Anda di halaman 1dari 10

PENGUJIAN BERBASIS KOMPETENSI

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5
Alda Elpa Ariani (06101181823018)
Bisi Wiranto (06101281823023)
Hana’ Fadhilah Retiyanto (06101181823006)
Noti Zulita Midana (06101181823015)

DOSEN PENGAMPUH:
Dr. Effendi, M.Si.
Drs. A. Rachman Ibrahim, M.Ed.
Dr. Fuad Abd Rachman, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala berkat rahmat dan
hidayahnya serta limpahan nikmat yang diberikan-Nya sehingga makalah dapat
terselesaikan dengan baik tepat pada waktu yang ditentukan. Shalawat serta salam selalu
tercurahkan pada baginda agung Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam beserta keluarga
dan para sahabatnya.
Dalam makalah ini yaitu membahas tentang Pengujian Berbasis Kompetensi,
terselesaikannya makalah ini tentunya bukan semata-mata dari kemampuan penyusun
namun ada pihak lain yang sangat membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Dr. Effendi, M.Si, Drs. A. Rachman Ibrahim,
M.Ed., Dr. Fuad Abd Rachman, M.Pd selaku dosen pengampuh Mata kuliah Evaluasi
Proses dan Pembelajaran Kimia yang telah mengarahkan dan membimbing penyusun
sehingga makalah dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusun menyadari dalam penulisan dan pembuatan makalah ini masih banyak
kesalahan baik secara tersirat maupun tersurat. Penyusun berharap makalah ini dapat
membantu para pembaca untuk dijadikan acuan atau referensi dalam menyelesaikan tugas
atau lainnya.
Terimakasih.

Indralaya, 28 Januari 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................................................i
Daftar Isi ................................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................................1
C. Tujuan ...........................................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN
A. Standar Kompetensi dan Kemampuan Dasar ...............................................................3
B. Pengembangan Indikator ..............................................................................................7
C. Penjabaran Indikator ke Soal ......................................................................................10
D. Acuan Norma dan Acuan Kriteria...............................................................................10
E. Standar Kompetensi Kelulusan...................................................................................10
F. Pengujian Berbasis Kemampuan Dasar.......................................................................10
G. Sistem Pengujian Berkelanjutan .................................................................................10
H. Penilaian Proses...........................................................................................................10
I. Validitas dan Acuan Kriteria.......................................................................................10

BAB 3 PENUTUP
a. Kesimpulan ..............................................................................................................12
b. Saran ........................................................................................................................12

Daftar Pustaka .....................................................................................................................13


  
BAB II

PEMBAHASAN

A. Standar Kompetensi dan Kemampuan Dasar

Kompetensi adalah kemampuan yang dapat dilakukan siswa yang mencakup


pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku. Standar adalah arahan atau acuan bagi pendidik
tentang kemampuan dan keterampilan yang menjadi fokus proses pembelajaran dan
penilaian ( Harris, Guthrie, Hobart, & lundberg,1997). Jadi standar kompetensi adalah
batas dan arah kemampuan yang harus dimiliki dan dapat dilakukan siswa setelah
mengikuti proses pembelajaran sutau mata pelajaran tertentu. Kata kerja yang tidak
operasional digunakan pada standar kompetensi diantaranya adalah mengetahui dan
memahami, sedangkan kata kerja yang operasional adalah menafsirkan, menganalisis,
mengevaluasi, membandingkan, mendemonstrasikan, dan sebagainya. Setiap standar
kompetensi dapat diuraikan menjadi sejumlah kemampuan dasar, yang jumlahnya
tergantung pada karakteistik bidang studi. Selanjutnya kemampuan dasar diuraikan
menjadi sejumlah indikator , yaitu sekitar 3 buah atau lebih . indikator adalah
karakteristik, ciri-ciri, perbuatan, atau respons yang ditunjukkan atau dialakukan oleh
siswa berkatitan dengan kemampuan dasar.

