Anda di halaman 1dari 30

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, saya panjatkan puja dan
puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
saya,sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Pendidikan Kewarganegaraan tentang Wawasan
Nusantara dan Ketahanan Nasional.

Adapun makalah Pendidikan Kewarganegaraan tentang Wawasan Nusantara dan Ketahanan


Nasional ini telah saya usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak,
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya tidak lupa menyampaikan banyak
terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam proses pembuatan makalah ini. Namun
tidak lepas dari semua itu , kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi bahasa
maupun dari segi - segi lainnya. Oleh karena itu saya menerima semua saran dan kritikan sehingga saya
dapat memperbaiki makalah Pendidikan Kewarganegaraan ini.

Saya mengharapkan semoga atas hadirnya makalah ini, dapat bermanfaat terutama bagi saya sendiri
dan pembaca sehingga dapat memberikan pengetahuan lebih terhadap pembaca.

Selasa , 30 Januari 2018

Penyusun
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………...!!

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………………..1

B. Rumusan Masalah…………………………………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN

WAWASAN NUSANTARA

A. Ajaran Wawasan Nasional Indonesia……………………………………….3

B. Latar Belakang Filosofis Wawasan Nusantara……………………………..4

C. Hakikat dan Implementasi Wawasan Nusantara…………………………..6

D. Landasan Wawasan Nusantara……………………………………………...6

E. Kedududkan, Fungsi dan Tujuan Wawasan Nusantara…………………...7

F. Permasyarakatan/Sosialisasi Wawasan Nusantara………………………...8

KETAHANAN NASIONAL

A. Pengetian Ketahanan Nasional………………………………………………9

B. Hakekat Ketahanan Nasional dan Konsepsi Ketahanan Nasional……......9

C. Asas-asas Ketahanan Nasional………………………………………………9

D. Sifat-sifat Ketahanan Indonesia…………………………………………….10

E. Kedudukan dan Fungsi Ketahanan Nasional……………………………...11

F. Ketahanan Nasional dan Konsepsi Ketahanan Nasional………………....12

G. Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional Pada Kehidupan Bernegara……..13

H. Beberapa Ancaman Ketahanan Nasional Dalam dan Luar Negeri……...20

POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL

A. Pengertian Politik……………………………………………………………23

B. Pengertian Strategi…………………………………………………………..23

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Politik dan Strategi Nasional……….23

D. Politik Luar Negeri Indonesia………………………………………………25

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………………..27

B. Kritik dan Saran…………………………………………………………….27


DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) memiliki wilayah yang sangat luas dibandingkan
dengan Negara-Negara lain, yang terbentang dari Sabang sampai Marauke. Letak Geografis NKRI diapit
oleh dua Benua (Asia dan Australia) dan dua Samudera (Pasifik dan Hindia). Indonesia terletak diantara
60 LU-110 LS dan 950 BT-1410 BT. Di Indonesia terdapat dua musim yaitu musim hujan dan musim
kemarau.

Sebagai Negara yang memiliki wilayah luas, Indonesia mempunyai lebih dari 300 suku. Suku-
Suku tersebut, sebagian masih tinggal di Pedalaman dan sebagian lagi sudah tinggal di Perkotaan. Hal ini
juga menunjukkan bahwa NKRI disebut Negara Multicultural yaitu Negara yang memiliki banyak suku,
yang mempunyai berbagai bahasa, adat, keyakinan bahkan kesenian. Sehingga hal inipun yang
menunjukkan bahwa rakyat Indonesia mempunyai mata pencaharian dan cara berpikir yang berbeda-
beda. Karena hal-hal tersebutlah membuat rakyat Indonesia harus mempelajari Wawasan Nusantara
sebagai bukti cinta kepada tanah air.

Terbentuknya negara Indonesia dilatar belakangi oleh perjuangan seluruh bangsa. Sudah sejak
lama Indonesia menjadi incaran banyak negara atau bangsa lain, karena potensinya yang besar dilihat
dari wilayahnya yang luas dengan kekayaan alam yang banyak. Kenyataannya ancaman datang tidak
hanya dari luar, tetapi juga dari dalam. Terbukti, setelah perjuangan bangsa tercapai dengan
terbentuknya NKRI, ancaman dan gangguan dari dalam juga timbul, dari yang bersifat kegiatan fisik
sampai yang idiologis. Meski demikian, bangsa Indonesia memegang satu komitmen bersama untuk
tegaknya negara kesatuan Indonesia. Dorongan kesadaran bangsa yang dipengaruhi kondisi dan letak
geografis dengan dihadapkan pada lingkungan dunia yang serba berubah akan memberikan motivasi
dlam menciptakan suasana damai. Sejak merdeka negara Indonesia tidak luput dari gejolak dan
ancaman yang membahayakan kelangsungan hidup bangsa. Tetapi bangsa Indonesia mampu
mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya dari agresi Belanda dan mampu menegakkan
wibawa pemerintahan dari gerakan separatis. Ketahanan nasional adalah kondisi dinamika, yaitu suatu
bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan ketahanan, Kekuatan
nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, hambatan dan ancaman baik yang datang
dari dalam maupun dari luar.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berkedaulatan dan merdeka dimana bangsa yang
merdeka tentunya akan mengatur urusan dalam negerinya sendiri tanpa ada campur tangan lagi dari
negera luar dalam urusan pemerintahan. Sejak peristiwa proklamasi di tahun 1945, terjadi perubahan
yang sangat mendasar dari negara Indonesia ,terutama yang berkaitan dengan kedaulatan dan sistem
pemerintahan dan politik. Pada awal masa kemerdekaan, kondisi politik Indonesia belum sepenuhnya
baik. Kondisi indonesia masih belum tertata dengan baik dan belum stabil. Tetapi, setelah beberapa
tahun berjalan kondisi internal Indonesia sudah mulai teratur dan membaik. Selangkah demi selangkah
Indonesia mulai membenahi dan mengatur sistem pemerintahannya sendiri. Di zaman sekarang yaitu
zaman yang serba modern dengan mulai lunturnya rasa nasionalisme banyak pemuda Indonesia yang
tidak mengerti akan makna politik bebas aktif yang digunakan oleh Indonesia, dan tidak sedikit di antara
mereka yang salah mengartikan makna politik bebas aktif tersebut. Oleh karena itu, kiranya kita perlu
untuk membahas tentang politik dan strategi bangsa Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka yang menjadi pokok permasalahan adalah sebagai berikut :

a. Wawasan Nusantara

1. Bagaimana Ajaran Wawasan Nasional Indonesia?

2. Bagaimana Latar Belakang Filosofis Wawasan Nusantara?

3. Apa Hakikat dan Implementasi Wawasan Nusantara?

4. Apa Landasan Wawasan Nusantara?

5. Bagaimana Kedudukan, Fungsi dan Tujuan Wawasan Nusantara?

6. Bagaimana Pemasyarakatan/Sosialisasi Wawasan Nusantara?

b. Ketahanan Nasional

1. Apa Pengertian Ketahanan Nasional Indonesia?

2. Bagaimana Hakekat Ketahanan Nasional dan Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia?

3. Apa saja Asas-Asas Ketahanan Nasional Indonesia?

4. Bagaimana Sifat-Sifat Ketahanan Nasional Indonesia?

5. Bagaiman Kedudukan dan Fungsi Ketahanan Nasional Indonesia?

6. Bagaimana Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia?

7. Apa saja yang Mempengaruhi Aspek Ketahanan Nasional Pada Kehidupan Bernegara?

8. Bagaimana Ancaman Bagi Negara Indonesia?

c. Politik dan Strategi Nasional

1. Bagaimana perkembangan politik dan strategi nasional di Indonesia saat ini?


2. Apakah dampak politik dan strategi nasional terhadap penegakan hukum?

3. Apakah pelaksanaan politik dan strategi nasional telah sesuai dengan cita-cita bangsa
Indonesia?

4. Bagaimana keberhasilan politik dan strategi nasional Indonesia?

BAB II

PEMBAHASAN

WAWASAN NUSANTARA

A. Ajaran Wawasan Nasional Indonesia

Sebelum membahas Wawasan Nusantara, terlebih dahulu saya akan menjelaskan tentang
Wawasan Nasional. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi II, 1994) Wawasan berasal dari kata
mawas atau mewawas yang memiliki arti meneliti, meninjau, mengamati dan memandang. Dengan
adanya imbuhan “an” secara harfiah Wawasan berarti cara penglihatan, cara tinjau ataupun cara
pandang. Sedangkan yang dimaksud Nasional adalah berkenaan dengan suatu bangsa. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa Wawasan Nasional adalah cara pandang suatu bangsa yang telah
menegara tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang serba terhubung (melalui interaksi
dan interelasi) dan dalam pembangunannya di lingkungan Nasional (termasuk lokal dan propinsional),
regional serta global.

Sementara itu, Wawasan Nasional Indonesia merupakan wawasan yang dikembangkan


berdasarkan teori Wawasan Nasional secara universal. Wawasan tersebut dibentuk dan dijiwai oleh
paham kekuasaan bangsa Indonesia dan paham Geopolitik.

