna yang beraneka


( polikromasi ) karena tingginya kadar asam nukleat dalam inti tidak meratanya distribusi
kromatin inti. Inti sel relatif besar dengan rasio inti atau sitoplasma yang lebih rendah. Insidens
mitosis lebih tinggi dan terdapat mitosis abnormal. Susunan sel tidak teratur ( anaplastik ). Sel
tumor bersifat tumbuh terus tanpa batas sehingga tumor makin lama semakin besar dan
mendesak jaringan sekitarnya.Pada neoplasma ganas, selnya tumbuh sambil menyusup dan
merembes ke jaringan sekitar.1

4
Dalam banyak hal, kanker anak berbeda dengan kanker orang dewasa. Kanker anak
hanya sekitar 2 persen dari seluruh penyakit kanker pada manusia, namun memberikan dampak
tersendiri dan merupakan penyebab kematian yang bermakna pada anak. Umumnya, kanker
anak tidak mudah diketahui secara dini, karena pada tahap awal, jarang memberikan keluhan
pada penderita, maupun gejala yang mudah dilihat.3

Sampai saat ini penyebab kanker pada anak masih belum jelas benar. Tapi diyakini
karena interaksi dari berbagai faktor (multifaktorial).Salah satu yang diduga menjadi penyebab
adalah adanya penyimpangan pertumbuhan sel akibat cacat gen. Anak belum mendapat
paparan cukup lama, sehingga faktor genetik juga sangat berperan. Akibat cacat pada sel,
pertumbuhan sel jadi menyimpang dan tidak mau lagi dikendalikan.Pengaruh lingkungan yang
berinteraksi (faktor ekogenetik) dan berbagai cacat atau kelainan bawaan juga ditengarai ikut
meningkatkan risiko kanker anak. Kemungkinan lain adalah faktor prakonsepsi. Ini bisa terjadi
pada ibu-ibu yang mempunyai risiko tinggi, misalnya bekerja pada area sinyal radiasi.3

Gejala tumor abdomen pada anak maupun bayi menjadi lebih susah diketahui, karena
anak-anak tidak dapat merasakan atau menceritakan keluhannya. Oleh karenanya, peranan
orang-orang di sekitarnya, khususnya orang tua, sangat penting untuk mengenali gejala-gejala
tumor pada anak, sehingga dapat segera dikonsultasikan pada dokter.3

Tumor abdomen pada bayi dan anak yang terbanyak adalah tumor Wilm (80%),
kemudian Hepatoblastoma (65 %). Adapun tumor yang berasal bukan dari intra abdomen
namun bermanifestasi paling sering di abdomen adalah Neuroblastoma, yang angka
kejadiannya mencapai (70%).3,4,5

Tumor wilm merupakan tumor ganas embrional ginjal yang berasal dari proliferasi
patologim blastema metanefron akibat tidak adanya stimulasi normal dari duktus metanefron
untuk menghasilkan tubuli dan glomeruli yang berdiferensiasi baik. Pada tumor ini ditemukan
gejala klinis seperti hipertensi dan hematuria. Diagnosis pada tumor ini berdasarkan temuan
klinis, pemeriksaan radiologi dan secara histopatologi.6,7,8

Hepatoblastoma adalah tumor hati ganas pada anak yang penyebabnya masih belum
jelas. Pada tumor ini ditemukan gejala klinik pembesaran perut, nyeri perut kanan, kuning dan

5
anoreksia. Diagnosis pada tumor ini berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, laboratorium
dan gambaran radiologiknya.9,10

Tumor padat abdomen lainnya yang paling sering adalah neuroblastoma.


Neuroblastoma berasal dari sel Krista neuralis system saraf simpatis yang bermanifestasi di
abdomen. Gejala klinis pada tumor ini tidak spesifik, seperti anoreksia, lelah dan nyeri tulang.
Neuroblastoma dapat di diagnosis dengan pemeriksaan penunjang seperti USG, CT scan atau
MRI dada dan perut.11,12,13

Ketiga jenis tumor ini, memiliki cara pengobatan yang bervariasi tergantung pada usia
penderita, ukuran dan penyebaran tumor. Terapinya dapat berupa pengangkatan massa tumor
( operasi ), khemoterapi dan radiologi.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang tumor tersering pada anak yang bermanifestasi
pada abdomen pada bab berikut akan dibahas mengenai definisi, insidensi, etiologi,
klasifikasi, patologi, manifestasi klinis, diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan kesimpulan
mengenai masing-masing jenis tumor abdomen.

