Anda di halaman 1dari 2

Reno Apriliyandi

XII IPS 4
Seni Budaya

LATIHAN 1

1. Apa perbedaan tari tradisonal dan tari modern?


2. Sebutkan salah satu tari tradisonal yang ada di daerah anda? (Judul, sejarah,
bentuk pertunjukannya, serta kelebihan dan kekurangannya)
3. Tari tradisional apakah yang anda sukai ? Berikan alasannya!
4. Bagaimana pendapat anda bila tari tradisional yang terdapat di Indonesia di klaim oleh negara lain?
5. Bagaimana cara anda melestariakan tari tradisional?
6. Bagaimana pendapat kalian ketika melihat seseorang atau kelompok orang lebih menyukai tari
modern dibandingakan tari tradisional?

JAWABAN LATIHAN 1

1.Perbedaan
Tari Tradisional Tari Modern
Dikembangkan dan dilestarikan Diciptakan dan dikembangkan
secara turun temurun sesuai inovasi dan tren zaman
Diiringi dengan musik tradisional Diiringi mudik modern
Menggunakan pakaian yang Pakaian modern, sesuai tema
sederhana sesuai asal daerahnya
Dinikmati secara performa dan Hanya dinikmati secara performa
penjiwaan (makna tarian) saja

2.Tari Topeng Cirebon


@Sejarah
Jauh sebelum tari tersebut ada di Cirebon, ternyata tari yang tersebut sudah ada di Jawa Timur dan
berkembang pada tahun 10 hingga 16 Masehi. Kesenian tersebut berkembang pada masa Kerajaan Jenggala
yang berkuasa di bawah pemerintahan Prabu Amiluhur atau yang juga disebut dengan Prabu Panji Dewa. Asal
muasal tarian satu ini bisa masuk ke Cirebon ialah berasal dari seniman jalanan.
Saat tarian tersebut masuk ke Cirebon, kemudian kesenian yang satu ini berbaur dengan kesenian setempat
sehingga melahirkan sebuah tari yang khas. Mengingat kembali bahwa Cirebon merupakan salah pintu
tersebarnya agama Islam di tanah Jawa. Hal itulah yang juga memberikan dampak pada perkembangan seni
tradisi yang sudah ada sebelumnya. Tokoh sentral yang sangat terkenal pada waktu itu yakni sekitar tahun 1470
ialah Syarif Hidayatullah atau yang lebih dikenal dengan Sunan Gunung Jati.
Beliau menjadikan Cirebon sebagai pusat penyebaran Agama Islam pada waktu itu. Agar Agama Islam dapat
diterima dengan baik oleh masyarakat, salah satu upaya yang dilakukan oleh Sunan Gunung Jati ialah dengan
melakukan kerja sama dengan Sunan Kalijaga.
Kedua tokoh Islam tersebut memfungsikan Tari Topeng sebagai bagian dari upaya untuk menyebarkan
Agama Islam. Tak hanya itu, tari tersebut juga sekaligus juga dimanfaatkan sebagai tontonan di lingkungan
keraton. Tak hanya kesenian ini saja yang menjadi bagian dari upaya penyebaran Agama Islam.
Namun, ada pula kesenian lainnya seperti Berokan, Reog, Angklung, Brai, Gamelan Renteng dan Wayang Kulit.
Kemudian pada tahun 1479, saat Sunan Gunung Jati berkuasa di Cirebon terjadilah sebuah serangan yang
dilakukan oleh Pangeran Welang yang berasal dari Karawang.
Pangeran tersebut sangat terkenal dengan kesaktiannya karena memiliki pedang yang sangat sakti dan disebut
dengan Curug Sewu. Kesaktian dari pedang tersebut bahkan sampai membuat Sunan Gunung Jati, Sunan
Kalijaga dan Pangeran Cakrabuana tidak memiliki kemampuan untuk menandinginya.
Hingga pada akhirnya, diambilah jalan diplomasi kesenian. Keputusan yang diambil tersebut akhirnya melahirkan
sebuah kelompok tari dengan Nyi Mas Gandasari sebagai penarinya. Akan tetapi, hal menarik terjadi seiring
dengan populernya tarian tersebut. Dimana Pangeran Welang jatuh hati kepada sang penari hingga rela
menyerahkan pedang sakti Curug Sewu miliknya tersebut kepada di penari. Dengan penyerahan senjata tersebut,
hal ini berarti bahwa kesaktian yang dimiliki oleh Pangeran Welang pun telah sirna.
Dia akhirnya menyerah dan setia kepada Sunan Gunung Jati. Penyerahan dan kesetiaan dirinya untuk
bersama dengan Sunan Gunung Jati ditandai dengan perubahan namanya menjadi Pangeran Graksan. Seiring
dengan berjalannya waktu, kesenian yang sering ditampilkan tersebut lebih dikenal dengan nama Tari Topeng
Cirebon.