1. Paham Kekuasaan Bangsa Indonesia

Wawasan Nasional Indonesia tidak mengembangkan ajaran tentang kekuasaan dan adu
kekuatan, karena hal tersebut mengandung benih-benih persengketaan dan ekspansionisme. Ajaran
Wawasan Nasional Indonesia menyatakan bahwa ideologi digunakan sebagai landasan idiil dalam
menentukan politik Nasional, dihadapkan pada kondisi dan konstelasi (keadaan dan tatanan) geografi
Indonesia dengan segala aspek kehidupan Nasionalnya. Tujuannya adalah agar bangsa Indonesia dapat
menjamin kepentingan bangsa dan Negaranya ditengah-tengah perkembangan dunia.
2. Geopolitik Indonesia

Negara Indonesia menganut paham Negara kepulauan, yaitu paham yang dikembangkan dari
asas Archipelago yang memang berbeda dengan pemahaman Archipelago di Negar-Negara barat pada
umumnya. Perbedaan yang esensial dari pemahaman ini adalah menurut paham barat laut berperan
sebagai pemisah pulau. Sedangkan menurut paham Indonesia laut adalah penghubung, sehingga
wilayah Negara menjadi satu kesatuan yang utuh sebagai tanah air dan disebut Negara kepulauan.

B. Latar Belakang Filosofis Wawasan Nusantara

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya yang dimaksud Wawasan adalah cara pandang.
Sedangkan Nusantara terdiri dari dua kata yaitu Nusa yang artinya Negara kepulauan dan Antara yang
berarti pembatas.

Berikut filosofis yang melatarbelakangi Wawasan Nusantara, yaitu :

1. Pemikiran Berdasarkan Falsafah Pancasila

Berdasarkan falsafah Pancasila, manusia Indonesia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki
naluri, akhlak, daya piker dan sadar akan keberadaannya yang serba terhubung dengan sesamanya,
lingkungannya, alam semesta dan penciptanya. Kesadaran ini menumbuhkan cipta, karsa dan karya
untuk mempertahankan eksistensi dan kelangsungan hidupnya dari generasi ke generasi. Berdasarkan
yang dipengaruhi oleh lingkungannya manusia Indonesia memiliki motivasi antara lain untuk
menciptakan suasana damai dan tenteram menuju kebahagiaan serta menyelenggarakan keteraturan
dalam membina hubungan antarsesama.

Atas dasar nilai-nilai Pancasila Nampak bahwa Wawasan Nasional yang dianut dan
dikembangkan oleh bangsa Indonesia merupakan pancaran dari Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa
Indonesia. Oleh karena itu, Wawasan Nasional Indonesia menghendaki terciptanya persatuan dan
kesatuan tanpa menghilangkan ciri, sifat, dan karakter dari kebhinekaan unsur-unsur pembentuk bangsa
(suku bangsa, etnis, golongan atau daerah itu sendiri).

2. Pemikiran Berdasarkan Aspek Kewilayahan Nusantara

Kondisi obyektif sebagai modal dalam pembentukkan suatu Negara merupakan suatu ruang
gerak hidup suatu bangsa yang didalamnya terdapat Sumber Daya Alam dan penduduk yang
mempengaruhi pengambilan keputusan/kebijaksanaan politik Negara tersebut. Oleh karena itu, dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara fungsi maupun pengaruh geografi terhadap sikap dan tata laku
Negara yang bersangkutan merupakan suatu fenomena yang mutlak diperhitungkan. Demikian pula
sebaliknya, dampak sikap dan tata laku Negara terhadap kondisi geografis sebagai tata hubungan antara
manusia dan wadah lingkungannya perlu diperhitungkan.
Kondisi Obyektif Geografi Nusantara merupakan untaian ribuan pulau yang tersebar dan
terbentang di khatulistiwa serta terletak pada posisi silang yang sangat strategis, memiliki karakteristik
yang berbeda dengan Negara lain. Deklarasi Djuanda yang diselenggarakan pada tanggal 13 Desember
1957 menyatakan bahwa bentuk geografis Indonesia adalah Negara kepulauan yang terdiri atas ribuan
pulau besar dan kecil dengan sifat dan corak tersendiri.

3. Pemikiran Berdasarkan Aspek Sosial Budaya

Sosial Budaya sebagai salah satu aspek kehidupan nasional disamping politik, ekonomi serta
pertahanan dan keamanan adalah faktor dinamik masyarakat terbentuk oleh keseluruhan pola tingkah
laku lahir batin yang memungkinkan berlangsungnya hubungan sosial diantara anggotanya.

Masyarakat Indonesia sejak awal terbentuk dengan ciri kebudayaan beragam yang muncul
karena pengaruh ruang lingkungan berupa kepulauan dimana ciri alamiah tiap-tiap pulau berbeda-beda.
Perbedaan karakter masyarakatnya sangat mencolok, perbedaan dalam ras dan etnik. Faktor alamiah itu
membentuk perbedaan khas kebudayaan masyarakat di tiap-tiap daerah sekaligus perbedaan daya
tanggap inderawi serta pola kehidupan baik dalam hubungan vertikal maupun hosizontal. Secara
universal kebudayaan masyarakat yang heterogen tersebut sama-sama mempunyai unsur-unsur penting
sebagai berikut :

a. Sistem religi dan upacara keagamaan

b. Sistem masyarakat dan organisasi kemasyarakatan

c. Sistem pengetahuan

d. Bahasa

e. Keserasian (budaya dalam arti sempit)

f. Sistem mata pencaharian

g. Sistem teknologi dan peralatan

Dari tinjauan sosial budaya, pada akhirnya dapat dipahami bahwa proses sosial dalam
keseluruhan upaya menjaga persatuan nasional sangat membutuhkan kesamaan persepsi diantara
segenap masyarakat tentang eksistensi budaya yang sangat beragam namun memiliki semangat untuk
membina kehidupan bersama yang harmonis. Dengan adanya kesamaan persepsi ini Wawasan Nasional
Indonesia diwarnai oleh keinginan untuk menumbuh suburkan faktor-faktor positif, mewujudkan
persatuan dan kesatuan dan mengurangi atau kalau bisa menghilangkan pengaruh negatif dari faktor-
faktor yang dapat menimbulkan disintegrasi bangsa.

4. Pemikiran Berdasarkan Aspek Kesejarahan

Perjuangan suatu bangsa dalam meraih cita-citanya pada umumnya tubuh dan berkembang dari
latar belakang sejarahnya. Wilayah NKRI merupakan warisan colonial hindia belanda dimana batas
wilayah perairan ditentukan dan diakui berdasarkan Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonnantie
(TZMKO) 1939. Berdasarkan TZMKO, laut territorial adalah selebar 3 mil laut dari garis pangkal masing-
masing pulau. Indonesia secara politik dan ekonomi sangat dirugikan karena tanah dan air Republik
Indonesia belum terwujud dalam satu kesatuan yang utuh.

Konsepsi Nusantara merupakan hasil Deklarasi Djuanda, yang berlandaskan semangat


kekompakan dan mengacu pada konstelasi geografi RI sebagai Negara kepulauan dikukuhkan menjadi
UU No. 4/Prp tahun 1960, yaitu :

a. Perairan Indonesia ialah laut wilayah Indonesia beserta perairan pedalaman Indonesia.

b. Laut wilayah Indonesia ialah jalur laut 12 mil laut.

c. Perairan pedalaman Indonesia adalah semua perairan yang terletak pada sisi dalam dari
garis dasar.

Wawasan Kebangsaan atau Wawasan Nasional Indonesia diwarnai oleh pengalaman sejarah
yang tidak menginginkan terulangnya perpecahan dalam lingkungan bahasa dan Negara Indonesia yang
akan melemahkan perjuangan dalam mengisi kemerdekaan untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan
nasional sebagai hasil kesepakatan bersama agar bangsa Indonesia setara dengan bangsa lain.

C. Hakikat dan Implementasi Wawasan Nusantara

Adapun hakikat dan implementasinya, yaitu :

1. Hakikat Wawasan Nusantara

Hakikat Wawasan Nusantara adalah keutuhan nusantara, dalam pengertian cara pandang yang
selalu utuh menyerluruh dalam lingkup nusantara demi kepentingan nasional. Hal tersebut berarti
bahwa setiap warga bangsa dan aparatur Negara harus berpikir, bersikap dan bertindak secara utuh
menyeluruh demi kepentingan bangsa dan Negara Indonesia.

2. Implementasi Wawasan Nusantara

Implementasi Wawasan Nusantara senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat dan wilayah
tanah air secara utuh dan menyeluruh, sebagai berikut :

a. Dalam kehidupan politik akan menciptakan iklim penyelenggaraan Negara yang sehat
dan dinamis.

b. Dalam kehidupan ekonomi akan menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar


menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata dan adil.

c. Dalam kehidupan sosial budaya dapat menciptakan sikap bathiniyah dan Lahiriyah
yang mengakui kebhinekaan sebagai kenyataan hidup dan karunia Sang Pencipta.

d. Dalam kehidupan pertahanan dan keamanan akan menumbuhkembangkan kesadaran


cinta tanah air dan bangsa sehingga akan membentuk sikap bela Negara pada setiap warga Negara
Indonesia.
Dalam pembinaan seluruh aspek kehidupan nasional yang dijelaskan diatas, Implementasi
Wawasan Nusantara harus menjadi nilai yang menjiwai segenap peraturan perundang-undangan yang
berlaku pada setiap strata diseluruh wilayah Negara. Wawasan Nusantara juga dapat di
implementasikan ke dalam segenap pranata sosial yang berlaku di msayarakat dalam nuansa
kebhinekaan sehingga mendinamisasikan kehidupan sosial yang akrab, peduli, toleransi, hormat dan
taat hukum.

