Kimia S2
Seringkali dalam suatu penelitian akan diselidiki apakah suatu metode baru
memberikan hasil yang lebih baik dari metode lama, atau dua pendekatan dalam
memberikan hasil yang sama. Masalah seperti ini dapat diselesaikan dengan melakukan
pengujian rata-rata dua populasi. Berikut adalah tabel untuk uji rata-rata dua populasi
yang memuat hipotesis, statistik uji dengan asumsi variansi, dan daerah kiritis, yaitu
daerah penolakan H0.
Tabel 1. Uji Rata-Rata Dua Populasi
Hipotesis Asumsi Statistik Uji Daerah Kritis
H0: μ1 - μ2 = d0 z z / 2 atau z z /
Ha: μ1 - μ2 d0
H0: μ1 - μ2 = d0 atau H0: μ1 - μ2 ≤ d0
σ1 dan σ2 diketahui x1 x2 d 0 z z
z
Ha: μ1 - μ2 > d0 Ha: μ1- μ2 > d0 2 2
1 2
Asumsi yang harus dipenuhi adalah masing-masing sampel independen dan diambil dari
populasi berdistribusi normal.
Statistika P. Kimia S2
Contoh 1.
Suatu perkuliahan statistika diberikan pada pada dua kelas. Kelas pertama diikuti 12
mahasiswa dengan pembelajaran kooperatif dan kelas lain diikuti 10 mahasiswa dengan
pembelajaran konvensional. Pada akhir semester mahasiswa diberi ujian dengan soal
yang sama untuk kedua kelas. Hasil ujian pada kelas kooperatif mencapai nilai rata-rata
85 dengan simpangan baku 4, sedang kelas biasa memperoleh nilai rata-rata 81 dengan
simpangan baku 5.
Ujilah hipotesis bahwa hasil pembelajaran dengan kedua metode adalah sama dengan
menggunakan taraf signifikansi 10%. Asumsikan kedua populasi berdistribusi normal
dengan variansi sama.
Jawab.
Diketahui x1 85 , S1 = 4, n = 12; x2 81 , S2 = 5, m = 10
Hipotesis
H0: μ1 - μ2 = 0
Ha: μ1 - μ2 0
Daerah kritis :
t t / 2,n m 2 t t / 2,n m 2
= -t0,05;20 = -1,725 atau = t0,05;20 = 1,725
Perhitungan
Kesimpulan:
Karena t = 2,07 > 1,725, maka H0 ditolak pada taraf signifikansi 10%. Ini berarti bahwa
kedua pembelajaran memberikan hasil pembelajaran yang tidak sama (Pada taraf
signifikansi 10% cukup alasan untuk menganggap bahwa rata-rata hasil pembelajaran
kedua metode tidak sama).
Statistika P. Kimia S2
Contoh 2. Dengan menggunakan data pada Contoh 1, Ujilah hipotesis bahwa hasil
pembelajaran dengan metode kooperatif lebih baik daripada dengan metode
konvensional dengan menggunakan taraf signifikansi 5%. Asumsikan kedua populasi
berdistribusi normal dengan variansi tidak sama.
Jawab.
Hipotesis
H0: μ1 - μ2 = 0
Ha: μ1 - μ2 > 0
Daerah kritis :
Untuk menentukan daerah kritis perlu melakukan perhitungan derajat bebas
S
2
1
2
/ n S 22 / m (16 /12 25 /10) 2 14,69
v 17,17
S S
2 2 2 2
2
/n 2
/m (16 /12) (25 /10) 0,86
1 2
11 9
n 1 m 1
Dengan demikian daerah kritis adalah
t t ,v t0,05;17,17 t0,05;17
= 1,74
Perhitungan
x1 x2 d 0 85 81 0
t 2, 04
S 2
S 2
(16 /12) (25 /10)
1
2
n m
Kesimpulan:
Karena t = 2,04 > 1,74, maka H 0 ditolak pada taraf signifikansi 0,05 . Ini berarti bahwa
pada taraf signifikansi 5% cukup alasan untuk menyatakan bahwa pembelajaran
kooperatif memberikan hasil pembelajaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pembelajaran konvensional.
Statistika P. Kimia S2
Contoh 1.
Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara tinggi anak
laki-laki pertama dan ayah. Berikut adalah data tentang tinggi anak laki-laki pertama (X)
dan tinggi ayah (Y).
Statistika P. Kimia S2
10(106) 64
sW 11, 07
dan simpangan baku 10.9 .
Statistik uji
0,8
t 0, 762
11, 07 /10
Dari tabel distribusi t Karena t t 0,025; 9 = 2,26. Karena diperoleh t hitung < ttabel , maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan (taraf signifikansi 0,05) antara
tinggi ayah dan anak laki-laki pertama.
Tugas.
Statistika P. Kimia S2
2. Pengusaha suatu pabrik benang menyatakan bahwa rata-rata daya rentang benang A
melebihi daya rentang benang B paling sedikit 12 kg. Untuk menguji pernyataan ini
50 potong benang dari tiap jenis diuji dalam keadaan sama. Benang A mempunyai
rata-rata daya rentang 86,7 kg dengan simpangan baku 6,28 kg, sedangkan benang B
mempunyai rata-rata daya rentang 77,8 kg dengan simpangan baku 5,61 kg. Ujilah
pernyataan pengusaha tadi dengan taraf signifikansi 0,05 dan anggap bahwa
kedua populasi berdistribusi hampir normal dengan variansi sama.