Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI TAHU

(Studi Kasus Pada Perusahaan Tahu Pusaka di Desa Simpang Kecamatan Bantarkalong
Kabupaten Tasikmalaya)

Oleh:
Nursalis1, Dini Rochdiani2 , Fitri Yuroh3
1
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Galuh.
2
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.
3
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Galuh

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Besarnya biaya yang dikeluarkan pada perusahaan
tahu dalam satu kali proses produksi, 2) Besarnya pendapatan dan dari perusahaan tahu dalam
satu kali proses produksi, 3) Besarnya R/C pada agroindustri tahu pada satu kali proses produksi.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Simpang Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya
dengan menggunakan Metode Studi Kasus. Data yang diperoleh dianalisis secara deskritip
kuantitatif. Analisis dilakukan dalam satu kali proses produksi selama satu hari. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa :
1. Besarnya biaya produksi rata-rata yang diperlukan oleh perajin tahu yang ada di Desa
Simpang Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya sebesar RP.4.262.280,49 pada
satu kali proses produksi.
2. Pendapatan rata-rata yang diperoleh perajin adalah sebesar Rp. 4.161.719,51 pada satu kali
proses produksi, dan penerimaan rata-rata yang diperoleh perajin adalah sebesar Rp.
8.424.000,00 pada satu kali proses produksi.
3. Besarnya nilai R/C adalah sebesar 2,02 artinya setiap Rp. 1,00 biaya yang dikeluarkan
diperoleh penerimaan sebesar 2,02 dan memperoleh pendapatan atau keuntungan sebesar
1,02.

Kata Kunci : Pendapatan , Agroindustri, Tahu

PENDAHULUAN maka kegiatan jasa-jasa dan bisnis yang


Pertanian di Indonesia, dulu hanya berbasis pertanian akan semakin meningkat
diarahkan untuk pencukupan makanan atau yaitu kegiatan agribisnis (termasuk
pangan. Padahal, pertanian dapat menyediakan agroindustri) menjadi salah satu unggulan
bahan mentah untuk industri pengolahan, untuk pembangunan ekonomi nasional dalam
industri ukir-ukiran, kayu anyaman, dan lain– berbagai aspek yang luas (Saragih, 2004).
lain, di samping untuk bahan bangunan. Selain Tujuan penelitian ini adalah untuk
itu, pertanian pun dapat diarahkan untuk mengetahui :
meningkatkan devisa sekaligus memproduksi 1) Besarnya biaya yang dikeluarkan pada
barang impor. Seiring dengan perkembangan perusahaan tahu Pusaka di Desa Simpang
jaman dan kemajuan penguasaan ilmu dan Kecamatan Bantarkalong Kabupaten
teknologi, mengakibatkan terjadinya Tasikmalaya dalam satu kali proses
kecenderungan pola transformasi dari pertanian produksi.
ke industri. Hal ini umumnya terjadi di dunia 2) Besarnya pendapatan pada perusahaan
ketiga, dimana sektor pertanian cenderung tahu Pusaka di Desa Simpang Kecamatan
mengalami laju pertumbuhan yang menurun, Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya
sedangkan sektor industri termasuk industri dalam satu kali proses produksi.
pengolahan hasil pertanian, terjadi laju 3) Besarnya R/C pada perusahaan tahu
pertumbuhan yang meningkat (Mangudwidjaja Pusaka di Desa Simpang Kecamatan
Sailah, 2009). Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya
Bagi masyarakat Indonesia, pertanian dalam satu kali proses produksi.
merupakan sektor yang sangat penting dalam
perekonomian nasional, maka pembangunan METODE PENELITIAN
nasional harus mampu menjawab tantangan Jenis Penelitian
masa depan yang beriklim global, dimana Jenis Penelitian yang digunakan
persaingan dalam sistem perekonomian dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan
tersebut akan semakin ketat. Sejalan dengan mengambil kasus pada agroindustri tahu di
tahapan-tahapan perkembangan ekonomi, Perusahaan Tahu Pusaka di Desa Simpang

Halaman | 658
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 4 Nomor 1, September 2017

Kecamatan Bantarkalong Kabupaten (2) Biaya variabel adalah biaya yang


Tasikmalaya. Menurut Nazir (2011), “Studi besarnya dipengaruhi oleh besar
kasus dan lapangan (Case and Field Study) kecilnya produksi dan sifatnya habis
merupakan penelitian dengan karakteristik pakai dalam satu kali proses
masalah yang berkaitan dengan latar belakang produksi, yang termasuk ke dalam
dan kondisi saat ini dari subjek yang diteliti, biaya variabel adalah
serta interaksinya dengan lingkungan”. Dengan a. Kacang kedelai dihitung dalam
demikian hasilnya hanya berlaku bagi kasus itu satuan kilogram (Kg) dan dinilai
sendiri atau tidak dapat digeneralisasikan pada dalam satuan rupiah per satu kali
yang di luar kasus tersebut. proses produksi.
b. Plastik, dihitung dalam satuan
Operasional Variabel pak dan dinilai dalam satuan
Variabel-variabel yang diamati dalam rupiah per satu kali proses
penelitian ini dioperasionalisasikan sebagai produksi.
berikut: c. Kayu bakar, dihitung dalam
1) Satu kali proses produksi adalah dimulai satuan ikat dinilai dalam satuan
dari penyediaan bahan baku, pengolahan, rupiah per satu kali proses
sampai tahu siap dipasarkan berlangsung produksi.
selama satu hari. d. Cuka, dihitung dalam satuan
2) Biaya produksi adalah korbanan yang mg/l dan dinilai dalam satuan
dicurahkan dalam proses produksi rupiah per satu kali proses
sehingga menghasilkan produk. Biaya produksi.
produksi terdiri dari biaya tetap dan biaya e. Tenaga kerja, dihitung dalam
variabel. HOK dan dinilai dalam satuan
(1) Biaya tetap adalah biaya yang rupiah per satu kali proses
besarnya tidak dipengaruhi oleh produksi.
besar kecilnya produksi dan sifatnya f. Listrik, dihitung dalam satuan
tidak habis dipakai dalam satu kali KWH dan dinilai dalam satuan
proses produksi yang terdiri dari : rupiah per satu kali produksi.
a. Pajak bumi dan bangunan, yaitu g. Bunga modal variabel adalah
biaya yang dikeluarkan untuk nilai bunga modal dengan biaya
membayar pajak bumi dan variabel yang dihitung
bangunan dalam satu kali proses berdasarkan bunga bank yang
produksi dihitung dalam satuan berlaku pada saat penelitian,
rupiah (Rp) per satu kali proses dinilai dalam satuan rupiah per
produksi. satu kali proses produksi.
b. Penyusutan alat dan bangunan 3) Penerimaan adalah jumlah hasil
dihitung dalam satuan rupiah per produksi dikalikan dengan harga
satu kali proses produksi. jual, dinyatakan dalam satuan rupiah
Menurut Baridwan (2004) Untuk per satu kali proses produksi.
menghitung besarnya penyusutan a. Hasil produksi dihitung dalam
alat dan bangunan digunakan satuan buah
metode garis lurus (Straight line b. Harga jual dihitung dalam satuan
Methode), dengan menggunakan rupiah/ buah (Rp/buah)
rumus sebagai berikut : 4) Pendapatan adalah selisih antara
Penyusutan = penerimaan dengan biaya produksi
Nilai Beli - Nilai Sisa total yang dinilai dalam satuan
Umur Ekonomis rupiah (Rp) per satu kali proses
Nilai sisa merupakan nilai pada produksi.
waktu alat itu sudah tidak dapat 5) R/C adalah perbandingan antara
digunakan lagi atau dianggap nol. penerimaan dengan biaya total.
c. Bunga modal tetap adalah nilai Dengan asumsi :
bunga modal dari biaya tetap a. Teknologi yang digunakan sama
yang dihitung berdasarkan bunga b. Harga input maupun output
bank (bunga pinjaman) yang adalah harga yang berlaku pada
berlaku pada saat penelitian, saat penelitian.
dinilai dalam satuan rupiah sper c. Produk habis terjual.
satu kali proses produksi.

Halaman | 659
ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI TAHU
(Studi Kasus Pada Perusahaan Tahu Pusaka di Desa Simpang Kecamatan Bantarkalong
Kabupaten Tasikmalaya)
NURSALIS, DINI ROCHDIANI, FITRI YUROH

Teknik Pengumpulan Data Dimana :