D. Landasan Wawasan Nusantara

Berikut merupakan Landasan Wawasan Nusantara, yaitu :

1. Landasan Idiil : Pancasila

Pancasila telah diakui sebagai sebagai ideologi dan dasar Negara yang terumuskan dalam
pembukaan UUD`45. Pada hakikatnya, Pancasila mencerminkan nilai keseimbangan, keserasian,
keselarasan, persatuan dan kesatuan, kekeluargaan, kebersamaan dan kearifan dalam membina
kehidupan nasional. Perpaduan nilai-nilai tersebut mampu mewadahai kebhinekaan seluruh aspirasi
bangsa Indonesia. Pancasila merupakan sumber motivasi bagi perjuangan seluruh bangsa Indonesia
dalam tekadnya untuk menata kehidupan didalam Negara Kesatuan Republik Indonesia secara berdaulat
dan mandiri. Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa dan dasar Negara mempunyai kekuatan hukum
yang mengikat para penyelenggara Negara, para pimpinan pemerintahan dan seluruh rakyat Indonesia.

Dengan demikian, Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia telah dijadikan landasan idiil dan
dasar Negara sesuai dengan yang tercantum pada pembukaan UUD`45. Oleh karena itu, Pancasila sudah
seharusnya serta sewajarnya menjadi Landasan Idiil Wawasan Nusantara.

2. Landasan Konstitusional : UUD`45

UUD 1945 merupakan konstitusi dasar yang menjadi pedoman pokok dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Bangsa Indonesia bersepakat bahwa Indonesia adalah Negara
kesatuan yang berbentuk Republik dan berkedaulatan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh MPR.
Oleh karena itu, Negara mengatasi segala paham golongan, kelompok dan perseorangan serta
menghendaki persatuan dan kesatuan dalam segenap aspek dan dimensi kehidupan nasional. Artinya,
kepentingan Negara dalam segala aspek dan perwujudannya lebih diutamakan diatas kepentingan
golongan, kelompok dan peseorangan berdasarkan aturan, hukum, dan perundang-undangan yang
berlaku memperhatikan HAM, aspirasi masyarakat dan kepentingan daerah yang berkembang saat ini.

Dengan demikian, UUD`45 seharusnya dan sewajarnya menjadi landasan konstitusional dari
Wawasan Nusantara yang merupakan cara pandang bangsa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.

E. Kedudukan, Fungsi dan Tujuan Wawasan Nusantara


Berikut ini merupakan Kedudukan, Fungsi dan Tujuan dari Wawasan Nusantara, yaitu:

1. Kedudukan Wawasan Nusantara

a. Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Nasional bangsa Indonesia merupakan ajaran yang
diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat agar tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam
upaya mencapai dan mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional.

b. Wawasan Nusantara dalam paradigm nasional dapat dilihat dari stratifikasinya sebagai
berikut :

-Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa dan dasar Negara berkedudukan sebagai landasan
idiil.

-UUD`45 sebagai landasan konstitutsi Negara, berkedudukan sebagai landasan konstitusional.

- Wawasan Nusantara sebagai visi nasional, berkedudukan sebagai landasan visional.

-Ketahanan nasional sebagai konsepsi nasional, berkedudukan sebagai landasan konsepsional.

-GBHN sebagai politik dan strategi nasional atau sebagai kebijaksanaan dasar nasional,
berkedudukan sebagai landasan operasional.

2. Fungsi Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-rambu dalam
menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan bagi penyelenggara Negara di
tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.

3. Tujuan Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi disegala aspek kehidupan
rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional daripada kepentingan individu,
kelompok, golongan, suku bangsa atau daerah. Hal tersebut bukan berarti menghilangkan kepentingan-
kepentingan individu, kelompok, suku bangsa, atau daerah. Kepentingan-kepentingan tersebut tetap
dihormati, diakui dan dipenuhi, selam tidak bertentangan dengan kepentingan nasional atau
kepentingan masyarakat banyak.
F. Pemasyarakatan/Sosialisasi Wawasan Nusantara

Pemasyarakatan/Sosialisasi Wawasan Nusantara tersebut dapat dilakukan dengan cara berikut :

1. Menurut sifat atau cara penyampaiannya, yang dapat dilaksanakan sebagai berikut.

a. Langsung, yang terdiri dari ceramah, diskusi, dialog, tatap muka.

b. Tidak Langsung, yang terdiri dari media elektronik, media cetak.

2. Menurut metode penyampaiannya yang berupa :

a. Keteladanan. Melalui metode penularan keteladanan dalam sikap perilaku kehidupan


sehari-hari kepada lingkungannya, terutama dengan memberikan contoh-contoh berpikir, bersikap dan
bertindak mementingkan kepentingan bangsa dan Negara diatas kepentingan pribadi atau golongan,
sehingga timbul semangat kebangsaan yang selalu cinta tanah air.

b. Edukasi, yakni melalui metode pendekatan formal dan informal. Pendidikan formal ini
dimulai dari tingkat TK sampai Perguruan Tinggi, pendidikan karir disemua strata dan bidang profesi,
penataran atau kursus-kursus dan sebagainya. Sedangkan pendidikan non formal dapat dilaksanakan di
lingkungan rumah atau keluarga, di lingkungan pemukiman, pekerjaan dan organisasi kemasyarakatan.

c. Komunikasi, tujuan yang ingin dicapai dari sosialisasi Wawasan Nusantara melalui metode
komunikasi adalah tercapainya hubungan komunikatif secara baik yang akan mampu menciptakan iklim
saling menghargai, menghormati, mawas diri dan tenggang rasa sehingga tercipta kesatuan bahasa dan
tujuan tentang Wawasan Nusantara.

d. Integrasi, tujuan yang ingin dicapai dari Pemasyarakatan atau Sosialisasi Wawasan
Nusantara melalui metode integrasi adalah terjalinnya persatuan dan kesatuan. Pengertian serta
pemahaman tentang Wawasan Nusantara akan membatasi sumber konflik didalam tubuh bangsa
Indonesia baik pada saat ini maupun dimasa mendatang dan akan memantapkan kesadaran untuk
mengutamakan kepentingan nasional dan cita-cita serta tujuan nasional.

KETAHANAN NASIONAL

A. Pengertian Ketahanan Nasional Indonesia

Kondisi dinamik bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang
berintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan
kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan ancaman hambatan dan
gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam. Untuk menjamin identitas, integritas
kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasionalnya. Konsepsi
ketahanan nasional Indonesia adalah konsepsi pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan
dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang serasi dalam seluruh aspek
kehidupan secara utuh dan menyeluruh berlandaskan Pancasila, UUD 45 dan Wasantara Kesejahteraan
= Kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai nasionalnya demi sebesar-
besarnya kemakmuran yang adil dan merata rohani dan jasmani. Keamanan = Kemampuan bangsa
Indonesia melindungi nilai-nilai nasionalnya terhadap ancaman dari luar maupun dari dalam.

B. Hakekat Ketahanan Nasional dan Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia

1. Hakekat Ketahanan Nasional Indonesia = Keuletan dan ketangguhan yang mengandung


kemampuan mengembangkan kekuatan nasional untuk dapat menjamin kelangsungan hidup dan tujuan
Negara.

2. Hakekat Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia = Pengaturan dan penyelenggaraan


kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan
nasional.

C. Asas-asas Ketahanan Nasional

Asas ketahanan nasional adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang tersusun berlandaskan
Pancasil, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut (Lemhannas,
2000: 99 – 11).

a. Asas kesejahtraan dan keamanan

Asas ini merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan wajib dipenuhi bagi individu maupun
masyarakat atau kelompok. Didalam kehidupan nasional berbangsa dan bernegara, unsur kesejahteraan
dan keamanan ini biasanya menjadi tolak ukur bagi mantap/tidaknya ketahanan nasional.

b. Asas komprehensif/menyeluruh terpadu

Artinya, ketahanan nasional mencakup seluruh aspek kehidupan. Aspek-aspek tersebut


berkaitan dalam bentuk persatuan dan perpaduan secara selaras, serasi, dan seimbang.

c. Asas kekeluargaan

Asas ini bersikap keadilan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong, tenggang rasa dan tanggung
jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam hal hidup dengan asas
kekeluargaan ini diakui adanya perbedaan, dan kenyataan real ini dikembangkan secara serasi dalam
kehidupan kemitraan dan dijaga dari konflik yang bersifat merusak/destruktif.

D. Sifat-sifat Ketahanan Indonesia


1. Mandiri = Percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri bertumpu pada identitas,
integritas dan kepribadian. Kemandirian merupakan prasyarat menjalin kerjasama yang saling
menguntungkan

2. Dinamis = Berubah tergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara serta kondisi
lingkungan strategis.

3. Wibawa = Pembinaan ketahanan nasional yang berhasil akan meningkatkan kemampuan


bangsa dan menjadi faktor yang diperhatikan pihak lain.

4. Konsultasi dan Kerjasama = Sikap konsultatif dan kerjasama serta saling menghargai
dengan mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa.

E. Kedududukan dan Fungsi Ketahanan Nasional

a. Kedudukan :

Ketahanan nasional merupakan suatu ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh bangsa
Indonesia serta merupakan cara terbaik yang perlu di implementasikan secara berlanjut dalam rangka
membina kondisi kehidupan nasional yang ingin diwujudkan, wawasan nusantara dan ketahanan
nasional berkedudukan sebagai landasan konseptual, yang didasari oleh Pancasil sebagai landasan ideal
dan UUD sebagai landasan konstisional dalam paradigma pembangunan nasional.

b. Fungsi :

Ketahanan nasional nasional dalam fungsinya sebagai doktrin dasar nasional perlu dipahami
untuk menjamin tetap terjadinya pola pikir, pola sikap, pola tindak dan pola kerja dalam menyatukan
langkah bangsa yang bersifat inter – regional (wilayah), inter – sektoral maupun multi disiplin. Konsep
doktriner ini perlu supaya tidak ada cara berfikir yang terkotak-kotak (sektoral). Satu alasan adalah
bahwa bila penyimpangan terjadi, maka akan timbul pemborosan waktu, tenaga dan sarana, yang
bahkan berpotensi dalam cita-cita nasional. Ketahanan nasional juga berfungsi sebagai pola dasar
pembangunan nasional. Pada hakikatnya merupakan arah dan pedoman dalam pelaksanaan
pembangunman nasional disegala bidang dan sektor pembangunan secara terpadu, yang dilaksanakan
sesuai dengan rancangan program.

F. Ketahanan Nasional dan Konsepsi Ketahanan Nasional

Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa yang meliputi segenap kehidupan
nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman,
hambatan dan gangguan, baik yang datang dari dalam maupun dari luar, untuk menjamin identitas,
integrasi dan kelangsungan hidup bangsa dan negar serta perjuangan mencapai tujuan nasional dapat
dijelaskan seperti dibawah ini :

a. Ketangguhan
Adalah kekuatan yang menyebabkan atau dapat menanggulangi beban yang
dipikulnya.seseorang atau sesuatu dapat bertahan, kuat menderita

b. Keuletan

Adalah usaha secara giat dengan kemampuan yang keras dalam menggunakan kemampuan
tersebut diatas untuk mencapai tujuan.

c. Identitas

Yaitu ciri khas suatu bangsa atau negara dilihat secara keseluruhan. Negara dilihat dalam
pengertian sebagai suatu organisasi masyarakat yang dibatasi oleh wilayah dengan penduduk, sejarah,
pemerintahan, dan tujuan nasional serta dengan peran internasionalnya.

d. Integritas

Yaitu kesatuan menyeluruh dalam kehidupan nasional suatu bangsa baik unsur sosial maupun
alamiah, baik bersifat potensional maupun fungsional.

e. Ancaman

Yang dimaksud disini adalah hal/usaha yang bersifat mengubah atau merombak kebijaksanaan
dan usaha ini dilakukan secara konseptual, kriminal dan politis.

f. Hambatan dan gangguan

Adalah hal atau usaha yang berasal dari luar dan dari diri sendiri yang bersifat dan bertujuan
melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional

G. Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional Pada Kehidupan Bernegara

Ketahanan nasional merupakan gambaran dari kondisi sistem (tata) kehidupan nasional dalam
berbagai aspek pada saat tertentu. Tiap-tiap aspek relatif berubah menurut waktu, ruang dan
lingkungan terutama pada aspek-aspek dinamis sehingga interaksinya menciptakan kondisi umum yang
sulit dipantau karena sangan komplek.

Konsepsi ketahanan nasional akan menyangkut hubungan antar aspek yang mendukung
kehidupan, yaitu:
1. Aspek Ilmiah (Statis)

a. Geografi

b. Kependudukan

c. Sumber Kekayaan Alam

2. Aspek Sosial (Dinamis)

a. Aspek Ideologi ( Pengaruh Aspek Ideologi )

Ideologi => Suatu sistem nilai yang merupakan kebulatan ajaran yang memberikan motivasi.
Dalam Ideologi terkandung konsep dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan oleh bangsa.
Keampuhan ideologi tergantung pada rangkaian nilai yang dikandungnya yang dapat memenuhi serta
menjamin segala aspirasi hidup dan kehidupan manusia. Suatu ideologi bersumber dari suatu aliran
pikiran/falsafah dan merupakan pelaksanaan dari sistem falsafah itu sendiri.

1. Ideologi Dunia

a. Liberalisme(Individualisme)

Negara adalah masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas kontrak semua orang
(individu) dalam masyarakat (kontraksosial). Liberalisme bertitik tolak dari hak asasi yang melekat pada
manusia sejak lahir dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun termasuk penguasa terkecuali atas
persetujuan dari yang bersangkutan. Paham liberalisme mempunyai nilai-nilai dasar (intrinsik) yaitu
kebebasan kepentingan pribadi yang menuntut kebebasan individu secara mutlak. Tokoh: Thomas
Hobbes, John Locke, J.J. Rousseau, Herbert Spencer, Harold J. Laski.

b. Komunisme(ClassTheory)

Negara adalah susunan golongan (kelas) untuk menindas kelas lain. Golongan borjuis menindas
golongan proletar (buruh), oleh karena itu kaum buruh dianjurkan mengadakan revolusi politik untuk
merebut kekuasaan negara dari kaum kapitalis & borjuis, dalam upaya merebut kekuasaan /
mempertahankannya, komunisme,akan:

1. Menciptakan situasi konflik untuk mengadu golongan-golongan tertentu serta menghalalkan


segala cara untuk mencapai tujuan.

2. Atheis, agama adalah racun bagi kehidupan masyarakat.

3. Mengkomuniskan dunia, masyarakat tanpa nasionalisme.

4. Menginginkan masyarakat tanpa kelas, hidup aman, tanpa pertentangan, perombakan


masyarakat dengan revolusi.

c. Paham Agama
Negara membina kehidupan keagamaan umat dan bersifat spiritual religius. Bersumber pada
falsafah keagamaan dalam kitab suci agama. Negara melaksanakan hukum agama dalam kehidupan
dunia.

2. Ideologi Pancasila

Merupakan tatanan nilai yang digali (kristalisasi) dari nilai-nilai dasar budaya bangsa Indonesia.
Kelima sila merupakan kesatuan yang bulat dan utuh sehingga pemahaman dan pengamalannya harus
mencakup semua nilai yang terkandung didalamnya. Ketahanan ideologi diartikan sebagai kondisi
dinamik kehidupan ideologi bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman,
hambatan serta gangguan yang dari luar/dalam, langsung/tidak langsung dalam rangka menjamin
kelangsungan kehidupan ideologi bangsa dan negara Indonesia.

Untuk mewujudkannya diperlukan kondisi mental bangsa yang berlandaskan keyakinan akan
kebenaran ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara serta pengamalannya yang konsisten
dan berlanjut. Untuk memperkuat ketahanan ideologi perlu langkah pembinaan sebagai berikut:

1. Pengamalan Pancasila secara obyektif dan subyektif.

2. Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu direlevansikan dan diaktualisasikan agar mampu
membimbing dan mengarahkan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.

3. Bhineka Tunggal Ika dan Wasantara terus dikembangkan dan ditanamkan dalam masyarakat
yang majemuk sebagai upaya untuk menjaga persatuan bangsa dan kesatuan wilayah.

4. Contoh para pemimpin penyelenggara negara dan pemimpin tokoh masyarakat merupakan
hal yang sangat mendasar.

5. Pembangunan seimbang antara fisik material dan mental spiritual untuk menghindari
tumbuhnya materialisme dan sekularisme

6. Pendidikan moral Pancasila ditanamkan pada anak didik dengan cara mengintegrasikan ke
dalam mata pelajaran lain.

b. Aspek Politik ( Pengaruh Aspek Politik )

Politik berasal dari kata politics dan atau policy yang berarti kekuasaan (pemerintahan) atau
kebijaksanaan.

1. DalamNegeri

Adalah kehidupan politik dan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan UUD ’45 yang mampu
menyerap aspirasi dan dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam satu system yang unsur-
unsurnya:

a. StrukturPolitik

Wadah penyaluran pengambilan keputusan untuk kepentingan masyarakat dan sekaligus wadah
dalam menjaring/pengkaderan pimpinan nasional.
b. ProsesPolitik

Rangkaian pengambilan keputusan tentang berbagai kepentingan politik maupun kepentingan


umum yang bersifat nasional dan penentuan dalam pemilihan kepemimpinan yang akhirnya
terselenggara pemilu.

c. BudayaPolitik

Pencerminan dari aktualisasi hak dan kewajiban rakyat dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara yang dilakukan secara sadar dan rasional melalui pendidikan politik dan
kegiatan politik sesuai dengan disiplinnasional.

d. KomunikasiPolitik

Hubungan timbal balik antar berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,
baik rakyat sebagai sumber aspirasi maupun sumber pimpinan-pimpinan nasional.