6
BAB II

DEFINISI, INSIDENSI, ETIOLOGI

2.1 Definisi
Tumor intra abdomen adalah pertumbuhan suatu jaringan dengan multiplikasi sel-sel
yang tidak terkontrol dan progresif yang bermanifestasi di abdomen yang ditandai dengan
adanya suatu massa padat yang tidak nyeri, dan gejala lain tergantung dari tempat asal nya
tumor tersebut timbul.2,4

2.2 Insidensi
Insidensi tahunan tumor pada anak kurang dari 15 tahun diperkirakan 14 : 100.000
populasi untuk tahun 1986-1987. Keganasan tetap merupakan penyebab utama kematian dari
penyakit antara umur 1 dan 15 tahun karena ada kira-kira 6.500 kasus kanker baru tiap tahun
pada kelompok umur ini.3

2.3 Etiologi
Penyebab terjadinya tumor adalah karena terjadinya pembelahan sel yang abnormal.
Perbedaan sifat sel tumor tergantung dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan fungsi
autonominya dalam pertumbuhan, kemampuannya mengadakan infiltrasi dan menyebabkan
metastasis. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya tumor antara lain :
Karsinogen, Hormon,Faktor gaya hidup, Parasit, Genetik, Infeksi, trauma, hipersensivitas.4

BAB III

7
JENIS-JENIS, PATOLOGI,MANIFESTASI KLINIS,DIAGNOSIS DAN PROGNOSIS

Menurut insidensi diatas jenis tumor intra abdomen pada anak yang tersering adalah :

3.1 Tumor Wilm

Tumor Wilms adalah tumor ganas embrional ginjal yang berasal dari metanefros..
Tumor wilms merupakan tumor ganas ginjal yang terbanyak pada bayi dan anak.
Sekitar 80% tumor ini terjadi pada anak di bawah 6 tahun, dengan puncak insidens pada
umur 2-4 tahun. Tumor Wilms dapat juga dijumpai pada neonatus. Tumor Wilms
terhitung 6% dari seluruh penyakit keganasan pada anak. Insiden penyakit ini hampir
sama di setiap negara, karena tidak ada perbedaan ras, iklim dan lingkungan, yaitu
diperkirakan 8 per 1 juta anak di bawah umur 15 tahun. Perbandingan insiden laki-laki
dan perempuan hampir sama. Lokasi tumor biasanya unilateral, lebih sering di sebelah
kiri, bisa juga bilateral (sekitar 5%).6

Gambar 1. Tumor Wilm’s

8
Tumor Wilms berasal dari proliferasi patologik blastema metanefron akibat
tidak adanya stimulasi yang normal dari duktus metanefron untuk menghasilkan tubuli
dan glomeruli yang berdiferensiasi baik. Perkembangan blastema renalis untuk
membentuk struktur ginjal terjadi pada umur kehamilan 8-34 minggu. Sehinga
diperkirakan bahwa kemampuan blastema primitif untuk merintis jalan ke arah
pembentukan  tumor Wilms, apakah sebagai mutasi germinal atau somatik, itu terjadi
pada usia kehamilan 8-34 minggu.6,7,8

Sekitar 1,5% penderita mempunyai saudara atau anggota keluarga lain yang
juga menderita tumor Wilms. Hampir semua kasus unilateral tidak bersifat keturunan
yang berbeda dengan kasus tumor bilateral. Sekitar 7-10% kasus Tumor Wilms
diturunkan secara autosomal dominan. Mekanisme genetik yang berkaitan dengan
penyakit ini, belum sepenuhnya diketahui. Pada penderita sindrom WAGR (tumor
Wilms, aniridia, malformasi genital dan retadasi mental) memperlihatkan adanya delesi
sitogenetik pada kromosom 11, daerah p13. Pada beberapa penderita, ditemukan gen
WT1 pada lengan pendek kromosom 11, daerah p13. Gen WT1 secara spesifik
berekspresi di ginjal dan dikenal sebagai faktor transkripsi yang diduga bertanggung
jawab untuk berkembangnya tumor Wilms.7