B. Pengembangan indikator
Indikator merupakan penjabaran langsung dari suatu kemampuan dasar, dan satu
kemampuan dasar dapat dikembangkan menjadi sejumlah indikator tergantung
kebutuhan. Rumusan indikator harus mencerminkan, menjiwai, mengkonkretkan
tuntutan capaian kompetensi sebagaimana yang dirumuskan dalam kemampuan dasar.
Indikator adalah karakteristik, ciri, perbuatan, atau tanggapan yang ditujukan oleh peserta
didik berkait dengan kemampuan dasar. Indikator dikembangkan dengan menganut
prinsip sesuai dengan kepentingan (urgensi), kesinambungan (kontinuitas), kesesuaian
(relevansi), dan kontekstual.
Indikator dikembangkan dari kemampuan dasar dengan menggunakan kata kerja
yang operasional dengan tingkat berfikir menengah dan tinggi. Tiap kemampuan dasar
dapat dijabarkan menjadi 3 atau lebih indikator. Setiap indikator dapat dibuat 3 butir soal
atau lebih. Pengembangan indikator dan penentuan soal ujian dilakukan oleh sekolah,
dalam hal ini adalah guru. Dengan demikian guru dituntut agar memiliki kemampuan
dasar menjadi sejumlah indikator, dan mengembangkan indikator menjadi sejumlah soal
ujian. Seperti dijelaskan sebelumnya indikator adalah karakteristik, ciri-ciri, perbuatan
atau respons siswa. Indikator dinyatakan dengan menggunakan kata kerja operasional
yang dapat diukur dan cakupan materinya sudah terbatas. Kata kerja operasional yang
digunakan pada indikator diantaranya menghitung, mengidentifikasi, menafsirkan,
membandingkan, membedakan, merangkum, menyimpulkan, dan sejenisnya. Indikator
juga digunakan untuk mengembangkan instrument nontes, seperti pengukuran minat,
sikap, motivasi, dan sebagainya. Definisi ini selanjutnya diuraikan menjadi sejumlah
indikator untuk menyatakan ciri-ciri orang berminat dan tidak berminat dalam bentuk
pernyataan atau pertanyaan. Misalnya ciri-ciri orang yang berminat adalah memiliki
catatan pelajaran lengkap, selalu hadir di kelas, sering mengajukan pertanyaan, dan
sebagainya.

C. Penjabaran Indikator ke Soal


Indikator yang dijabarkan dari kemampuan dasar dipakai sebagai dasar
pengembangan butir-butir soal. Ada hubungan langsung antara indikator dan butir-butir
soal. Indikator menunjukkan tingkah laku kemampuan yang secara konkret harus dikuasai
peserta didik, sedangkan butir-butir soal ujian merupakan alat ukur keberhasilan belajar.
Oleh karena itu butir-butir soal yang dikembangkan haruslah sesuai dengan indikator.

D. Acuan Norma dan Acuan Kriteria


Dilihat dari perencanaan tes dan penafsiran hasil test, pengukuran dalam bidang
pendidikan bisa berdasarkan acuan norma atau acuan kriteria. Kedua acuan ini
menggunakan asumsi yang berbeda tentang kemampuan seseorang. Asumsi yang berbeda
akan menghasilkan informasi yang berbeda. Penafsiran hasil tes antara kedua acuan ini
berbeda sehingga menghasilkan informasi yang berbeda maknanya. Perbedaan ini harus
ditunjukan oleh hasil pengukuran, misalnya setelah mengikuti pelajaran selama satu
semester siswa dites. Hasil tes seorang siswa dibandingkan dengan kelompoknya,
sehingga dapat diketahui posisi siswa tersebut. Acuan ini digunakan terutama pada tes
untuk seleksi, karena sesuai dengan tujuannya tes seleksi adalah untuk membedakan
kemampuan seseorang. Test acuan kriteria berasumsi bahwa hampir semua orang bisa
belajar apa saja namun waktunya yang berbeda. Konsekuensi acuan ini adalah adanya
progam remedy dan pengayaaan. Mereka yang belum memiliki kemampuan dasar seperti
yang diisyaratkan harus belajar lagi sampai kemampuannya mencapai kriteria atau standar
yang ditetapkan. Bagi mereka yang telah mencapai standar, diberi pelajaran tambahan
yaitu yang disebut dengan pengayaan. Jadi irama belajar pada pendidik berbasis
kompetensi adalah individual, yang cepat diberi pengayaan dan yang lambat diberi
remedial. Penafsiran skor hasil tes selalu dibandingkan dengan kriteria yang telah
ditetapkan terlebih dahulu. Hasil tes adalah lulus atau tidak. Lulus berarti telah memiliki
seluruh kompetensi yang dituntut, yaitu dapat melakukan kemampuan yang dipelajari,
tidak lulus berarti belum dapat melakukannya.

E. Standar Kompetensi Lulusan


Sebagai sebuah kurikulum yang berbasis kompetensi, KTSP mengarahkan semua
kegiatan pendidikan untuk mencapai kompetensi yang telah ditentukan. Kompetensi dapat
dimaknai sebagai kualifikasi siap, pengetahuan, dan ketrampilan yang harus dikuasai.
Istilah kualifikasi menunjukan adanya tuntutan kualitas tertentu yang harus terpenuhi
sehingga dapat untuk membedakan orang yang memiliki dengan yang tidak memiliki
kompetensi yang dimaksud. Kompetensi, dengan demikian dapat dimaknai sebagai
kemampuan bersikap, berfikir dan berbuat sesuai dengan tantangan atau kondisi yang
dihadapi. Kompetensi yang dimaksud tentu saja sesuai dengan mata pelajaran dan
memang yang mencakup untuk seluruh mata pelajaran yang diajarkan pada setiap satuan
pendidikan yang tercantum dalam standar isi (SI).
Kompetensi dirumuskan secara bertingkat sebagaimana tercantum dalam Standar
Nasional Pendidikan (SNP) Standar kompetensi Lulusan (SKL). SKL merupakan
kualifikasi kemampuan yang dibakukan atau ditargetkan yang dapat dilakuan atau
ditampilan oleh lulusan suatu jenjang pendidian yang meliputi ranah kognitif,afektif, dan
psikomotorik (Depdiknas 2006).
1) Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk
meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlaq mulia, serta
ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2) Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan menengah umum bertujuan
untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlaq mulia, serta
ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lanjut.
3) Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan menengah kejuruan
bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlaq
mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lanjut
sesuai dengan kejuruannya.
4) Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan tinggi bertujuan untuk
mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang berakhlaq mulia,
memiliki pengetahuan, ketrampilan, kemandiri dan sikap untuk menemukan,
mengembangkan , serta menerapkan ilmu, teknologi, dan seni yang bermanfaat
bagi kemanusiaan.

F. Pengujian Berbasis Kemampuan Dasar


Penerapan pendidikan berbasis kompetensi bertitik tolak dari kompetensi-
kompetensi mata pelajaran yang harus dimiliki oleh peserta didik. Berbagai kompetensi
yang dimaksud dikembangkan mulai dari penentuan standar kompetensi, kemampuan
dasar, pengembangan silabus, dan sistem pengujian yang berbasis kemampuna dasar.
Silabus merupakan acuan untuk merencanakan dan melaksanakan program pembelajaran,
sedang pengujian berbasis kemampuan dasar adalah sistem pengujian yang digunakan.

G. Sistem Pengujian Berkelanjutan


Pengujian berbasis kemampuan dasar dilakukan dengan sistem pengujian
berkelanjutan. Sistem pengujian berkelanjutan menunjuk pada pengertian bahwa semua
indikator harus dibuat soalnya, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan tindak
lanjut.

H. Penilaian Proses
Penilaian berbasis kompetensi menekankan pentingnya penilaian proses dalam
rangka mengetahui kemajuan belajar peserta didik. Penilaian proses adalah penilaian yang
dilakukan sepanjang dan bersamaan dengan dengan proses pembelajaran lewat berbagai
macam cara. Penilaian proses merupaan bagian dari penilaian kelas. Penilaian kelas dapat
dimaknakan sebagai penilaian yang dilakukan ketika kegiantan pembelajaran berlangsung
untuk memperoleh informasi tentang peserta didik, merencanakan dan memonitor proses
pembelajaran, menciptakan suasana kelas yang bergairah dan meningkatkan tingat
capaian peserta didik terhadap tujuan yang telah ditetapkan meliputi standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan indikator capaian belajar.
I. Validitas dan Acuan Kriteria
Sebagai sebuah alat uur capaian pembelajaran, alat evaluasi (tes) harus memiliki
kadar validitas yang baik agar informasi peserta didik yang diperoleh dari pelaksanaan
pengukuran dapat dipertanggungjawabkan.
DAFTAR PUSTAKA

https://mfhilal.files.wordpress.com/2011/11/bab-2.pdf

http://dhekiis.blogspot.com/2012/01/penilaian-berbasis-kompetensi.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai