Anda di halaman 1dari 3

JURNAL INTERNASIONAL

“ Effectiveness of Early Exercise Against Uterine Involution in Spontaneous


Postpartum Patients ”
“Efektivitas Latihan Dini Terhadap Keterlibatan Uterus pada Pasien Pasca Persalinan
Spontan ”
Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui

Dosen Pembimbing :
IGA Karnasih, M,Kep., Ns.Sp.Kep.Mat.

NAMA : ARINI NING ROSITA


NIM : P17331181018
TINGKAT :3

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN JEMBER

TAHUN 2020/2021
Diperkirakan 50% kematian nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Pada saat inilah
proses involusi terjadi. Gangguan involusi menyebabkan komplikasi yang merupakan
penyebab utama kematian ibu. Sebagian besar ibu nifas tidak mendapatkan bimbingan olah
raga setelah melahirkan. Mereka hanya disarankan melakukan mobilisasi sederhana tanpa
arahan yang direncanakan. Salah satu upaya pencegahan komplikasi postpartum adalah
dengan mobilisasi olahraga. Misalnya dengan melakukan senam nifas. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu senam dini (senam pascakelahiran dini) yaitu setelah enam
jam lahir dan senam rombongan dua minggu setelah pulang. Tujuan dari senam dini sendiri
adalah memulihkan kesehatan ibu melalui rekondisi organ yang berubah selama kehamilan
ke keadaan dan fungsi sebelum kehamilan. Senam dini rutin dapat dilakukan oleh semua ibu
yang melahirkan secara spontan tanpa komplikasi. Senam dini melibatkan latihan gerak
secepat mungkin agar otot-otot yang diregangkan selama kehamilan dan persalinan kembali
normal seperti semula. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Eny Pemilu Kusparlina dan
Sundari, dengan tujuan penelitian untuk mengetahui efektivitas senam dini terhadap involusi
uterus (fundus dan lochea).
Penelitian yang dilakukan ini menggunakan metode eksperimen semu (pre-post test
non equivalent control group design). Penelitian dilakukan pada bulan Januari hingga Juni
2019. Penelitian ini menggunakan quasy eksperimental yang menguji intervensi latihan awal
dengan pendekatan pre-post test nonequivalent control group design. Peneliti melibatkan dua
kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol untuk menentukan subjek yang
masuk dalam kedua kelompok. Penelitian dilakukan pada Bidan Praktek Mandiri Wilayah
Kerja Puskesmas Banjarejo Kota Madiun Indonesia.
Sampel dalam penelitian ini adalah 40 ibu nifas. Sampel dibagi menjadi dua
kelompok yaitu 20 orang pada kelompok kontrol dan 20 orang pada kelompok perlakuan.
Dalam kelompok perlakuan, para peneliti mengukur fundus uterus dan menilai pengeluaran
lochea sebelum olahraga dini. Latihan awal diberikan setiap hari selama enam hari. Peneliti
akan mempelajari fundus uteri dan lochea pada enam jam postpartum, hari ke-3 postpartum,
dan hari ke-6 postpartum. Pada kelompok kontrol para peneliti memeriksa fundus uterus dan
lochea tanpa memberikan latihan awal.
Proses involusi uterus bisa lebih cepat atau lebih lambat. Ada berbagai faktor yang
dapat mempengaruhi involusi uteri salah satunya adalah mobilitas ibu. Mobilitas adalah
kemampuan seseorang untuk berjalan naik dan kembali ke tempat tidur, kursi, dudukan toilet,
dan sebagainya disamping kemampuan untuk menggerakkan ekstremitas atas. Mobilisasi dini
ibu nifas merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan segera dan secepat mungkin
setelah proses persalinan. Hal ini penting untuk proses penurunan fundus uterus dan
mempercepat proses penyembuhan pada ibu nifas sehingga mobilisasi dini sesuai untuk
terapi non farmakologis yang harus diintervensi pada ibu postpartum. Hal ini juga berguna
dalam pengeluaran lokia, mengurangi infeksi peurperium, mempercepat involusi rahim,
memperlancar perangkat saluran cerna dan kemih, meningkatkan sirkulasi darah, sehingga
mempercepat fungsi ASI dan mengeluarkan sisa metabolisme. Mobilisasi ibu nifas dapat
dilakukan dengan senam dini atau senam pascapersalinan dini.
Olah raga dini diberikan dengan harapan mencegah perdarahan postpartum akibat
atonia uteri. Ibu nifas dengan persalinan spontan yang dilakukan selama dua hari pada pagi
dan sore hari menunjukkan bahwa pada kelompok senam interval 77,8% mengalami involusi
uterus yang normal sehingga dapat disimpulkan bahwa senam nifas efektif untuk involusi
uterus dimana involusi uterus dapat dinilai dari penurunan fundus uterus. , ekskresi lochea,
dan kontraksi uterus. Salah satu tujuan senam saat persalinan adalah untuk menjaga dan
meningkatkan sirkulasi ibu pasca melahirkan segera ketika ibu mungkin berisiko mengalami
trombosis vena atau komplikasi peredaran darah lainnya. Senam dapat dilakukan di tempat
tidur beberapa kali setiap bangun tidur dan harus dilanjutkan sampai ibu memiliki mobilitas
penuh. Sehingga dengan melakukan olah raga dini maka peredaran darah pada tubuh ibu
menjadi baik dan mempercepat pengeluaran lochea
Latihan awal dilakukan dengan pembinaan agar gerakan yang dilakukan sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Senam dini lebih baik dari pada mobilisasi yang dilakukan
ibu nifas. Dalam senam dini berisi beberapa bentuk senam seperti senam nafas iga, senam
pergelangan kaki, senam kontraksi otot otot bokong, senam perut, senam tungkai, senam otot
dada, senam angkat dan gendong babyi. Terdapat perbedaan rata-rata waktu untuk mencapai
involusi uterus. Pada kelompok senam nifas, waktu rata-rata untuk mencapai involusi uterus
adalah 142,373 jam dengan standar deviasi 15,715 jam. Pada kelompok pijat oksitosin, waktu
rata-rata untuk mencapai involusi uterus adalah 161.060 jam dengan deviasi standar 16,984
jam. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tindakan yang paling efektif untuk mencapai waktu
involusi uterus pada ibu nifas adalah dengan senam nifas
Dari penelitian tersebut di dapatkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa fundus
uterus pada kelompok senam dini lebih banyak mengalami penurunan yang lebih cepat
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pengeluaran lochea pada kelompok latihan awal
menunjukkan lebih cepat dibandingkan dengan kelompok kontrol. Jadi dapat disimpulkan
bahwa senam dini efektif terhadap involusi uterus yang diketahui dari penurunan pengeluaran
fundus uterus dan lochea.

Anda mungkin juga menyukai