Data yang dikumpulkan dalam Pd : Pendapatan
penelitian ini meliputi data primer dan data TR : Total Revenue (Penerimaan
sekunder, data primer dalam penelitian ini total)
didapat dari hasil observasi dan wawancara. TC : Total Cost (Biaya total)
Observasi yaitu cara pengumpulan data dengan 4. R/C
mengamati langsung keadaan atau situasi Menurut Rodjak (2006), R/C adalah
dilapangan. Wawancara yaitu pengumpulan perbandingan antara penerimaan dengan biaya,
data langsung dari pemilik atau karyawan dan dihitung dengan rumus :
industri tahu dengan menggunakan daftar Total Revenue (TR)
pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. R/C =
Sedangkan data sekunder diperoleh dari dinas Total Cost (TC)
dan instansi-instansi yang terkait dengan Dimana :
penelitian ini. a. R/C <1, maka usaha tersebut rugi sehingga
tidak layak diteruskan.
Teknik Penarikan Sampel b. R/C = 1, maka usaha tersebut tidak untung
Teknik penarikan sampel dilakukan tidak rugi (impas) sehingga tidak layak
secara sengaja ( purposive sampling) yakni diteruskan.
pada perusahaan Tahu Pusaka di Desa Simpang c. R/C >1, maka usaha tersebut untung
Kecamatan Bantarkalong karena perusahaan sehingga layak diteruskan.
Tahu Pusaka ini merupakan perusahaan dengan
produksi tahu paling tinggi di Desa Simpang HASIL DAN PEMBAHASAN
Kecamatan Bantarkalong. Identitas Responden
Data yang digunakan untuk
Rancangan Analisis Data memberikan gambaran umum mengenai
Untuk menentukan biaya produksi, identitas perajin meliputi aspek umur,
penerimaan, pendapatan, dan R/C maka pendidikan, mata pencaharian, pengalaman
digunakan analisis sebagai berikut : berusaha dan jumlah tanggungan keluarga.
1. Analisis Biaya Kegiatan yang dijalankan seseorang
Menurut Rodjak (2006), untuk sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
menghitung besarnya biaya total (total cost) yang pernah dilaluinya. Selain itu pendidikan
diperoleh dengan cara menjumlahkan biaya juga merupakan salah satu faktor yang
tetap (Fixed cost) dengan biaya variabel menentukan sikap seseorang dalam mengambil
(variable cost) , dan dihitung dengan rumus : keputusan khususnya dalam pengolahan hasil
TC = FC + VC usaha, karena dengan pendidikan baik formal
Dimana : maupun non formal seseorang akan bertambah
TF = Total Cost (biaya total) dalam pengetahuan, kecakapan ataupun
FC = Fixed Cost (biaya tetap total) keterampilannya. Pendidikan mempunya
VC = Variable Cost ( biaya variabel total) peranan penting bagi seseorang dalam
2. Analisis penerimaan mngadopsi teknologi dan keterampilan
Menurut Suratiyah (2006), secara manajemen untuk meningkatkan usahanya.
umum perhitungan penerimaan total (Total Tingkat pendidikan dalam penelitian ini
Revenue/ TR) adalah perkalian antara jumlah menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
produksi (Y) dengan harga jual (Hy) dan responden yaitu lulusan Sekolah Menengah
dihitung dengan rumus sebagai berikut : Pertama ( SMP).
TR = Y x Py Lingkungan keluarga merupakan salah
Dimana : satu motivasi yang membuat seseorang dapat
TR = Total Revenue (penerimaan berusaha lebih maksimal. Pada dasarnya
total) seseorang akan berusaha memenuhi kebutuhan
Y = Produksi yang diperoleh hidup diri dan keluarganya, keluarga yang
Py = Harga menjadi tanggungan dalam hal ini adalah
3. Analisis pendapatan anggota keluarga atau anak yang tinggal satu
Menurut Suratiyah (2006), rumah dan bergantung hidup kepadanya.
pendapatan adalah selisih antara penerimaan Perajin usaha agroindustri tahu di
(TR) dan biaya total (TC) dan dihitung dengan Desa Simpang Kecamatan Bantarkalong
rumus : mempunyai tanggungan keluarga sebanyak 5
Pd = TR – TC orang.

Halaman | 660
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 4 Nomor 1, September 2017

buah yang berlaku pada saat penelitian. Rata-


Pengalaman dan pengetahuan yang rata biaya produksi yang dikeluarkan tiap satu
dimiliki seseorang pada umumnya akan kali proses produksi sebesar Rp. 4,262.280,49
mempengaruhi proses pengambilan keputusan. sedangkan dalam satu kali produksi mendapat
Demikian pula halnya dengan responden penerimaan sebesar Rp. 8.424.000,00 dengan
bahwa pengalaman berusaha yang responden demikian perajin memperoleh pendapatan
miliki membantu dalam menjalankan usahanya sebesar Rp. 4.161.179,51 .,-.
untuk mendapatkan usaha yang lebih baik.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Analisis R/C
responden memiliki pengalaman usaha selama R/C adalah perbandingan antara
11 tahun. peneriman total dengan biaya produksi total.
Rata-rata R/C usaha agroindustri tahu di Desa
Analisis Pendapatan Agroindustri Tahu Simpang Kecamatan Bantarkalong dapat
Biaya produksi adalah penjumlahan diketahui dengan rumus sebagai berikut :
dari biaya yang dikeluarkan untuk setiap satu
kali proses produksi, yang terdiri dari biaya
tetap dan biaya variabel. Untuk lebih jelasnya =
dapat dilihat pada Tabel 1.
8.424.000,00
Tabel 1. Rata-rata Biaya Produksi =
4.161.179,51
Agroindustri Tahu Dalam Satu
Kali Proses Produksi di Desa =2,02
Simpang.
Besarnya Dari hasil Perhitungan diketahui
No Uraian
Biaya (Rp) bahwa usaha agroindustri tahu yang ada di
1 2 3 Desa Simpang memiliki nilai rata-rata R/C
1. Biaya Tetap sebesar 2,02, hal ini menunjukkan bahwa dari
1. Pajak Bumi 512,50 setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan,
dan Bangunan perajin akan memperoleh penerimaan sebesar
2. Penyusutan 48.988,73 Rp. 2,02, dan pendapatan atau keuntungan
Alat sebesar 1,02 rupiah, sehingga dapat dikatakan
3. Bunga Modal 49.988,88 bahwa usaha agroindustri tahu yang dijalankan
Tetap perajin adalah menguntungkan.
Total Biaya tetap 98.490,11
2. Biaya Variabel KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kedelai Kesimpulan
2. Plastik 3.082.500,00 Berdasarkan hasil penelitian dan
3. Kayu Bakar 30.000,00 pembahasan maka dapat diambil kesimpulan
4. Cuka 400.000,00 sebagai berikut:
5. Listrik 10.000,00 1. Besarnya biaya produksi yang
6. Tenaga Kerja 100.000,00 dikeluarkan oleh perajin agroindustri tahu
7. Bunga Modal 540.000,00 yang berada di Desa Simpang Kecamatan
Variabel 1.290,38 Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya
Total Biaya 4.162.500 adalah sebesar Rp. 4.262.280.49 dalam
Variabel satu kali proses produksi .
3. Biaya Total 4,262.280,49 2. Pendapatan yang diperoleh perajin
agroindustri tahu sebesar Rp.4.161.719,51
dalam satu kali proses produksi, dan
Analisis Pendapatan penerimaan yang diperoleh perajin
Dalam menentukan berhasil atau sebesar Rp. 8.424.000,00 dalam satu kali
tidaknya usaha dapat diukur dari besar kecilnya proses produksi.
penerimaan dan pendapatan yang diperoleh. 3. Agroindustri tahu Perusahaan Tahu
Besarnya penerimaan itu sendiri dipengaruhi Pusaka apabila dilihat dari segi ekonomis
oleh harga jual dengan jumlah produksi yang cukup menguntungkan. Hal ini dapat
dihasilkan. dilihat dari nilai R/C sebesar 2.02 artinya
Penerimaan yang diperoleh perajin setiap Rp. 1,0 biaya yang dikeluarkan
agroindustri tahu adalah jumlah tahu yang diperoleh penerimaan sebesar 2.02 dan
dihasilkan dikalikan dengan harga tahu per

Halaman | 661
ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI TAHU
(Studi Kasus Pada Perusahaan Tahu Pusaka di Desa Simpang Kecamatan Bantarkalong
Kabupaten Tasikmalaya)
NURSALIS, DINI ROCHDIANI, FITRI YUROH

memperoleh pendapatan atau keuntungan sehingga tidak tercampur dengan keuangan


sebesar 1.02. pribadi serta kegiatan usaha dapat tercatat
Saran dengan baik untuk kepentingan
Dari hasil penelitian dan pembahasan administrasi.
disarankan:
1. Untuk meningkatkan pendapatan para DAFTAR PUSTAKA
perajin harus menambahkan jumlah Baridwan, Z, 2004. Intermediate Accounting
produksi, tetapi tidak lepas dari Edisi 8. BPFE. Yogyakarta.
kepandaian perajin untuk mencari pasar Rodjak, A. 2006. Manajemen Usahatani.
yang lebih banyak. Pustaka Giratuna. Bandung
2. Perajin berpartisipasi aktif untuk Mangunwidjaja, D dan Sailah, I. 2009.
mengikuti program peningkatan usaha Pengantar Teknologi Pertanian.
rakyat, seperti pelatihan, seminar, dan lain- Penebar Swadaya. Jakarta.
lain yang diselenggarakan pemerintah atau Nazir, P. 2011. Metode Penelitian. Ghalia
lembaga terkait. Inodonesia. Bogor.
3. Modal usaha sebaiknya dialokasikan Saragih, B, 2004. Membangun Pertanian
secara efektif dan efisien, supaya kegiatan Perspektif Agribisnis. dalam
usaha dapat berjalan dengan baik. Pertanian Mandiri. Penebar
Sebaiknya perajin membuat laporan usaha Swadaya, Jakarta.

Halaman | 662

Anda mungkin juga menyukai