Disusun Oleh :
( 01021181823013 )
Dosen Pembimbing :
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020/2021
DAFTAR ISI
BAB l................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 3
1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 5
BAB 2 .................................................................................................................. 6
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 6
2.1 LANDASAN TEORI ................................................................................... 6
1. Laju Pertumbuhan .................................................................................. 6
2. PAD .......................................................................................................... 7
3. Tenaga Kerja ........................................................................................... 8
4. Jarak ........................................................................................................ 9
5. Metode Loqation Quetion (LQ)............................................................. 10
6. Local Indicator of Spatial Autocorrelation(LISA) ................................ 11
2.2. Penelitian Terdahulu ............................................................................. 12
2.3 Kerangka Pikir ........................................................................................ 14
BAB III ............................................................................................................... 16
METODE PENELITIAN ..................................................................................... 16
3.1 Ruang Lingkup: waktu, objek, variable................................................. 16
3.2 Jenis, Sumber dan cara mengumpulkan Data...................................... 16
3.3 Teknik Analisis .................................................................................... 16
3.3.1 LQ (Location Quotient) .................................................................... 16
3.3.2 Lokal Autokorelasi Spasial ( LISA) ................................................. 17
3.4 Definisi Variabel Operasional ................................................................ 18
3.4.1 Laju Pertumbuhan ........................................................................... 19
3.4.2 Pendapatan Asli Daerah (PAD) ....................................................... 19
3.4.3 Tenaga Kerja .................................................................................... 19
3.4.4 Jarak ................................................................................................. 19
3.4.5 Lokal Autokorelasi Spasial ( LISA) ................................................. 19
BAB IV .............................................................................................................. 21
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 21
4.1 Hasil Penelitian ....................................................................................... 21
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian................................................. 21
4.1.2 Hasil Olahan Data ............................................................................ 23
BAB l
PENDAHULUAN
Latar Belakang
A. Pertanian,
1 Kehutanan, dan 27.54 27.74 29.68 30.05 28.24 26.22 25.63
Perikanan
B. Pertambangan dan
2 18.76 20.05 17.79 16.64 19.01 24.48 26.16
Penggalian
D. Pengadaan Listrik
4 0.07 0.06 0.06 0.06 0.05 0.05 0.04
dan Gas
G. Perdagangan Besar
dan Eceran; Reparasi
7 12.29 11.77 11.63 11.84 11.12 9.78 9.27
Mobil dan Sepeda
Motor
H. Transportasi dan
8 3.21 3.19 3.29 3.36 3.17 2.95 2.91
Pergudangan
I. Penyediaan
9 Akomodasi dan Makan 1.21 1.19 1.21 1.19 1.15 1.1 1.02
Minum
J. Informasi dan
10 3.89 3.79 3.74 3.65 3.47 3.07 3.07
Komunikasi
13 M.N. Jasa Perusahaan 1.23 1.19 1.21 1.21 1.16 1.09 1.09
O. Administrasi
Pemerintahan,
14 4.85 4.58 4.51 4.72 4.88 4.16 3.48
Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib
17 R.S.T.U. Jasa lainnya 0.96 0.96 0.97 0.97 0.96 0.89 0.91
PRODUK DOMESTIK
100 100 100 100 100 100 100
REGIONAL BRUTO
Oleh karena itu, penelitian ini perlu dilakukan agar pelaku UMKM dapat
diarahkan menggunakan bahan baku yang berpotensi membentuk kerjasama
regional sehingga dapat memaksimalkan nilai produksi usaha. Nilai produksi
yang meningkat dapat berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat
sehingga tingkat kesejahteraan masyarakat meningkat dan dapat menciptakan
lapangan pekerjaan lebih banyak.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Laju Pertumbuhan
Y=f(K,L)
Dimana:
2. PAD
3. Tenaga Kerja
Mulyadi juga memberikan definisi tenaga kerja sebagai penduduk dalam usia
kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu Negara
yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga
mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktifitas tersebut.Menurut
Murti, tenaga kerja adalah individu yang menawarkan keterampilan dan
kemampuan untuk memproduksi barang atau jasa agar perusahaan dapat
meraih keuntungan dan untuk ituindividu tersebut akan memperoleh gaji atau
upah sesuai dengan keterampilan yang dimilikiya. Berdasarkan definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan tenaga kerja adalah setiap
penduduk yang mampu menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, dengan batas usia minimal angkatan kerja yaitu 15 tahun.