2. LuarNegeri

Salah satu sasaran pencapaian kepentingan nasional dalam pergaulan antar bangsa. Landasan
Politik Luar Negeri = Pembukaan UUD ’45, melaksanakan ketertiban dunia, berdasar kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial dan anti penjajahan karena tidak sesuai dengan kemanusiaan dan
keadilan. Politik Luar Negeri Indonesia adalah bebas dan aktif.

Bebas = Indonesia tidak memihak pada kekuatan-kekuatan yang pada dasarnya tidak sesuai
dengan kepribadian bangsa. Aktif = Indonesia dalam percayuran internasional tidak bersifat reaktif dan
tidak menjadi obyek, tetapi berperan atas dasar cita-citanya. Untuk mewujudkan ketahanan aspek
politik diperlukan kehidupan politik bangsa yang sehat dan dinamis yang mengandung kemampuan
memelihara stabilitas politik yang bersadarkan Pancasila UUD ‘45

Ketahanan pada aspek politik dalam negeri = Sistem pemerintahan yang berdasarkan hukum,
mekanisme politik yang memungkinkan adanya perbedaan pendapat. Kepemimpinan nasional yang
mengakomodasikan aspirasi yang hidup dalam masyarakat.

Ketahanan pada aspek politik luar negeri = meningkatkan kerjasama internasional yang saling
menguntungkan dan meningkatkan citra positif Indonesia. Kerjasama dilakukan sesuai dengan
kemampuan dan demi kepentingan nasional. Perkembangan, perubahan, dan gejolak dunia terus diikuti
dan dikaji dengan seksama.memperkecil ketimpangan dan mengurangi ketidakadilan dengan negara
industri maju. Mewujudkan tatanan dunia baru dan ketertiban dunia. Peningkatan kualitas sumber daya
manusia. Melindungi kepentingan Indonesia dari kegiatan diplomasi negatif negara lain dan hak-hak
WNI di luar negeri perlu ditingkatkan.

c. Aspek Ekonomi ( Pengaruh Aspek Ekonomi )

1. Aspek kehidupan nasional yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan bagi masyarakat
meliputi: produksi, distribusi, dan konsumsi barang-barang jasa.

2. Usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat secara individu maupun kelompok,
serta cara-cara yang dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat untuk memenuhi kebutuhan. Sistem
perekonomian yang diterapkan oleh suatu negara akan memberi corak terhadap kehidupan
perekonomian negara yang bersangkutan. Sistem perekonomian liberal dengan orientasi pasar secara
murni akan sangat peka terhadap pengaruh-pengaruh dari luar, sebaliknya sistem perekonomian sosialis
dengan sifat perencanaan dan pengendalian oleh pemerintah kurang peka terhadap pengaruh-pengaruh
dari luar. Perekonomian Indonesia = Pasal 33 UUD ’45, Sistem perekonomian sebagai usaha bersama
berarti setiap warga negara mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam menjalankan roda
perekonomian dengan tujuan untuk mensejahterakan bangsa.

Dalam perekonomian Indonesia tidak dikenal monopoli dan monopsoni baik oleh
pemerintah/swasta. Secara makro sistem perekonomian Indonesia dapat disebut sebagai sistem
perekonomian kerakyatan. Wujud ketahanan ekonomi tercermin dalam kondisi kehidupan
perekonomian bangsa yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan
dinamis serta kemampuan menciptakan kemandirian ekonomi nasional dengan daya saing tinggi dan
mewujudkan kemampuan rakyat. Untuk mencapai tingkat ketahanan ekonomi perlu pertahanan
terhadap berbagai hal yang menunjang, antara lain: Sistem ekonomi Indonesia harus mewujudkan
kemakmuran dan kesejahteraan yang adil dan merata. Ekonomi KerakyatanMenghindari :

1. Sistem free fight liberalism: Menguntungkan pelaku ekonomi yang kuat.

2. Sistem Etastisme: Mematikan potensi unit-unit ekonomi diluar sektor negara.

3. Monopoli: Merugikan masyarakat dan bertentangan dengan cita-cita keadilan sosial.

4. Struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang antara sektor pertanian, perindustrian dan
jasa.

5. Pembangunan ekonomi dilaksanakan sebagai usaha bersama dibawah pengawasan anggota


masyarakat memotivasi dan mendorong peran serta masyarakat secara aktif.

6. Pemerataan pembangunan.

7. Kemampuan bersaing.

d. Aspek Sosial Budaya ( Pengaruh Aspek Sosial Budaya )

Sosial = Pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat yang mengandung nilai-nilai


kebersamaan, senasib, sepenanggungan, solidaritas yang merupakan unsur pemersatu

Budaya = Sistem nilai yang merupakan hasil hubungan manusia dengan cipta rasa dan karsa
yang menumbuhkan gagasan-gagasan utama serta merupakan kekuatan pendukung penggerak
kehidupan. Kebudayaan diciptakan oleh faktor organobiologis manusia, lingkungan alam, lingkungan
psikologis, dan lingkungan sejarah. Dalam setiap kebudayaan daerah terdapat nilai budaya yang tidak
dapat dipengaruhi oleh budaya asing (local genuis). Local genuis itulah pangkal segala kemampuan
budaya daerah untuk menetralisir pengaruh negatif budaya asing.

Kebuadayaan nasional merupakan hasil (resultante) interaksi dari budaya-budaya suku bangsa
(daerah) atau budaya asing (luar) yang kemudian diterima sebagai nilai bersama seluruh bangsa.
Interaksi budaya harus berjalan secara wajar dan alamiah tanpa unsur paksaan dan dominasi budaya
terhadap budaya lainnya. Kebudayaan nasional merupakan identitas dan menjadi kebanggaan
Indonesia. Identitas bangsa Indonesia adalah manusia dan masyarakat yang memiliki sifat-sifat dasar:
- Religius

- Kekeluargaan

- Hidup seba selaras

- Kerakyatan

Wujud ketahanan sosial budaya tercermin dalam kondisi kehidupan sosial budaya bangsa yang
dijiwai kepribadian nasional, yang mengandung kemampuan membentuk dan mengembangkan
kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
yang maha esa, bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera dalam kehidupan yang serba
selaras, serasi dan seimbang serta kemampuan menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai
dengan kebudayaan nasional.

e. Aspek Ketahanan Keamanan ( Pengaruh Aspek Ketahana Keamanan )

Pertahanan Keamanan Indonesia=> Kesemestaan daya upaya seluruh rakyat Indonesia sebagai
satu sistem ketahanan keamanan negara dalam mempertahankan dan mengamankan negara demi
kelangsungan hidup dan kehidupan bangsa dan negara RI.

Pertahanan keamanan negara RI dilaksanakan dengan menyusun, mengerahkan, menggerakkan


seluruh potensi nasional termasuk kekuatan masyarakat diseluruh bidang kehidupan nasional secara
terintegrasi dan terkoordinasi.

Penyelenggaraan ketahanan dan keamanan secara nasional merupakan salah satu fungi utama
dari pemerintahan dan negara RI dengan TNI dan Polri sebagai intinya, guna menciptakan keamanan
bangsa dan negara dalam rangka mewujudkan ketahanan nasional Indonesia.

Wujud ketahanan keamanan tercermin dalam kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi
kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas pertahanan
keamanan negara (Hankamneg) yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya serta
kemampuan mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal segala bentuk ancaman.

Postur kekuatan pertahanan keamanan mencakup :

- Struktur kekuatan

- Tingkat kemampuan

- Gelar kekuatan

Untuk membangun postur kekuatan pertahanan keamanan melalui empat pendekatan:

1. Ancaman

2. Misi

3. Kewilayahan

4. Politik
Pertahanan diarahkan untuk menghadapi ancaman dari luar dan menjadi tanggung jawab TNI.
Keamanan diarahkan untuk menghadapi ancaman dari dalam negeri dan menjadi tanggung jawab Polri.
TNI dapat dilibatkan untuk ikut menangani masalah keamanan apabila diminta atau Polri sudah tidak
mampu lagi karena eskalasi ancaman yang meningkat ke keadaan darurat. Secara geografis ancaman
dari luar akan menggunakan wilayah laut dan udara untuk memasuki wilayah Indonesia (initial point).
Oleh karena itu pembangunan postur kekuatan pertahanan keamanan masa depan perlu diarahkan
kepada pembangunan kekuatan pertahanan keamanan secara proporsional dan seimbang antara unsur-
unsur utama.

Kekuatan Pertahanan = AD, AL, AU. Dan unsur utama Keamanan = Polri.

