Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


“OKSIGENASI”

Disusun Oleh

Nita Damayanti

(14201.11.19034)

SARJANA KEPERAWATAN
STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN
PAJARAKAN – PROBOLINGGO
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan


Kebutuhan Dasar Manusia
“Oksigenasi”

Telah disahkan pada:


Hari:
Tanggal:

Mahasiswa Pembimbing Akademik

Nita Damayanti Iin Aini Isnawati, S.Kep.,Ns.,M.Kes


I. ANATOMI

Respirasi adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam
keadaan tertidur sekalipun karena sistem pernafasan dipengaruhi oleh susunan saraf
otonom. Respirasi luar adalah pertukaran udara yang terjadi dalam alveolus dengan
darah dalam kapiler dan merupakan pertukaran O2 dan CO2 antara darah dan
udara.Respirasi dalam adalah pernafasan yang terjadi antara darah dalam kapiler
dengan sel-sel tubuh dan merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke
seluruh tubuh (Devi, 2017).
A. Saluran pernafasan atas terdiri dari:
1. Hidung
Hidung terdiri dari lubang hidung, rongga hidung, dan ujung
hidung.Rongga hidung banyak memiliki kapiler darah, dan selalu lembap
dengan adanya lender yang dihailkan oleh mukosa.Didalam hidung udara
disaring dari benda-benda asing yang tidak berupa gas agar tdak masuk ke
paru-pru.Selain itu udara juga disesuaikan suhunya agar sesuai dengan suhu
tubuh.
2. Faring
Faring merupakan ruang dibelakang rongga hidung yang merupakan
jalan masuknya udara dari rongga hidung.Pada ruang tersebut terdapat klep
(epiglotis) yang bertugas mengatur pergantian perjalanan udara pernafasan
dan makanan.
3. Laring
Laring/pangkal batang tenggorokan /kotak suara.Laring terdiri atas
tulang rawan, yaitu jakun, epiglotis, (tulang rawan penutup) dan tulang rawan
trikoi (cincin stempel) yang letaknya paling bawah.Ita suara terletak di
dinding laring bagian dalam.
B. Saluran pernafasan bawah terdiri dari:
1. Trakea
Trakea atau batang tenggorokan merupakan pita yang tersusun atas otot polos
dan tulang rawan yang berbentuk ‘C’ pada jarak yang sangat teratur.Dinding
trakea tersusun atas tiga lapisan jaringan epitel yang dapat menghasilkan
lender yang berguna untuk menangkap dan mengembalikan benda-benda
asing ke hulu saluran pernafasan sebelum masuk ke paru-paru bersama udara
pernafasan.
2. Bronkus
Merupakan cabang batang tenggorokan yang jumlahnya sepasang, yang satu
menuju ke paru-paru kiri dan yang satunya menuju paru-paru kanan.Dinding
bronkus terdiri atas lapisan jaringan ikat, lapisan jaringan epitel, otot polos
dan cincin tulang rawan.Kedudukan bronkus yang menuju kekiri lebih
mendatar daripada ke kanan.Hal ini merupakan salah satu sebab mengapa
paru-paru kaanan lebih mudah terserang penyakit.
3. Bronkiolus
Bronkiolus merupakan cabang bronkus dindingnya lebih tipis dan salurannya
lebih tipis.Bronkiolus bercabang-cabang menjadi bagian yang lebih halus.
4. Alveolus
Saluran akhir dari saluran pernafasan yang berupa gelembung-gelembung
udara.Adanya alveolus memungkinkan terjadinya luasnya daerah permukaan
yang berperan penting dalam pertukaran gas.Pada bagian alveolus inilah
terjadi pertukaran gas-gas O2 dari udara bebas ke sel-sel darah, sedangkan
pertukaran CO2 dari sel-sel tubuh ke udara bebas terjadi.
5. Paru-paru
Paru-paru terletak dalam rongga dada dibatasi oleh otot dada dan tulang
rusuk, pada bagian bawah dibatasi oleh otot diafragma yang kuat.Diantara
selaput dan paru-paru terdapat cairan limfa yang berfungsi untuk melindungi
paru-paru pada saat mengembang dan mengempis.Mengembang dan
mengempisnya paru-paru disebabkan karena adanya perubahan tekanan
rongga dada.

II. FISIOLOGI
Menurut Haswita dan Sulistyowati (2017) proses oksigenasi melibatkansistem
pernapasan dan kardiovaskuler. Prosesnya terdiri dari 3 tahapan, yaitu:
a. Ventilasi, merupakan proses pertukaran udara antara atmosfir dengan alveoli.
Masuknya O2 atmosfir dalam alveoli dan keluarnya CO2 dari alveoli ke atmosfir
yang terjadi saat respirasi.
b. Difusi, merupakan proses pertukaran gas oksigen dengan karbondioksia antara
alveoli dengan darah pada kapiler alveolar paru.
c. Transportasi gas, merupakan gas dari paru ke jaringan dan dari jaringan ke paru
dengan bantuan darah.

III. DEFINISI
Oksigenasi merupakan proses penambahan O2 ke dalam sistem (kimia atau
fisika). Oksigen berupa gas tidak berwarna dan tidak berbau, yang mutlak
dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Akibat oksigenasi terbentuklah karbon
dioksida, energi, dan air. Walaupun begitu, akan memberikan dampak yang cukup
bermakna terhadap aktivitas sel. (Susanto dan Fitriana, 2017)
Kebutuhan tubuh terhadap oksigen tidak tetap, dalam waktu tertentu
membutuhkan oksigen dalam jumlah banyak karena suatu sebab. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kebutuhan oksigen dalam tubuh anatara lain lingkungan, latihan,
emosi, gaya hidup, dan status kesehatan (Sutanto & Fitriana, 2017)
Menurut A Adellia, 2020 mengatakan bahwa oksigenasi merupakan
kebutuhan dasar menuasia yang paling mendasar yang digunakan untuk kelangsungan
metabolisme sel tubuh, dan proses penambahanO2 kedalam sistem (kimia dan fisika)
IV. ETIOLOGI
Faktor-faktor yang mempengaruhi oksigenasi (Tarwoto &Wartonah,2015):
a. Posisi tubuh
Pada keadaan duduk atau berdiri pengembangan paru-paru danpergerakan
diafragma lebih baik daripada posisi datar atau tengkurapsehingga pernafasan lebih
mudah. Kondisi makan sampai kenyang,tumor abdomen, dan ibu hamil akan
menekan diafragma ke atassehingga pernafasan lebih cepat
b. Lingkungan
Oksigen di atmosfer sekitar 21% namun keadaan ini tergantung daritempat
atau lingkungannya, contoh: pada tempat yang tinggi, datarantinggi, dan daerah
kutub akan membuat kadar oksigen menjadiberkurang. Lingkungan yang panas
juga akan meningkatkanpengeluaran oksigen.
c. Polusi udara
Polusi udara yang terjadi baik karena industri maupun kendaraanbermotor
berpengaruh terhadap kesehatan paru-paru dan kadaroksigen mengandung karbon
monoksida yang dapat merusak ikatanoksigen dengan hemoglobin.
d. Zat allergen
Beberapa zat alergen dapat mempengaruhi fungsi pernapasan seperti
makanan, zat kimia, atau benda sekitar yang kemudian merangsangmembran
mukosa saluran pernapasan sehingga mengabatkanvasokonstriksi atau vasodilitasi
pembuluh darah, seperti pada pasienasma.
e. Gaya hidup dan kebiasaan
Kebiasaan merokok dapat meyebabkan penyakit pernapasan sepertiemfisema
bronchitis, kanker, dan infeksi paru lainnya. Penggunaalkohol dan obat-obatan
mempengerahui susunan saraf pusat yangakan mendepresi pernapasan sehingga
menyebabkan frekuensipernapasan menurun.
f. Nutrisi
Nutrisi mengandung unsur nutrien sebagai sumber energi dan
untukmemperbaiki sel-sel rusak.Protein berperan dalam pembentukanhemoglobin
yang berfungsi mengikat oksigen untuk disebarkan keseluruh tubuh. Jika
hemoglobin berkurang atau anemia, makapernapasan akan lebih cepat sebagai
kompensasi untuk memenuhkebutuhan oksigen.
g. Peningkatan aktivitas tubuh
Aktivitas tubuh membutuhkan metabolisme untuk menghasilkanenergi.
Metabolisme membutuhkan oksigen sehingga peningkatanmetabolisme akan
meningkat kebutuhan banyak oksigen.
h. Gangguan pergerakan paru
Kemampuan pergerakan paru juga berpengaruh terhadap kemampuankapasitas
dan volume paru.Penyakit yang mengakibatkan gangguanpengembangan paru
diantaranya adalah pneumotoraks dan penyakitinfeksi paru menahun.
i. Obstruksi saluran pernapasan
Obstruksi saluran pernapasan seperti pada penyakit asma dapatmenghambat
aliran udara masuk ke paru-paru.

V. MANIFESTASI KLINIS
1. Perubahan frekuensi pernafasan (cepat atau lambat).
2. Penggunaan alat bantu pernafasan.
3. Gerakan minimal pada diafragma.
4. Bunyi nafas tambahan wheezing, ronchi, ralles.
5. Kesulitan berbicara 4 kata/5 kata sekaligus.
6. Adanya sianosis dasar bibir dan dasar kuku.
7. Karakteristik sputum (hijau dan putih).
8. Batuk yang tidak efektif.
9. Tidak mampu mengeluarkan secret dari jalan nafas.
10. Jumlah irama dan kedalaman nafas tidak normal.
Menurut K anggrani, 2019 mengatakan bahwa sesak nafas merupakan salah
satu manifestasi klinis gangguan kebutuhan oksigenasi akbibat kurangnya suplai
oksigen.

VI. KLASIFIKASI
Macam-macam Oksigenasi (Rakhman Arif, 2017)

Inhalasi oksigen, adalah memberikan tambahan oksigen pada saluran pernafasan


dengan menggunakan alat khusus:
1. Nasal Kanul

a. Diindikasikan untuk aliran rendah, oksigen tambahan dengan presentase


rendah.
b. Kecepatan aliran 1-6 L/menit.
c. Memberikan oksigen 25-45%
d. Pasien dapat makan, minum, dan berbicara
2. Masker Maks
Berupa alat bantu pernafasan yang menutupi bagian hidung dan mulut dan dapat
pula digunakan untuk inhalasi oksigen sebagian besar masker terbuat dari bahan
plastic bening dan lentur dan yang pas mengikuti bentuk wajah. Masker terdiri
berbagai macam yaitu:
1) Simple face mask

a. Diindikasikan untuk suplementasi oksigen dengan persentase lebih tinggi.


b. Kecepatan alitan 6-10 L/menit.
c. Memberikan oksigen 35-60%.
2) Masker non-rebreathing
a.Diindikasikan untuk persentase oksigen lebih tinggi.
b.Digunakan bersama dengan kantung reservoir.
c.Kecepatan aliran 10-15 L/menit.
d.Memberikan oksigen sampai dengan 100%.
e.Katup satu arah mencegah masuknya udara kamar selama inspirasi dan
retensi gas yang dihembuskan (yaitu CO2) selama ekspirasi.
3) Masker venturi

a. Diindikasikan untuk titrasi persentase oksigen yang lebih tepat.


b. Kecepatan aliran 4-8 L/menit.
c. Memberikan oksigen.
4) Sungkup Muka Kantung-Katup (Bag-Velve-Mask, BVM)

a. Diindikasikan untuk ventilasi manual pada pasien yang tidak bernafas atau
nafas tidak efektif.
b. Dapat memberikan oksigen 100% ketika disambungkan dengan tabung
oksigen.
c. Gunakan sungkup muka yang pas agar tidak terjadi kebocoran, peganglah
sungkup dengan ibu jari dan jari telunjuk; genggamlah tepi rahang, bawah
dengan ketiga jari yang tersisa.

VII. PATOFISIOLOGI

Faktor lingkungan yaitu udara bakteri virus dan jamur yang masuk ke saluran
peranafasan akan mengakibatkan terjadi infeksi dan proses peradangan pada paru-paru
sehingga akan terjadi hiperekresi kelenjar mukosa dan penyempitan saluran
pernafasan. Jika terjadi hiperekresi kelenjar mukosa terjadi maka akumulasi secret di
dalam paru akan berleih dan meningkat dan mengakibatkan adanya benda asing
dijalan nafas sehingga penerimaan 02 dan dan pengeluaran CO2 mengalami gangguan
dan terjadi keseimbangan ventilasi dan perfusi maka pasien akan menglami dipsnea,
takikardi, PCO2 dapat meningkat dan menurun, Po2 meningkat dan menurun, PH
aretri meningkat dan menuurn maka akan terjadi gangguan pertukaran gas. Adanya
benda asing dalam saluran pernafaasan juga mengakibatkan obstruksi jalan nafas
sehingga produksi sputum akan berleih dan mengakibatkan adanya bunyi nafas
tambahan seperti weezing dan ronchi hal tersebut dapat mengakibatkan bersihan jalan
nafas tidak efektif. Penyempitan saluran pernafasan akan mengakibatkat keleihan atau
kelemahan otot pernafasan sehingga pola nafas menjadi abnormal dan fase ekspirasi
memanjang maka pola nafas tidak efektif.
VIII. ALUR MASALAH
Faktor lingkungan (udara, bakteri, virus, jamur)
Masuk ke saluran pernafasan

Terjadi infeksi & proses peradangan

Hipersekresi kelenjar mukosa penyempitan saluran pernafasan

Keletihan otot pernafasan

Akumulasi secret berlebih


Pola nafas abnormal

fase ekspirasi memanjang

Adanya benda asing di jalan nafas


Pola nafas
Tidak efektif

Gangguan penerimaan Obstruksi jalan nafas


O2 dan pengeluaran CO2

Sputum berlebih
Ketidakseimbangan
ventilasi-perfusi
Adanya bunyi nafas tambahan
wheezing, ronchi kering

dyspnea,takikardia, PCO2 meningkat


dan menurun, PO2 menurun, PH arteri
meningkat dan menurun
Bersihan jalan nafas
tidak efektif

Gangguan
pertukaran gas
IX. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. rongthent thoraks
rongthen thoraks digunakan untuk mendiagnosis banyak kondisi yang melibatkan
dinding thoraks. Pemeriksaan pencitraan menggunakan sinar-x.
2. Tes sputum
Pemeriksaan sputum digunakan untuk diagnosis etiologi berbagai penyakit
pernafasan sputum dikumpulkan untuk pemeriksaan dalam mengidentifikasi
organisme patogenik dan menentukan terdapat sel-sel maligan atau tidak.
3. Analisa gas darah
AGD adalah prosedur pemeriksaan medis yang bertujuan untuk mengukur jumlah
oksigen dan karbondioksida dalam darah.
4. Pemeriksaan stress latihan
Digunakan untuk mengevaluasi respond jantung terhadap stress fisik pemeriksaan
ini memberikan informasi tentang respond miocard terhadap peningkatan
kebutuhan oksigen dan menentukan keadekuatan aliran darah koroner.

X. PENATALAKSANAAN
1. Medis
a. Pemantauan hemodinamika
b. Pengobatan bronkadilator
c. Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian medikasi oleh dokter, misal:
Nebulizer, Nasal kanul, Masker untuk membantu pemberian oksigen.
d. Penggunaan ventilator mekanik
e. Fisioterapi dada
2. Keperawatan
a. Kebersihan jalan nafas aktif
1) Pembersihan jalan nafas
2) Pelatihan batuk efektif
3) Penghisapan lendir
4) Jalan nafas buatan
b. Pola nafas tidak efektif
1) Atur posisi pasien(semi fowler)
2) Pemberian oksigen
3) Teknik bernafas dan relaksasi
c. