Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Stres kerja saat ini menjadi perhatian yang cukup disorot di industri pelayanan
kesehatan. Hasil sebuah peneitian mengindikasikan pekerja kesehatan lebih rentan untuk
menderita depresi dan cemas yang berhubungan dengan stres kerja dibandingkan profesi
lain. Dampak dari psikologi distres yaitu burnout, absenteeism, berhenti kerja, kepuasan
pasien yang kurang dan kesalahan dalam diagnosis dan perawatan. Hasil survei PPNI
tahun 2006, sekitar 50,9% perawat yang bekerja di empat propinsi mengalami stres kerja,
sering pusing, tidak bisa istirahat karena beban kerja yang terlalu tinggi dan menyita
waktu, serta gaji rendah tanpa diikuti insentif yang memadai. Tugas - tugas yang begitu
banyak serta monoton menjadi stresor bagi perawat, terkadang perawat juga harus
berhadapan dengan sikap pasien yang emosional. Beban kerja yang terlalu banyak itulah
yang dapat menyebabkan ketegangan dalam diri seseorang sehingga menimbulkan stress.
Hal ini bisa disebabkan oleh tingkat keahlian yang dituntut terlalu tinggi, kecepatan kerja
mungkin terlalu tinggi, volume kerja mungkin terlalu banyak dan sebagainya (Sunyoto,
2012: 64). Beban kerja baik secara kuantitas dimana tugas-tugas yang harus dikerjakan
terlalu banyak maupun secara kualitas dimana tugas yang harus dikerjakan
membutuhkan keahlian. Bila banyaknya tugas tidak sebanding dengan kemampuan baik
fisik, keahlian, dan waktu yang tersedia maka akan menjadi sumber stres. Dampak
negatif dari meningkatnya beban kerja adalah kemungkinan timbul emosi perawat yang
tidak sesuai dengan harapan pasien. Beban kerja yang berlebihan ini sangat berpengaruh
terhadap produktifitas tenaga kesehatan dan tentu saja berpengaruh terhadap
produktifitas perawat.
Jika dilihat dari segi non-fisik, keamanan rekam medis dalam bentuk paper based juga
mempunyai banyak ancaman, seperti kebakaran, gempa bumi, banjir, dan bencana alam
lainnya. Selain itu, putung rokok bisa menjadi pantangan dalam keamanan berkas rekam
medis dikarenakan putung rokok yang dibuang sembarangan atau secara tidak sengaja
tertinggal di dalam ruangan berkas rekam medis bisa menyebabkan kebakaran. Hal ini
diperkuat oleh pernyataan Sugiarto (2015) bahwa ruang penyimpanan arsip harus selalu
bersih dari putung rokok. Bagunan ruang penyimpanan berkas rekam medis terbuat dari
bahan beton. Bangunan yang terbuat dari beton bisa tetap kokoh walaupun terjadi
kebakaran, sehingga berkas-berkas rekam medis tidak terbakar dan tetap utuh.
Hampir semua rumah sakit setuju dan sangat setuju bahwa sistem informasi
memberikan manfaat bagi rumah sakit. Bahkan saat ini beberapa rumah sakit sudah
mengadopsi teknologi informasi untuk mengatasi beberapa masalah yang dialami serta
untuk meningkatkan kefektivitas dan efisiensi pelayanan. Namun demikian, banyak
rumah sakit yang belum menggunakan sistem informasi walaupun sudah masuk dalam
perencanaan dikarenakan berbagai hal. Keterbatasan serta fasilitas yang kurang memadai
menjadi salah satu alasan penggunaan sistem teknologi informasi belum diterapkan.
Pemanfaatan Teknologi Informasi masih kurang dan keterbatasan jaringan
informasi di daerah-daerah terpencil; dalam laporan Health Systems Financing: The path
to universal coverage(WHO, 2010), Dr. Margaret Chan, Director-General WHO
menyatakan bahwa hampir 20-40% dana Kesehatan menjadi sia-sia atau tidak terserap
dengan baik. Alokasi dana untuk memfasilitasi operasional, pemeliharaan, dan
peremajaan sistem informasi baik di pusat maupun di daerah, belum menjadi prioritas
penganggaran rutin sehingga dapat mengakibatkan operasional dan pemeliharaan sistem
tidak dapat dilakukan secara baik untuk menjaga kesinambungan sistem
informasi. Kemampuan pendanaan daerah yang bervariasi dalam memperkuat dan
menyediakan sistem informasi kesehatan di daerah berdampak pula pada
keberhasilan penguatan sistem informasi kesehatan secara keseluruhan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan aplikasi berbasis rekam medik?
2. Bagaimana efektivitas aplikasi berbasis teknologi dalam bidang rekam medik?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami perkembangan teknologi dalam bidang
kesehatan khususnya rekam medik.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui perkembangan aplikasi berbasis rekam medik.
2. Untuk mengetahui efektivitas aplikasi berbasis teknologi dalam bidang rekam
medik
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Rumah Sakit
1. Sebagai bahan masukan bagi rumah sakit untuk mengetahui evaluasi sistem
rekam medis elektronik
2. Hasil penelitian ini akan menjadi bahan pertimbangan untuk mengatasi
masalah mengenai rekam medis elektronik
1.4.2 Bagi Keilmuan
Penelitian ini diharapkan memberikan wawasan keilmuan terkait
pengembangan rekam medis elektronik
1.4.3 Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi peneliti lain
untuk dapat mengembangkan penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan
rekam medis elektronik

Anda mungkin juga menyukai