3.1.1 Patologi

Tumor Wilms tersusun dari jaringan blastema metanefrik primitif. Disamping itu tumor
ini sering mengandung jaringan yang tidak biasanya terdapat pada metanefron normal,
misalnya jaringan tulang, tulang rawan dan epitel skuamous. Gambaran histologik yang
sangat beragam merupakan suatu ciri dari tumor Wilms. Gambaran klasik tumor Wilms
bersifat trifasik, termasuk sel epitel blastema dan stroma. Berdasarkan korelasi
histologis dan klinis, gambaran histopatologik tumor Wilms dapat dikelompokkan
dalam tiga kelompok, yaitu tumor risiko rendah (favourable), tumor risiko sedang dan
tumor risiko tinggi (unfavourable).7

9
Stadium

The National Wilms Tumor Study (NWTS) membagi 5 stadium tumor Wilms, yaitu :

Stadium I : Tumor terbatas di dalam jaringan ginjal tanpa menembus kapsul. Tumor ini
dapat di reseksi dengan lengkap.

Stadium II : Tumor menembus kapsul dan meluas masuk ke dalam jaringan ginjal dan
sekitar ginjal yaitu jaringan perirenal, hilus renalis, vena renalis dan
kelenjar limfe para-aortal. Tumor masih dapat direseksi dengan lengkap.

Stadium III : Tumor menyebar ke rongga abdomen (perkontinuitatum), misalnya ke


hepar, peritoneum dan lain-lain.

Stadium IV : Tumor menyebar secara hematogen ke rongga abdomen, paru-paru,otak


dan tulang.

3.1.2 Manifestasi klinik

Hematuri (makroskopis) terdapat pada sekitar 25% kasus, akibat infiltrasi tumor ke
dalam sistem kaliks. Hipertensi ditemukan pada sekitar 60% kasus, diduga karena
penekanan tumor atau hematom pada pembuluh-pembuluh darah yang mensuplai darah
ke ginjal, sehingga terjadi iskemi jaringan yang akan merangsang pelepasan renin, atau
tumor sendiri mengeluarkan renin. Gejala lain berupa anemia, penurunan berat badan,
infeksi saluran kencing, demam, malaise dan anoreksia. Pada beberapa penderita dapat
ditemukan nyeri perut yang bersifat kolik, akibat adanya gumpalan darah dalam saluran
kencing. Tumor Wilms tidak jarang dijumpai bersama kelainan kongenital lainnya,
seperti aniridia, hemihipertrofi, anomali saluran kemih atau genitalia dan retardasi
mental.7,8

3.1.3 Diagnosis

10
Diagnosis tumor Wilms berdasarkan atas :

 Gejala klinik
 Pemeriksaan radiologik (IVP dan USG), laboratorium LDH 
 Dipastikan dengan pemeriksaan histopatologik jaringan tumor

Dengan pemeriksaan IVP tampak distorsi sistem pielokalises (perubahan bentuk sistem
pielokalises) dan sekaligus pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui fungsi ginjal.
USG merupakan pemeriksaan non invasif yang dapat membedakan tumor solid dengan
tumor yang mengandung cairan. Dengan pemeriksaan USG, tumor Wilms nampak
sebagai tumor padat di daerah ginjal. Hasil pemeriksaan laboratorium yang penting yang
menunjang untuk tumor Wilms adalah kadar lactic dehydrogenase (LDH) meninggi dan
Vinyl mandelic acid (VMA) dalam batas normal.7

