SISTEM INTEGUMEN
Anggun Septiani
185070207111007
Reguler 1
Herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh virus varicella zoster(VZV).
Virus DNA ini adalah virus yang menyebabkan penyakit cacar air (chicken pox)
yang merupakan infeksi awal sebelum sesorang mengalami herpes zoster. Jadi
herpes zoster hanya dapat muncul pada seseorang yang telah mengalami cacar air
sebelumnya. Setelah episode cacar air telah sembuh, varicella zoster akan
bersifat laten di dalam badan sel saraf kemudian varicella menyebar secara
sentripetal ke sensori fiber dan sensori ganglia. Virus tesebut dorman dan tanpa
menimbulkan gejala.
Virus dapat menyebar dari satu atau lebih ganglion mengikuti dermatum
saraf (daerah pada kulit yang disarafi oleh satu spinal nerve) yang
menimbulkan tanda dan gejala pada kulit berupa clusteratau gerombolan
benjolan yang kecil yang kemudian menjadi blister. Blister-blister tersebut akan
terisi cairan limfa dan kemudian pecah lalu menjadi krusta dan menghilang.
Postherpatic neuralgia terkadang terjadi dikarenakan kerusakan pada saraf. Sistem
imun akan mengeliminasi sebagian besar virus sehingga seseorang dapat dikatakan
sembuh. Meskipun tanda dan gejala telah tidak ada, namun virus akan tetap bersifat
laten pada ganglion saraf (ganglion dorsal root maupun ganglion gasseri) pada
dasar tengkorak. Apabila sistem imun menurun virus akan mengalami multiplikasi
dan menyebar sepanjang ganglion menyebabkan nekrosis di neuron yang ditandai
oleh neulagia (Fitzpatrick, 2012).
ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI
DS : Virus varisela zozter
Klien merasa nyeri yang
hebat dan mengganggu Infeksi promer, infeksi virus alfa menetap dalam
tidurnya bemtuk laten di neuron dari ganglion
DO :
Adanya lesi Faktor predisposisi pada klien
Hipertermi (Cacar air, imunodefisiensi)
Takikardi
Reaksi virus
Vesikula
Nyeri akut
Vesikula
Kurangnya pengetahuan
Respon psikologis
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d respon inflamasi lokal akibat infeksi virus varisela zozter
(D.0077)
2. Gangguan integritas kulit b.d neuropati perifer akibat respon inflamasi
lokal infeksi virusn varisela zozter (D.0192)
3. Risiko infeksi b.d kerusakan integritas kulit dan kurangnya pengetahuan
d.d pasien menggaruk lesi (D.0142)
4. Gangguan citra tubuh b.d perubahan struktur/bentuk tubuh akibat lesi
herpes zozter (D.0083)
RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa D.0077
Nama Diagnosa Nyeri akut b.d respon inflamasi lokal akibat infeksi virus
varisela zozter .
Definisi :
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan actual atau fungsional dengan onset
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat
yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
Kriteria Hasil SLKI : Tingkat Nyeri (L.08066)
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2 x 24 jam,
diharapkan tingkat nyeri pasien menurun dengan indikator :
● Keluhan nyeri cukup menurun (4)
● Kesulitan tidur menurun (5)
● Frekuensi nadi membaik (5)
● Pola nafas membaik (5)
● Tekanan darah membaik (5)
Intervensi SIKI : Manajemen Nyeri (I.08238)
Observasi
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
dan intensitas nyeri
2. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
nyeri
3. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Terapeutik
1. Berikan teknik nonfarmakologis
2. Kontrol lingkungan
3. Fasilitasi istirahan dan tidur
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgesic, jika perlu
No Diagnosa D.0192
Nama Diagnosa Gangguan integritas kulit b.d neuropati perifer akibat respon
inflamasi lokal infeksi virusn varisela zozter
Definisi :
Kerusakan kulit (dermis dan/atau epidermis) atau jaringan
(membran mukosa, kornea, fasia, otot, tendon, tulang,
kartilago, kapsul sendi dan/atau ligament..
Kriteria Hasil SLKI : Integritas kulit dan jaringan (L.14125)
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2 x 24 jam,
diharapkan intergritas kulit dan jaringan pasien meningkat,
dengan indikator :
● Perfusi jaringan meningkat (5)
● Kerusakan lapisan kulit cukup menurun (4)
● Nyeri menurun (5)
Intervensi SIKI : Perawatan Integritas Kulit (I.11353)
Observasi
1. Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
Terapeutik
1. Gunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik
pada kulit sensitive
2. Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering
Edukasi
1. Anjurkan minum air yang cukup
2. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
3. Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem
4. Anjurkan mandi dan menggunakan suhu secukupnya
No Diagnosa D.0142
Nama Diagnosa Risiko infeksi b.d kerusakan integritas kulit dan kurangnya
pengetahuan d.d pasien menggaruk lesi
Definisi :
Berisiko mengalami penigkatan terserang organisme patogenik
Kriteria Hasil SLKI : Tingkat Infeksi (L.14137)
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam,
diharapkan tingkat infeksi pasien menurun dengan indikator :
● Kebersihan badan meningkat (5)
● Demam menurun (5)
● Vesikel cukup menurun (4)
● Kadar sel darah putih membaik (5)
Intervensi SIKI : Pencegahan infeksi (I.14539)
Observasi
1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
Terapeutik
1. Berikan perawatan kulit
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
atau lingkungan pasien
3. Pertahankan teknik aseptic pada pasien berikso tinggi
Edukasi
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
2. Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
3. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi dan cairan
No Diagnosa D.0083
Nama Diagnosa Gangguan citra tubuh b.d perubahan struktur/bentuk tubuh
akibat lesi herpes zozter
Definisi :
Perubahan persepsi tentang penampilan,struktur dan fungsi
fisik individu
Kriteria Hasil SLKI : Citra Tubuh (L.09067)
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam,
diharapkan citra tubuh pasien meningkat, dengan indikator :
● Verbalisasi perasaan negative tentang perubahan tubuh
menurun (5)
● Verbalisasi kekhawatiran pada penolakan/reaksi orang lain
menurun (5)
● Hubungan sosial membaik (5)
Intervensi SIKI : Promosi Koping (I.09312)
Observasi
1. Identifikasi kemampuan yang dimiliki
2. Identifikasi pemahaman proses penyakit
3. Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan
hubungan
4. Identifikasi metode penyelesaian masalah
Terapeutik
1. Gunakan pendekatan tenang dan meyakinkan
2. Diskusikan risiko yang menimbulkan bahaya pada diri
sendiri
3. Hindari mengambil keputusan saan pasien berada
dibawah tekanan
Edukasi
1. Anjurkan penggunaan sumber spiritual, jika perlu
2. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
3. Anjurkan keluarga terlibat
4. Anjurkan memecahkan masalah secara konstruktif
5. Latih penggunaan teknik relaksasi
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
1. Lakukan pengkajian fisik, psiko, sosio dan spiritual secara menyeluruh kepada pasien
2. Lakukan pemeriksaan penunjang jika diperlukan
3. Susun rencana keperawatang akan dilakukan sesuai dengan kondisi dan kemampuan
pasien
EVALUASI
DOKUMENTASI
Referensi :
Suputra, I. G. A. B., Darmada, I. G. K., & Rusyati, L. M. M. (2014). Herpes Zoster Cruris
Dextra : a Case Report. E-Jurnal Medika Udayana, 3.
{Bibliography}