OLEH
NIM : A1A220017
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah
pada waktunya.
dari berbagai pihak, karena itu dengan penuh rasa hormat dan tulus hati penulis
1. Dosen Pengampu
2. Orang Tua yang telah memberikan dukungan berupa nasihat dan materi.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik
dari segi penulisan maupun dari segi materi yang disajikan. Oleh karena itu, untuk
ii
DAFTAR ISI
Cover............................................................................................................ i
Kata Pengantar............................................................................................. ii
Bab 1 Pendahuluan....................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
C. Tujuan.............................................................................................. 2
Bab II Pembahasan....................................................................................... 3
A. Pengertian......................................................................................... 3
A. Kesimpulan...................................................................................... 13
B. Saran................................................................................................. 14
Daftar Pustaka.............................................................................................. 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(KBS) pada tahun 2000” yakni tercapainya suatu derajat kesehatan yang
optimal yang memungkinkan setiap orang hidup produktif baik secara sosial
maupun ekonomi. Selanjutnya pada tahun 1978, dalam konferansi di Alma Ata
atau strategi global guna mencapai kesehatan bagi semua (KBS) dan Indonesia
kesehatan masayarakat di desa adalah salah satu bentuk operasional dari PHC.
Hal terebut didasari benar bahwa kesehatan adalah kebutuhan dasar dan modal
utama untuk hidup, karena setiap manusia berhak untuk hidup dan memiliki
kesehatan.
salah satu pendekatan dan alat untuk mencapai kesehatan bagi seluruh tahun
1
2
B. Rumusan Masalah
berikut:
C. Tujuan
5. Untuk mengetahui Peran, Tugas dan Tanggung jawab bidan dalam PHC?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat
diterima secara umum baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat
perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup mandiri (self reliance) dan
/ PHC merupakan strategi yang dapat dipakai untuk menjamin tingkat minimal
serta kelestarian yang disertai percaya pada diri sendiri disertai partisipasi
primer (PHC) adalah strategi yang dapat dipakai untuk menjamin tingkat
Stanhope.M, 1997).
3
4
esensial bisa diraih, yang esensial dan mengutamakan pada peningkatan serta
mengadopsi PHC sebagai strategi nasional atau sebagai strategi alternatif yang
merawat diri sendiri dan mau bekerja dengan masyarakat yang lain dalam
2002).
1. Unsur Utama PHC Tiga unsur utama yang terkandung dalam PHC adalah
sebagai berikut :
2. PRINSIP PHC Pada tahun 1978, dalam konferensi Alma Ata ditetapkan
sama bagi semua individu tanpa memandang jenis kelamin, usia, kasta,
1. PROGRAM-PROGRAM PHC
a. Asuransi kesehatan
d. Pos kesehatan
j. Kader kesehatan
7
tangga)
yaitu :
serta pengendaliannya
3. TUJUAN PHC
a. TUJUAN UMUM
b. TUJUAN KHUSUS
dilayani
8
1. Ruang Lingkup
2. CIRI-CIRI PHC
3. FUNGSI PHC
a. Pemeliharaan kesehatan
b. Pencegahan penyakit
e. Pemberian sertifikat
1. Peran dan Tugas Peran dan tugas bidan dalam masyarakat sebagai tenaga
lain :
pelaksanaan KB
11
born baby
menyususi
data.
kesehatan.
12
2. Tanggung Jawab Bidan Tanggung jawab tenaga kesehatan dalam PHC lebih
c. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan teknik asuhan diri sendiri pada
masyarakat
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
kepada masyarakat
2. Para petugas pada sistem PHC merupakan mitra dalam berbagai kegiatan
PHC
14
10. TIM PHC terdiri dari perawat, dokter, gigi, apoteker, penyuluhan
11. Perawat yang efektif dari sistem PHC bekerja dekat dengan penduduk,
ketrampilan manajemen.
B. Saran
bagi pembaca pada umumnya. Dan penulis juga menyadari makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat
DAFTAR PUSTAKA
http://yefi-yefi.blogspot.com/2010/07/pelayanan-kesehatan-primer-primary.html
http://assova.blogspot.com/2012/10/primary-health-care_480.html
http://mayuputri.blogspot.com/2012/06/primary-health-care.html
http://tugaskuliah001.blogspot.com/2013/02/menerepkan-peran-dan-tugas-bidan-
dalam.html
http://6tyawibowo.blogspot.com/2010/08/peran-dan-fungsi-bidan.html
http://ainul-mushlihatul-muslimah.blogspot.com/2012/10/primary-health-care-
phc.html
http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1558-implementasi-
primary-health-care-di-indonesia.html
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah
tapat padawaktunya.”
dari berbagai pihak, karena itu dengan penuh rasa hormat dan tulus hati penulis
1. Dosen Pengampu
2. Orang Tua yang telah memberikan dukungan berupa nasihat dan materi.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik
dari segi penulisan maupun dari segi materi yang disajikan. Oleh karena itu, untuk
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat Indonesia mengartikan masa nifas merupakan periode waktu sejak
selesai persalinan sampai 40 hari setelah itu. Menurut Bobak et.al (2005) periode
pascapartum adalah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ
reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Pengertian lainnya yang
diungkapkan oleh Saleha (2009) masa nifas adalah masa yang dimulai setelah
kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil, Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Pada masa nifas
ini, terjadi perubahan-perubahan anatomi dan fisiologi pada ibu. Perubahan fisiologi
yang terjadi sangat jelas, walaupun dianggap normal, di mana proses-proses pada
kehamilan berjalan terbalik. Banyak faktor, termasuk tingkat energi, tingkat
kenyamanan, kesehatan bayi baru lahir dan perawatan serta dorongan semangat
yang diberikan oleh tenaga kesehatan, baik dokter , bidan maupun perawatan ikut
membentuk respons ibu terhadap ibu terhadap bayinya selama masa nifas ini
(Bobak, et.al 2005). Untuk memberikan asuhan yang menguntungkan terhadap ibu,
bayi, dan keluarganya, seorang bidan atau perawat harus memahami dan memiliki
pengetahuan tentang perubahan-perubahan anatomi dan fisiologi dalam masa nifas
ini dengan baik.
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis
baik bagi ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat
kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24
jam pertama (Maryunani, 2009). Oleh karena itu pemantauan dan asuhan pada ibu
postpartum sangat penting dilakukan untuk dapat mencegah kematian ini.
Pengetahuan memang peranan penting dalam penentuan perilaku yang utuh.
Kurangnya pengetahuan dengan perilaku ibu terhadap kesehatan dan penyakit,
adanya tradisi dan kepercayaan yang negatif mempengaruhi perilaku ibu sesuai
dengan nilai-nilai kesehatan
Budaya atau kebiasaan merupakan salah satu yang mempengaruhi status
kesehatan. Di antara kebudayaan maupun adat-istiadat dalam masyarakat ada yang
menguntungkan, ada pula yang merugikan. Banyak sekali pengaruh atau yang
menyebabkan berbagai aspek kesehatan di negara kita, bukan hanya karena
pelayanan medik yang tidak memadai atau kurangnya perhatian dari instansi
kesehatan. Banyak yang mempengaruhi kesehatan di Indonesia, antara lain masih
adanya pengaruh sosial budaya yang turun menurun masih dianut sampai saat ini.
Selain itu ditemukan pula sejumlah pengetahuan dan perilaku yang tidak sesuai
dengan prinsip-prinsip kesehatan menurut ilmu kedokteran ataupun ilmu kebidanan
atau bahkan memberikan dampak kesehatan yang kurang menguntungkan bagi ibu
dan anaknya. Faktor perilaku yang bersifat budaya sangat mempengaruhi kesehatan.
18
Tradisi yang ada di masyarakat seperti pandangan budaya mengenai kehamilan dan
kelahiran, mengenai kesakitan, kematian di tiap-tiap daerah sesuai kepercayaan dan
adat istiadat yang berlaku.