Gejolak dalam negeri harus diwaspadai karena tidak menutup kemungkinan mengundang
campur tangan asing (link up) dengan alasan-alasan :

- Menegakkan HAM

- Demokrasi

- Penegakan hokum

- Lingkungan hidup

Mengingat keterbatasan yang ada, untuk mewujudkan postur kekuatan pertahanan keamanan
kita mengacu pada negara-negara lain yang membangun kekuatan pertahanan keamanan melalui
pendekatan misi yaitu = untuk melindungi diri sendiri dan tidak untuk kepentingan invasi (standing
armed forces) :

1. Perlawanan bersenjata = TNI, Polri, Ratih (rakyat terlatih) sebagai fungsi perlawanan rakyat.

2. Perlawanan tidak bersenjata = Ratih sebagai fungsi dari TIBUM, KAMRA, LINMAS.

3. Komponen pendukung = Sumber daya nasional sarana dan prasarana serta perlindungan
masyarakat terhadap bencana perang.

Ketahanan pada Aspek Pertahanan Keamanan.

1. Mewujudkan kesiapsiagaan dan upaya bela negara melalui penyelenggaraan SISKAMNAS.

2. Indonesia adalah bangsa cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan dan kedaulatan.

3. Pembangunan pertahanan keamanan ditujukan untuk menjamin perdamaian dan stabilitas


keamanan.

4. Potensi nasional dan hasil-hasil pembangunan harus dilindungi.

5. Mampu membuat perlengkapan dan peralatan pertahanan keamanan.

6. Pembangunan dan penggunaan kekuatan pertahanan keamanan diselenggarakan oleh


manusia-manusia yang berbudi luhur, arif, bijaksana, menghormati HAM, menghayati nilai perang dan
damai.
7. TNI sebagai tentara rakyat, tentara pejuang berpedoman pada Sapta Marga.

8. Polri sebagai kekuatan inti KAMTIBMAS berpedoman pada Tri Brata dan Catur Prasetya.

H. Beberapa Ancaman Ketahanan Nasional Dalam Dan Luar Negeri

Beberapa ancaman dalam dan luar negeri telah dapat diatasi bangsa Indonesia dengan adanya
tekad bersama-sama menggalang kesatuan dan kecintaan bangsa. Ancaman sparatis dawasa ini
ditunjukan dengan banyaknya wilayah atau propinsi di Indonesia yang menginginkan dirinya merdeka
lepas dari Indonesia, begitu pula beberapa aksi provokasi yang mengganggu kestabilan kehidupan
sampai terjadinya berbagai kerusuhan yang diwarnai nuansa etnis dan agama dan gangguan dari luar
adalah gangguan dari negara lain yang ingin menguasai pulau-pulau kecil yang masih berada di didalam
wilayah NKRI namun dekat dengan wilayah negara lain.

POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL

Secara etimologis kata politik berasal dari bahasa Yunani Politeia, yang akar katanya adalah
polis, berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri. Politik merupakan rangkaian asas, prinsip,
keadaaan, jalan, cara dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang mencakup
kepentingan seluruh warga negara. Sisi lain, politik dapat juga disebut proses pembentukan dan
pembagian kekuasaan dalam masyarakat antara lain berwujud proses pembuatan keputusan dalam
negara.

Kata strategi berasal dari bahasa Yunani Strategos yang dapat diterjemahkan sebagai komandan
militer. Dalam bahasa Indonesia strategi diartikan sebagai rencana jangka panjang dan disertai tindakan-
tindakan konkret untuk mewujudkan sesuatu yang telah direncanakan sebelumnya.

Politik nasional adah suatu kebijakan umum dan pengambilan kebijakan untuk mencapai suatu
cita-cita dan tujuan nasional bangsa. Sedangkan strategi nasional adalah cara melaksanakan politik
nasional dalam upaya mencapai sasaran dan tujuan yang ditetapkan oleh politik nasional. Dapat
dikatakan bahwa strategi nasional disusun untuk mendukung terwujudnya politik nasional.

Sebelum tahun 2004 Presiden merupakan mandataris MPR. Dipilih dan diangkat oleh MPR, serta
menjadikan GBHN yang dibuat dan ditetapkan oleh MPR sebagai acuan bagi politik dan strategi nasional.
Kebijakan ini kemudian ditiadakan setelah diadakanya pemilihan langsung oleh rakyat terhadap Presiden
dan Wakil Presiden pada tahun 2004. GBHN yang sebelumnya dipergunakan sebagai acuan penyusunan
Polstranas kemudian digantikan oleh pidato visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden yang disampaikan
pada saat sidang MPR, pidato visi dan misi ini diperdengarkan setelah Presiden dan Wakil Presiden
secara resmi dilantik, diambil sumpah dan janjinya.

Presiden dan Wakil Presiden terpilih, secara moral bertanggung jawab terhadap apa yang telah
ia janjikan kepada masyarakat dalam kaitannya dengan upaya mendapat simpati dari masyarakat
melalui proses kampanye. Setiap calon Presiden dan Wakil Presiden menjanjikan segala hal yang luar
biasa bagi kehidupan masyarakat jika pada pemilihan umum mendapat suara terbanyak. Tidak jarang
para calon mengumbar janji-janji berlebihan yang tidak masuk akal, sehingga masyarakat terpengaruh
terhadap bujuk rayu sang calon dan kemudian memilihnya dalam pemilihan umum. Janji inilah yang
dipergunakan oleh masyarakat dalam menilai calon-calon yang saling bertarung, walaupun pada
kenyataannya masyarakat memang telah bosan dengan janji palsu para calon Presiden dan Wakil
Presiden.

Menjadi kewajiban mutlak bagi Presiden dan Wakil Presiden terpilih untuk memenuhi janji yang
sebelumnya ia sampaikan kepada masyarakat. Janji-janji ini lah yang mereka gunakan sebagai dasar
penyusunan visi dan misi (politik dan strategi nasional) dalam tujuannya untuk membangunan bangsa
dan negara selama satu periode pemerintahan. Apabila dalam berjalannya proses pemerintahan tidak
sesuai dengan apa yang sebelumnya mereka janjikan, masyarakat dapat mempertanyakan hal ini kepada
pemerintah dan wujud pertanggungjawaban terakhir adalah mundurnya Presiden dan Wakil Presiden
dari kursi Kepresidenan.

Polstranas disusun dengan memahami pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam sistem
manajemen nasional yang berdasarkan ideologi Pancasila, UUD 1945, Wawasan Nusantara dan
Ketahanan Nasional. Landasan pemikiran dalam manajemen nasional dipergunakan sebagai kerangka
acuan dalam penyusunan politik strategi nasional, karena di dalamnya terkandung dasar negara, cita-
cita nasional dan konsep strategi bangsa Indonesia.

Eksekutif negara menjadikan visi dan misi Presiden sebagai acuan dalam proses penyusunan
Polstranas. Strategi nasional dilaksanakan oleh para manteri dan pimpinan lembaga-lembaga negara
setingkat menteri dengan arahan langsung dari Presiden. Polstranas hasil penyusunan Presiden harus
memuat tujuan-tujuan negara yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupa bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Pada awal-awal Republik Indonesia terbentuk, tahun 1945-1965 adalah periode kepemimpinan
Soekarno dengan demokrasi terpimpin. Kedudukan Presiden Soekarno menurut UUD 1945 adalah
Kepala Negara sekaligus Kepala Pemerintahan (presidensiil/single executive), namun pada masa revolusi
kemerdekaan (November 1945) berubah menjadi semi-presidensiil/double executive dengan Sutan
Syahrir sebagai Kepala Pemerintahan/Perdana Menteri. Polstranas pada masa-masa ini sangat kental
dengan unsur-unsur kediktatoran, karena politik dan strategi nasional hanya berpusat pada satu orang,
tanpa kontrol yang memadai dari pihak manapun. Efek dari kediktatoran ini adalah perekonomian
menjadi tidak maju, partisipasi masa sangat dibatasi, penghormatan terhadap HAM rendah dan
masuknya militer ke dalam tubuh pemerintahan. Proses pemerintahan menjadi tidak sehat dan pada
akhirnya masyarakat yang merasakan imbas keterpurukan dari sistem ini.

Presiden Soeharto diangkat menjadi Presiden oleh MPRS pada tahun 1966 dan lengser pada
tahun 1998. Pada 32 tahun kekuasaannya, Soeharto menggunakan GBHN sebagai acuan politik dan
strategi nasional yang sebelumnya telah disusun oleh MPR. Sebagian besar anggota MPR pada masa itu
adalah orang-orang pilihan Soeharto sehingga dapat dipastikan bahwa polstranas pada saat itu adalah
polstranas pesanan Soeharto. Pemerintahan yang dipimpinnya memang sukses dalam memajukan
ekonomi makro, namun ekonomi mikro sangat lemah. Pembangunan cenderung berpusat di
pemerintahan pusat.

Pada tahun 1998-1999 Presiden B. J. Habibie, tahun 1999-2001 Abdurrahman Wahid, kemudian
tahun 2001-2004 menjabat Megawati Soekarno Putri sebagai Presiden Republik Indonesia. Masa-masa
ini merupakan masa euphoria reformasi. Indonesia seperti dilahirkan kembali, menjadi sebuah bangsa
yang terbebas dari berbagai macam ketidakadilan pemerintah. Reformasi didengungkan di segala
bidang. Selama kurang lebih enam tahun masa reformasi ini polstranas Indonesia masih mengacu
kepada GBHN yang dibuat dan ditetapkan oleh MPR. Pada kurun waktu ini bangsa Indonesia mengalami
perubahan hampir di seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Merupakan masa-masa
transisi dari orde baru milik Soeharto menuju pemerintahan yang demokratis di seluruh aspek
kehidupan.

Terpilihnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pemilihan umum secara langsung tahun
2004 menandai pula perubahan dalam perumusan polstranas. Pada masa ini polstranas disusun
berdasarkan visi dan misi langsung Presiden dalam pidato kenegaraan di hadapan segenap anggota
MPR, DPR dan anggota lembaga tinggi negara lainnya. Visi dan misi inilah yang dipergunakan sebagai
politik strategi nasional dalam menjalankan pemerintahan dan melaksanakan pembangunan selama
lima tahun. Sampai pada akhirnya terpilih kembali pada tahun 2009.

Meskipun pada saat ini polstranas tidak disusun langsung oleh MPR, lembaga ini tidak bisa lepas
tangan terhadap realisasi politik dan strategi nasional berdasarkan visi dan misi Presiden. MPR dan DPR
adalah pengawal segala kebijakan yang berkaitan dengan hajat hidup masyarakat. Mengaspirasikan
kepentingan masyarakat. Membuat undang-undang yang bertujuan mensejahterakan masyarakat luas,
dan menjaga kestabilan pemerintan. Antara eksekutif, legislatif dan yudikatif tidak dapat berdiri sendiri.
Ketiga unsur ini diharapkan mampu bekerjasama dalam kaitannya dengan mewujudkan tujuan negara
Indonesia.

Proses penyusunan politik strategi nasional merupakan sasaran yang akan dicapai oleh segenap
rakyat Indonesia. Penyelenggara negara harus mengambil langkah-langkah pembinaan terhadap seluruh
lapisan masyarakat dengan mencantumkan sasaran polstranas pada masing-masing bidang. Dalam era
ini masyarakat memiliki peranan yang sangat besar dalam pengawasan politik strategi nasional yang
dibuat dan dilaksanakan oleh segenap penyelenggara negara, guna mewujudkan tujuan luhur negara
yang telah ditetapkan sebelumnya pada pembukaan UUD 1945.

A. Pengertian Politik

Kata Politik secara etimologis berasal dari bahasa Yunani Politeia, yang akar katanya adalah
polis, berarti kesatuan masyarakatyang berdiri sendiri, yaitu negara. Politik (etimologis) adalah segala
sesuatu yag berkaitan dengan urusan yang menyangkut kepentingan dari sekelompok masyarakat
(negara).

Dalam bahasa Indonesia, Secara umum politik mempunyai dua arti, yaitu politik dalam arti
kepentingan umum (politics) dan politik dalam arti kebijakan (policy). Politik dalam arti politics adalah
rangkaian asas/prinsip, keadaan, jalan, cara atau alat yag akan digunakan untuk mencapai tujuan.
Sedangkan politik dalam arti policy adalah penggunaan pertimbangan tertentu yang dapat menjamin
terlaksananya usaha untuk mewujudkan keinginan atau cita-cita yang dikehendaki. Policy merupakan
cara pelaksanaan asas, jalan, dan arah tersebut sebaik-baiknya.Politics dan policy mempunyai hubungan
yang erat dan timbal balik.
Dapat disimpulkan bahwa politik adalah bermacam-macam kegiatan yang menyangkut proses
penentuan tujuan-tujuan dari sistem negara dan upaya-upaya dalam mewujudkan tujuan itu,
pengambilan keputusan (decisionmaking) mengenai seleksi antara beberapa alternatif dan penyusunan
skala prioritas dari tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Untuk melaksanakan tujuan itu diperlukan
kebijakan-kebijakan umum (public policies) yang menyangkut pengaturan dan pembagian atau alokasi
dari sumber-sumber yang ada.

Politik secara umum menyangkut proses penentuan tujuan negara dan cara melaksanakannya.
Pelaksanaan tujuan itu memerlukan kebijakan-kebijakan umum (public policies) yang menyangkut
pengaturan, pembagian, atau alokasi sumber-sumber yang ada.

Dengan demikian, politik membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan negara, kekuasaan,
pengambilan keputusan, kebijakan (policy), dan distribusi atau alokasi sumber daya.

B. Pengertian Strategi

Strategi berasal dari bahasa Yunani strategia yang diartikan sebagai “the art of the general” atau
seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan. Karl von Clausewitz (1780-1831)
berpendapat bahwa strategi adalah pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk
memenangkan peperangan. Sedangkan perang itu sendiri merupakan kelanjutan dari politik.

Dalam pengertian umum, strategi adalah cara untuk mendapat-kan kemenangan atau
pencapaian tujuan. Dengan demikian, strategi tidak hanya menjadi monopoli para jendral atau bidang
militer, tetapi telah meluas ke segala bidang kehidupan.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Politik dan Strategi Nasional

Perjuangan berdasarkan Pancasila sebagai azas bangsa Indonesia, melandasi bukan saja
pelaksanaan perjuangannya, melainkan juga penemuan kembali integritas bangsa Indonesia dan
merupakan kekuatan pendorong penyebaran ideology Pancasila. Ditinjau dari sejarah dan dari letak
geografi, jiwa manusia yang hidup diatasnya dan lingkungan, timbullah beberapa faktor yang merupakan
potensi atau kekuatan yang digunakan untuk merealisasikan perjuangan tersebut maupun adanya
masalah-masalah atau problema yang harus dihadapi sebagai hakekat ancaman.

Potensi-potensi serta masalah-masalah tersebut merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi


politik dan strategi nasional, yang terdiri dari unsure-unsur: ideology, politik,ekonomi, sosial-budaya,
Hankam, dan hakekat ancaman.

a. Ideologi dan Politik


Potensi Ideologi dan politik dihimpun di dalam pengertian kesatuan dan persatuan nasional yang
mengambarkan kepribadian bangsa, keyakinan atas kemampuan sendiri dan yang berdaulat serta
mencapai kemerdekaannya. Mengadakan kerja sama regional serta membentuk dan mewujudkan
kestabilan di wilayah Asia Tenggara dan mengusahakan adanya kerja sama internasional dalam rangka
perjuangan menghapuskan imperalisme dan kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya dan
dari mana pun datangnya. Keseluruhan itu tidak terlepas terhadap pengabdian untuk kepentingan
nasional.

b. Ekonomi

Kesuburan, kekayaan alam, maupun tenaga kerja yang terdapat di Indonesia merupakan potensi
ekonomi yang besar sekali bukan saja untuk mencakupi kebutuhan rakyat Indonesia , bahkan
kemungkinan mampu untuk mencukupi keprluan dunia. Jumlah penduduk Indonesia secara tepat
berkembang, ruangan Indonesia masih dapt menampung tambahan tersebut, di sertai
pengejawantahan daya ikhtiar di lapangan ekonomi, yang seimbang dengan perkembangan tersebut,
dapat di dalam waktu yang tidak terlalu lama membawa Indonesia menjadi kekuatan yang perlu di
perhitungkan. Adalah baik jika dikembangkan bakat dan kekampuan dibidang ekonomi yang diwariskan
kepada kita Secara fisik Indonesia menduduki posisi silang antara 2 (dua) benua dan 2 (dua) samudera.
Posisi silang Indonesia itu tidak hanya bersifat fisik saja, tetapi juga mempunyai pengaruh terhadap
ideology, politik, sosial, ekonomi, militer, dan demografi, di mana penduduk terdapat di antara Negara
yang berpenduduk minus di selatan (Australia) dan penduduk yang besar di utara (RRC).

c. Sosial Budaya

Bangsa Indonesia yang terdiri dari banyak suku bangsa, bahasa, dan dialek serta beraneka warna
tradisi atau adat-istiadat, mempersulit persatuan dan kesatuan bangsa. Tetapi justru ke-Bhineka Tunggal
Ika-an inilah merupakan kekutan kita, karena ruangan hidup (lebensraum) yang sama dan persamaan
juga di dalam penderitaan serta penganggungan. Bahaya perpecahan mudah sekali timbul, sukuisme
dan rasialisme dikerahkan dan dimanfaatkan untuk kepentingan preservation of national unity. Ke
Bhineka Tunggal Ika-an merupakan pengikat persatuan ampuh.

d. Pertahanan dan keamanan (Hankam)

Perjuangan Indonesia sekaligus telah melahirkan Negara Republik Indonesia dan kekuatan-
kekuatan bersenjata dari kandungan rakyat yang terus-menerus dibimbing dan dikembangkan.
Kekuatan-kekuatan bersenjata tersebut telah melampaui proses-proses penyempurnaan, baik kualitatif
maupun kuntitatif yang secara kronologis pertumbuhan itu selalu menyesuaikan dengan kebutuhan-
kebutuhan pertahanan dan keamanan nasional yang menjadi satu-satunya hak milik nasional yang
masih tetap utuh walaupun telah menghadapi segala macam kekuatan social dalam perjaungan
Indonesia serta memiliki potensi yang disebut seistem pertahanan keamanan Rakyat Semesta
(SISHANKAMRATA).

e. Ancaman

Yang dimaksud dengan “ancaman” dalam uraian ini adalah semua bentuk bahaya yang bersifat
ancaman, hambatan, dan tantangan, yang mempunyai akibat negatif terhadap kelangsungan hidup,
intergritas, dan identitas, suatu negara dan bangsa.