4. Jarak
Jarak adalah angka yang menunjukkan seberapa jauh suatu benda berubah
posisi melalui suatu lintasan tertentu. Dalam pengertian sehari-hari, jarak dapat
berupa estimasi jarak fisik dari dua buah posisi berdasarkan kriteria tertentu
(misalnya jarak tempuh antara Jambi-Tanjung Jabung Barat). Pengertian jarak
menurut penilitian ini adalah seberapa jauh jarak antar kabupaten dan jarak
kabupaten menuju pusat kota. Seberapa jauh jarak akan mempengaruhi
ketergantungan dan hubungan daerah tersebut dalam membentuk kerjasam
antar regional. Jarak antar daerah di kabupaten/kota dapat dihubungkan dengan
teori CBD (Central Business Development) karena pusat sebagai central dalam
penggerak komoditas di daerah dan menjadi pusat pembangunan. (CBD =
Central Business District) sebagai pusat bisnis dan kaitannya dengan kawasan
pusat perkotaan. CBD adalah pusat bisnis dan komersial (niaga atau
perdagangan) yang menjadi salah satu inti di suatu kota/perkotaan. Kawasan
CBD biasanya juga menjadi pusat kegiatan politik, sosial, budaya, teknologi dan
pasti ekonomi. CBD merupakan zona dengan tingkat aksesibilitas yang tinggi
pada suatu kota yg minim akan penduduk. CBD menjadi pusat kegiatan finansial
dimana transaksi usaha terjadi dengan cepat dan dengan jumlah yang cukup
besar setiap hari. Ciri-ciri CBD:
Terdapat pemusatan kawasan-kawasan ritel, perdagangan, bisnis, pertokoan,
dan bahkan mall
Minim Kawasan Permukiman (jika ada terdiri dari hunian mewah seperti
kondominium dan apartemen high end)
Tata bangunan yang cukup rapih, cukup banyak zona hijau, jalanan besar
dengan pedestrian yang baik
Tidak terdapat industri besar (manufaktur, produksi dll dan pergudangan besar)
CBD sebenarnya menjadi salah satu elemen pembentuk kota dimana CBD
menjadi pusat (inti) dari teori struktur ruang kota yang ada.
Kegiatan suatu sektor yang melayani pasar didaerah itu sendiri maupun diluar
daerah yang bersangkutan. Industri ini disebut dengan industri basis. Kegiatan
sektor yang melayani pasar didaerah tersebut, industri seperti ini disebut industri
non basis. Metode Loqation Quotient (LQ) adalah metode yang dilakukan
dengan cara membandingkan nilai lapangan usaha di sektor suatu wilayah
dengan nilai lapangan usaha sektor di Provinsi.
Dimana :
Jika LQ > 1 maka dapat dikatakan bahwa sektor tersebut merupakan sektor
basis.
Jika LQ < 1 maka dapat dikatakan bahwa sektor tersebut merupakan sektor non
basis.
Dalam penelitian Singh (2008); Budi (2011); Islam (2020); Baker & Judge
(2020); dan Rahmana (2009) yang menunjukkan peran UMKM dalam
memberikan lapangan kerja dan bagaimana mengelola sumber daya yang ada.
Menurut Singh Kegiatan UMKM berkontribusi dalam memberikan lapangan
kerja, bertindak sebagai pemasok barang dan layanan untuk organisasi
besar. Sejaladalam penelitiannya Budi melihat peran UMKM dalam
pembangunan ekononomi karena UMKM dapat menyerap banyak tenaga kerja
yang masih menganggur, selain itu mereka juga memanfaatkan berbagai sumber
daya alam yang potensial di suatu daerah yang belum diolah secara komersial.
Selanjutnya pada penelitian Rahmana menegaskan kembali masalah
pengangguran bahwa UKM di Indonesia telah menunjukkan perannya dalam
penciptaan atau pertumbuhan kesempatan kerja dan sebagai salah satu sumber
penting bagi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB). Jika dilihat dalam
regional ASEAN menurut Islam di ASEAN, UMKM menghasilkan lapangan kerja
antara 50% s.d. 95%, dan berkontribusi antara 30% s.d. 50% terhadap GDP .
Usaha kecil termasuk yang paling terpukul oleh krisis COVID banyak yang
menutup usaha sementara waktu, dan lebih jauh lagi menghadapi kendala arus
kas Pada penelitian;
Sektor pertanian dan pola kerjasama regional menurut Sasongko (2013); Ponto
(2015); dan Saputra (2015). Menurut Sasongko sektor pertanian berdampak baik
terhadap peningkatan perekonomian dan mampu menurunkan tingkat
kemiskinan. Selanjutnya menurut Ponto perkembangan sektor pertanian dapat
dilihat dari nilai PDRBnya, dimana jika PDRB sektor pertanian tinggi maka
mampu untuk menurunkan tingkat kemiskinan suatu daerah. Sehingga menurut
Ponto ini akan membentuk pola kerjasama regional yang mendukung
produktivitas UMKM melalui keberlanjutan ketersediaan bahan baku sehingga
dapat memperkuat aktifitas perekonomian, produksi pertanian dan perluasan
skala ekonomi regional.