1
@Bentuk Pertunjukan
Tempat Pementasan:
 Awalnya: di lingkungan yang terbuka juga ditampilkan dengan bentuk setengah lingkaran seperti sebuah
halaman rumah di blandangan (tenda) atau di bale (panggung), menggunakan obor sebagai penerangnya.
 Kini: dalam sebuah gedung dengan lampu listrik serta tata cahayanya yang menarik. Struktur pagelarannya
sendiri tergantung pada kemampuan rombongan, fasilitas, jenis penyajian dan juga lakon yang akan
dibawakan oleh setiap pemain.
Struktur Pertunjukan:
1. Topeng Gede
Topeng Gede mempunyai struktur yang lebih besar serta lebih baku. Nah, struktur yang satu ini juga
merupakan penyempurnaan dari struktur Topeng Alit. Menggunakan tetaluan 9 musik pengiring yang lengkap
dan memuat lima babak sekaligus. Tak hanya itu, bahkan juga dilengkapi dengan lakonan dan jantuk
(nasihat) pada akhir pagelaran.
2. Topeng Alit
Topeng Alit ini memiliki struktur yang minimalis, baik itu dari segi dalang, kru, peralatan maupun
penyajiannya. Biasanya, kategori yang satu ini hanya melibatkan lima sampai tujuh orang yang bersifat
multiperan. Sifat multiperan ini berarti bahwa babak topeng tak hanya di perankan oleh dalang saja.Namun
wiyaganya juga turut membantu.
Tujuan:
 Pagelaran Kamunal: Untuk bersama (kemasyarakatan)
Pagelaran tersebut juga disertai dengan arak-arakan dalang, atraksi seni serta beberapa kesenian lainnya
dengan durasi lebih dari satu malam.
 Pagelaran Individual: memeriahkan hajatan seseorang saja (pernikahan, khitanan dsb.)
 Pagelaran Bebarangan: pertunjukan tari keliling kampung (inisiatifnya sang dalang topeng).
Biasanya, dalang topeng akan datang ke daerah-daerah desa yang sudah panen atau daerah yang lebih
ramai (kota). Karena desa si dalang belum mengalami masa panen, sedang mengalami kekeringan atau
bahkan sedang sepi penduduknya.

@Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan Kekurangan
Gerakannya lebih bagus dan Sulitnya bernafas
maknawi
Pakaiannya bagus dan simpel, Susahnya mempertahankan
tidak membuat penari susah Topeng dengan gigitan
bergerak
Masih populer di kalangan Rancunya asal sejarah Tari
masyarakat Topeng tersebut

3.Tari Topeng, karena selain bisa dinikmati dari performa, kisah yang diceritakan tari Topeng juga sangat menarik,
yaitu tentang sifat dan karakter manusia (Panji, Samba, Rumyang, Patih, dan Klana)

4.Sangat buruk, bagaimanapun setiap pasti negara mempunyai warisan budaya masing-masing, tak boleh saling
klaim sepihak. Untuk itu, budaya kita harus langsung diamankan dengan didaftarkan ke UNESCO. Serta
melestarikannya agar tidak hilang tertelan zaman.

5.Dengan mempelajarinya (meski hanya dasarnya saja), mempublikasikan, mempopulerkannya melalui media
sosial. Serta mengapresiasi dengan mendukung acara-acara atau kontes budaya, seperti Indonesia Menari dan
Lomba Pagelaran Angklung.

6.Pada dasarnya, sah-sah saja bagi mereka untuk menyukai Tari Modern. Karena mereka melihat bahwa Tari
Modern itu bagus dan keren. Namun mereka harus diperlihatkan pada mereka bahwa Tari Tradisional banyak
yang lebih keren. Intinya mereka hanya harus diperlihatkan kehebatan budaya kita.

Anda mungkin juga menyukai