3.1.4 Terapi

Modalitas pengobatan tumor Wilms terdiri dari, operasi (pembedahan), kemoterapi dan
radioterapi. Pada tumor  stadium I dan II dengan jenis sel favorable, dilakukan operasi
dengan kombinasi kemoterapi dactinomycin dan vincristin tanpa pemberian radiasi
abdomen. Tumor stadium III dengan jenis sel favorable diberikan pengobatan
pembedahan dengan kombinasi daktinomisin, vinkristin dan doksorubisin disertai radiasi
abdomen. Untuk tumor stadium IV dengan jenis sel favorable, diberikan kombinasi
daktinomisin, vinkristin dan doksorubisin. Penderita ini mendapat pula radiasi abdomen
dan paru bila sudah ada penyebaran ke dalam jaringan paru. Pada kasus stadium II
sampai IV dengan jenis sel anaplastik (unfavorable) diberikan pengobatan pembedahan
dengan kombinasi daktinomisin, vinkristin dan doksorubisin ditambah siklofospamid.
Pada penderita ini menerima pula radiasi abdomen dan paru.6,7,8

3.1.5 Prognosis

11
Beberapa faktor menentukan prognosis, yaitu ukuran tumor, gambaran histopatologik,
umur penderita dan stadium atau tingkat penyebaran tumor. Mereka yang mempunyai
prognosis yang baik adalah penderita yang mempunyai ukuran tumor masih kecil, tingkat
diferensiasi sel tinggi secara histopatologik, stadium masih dini atau belum ada
metastasis dan umur penderita di bawah dua tahun. 7,8

3.2 Hepatoblastoma

Tumor hati pada anak dapat bersifat jinak maupun ganas (kanker), dan bisa primer atau
merupakan metastase dari organ lain. Tumor hati primer jarang pada anak, terdapat lebih
kurang 3% dari seluruh tumor pada anak. Kira-kira 50-60% dari tumor hati pada anak
merupakan keganasan dan lebih dari 65% diantaranya adalah hepatoblastoma. Tumor
ganas lainnya yang juga sering di dapatkan pada anak adalah karsinoma hepatoseluler.9,10

Gambar 4. Gambaran sel Hepatoblastoma saat embryonal dan gambaran patologi


anatominya

3.2.1 Patologi

12
Penyebab tumor hati masih belum jelas. Tumor yang ditemukan sejak lahir umumnya
jinak, diantaranya adalah hamartoma, hemangioma, dan hemangioendotelioma. Ada 2
jenis tumor ganas yang sering didapatkan pada anak yaitu hepatoblastoma dan karsinoma
hepatoseluler. Hepatoblastoma banyak ditemukan di bawah 3 tahun dan dikaitkan dengan
kelainan genetik yaitu hilangnya heterosigositas pada kromosom 11p15 yang berakibat
gangguan pada gen supresi tumor. Hepatoblastoma juga biasa berhubungan dengan
adanya sindroma Beckwith-Weidemann dimana terjadi gangguan pada gen insulin-like
growth factor-II dengan manisfestasi klinis exophthalmos, gigantism, macroglossia,
microcephaly, dan viceromegaly. Karsinoma hepatoseluler pada anak dapat ditemukan
sejak lahir hingga usia 19 tahun, biasanya berkaitan dengan infeksi hepatitis B ataupun C,
tirosinemia herediter tipe kronis, penyakit glycogen storage, defisiensi α1-antitripsin, dan
sirosis bilier.9,10

3.2.2 Manifestasi klinik

Beberapa gejala yang sering didapatkan diantaranya :


Masa abdomen yang besar, atau pembesaran perut

Nyeri perut kanan

Nafsu makan menurun, penurunan berat badan

Muntah

Ikterus

Panas

Gatal-gatal pada kulit

Anemia

Nyeri punggung akibat penekanan tumor

Dapat juga terjadi krisis akut abdominal disertai pecahnya tumor dan hemoperitonium
(biasanya pada karsinoma hepatoseluler).9

3.2.3 Diagnosis

13
Selain anamnesis dan pemeriksaan fisik yang lengkap, beberapa pemeriksaan penunjang
juga diperlukan dalam menegakkan diagnosis tumor hati pada anak dan metastasenya,
meliputi :

 Laboratorium : darah lengkap, kimia darah, tes fungsi hati dan ginjal, serologi hepatitis B
dan C ; α-fetoprotein/AFP (juga untuk monitoring terapi) Biopsi hati untuk pemeriksaan
histopatologi
 Radiologi : Foto polos dada, USG/USG Doppler, CT-scan/MRI