Menurut pendekatan biososiokultur dalam kajian antropologi, kehamilan dan
kelahiran tidak hanya dilihat dari aspek biologis dan fisiologisnya saja, tetapi dilihat
juga sebagai proses yang mencakup seperti pandangan budaya mengenai kehamilan
dan kelahiran, wilayah tempat kelahiran berlangsung, para pelaku, atau penolongnya
cara pencegahan bahaya dan pusat kekuatan dalam pengambilan keputusan
mengenai pertolongan, serta perawatan bayi dan ibunya.
Dalam penelitian Syafrudin (2009), di daerah Maluku terdapat pantangan
makanan pada masa nifas yaitu terong agar lidah bayi tidak bercak putih, nanas,
mangga tidak bagus untuk rahim. Masyarakat di Bali, seorang ibu yang baru
melahirkan dianggap ”sebel/lateh” dan tidak diperkenankan ke pura sampai
dilaksanakannya upacara pembersihan diri. Ada beberapa perawatan set elah
melahirkan di beberapa daerah di Indonesia seperti: mandi uap air rebusan ramuan
(setiap hari) untuk mengembalikan panas tubuh, minum air perasaan daun turi,
mengompres kepala ibu dengan ampas daun turi. Anggapan setelah melahirkan
darah putih naik ke kepala dapat menyababkan kematian, pencegahannya seperti
yang telah dsebutkan itu. Makan rebusan kulit pohon ketapang untuk memulihkan
kesehatan, perawatan berlangsung 2 minggu sampai dengan satu bulan atau 40 hari.
Suku Minangkabau (Muarif, 2009) adalah salah satu dari ratusan suku bangsa di
Indonesia. Mereka berasal dari Propinsi Sumatera Barat. Di propinsi yang terletak di
bagian barat tengah Pulau Sumatera ini, suku Minangkabau merupakan etnik
mayoritas setelah Batak Mandailing dan Mentawai. Setiap bangsa memiliki tradisi
tersendiri yang biasanya diwarisi oleh nenek moyang mereka. Seperti suku
Minangkabau. Mereka memiliki kebudayaan yang telah dianggap mapan, yang
sesungguhnya memiliki hubungan etnik kultural dengan nenek moyang.
Menurut beberapa ibu-ibu yang bersuku Minang, perawatan ibu postpartum
menurut budaya Minang meliputi: minum telur dan kopi, penguapan dari bahan
rempah-rempah (betangeh), pemanasan batu bata (duduk di atas batu bata),
meletakkan bahan-bahan alami di atas perut ibu (tapal), minum jamu dari bahan
rempah-rempah, membersihkan alat kelamin dengan air rebusan daun sirih.
Dari uraian yang telah disebutkan sebelumnya, peneliti tertarik untuk meneliti
perawatan ibu postpartum khususnya budaya Minang, karena suku Minang banyak
tersebar di seluruh kepulauan Indonesia. Selain itu, setelah penulis melakukan
tinjauan literatur, belum pernah ada penelitian yang khusus mempelajari dan
membahas perawatan postpartum menurut perspektif budaya mmnT BEBEang. Oleh
karena itu, penelitian tentang perspektif budaya minang terhadap perawatan ibu
postpartum dilakukan.
19
B. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan dalam penelitian adalah “Bagaimana perawatan ibu postpartum
menurut budaya Minang?”.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perawatan ibu
postpartum menurut budaya Minang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi institusi pendidikan
kebidanan di Sumatera Utara untuk mengetahui dan menambah pengetahuan
bagaimana perawatan ibu postpartum menurut budaya Minang.
2. Pelayanan Kebidanan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
pelayanana kesehatan tentang perawatan ibu nifas dan menambah wawasan
pelayan kesehatan untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu postpartum
tanpa meninggalkan budaya dasar yang telah ada. Perlu diperhatikan dari aspek
kesehatan.
3. Penelitian Kebidanan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi awal dan dapat
menjadi sumber pengetahuan pada penelitian berikutnya tentang perawatan
ibu postpartum menurut budaya, khususnya budaya Minang. 4. Ibu Hasil
penelitian ini di harapkan ibu dapat meninggalkan dan mengubah kebiasaan
yang dapat merugikan kesehatan ibu dan anaknya, ibu juga mendapat
pengetahuan tentang bagaimana perawatan masa nifas yang benar menurut
kesehatan.