Kelas : 3 B
Tugas : KGD
A. PENGERTIAN
Pemasangan infus adalah salah satu cara atau bagian dari pengobatan untuk memasukkan
obat atau vitamin ke dalam tubuh pasien (Darmawan, 2008).
Sementara itu menurut Lukman (2007), terapi intravena adalah memasukkan jarum atau
kanula ke dalam vena (pembuluh balik) untuk dilewati cairan infus / pengobatan, dengan tujuan
agar sejumlah cairan atau obat dapat masuk ke dalam tubuh melalui vena dalam jangka waktu
tertentu.
B. TUJUAN
1. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit, vitamin,
protein, lemak dan kalori yang tidak dapat dipertahankan melalui oral,
2. Mengoreksi dan mencegah gangguan cairan dan elektrolit,
3. Memperbaiki keseimbangan asam basa,
4. Memberikan tranfusi darah,
5. Menyediakan medium untuk pemberian obat intravena,
6. Membantu pemberian nutrisi parenteral.
C. INDIKASI
Secara garis besar, indikasi pemasangan infus terdiri dari 4 situasi yaitu ; Kebutuhan
pemberian obat intravena, hidrasi intravena, transfusi darah atau komponen darah dan situasi
lain di mana akses langsung ke aliran darah diperlukan. Sebagai contoh :
3. Pasien yg mendapat terapi obat dalam jumlah dosis besar secara terus-
menerus melalui pembuluh darah Intra vena
D. KONTRAINDIKASI
Kontraindikasi relatif pada pemasangan infus, karena ada berbagai situasi dan keadaan yang
mempengaruhinya. Namun secara umum, pemasangan infus tidak boleh dilakukan jika ;
1. Terdapat inflamasi (bengkak, nyeri, demam), flebitis, sklerosis vena, luka bakar dan
infeksi di area yang hendak di pasang infus.
2. Pemasangan infus di daaerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, terutama pada
pasien-pasien yang mempunyai penyakit ginjal karena lokasi ini dapat digunakan untuk
pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada tindakan hemodialisis (cuci darah).
3. Obat-obatan yg berpotensi iritan pada pembuluh vena kecil yg aliran darahnya lambat
(contohnya pembuluh vena di tungkai & kaki).
4.
Menurut Perry dan Potter (2005), keuntungan dan kerugian terapi intravena adalah :
2. Kerugian Pemasangan Infus – Kerugian terapi intravena adalah : tidak bisa dilakukan
“drug recall” dan mengubah aksi obat tersebut sehingga resiko toksisitas dan sensitivitas
tinggi, kontrol pemberian yang tidak baik bisa menyebabkan “speed shock” dan komplikasi
tambahan dapat timbul, yaitu : kontaminasi mikroba melalui titik akses ke sirkulasi dalam
periode tertentu, iritasi vascular, misalnya flebitis kimia, dan inkompabilitas obat dan
interaksi dari berbagai obat tambahan.
1. Umur pasien : misalnya pada anak kecil, pemilihan sisi adalah sangat penting dan
mempengaruhi berapa lama intravena terakhir
2. Prosedur yang diantisipasi : misalnya jika pasien harus menerima jenis terapi tertentu
atau mengalami beberapa prosedur seperti pembedahan, pilih sisi yang tidak terpengaruh oleh
apapun
3. Aktivitas pasien : misalnya gelisah, bergerak, tak bergerak, perubahan tingkat kesadaran
4. Jenis intravena: jenis larutan dan obat-obatan yang akan diberikan sering memaksa
tempat-tempat yang optimum (misalnya hiperalimentasi adalah sangat mengiritasi vena-vena
perifer)
6. Ketersediaan vena perifer bila sangat sedikit vena yang ada, pemilihan sisi dan rotasi
yang berhati-hati menjadi sangat penting ; jika sedikit vena pengganti
7. Terapi intravena sebelumnya : flebitis sebelumnya membuat vena menjadi tidak baik
untuk di gunakan, kemoterapi sering membuat vena menjadi buruk (misalnya mudah pecah
atau sklerosis)
8. Pembedahan sebelumnya : jangan gunakan ekstremitas yang terkena pada pasien dengan
kelenjar limfe yang telah di angkat (misalnya pasien mastektomi) tanpa izin dari dokter
9. Sakit sebelumnya : jangan gunakan ekstremitas yang sakit pada pasien dengan stroke
10. Kesukaan pasien : jika mungkin, pertimbangkan kesukaan alami pasien untuk sebelah kiri
atau kanan dan juga sisi
Berdasarkan osmolalitasnya, menurut Perry dan Potter, (2005) cairan intravena (infus) dibagi
menjadi 3, yaitu :
b. Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Dekatkan alat
3. Jelaskan kepada klien tentang prosedur dan sensasi yang akan dirasakan selama
pemasangan infus
4. Atur posisi pasien / berbaring
5. Siapkan cairan dengan menyambung botol cairan dengan selang infus dan gantungkan
pada standar infus
6. Menentukan area vena yang akan ditusuk
7. Pasang alas
8. Pasang tourniket pembendung ± 15 cm diatas vena yang akan ditusuk
9. Pakai sarung tangan
10. Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter 5-10 cm
11. Tusukan IV catheter ke vena dengan jarum menghadap ke jantung
12. Pastikan jarum IV masuk ke vena
13. Sambungkan jarum IV dengan selang infus
14. Lakukan fiksasi ujung jarum IV ditempat insersi
15. Tutup area insersi dengan kasa kering kemudian plester
16. Atur tetesan infus sesuai program medis
17. Lepas sarung tangan
18. Pasang label pelaksanaan tindakan yang berisi : nama pelaksana, tanggal dan jam
pelaksanaan
19. Bereskan alat
20. Cuci tangan
21. Observasi dan evaluasi respon pasien, catat pada dokumentasi keperawatan