Ada beberapa metode penentuan stadium tumor hati pada anak, salah satunya sebagai
berikut :

 Stadium I :
tumor dapat diangkat lengkap dengan pembedahan
 Stadium II :
tumor dapat diangkat dengan pembedahan tapi masih meninggalkan sedikit sisa
 Stadium III :
tumor tidak dapat diangkat secara lengkap dengan pembedahan dan didapatkan
penyebaran pada kelenjar getah bening disekitarnya
 Stadium IV :
tumor telah menyebar ke organ tubuh lain.9,10

3.2.4 Terapi

Pengobatan berdasarkan jenis dan stadium tumor :

 Hepatoblastoma stadium I dan II : Pengangkatan tumor dan diikuti kemoterapi 4 seri


menggunakan cisplatin, vincristine, dan fluorouracil.
 Karsinoma hepatoseluler stadium I dan II : Pengangkatan tumor diikuti kemoterapi
cisplatin dan atau doxorubicin.
 Hepatoblastoma stadium III dan IV : Beberapa alternatif pengobatan yang dapat
dilakukan.

14
1. Kemoterapi untuk mengurangi ukuran tumor dilanjutkan pengangkatan sebanyak
mungkin tumor dan ditutup kemoterapi lagi.
2. Pembedahan metastase tumor di paru.
3. Kemoterapi.
4. Radioterapi diikuti pembedahan.
5. Penyuntikan obat kemoterapi langsung ke pembuluh darah hati.
6. Kemoterapi dan kemoembolisasi.
7. Transplantasi hati.


Karsinoma hepatoseluler stadium III dan IV : Pengurangan ukuran tumor dengan
menggunakan kemoterapi cisplatin dengan vincristine/fluorouracil atau doxorubicin
dilanjutkan pengangkatan tumor sebanyak mungkin.


Kambuhan Dilakukan pengobatan ulang berdasarkan pengobatan sebelumnya.10

3.2.5 Prognosis

Prognosis tumor hati ganas bervariasi pada masing-masing penderita. Diagnosis yang
cepat dan tepat serta terapi yang progresif penting untuk mendapatkan prognosis yang
terbaik bagi penderita. Anak dengan tumor hati jinak biasanya tidak akan mendapatkan
masalah dikemudian hari setelah tumor diangkat. Masih perlu dikembangkan metode
pengobatan baru yang dapat meningkatkan keberhasilan terapi dan menekan efek
samping sekecil mungkin. 10

3.3 Neuroblastoma

Neuroblastoma adalah tumor padat ekstrakranial pada anak yang paling sering, meliputi 8-
10 % dari seluruh kanker masa kanak-kanak, dan merupakan neoplasma bayi yang
terdiagnosis paling sering. Umur median pada waktu diagnosis adalah 2 tahun; 90%
terdiagnosis sebelum 5 tahun. Insiden tahunan 8,7 per juta anak, atau 500-600 kasus baru
tiap tahun di amerika Serikat. Insidensi lebih tinggi pada laki-laki dan pada kulit putih.

15
Kelompok mikroskopik neuroblas biasanya ditemukan di kelenjar adrenal janin dan sekitar
1 dari 200 neonatus pada waktu autopsy. 11

Gambar 2. Manifestasi neuroblastoma di abdomen pada bayi usia 18 bulan.

3.3.1 Patologi

Neuroblastoma berasal dari sel Krista neuralis system saraf simpatis dan karena itu dapat
timbul dimanapun dari fossa kranialis posterior sampai koksik. Sekitar 70% tumor
tersebut timbul di abdomen, 50% dari jumlah itu di kelenjar adrenal 20% lainnya timbul
di toraks, biasanya di mediastinum posterior. Tumor itu paling sering meluas ke jaringan
sekitar dengan invasi local dan kelenjar limfe regional melalui nodus limfe. Penyebaran
hematogen ke sumsum tulang, kerangka dan hati sering terjadi. Dengan teknik
imunologik sel tumor dapat dideteksi dalam darah tepi pada lebih dari 50% anak pada
waktu diagnosis atau relaps. Penyebaran ke otak dan paru terjadi pada kasus yang
jarang.11

16
3.3.2 Manifestasi klinis

Gejala awal biasanya tidak spesifik, seperti hilang nafsu makan, rasa lelah, dan nyeri
tulang. Gejalanya biasanya berhubungan dengan asal dan penyebaran tumor:
 Kanker yang berasal dari perut biasanya gejalanya berupa perut yang membesar, perut
terasa penuh, nyeri perut, sulit BAB dan BAK, dan tekanan darah juga dapat meningkat.
 Kanker yang telah menyebar ke tulang akan menyebabkan nyeri tulang
 Kanker yang telah menyebar ke sumsum tulang menyebabkan:
- berkurangnya jumlah sel darah merah sehingga terjadi anemia
- berkurangnya jumlah trombosit sehingga anak mudah mengalami memar
- berkurangnya jumlah sel darah putih sehingga anak rentan terhadap infeksi.
Sekitar 90% neuroblastoma menghasilkan hormon (misalnya epinefrin, yang dapat
menyebabkan meningkatnya denyut jantung dan terjadinya kecemasan).
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan : kulitnya pucat, di sekeliling mata tampak
lingkaran hitam, kelelahan menahun, kelelahan yang berlebihan berlangsung selama
berminggu-minggu atau berbulan-bulan, diare, rasa tidak enak badan (malaise)
berlangsung selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan, keringat berlebihan,
gerakan mata yang tak terkendali dan rewel.11,12

Gambar 3. Gambaran sel pada Neuroblastoma

3.3.3 Diagnosis

17
Jika kanker tumbuh cukup besar, dapat teraba pada pemeriksaan perut. Jika tumor telah
menyebar ke hati, hati teraba membesar. Tumor kelenjar adrenal seringkali menyebabkan
tekanan darah tinggi dan denyut jantung yang cepat.

Pemeriksaan lain yang biasa dilakukan:



USG perut dan dada

CT scan atau MRI dada dan perut

Rontgen dada

Biopsi hati, paru-paru, kulit, sumsum tulang

Bone Scan

Pemeriksaan darah lengkap.

Pemeriksaan air kemih untuk melihat adanya pembentukan hormon epinefrin yang
berlebihan.11,12,13

3.3.4 Terapi

Pengobatannya bervariasi, tergantung pada usia penderita, lokasi, ukuran dan penyebaran
tumor.Bila kanker belum menyebar, biasanya diangkat melalui pembedahan. Bila kanker
berukuran besar atau telah menyebar, diberikan kemoterapi (obat anti-kanker vincristine,
siklofosfamid, doksorubisin dan cisplastin) atau terapi penyinaran. Bila kanker sudah
menyebar ke beberapa organ tubuh atau berisiko tinggi, biasanya diberikan radioterapi
eksternal.11

3.3.5 Prognosis

Prognosis tergantung kepada usia anak, ukuran tumor dan luasnya penyebaran tumor.
Pada anak yang berumur kurang dari 1 tahun dan tumornya kecil serta belum menyebar,
prognosisnya sangat baik. Beberapa penderita mengalami regresi spontan, dimana
jaringan tumor mengalami pematangan dan berkembang menjadi ganglioneuroma jinak,
yang dapat diangkat melalui pembedahan. Pada kasus lainnya, tumor menyebar dengan

18
cepat ke organ tubuh lainnya. Respon terhadap pengobatan bervariasi, jika pengobatan
dilakukan sebelum tumor menyebar, maka hasilnya biasanya memuaskan.11,12,13

BAB IV

KESIMPULAN

 Dalam artian khusus tumor adalah benjolan yang disebabkan oleh neoplasma. Secara
umum tumor dapat disebabkan oleh neoplasma dan nonneoplasma.Neoplasma dapat
dibedakan ganas dan jinak.

 Neoplasma ganas atau kanker terjadi karena timbul dan berkembang biaknya sel secara
tidak terkendali sehingga sel-sel ini tumbuh terus merusak bentuk dan fungsi organ
tempat tumbuhnya.

19
 Kanker anak hanya sekitar 2 persen dari seluruh penyakit kanker pada manusia, namun
memberikan dampak tersendiri dan merupakan penyebab kematian yang bermakna
pada anak. Gejala tumor abdomen pada anak maupun bayi menjadi lebih susah
diketahui, karena anak-anak tidak dapat merasakan atau menceritakan keluhannya.


Tumor abdomen pada bayi dan anak yang terbanyak adalah tumor Wilm (80%),
Hepatoblastoma (65 %) dan tumor yang berasal bukan dari intra abdomen namun
bermanifestasi paling sering di abdomen adalah Neuroblastoma, yang angka
kejadiannya mencapai (70%).


Tumor wilm merupakan tumor ganas embrional ginjal yang berasal dari proliferasi
patologi blastema metanefron akibat tidak adanya stimulasi normal dari duktus
metanefron untuk menghasilkan tubuli dan glomeruli yang berdiferensiasi baik. Pada
tumor ini ditemukan gejala klinis seperti hipertensi dan hematuria. Diagnosis pada
tumor ini berdasarkan temuan klinis, pemeriksaan radiologi dan secara histopatologi.


Hepatoblastoma adalah tumor hati ganas pada anak yang penyebabnya masih belum
jelas. Pada tumor ini ditemukan gejala klinik pembesaran perut, nyeri perut kanan,
kuning dan anoreksia. Diagnosis pada tumor ini berdasarkan anamnesa, pemeriksaan
fisik, laboratorium dan gambaran radiologiknya.


Tumor padat abdomen lainnya yang paling sering adalah neuroblastoma.
Neuroblastoma berasal dari sel Krista neuralis system saraf simpatis yang
bermanifestasi di abdomen. Gejala klinis pada tumor ini tidak spesifik, seperti
anoreksia, lelah dan nyeri tulang. Neuroblastoma dapat di diagnosis dengan
pemeriksaan penunjang seperti USG, CT scan atau MRI dada dan perut.


Prognosis pada ketiga tumor tersebut tergantung kepada beberapa faktor, yaitu ukuran
tumor, gambaran histopatologik, umur penderita dan stadium atau tingkat dari
penyebaran tumor.

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Sjamsuhidrajat R, W. Neoplasia dalam Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Ke-2. Jakarta
:EGC. 2004; 7 : 131-135.
2. Dorland, W A. Newman. Kamus Kedokteran Dorland ed 29. Jakarta : EGC. 2000;
2312.
3. Crist Wiliam M. Penyakit Neoplasma dan Tumor dalam Behrman, Klegman dan Arvin
Ilmu Kesehatan Anak Nelson volume 3 edisi 15. Jakarta : EGC. 2000;445 : 1759
4. http://ns-nining.blogspot.com/2008/10/tumor-abdomen.htm.
5. http://ebookfkunsyiah.wordpress.com/2008/09116/Tumor padat pada anak.
6. Sharer Patrics D, Yudith WA. Neoplasma Ginjal dalam Behrman, Klegman dan Arvin
Ilmu Kesehatan Anak Nelson volume 3 edisi 15. Jakarta : EGC. 2000;452 : 1784-86.

21
7. Lanzkowsky P. Wilm’s Tumor dalam Manual of Pediatrick Hematology and Oncology
edisi 2. New York : Churchill Livingstone.1995: 437-51.
8. Chrestella, Jessy. Tumor Wilm. Medan. Bagian Patologi Anatomi FKUSU.2009: 458-
59.
9. Bowman Laura C. Neoplasma Hati dalam Behrman, Klegman dan Arvin Ilmu
Kesehatan Anak Nelson volume 3 edisi 15. Jakarta : EGC. 2000;457 : 1796-97.
10. Jacobson, Dr. 2004. Hepatocellular Carcinoma. Last update : June 23, 2004. Available
at http://www.emedicine.com/radio/topic 332.htm.
11. Santana Victor M. Neuroblastoma dalam Behrman, Klegman dan Arvin Ilmu
Kesehatan Anak Nelson volume 3 edisi 15. Jakarta : EGC. 2000;451 : 1781-84.
12. http://adulgopor.files.wordpress.com/2009/12/neuroblastoma.pdf.
13. http://www.nant.org/patient and famillies/neuroblastoma.php.

22

Anda mungkin juga menyukai