Perkembangan UMKM dalam masa pandemi menurut Gentilini, Almenfi, Orton, & Dale
(2020); (Setyawati, 2009); Hanoatubun (2020); Lebih dari 106 negara telah
mengenalkan atau mengadopsi program perlindungan sosial serta intervensi pasar
tenaga kerja sebagai respons atas COVID-19 Umumnya setiap negara melakukan
bauran kebijakan untuk tetap menjaga agar sektor UMKM telah dapat bertahan selama
pandemi dan setelah pandemi COVID-19. Tetapi ada ancaman merosotnya UMKM yang
menurut Setyawati Dalam masa krisis perkonomian saat ini yang dimana pernah
terjadi pada tahun 1198 yang Secara umum peran usaha mikro dan kecil dalam
pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) mengalami kenaikan dibanding
sebelum krisis, bersamaan dengan merosotnya usaha rnenengah dan besar,
terutama pada puncak krisis ekonomi tahun 1998 dan 1999, namun kemudian
tergeser kembali oleh usaha besar. Jadi menurut Hanoatubun Masyarakat dan
pemerintah harus bersama-sama melindungi perekonomian dari dampak Covid-19.
Santovito, Sivestri, Lamonaca, & Conto (2009); Usaha kecil dan menengah
sektor pertanian memiliki peranan utama dalam produksi pertanian,
pembangunan ekonomi domestik dan berkontribusi pada upaya pengembangan
pendapatan, pekerjaan, ekspor dan pengembangan kewirausahaan (,
2016).
Dalam penelitian ini, terdapat 3 variabel yang dijadikan data analisis yaitu
variabel Jarak antar kabupaten, variable UMKM, variable komodiitas pertanian.
Dari variabel-variabel tersebut terdapat variabel indikator yaitu variabel
Dependent dan Independent. Variabel Dependent adalah variabel yang di
pengaruhi/terikat dengan variabel lain. Sedangkan variabel Independent adalah
variabel yang mempengaruhi variabel lain.
Keterangan
= Arah Hubungan
BAB III
METODE PENELITIAN
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk
time series. Data time series yang digunakan adalah dari tahun 2013-2019 yang
bersumber dari BPS.
𝐿𝑖/𝐿𝑡
LQ =
1. Pendekatan Tenaga Kerja 𝑁𝑖/𝑁𝑡
𝑉𝑖/𝑉𝑡
2. Pendekatan Nilai Tambah / LQ =
𝑌𝑖/𝑌𝑡
Pendapatan
Dimana:
Li= jumlah tenaga kerja sektor I pada tingkat wilayah yang lebih rendah
Lt= total tenaga kerja pada tingkat wilayah yang lebih rendah
Ni= jumlah tenaga kerjan sektor i pada tingkat wilayah yang lebih diatas
Nt= total tenaga kerja pada tingkat wilayah yang lebih diatas
Vi= nilai PDRB sektor i pada tingkat wilayah yang lebih rendah
dimana
dengan 𝜎𝑥adalah nilai standar deviasi dari variabel prediktor.
18Berikut adalah hipotesis untuk pengujian autokorelasispasial menggunakan metode Local
Indicator of Spatial Autocorrelation (LISA)(Lee & Wong, 2001):𝐻0:𝐼𝑖=0(tidak ada autokorelasi
pada lokasi ke-𝑖)𝐻1:𝐼𝑖≠0(ada autokorelasi pada lokasi ke-𝑖)untuk𝑖merupakan masing-masing
wilayah atau lokasi ke-𝑖, dimana 𝑖=1,2,3...,𝑛dan statistik uji LISAdituliskan dalam persamaan
(2.17) berikut(Lee & Wong, 2001):
dan
Daerah penolakan untuk pengujian autokorelasi spasial yakni jika nilai |𝑍ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔| >
𝑍𝛼2 atau 𝑝−𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼 maka 𝐻0 ditolak yang artinya lokasi atau wilayah ke-𝑖
terindikasi adanya autokorelasi spasial(Lee & Wong, 2001).2.
3.4.4 Jarak
1. Daerah dataran rendah 0-100 m (69,1%), berada di wilayah timur sampai tengah.
Daerah dataran rendah ini terdapat di Kota Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung
Barat, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, sebagian Kabupaten Batanghari,
Kabupaten Bungo, Kabupaten Tebo, Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten
Merangin
2. Daerah dataran dengan ketinggian sedang 100-500 m (16,4%), pada wilayah
tengah. Daerah dengan ketinggian sedang ini terdapat di Kabupaten Bungo,
Kabupaten Tebo, Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Merangin serta
sebagian Kabupaten Batanghari; dan
3. Daerah dataran tinggi >500 m (14,5%), pada wilayah barat. Daerah pegunungan
ini terdapat di Kabupaten Kerinci, Kota Sungai Penuh serta sebagian Kabupaten
Bungo, Kabupaten Tebo, Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Merangin.
Provinsi Jambi memiliki topografi wilayah yang bervariasi mulai dari ketinggian 0
meter dpl di bagian timur sampai pada ketingian di atas 1.000 meter dpl, ke arah
barat morfologi lahannya semakin tinggi dimana di bagian barat merupakan
kawasan pegunungan Bukit Barisan yang berbatasan dengan Provinsi Bengkulu
dan Sumatera Barat yang merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional
Kerinci Seblat.
Significance map