Dalam rangka mencapai tujuan nasional, negara-negara besar dapat mewujudkan berkembang.
Perwujudan ambisinya itu disalurkan melalui bidang-bidang Ipoleksom, baik secara terbuka maupun
secara tertutup, secara fisik maupun nonfisik, dengan menggunakan berbagai dalih untuk mencapai
sasaraannya.

D. Politik Luar Negeri Republik Indonesia

Politik luar negeri Republik Indonesia merupakan suatu kebijakan yang diambil oleh pemerintah
dalam hubungannya dengan dunia internasional. Kebijakan-kebijakan yang diamksud tentunya dalam
upaya untuk perwujudan mencapaian tujuan nasional. Melalui politik luar negeri, pemerintah
memproyeksikan kepentingan nasionalnya ke dalam masyarakat antar bangsa. Adapun tujuan politik
luar negeri Republik Indonesia adalah untuk mewujudkan tujuan dan kepentingan nasional. Tujuan
tersebut memuat gambaran mengenai keadaan negara dimasa mendatang serta kondisi masa depan
yang diinginkan.

Proses pelaksanaan politik luar negeri Republik Indonesia tersebut diawali dengan penetapan
kebijakan dan keputusan dengan mempertimbangkan beberapa hal yang didasarkan pada faktor-faktor
nasional sebagai faktor internal, serta faktor-faktor internasional sebagai faktor eksternal.

Dasar hukum pelaksanaan politik luar negeri Republik Indonesia tergambarkan secara jelas di
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea I dan alinea IV. Alinea I menyatakan bahwa "...
kemerdekaan ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus
dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan ..." Selanjutnya pada alinea
IV dinyatakan bahwa "... dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial ..." Jelaslah bahwa politik luar negeri RI mempunyai landasan atau
dasar hukum yang sangat kuat, karena diatur di dalam Pembukaan UUD 1945.

Dalam ketetapan MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN, Bab IV Arah Kebijakan, huruf C angka 2
tentang Hubungan Luar Negeri, dirumuskan hal-hal sebagai berikut:
Menegaskan arah politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif dan berorientasi pada
kepentingan nasional, menitik beratkan pada solidaritas antar negara berkembang, mendukung
perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa, menolak penjajahan dalam segala bentuk, serta meningkatkan
kemandirian bangsa dan kerjasama internasional bagi kesejahteraan rakyat.

Dalam melakukan perjanjian dan kerjasama internasional yang menyangkut kepentingan dan
hajat hidup rakyat banyak harus dengan persetujuan lembaga perwakilan rakyat.

Meningkatkan kualitas dan kinerja aparatur luar negeri agar mampu melakukan diplomasi
pro-aktif dalam segala bidang untuk membangun citra positif Indonesia di dunia internasional,
memberikan perlindungan dan pembelaan terhadap warga negara dan kepentingan Indonesia, serta
memanfaatkan setiap peluang positif bagi kepentingan nasional.

Meningkatkan kualitas diplomasi guna mempercepat pemulihan ekonomi dan pembangunan


nasional, melalui kerjasama ekonomi regional maupun internasional dalam rangka stabilitas, kerjasama
dan pembangunan kawasan.

Meningkatkan kesiapan Indonesia dalam segala bidang untuk menghadapi perdagangan


bebas, terutama dalam menyongsong pemberlakuan AFTA, APEC dan WTO.

Memperluas perjanjian ekstradisi dengan negaranegara sahabat serta memperlancar


prosedur diplomatik dalam upaya melaksanakan ekstradisi bagi penyelesaian perkara pidana.

Meningkatkan kerjasama dalam segala bidang dengan negara tetangga yang berbatasan
langsung dan kerjasama kawasan ASEAN untuk memelihara stabilitas, pembangunan dan kesejahteraan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Wawasan Nusantara

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara antara rakyat dengan pemerintahan haruslah
mempunyai satu tujuan yaitu kesejahteraan bersama. Selain itu, seluruh unsur-unsur yang terkait dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara harus ada interaksi dan interlasi untuk terciptanya suasana baik
yang mendatangkan kesejahteraan.

Wawasan Nusantara menjadi hal penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara karena
akan mampu menumbuhkan sikap nasionalisme tinggi terhadap bangsa dan Negara. Oleh karenanya,
Wawasan Nusantara bertujuan untuk mewujudkan nasionalism tinggi di segala aspek kehidupan rakyat
Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional.

2. Ketahanan Nasional

Negara Indonesia adalah negara yang solid terdiri dari berbagai suku dan bangsa, terdiri dari
banyak pulau-pulau dan lautan yang luas. Jika kita sebagai warga negara ingin mempertahankan daerah
kita dari ganguan bangsa/negara lain, maka kita harus memperkuat ketahanan nasional kita. Ketahanan
nasional adalah cara paling ampuh, karena mencakup banyak landasan seperti : Pancasila sebagai
landasan ideal, UUD 1945 sebagai landasan konstitusional dan Wawasan Nusantara sebagai landasan
visional, jadi dengan demikian katahanan nasional kita sangat solid.

3. Politik Dan Strategi Nasional

Dari pembahasan di bab sebelumnya kita dapat menarik kesimpulan bahwa politik dan strategi
nasional Indonesia dilaksanakan di segala bidang. Hal itu dilakukan untuk memajukan seluruh aspek
kehidupan di Indonesia.

Kemudian, Garis-Garis Besar Haluan Negara tahun 1999-2004 yang ditetapkan oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat dalam Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat 1999 harus menjadi
arah penyelenggaraan negara bagi lembaga-lembaga tinggi negara dan segenap rakyat Indonesia. Selain
itu pelaksanaan politik dan strategi nasional di Indonesia di tentukan oleh tujuh unsur pokok yang telah
tertulis dalam pembahasan di atas.

B. Kritik dan Saran

Adapun saran yang dapat kami berikan adalah:

1. Mahasiswa sebaiknya serius dalam mempelajari tentang Wawasan Nasional, karena masih
banyak hal yang belum kita ketahui mengaenai Wawasan Nasional.

2. Ketahanan Nasional Sangat penting untuk di pelajari, agar menimbulkan easa cinta
terhadap tanah air Indonesia.

3. Pemerintah sebaiknya meningkatkan sistem politik dan strategi nasional Indonesia agar
bangsa ini dapat menjadi lebih baik lagi.

4. Sebaiknya pemerintah melakukan tindakan tegas kepada para pelaku KKN agar politik dan
strategi nasional Indonesia dapat berjalan dengan baik, karena pemerintahan harus bersih dari KKN agar
dapat mencapai tujuan nasional.
5. Pemerintah sebaiknya meningkatkan perhatian di sektor kesehatan dan kesejahteraan
sosial karena sampai saat ini banyak penduduk Indonesia yang tidak sejahtera hidupnya.

6. Pemerintah sebaiknya memeratakan pembangunan daerah agar pembangunan yang


merata dapat terwujud.

Demikianlah makalah ini disusun dari berbagai sumber ,semoga bermanfaat bagi kita semua
untuk menambah wawasan dan pengetahuan kita mengenai Wawasan Nusantara. Ketahanan Nasional,
serta Politik dan Strategi Nasional yang selalu berlandaskan pada ideology pancasila dan UUD 1945.
Penulis sadar bahwa dalam penulisan makalah ini masih sangat Jauh Dari Kesempurnaan. Jadi, kritik dan
saran yang membangun dari teman-teman mahasiswa sangat diharapkan demi penyempurnaan
makalah ini lebih baik. Atas perhatain teman-teman penulis mengucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA
Sumarsono, dkk. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

S3ventyfour. 2012. http://pancasilazone.blogspot.com/2012/04/wawasan-nusantara.html. Di


Unduh Pkl. 17.13 Tanggal 23 November 2012.

Zubaidi, H. Achmad, dkk.2002.PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Yogyakarta: Paradigma.

http://www.tugaskuliah.info/2010/03/makalah-ketahanan-nasional pendidikan.html

http://www.organisasi.org

http://www.naynienay.wordpress.com

Pendidikan Kewarganegaraan, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama,Jakarta,2007

Prof. Drs. S. Pamudji, MPA (1985), Demokrasi Pancasila dan Ketahanan Nasional, Suatu Analisa
di Bidang politik dan pemerintahan, Penerbit Pt. Bina Aksara Jakarta.

http://ibnuhasanhasibuan.wordpress.com/ketahanan-nasional/

dipostkan Oleh : Ibnu Hasan Hasibun

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/04/ketahanan-nasional-52/

dipostkan Oleh : Faried Pradhana Putra

Anda mungkin juga menyukai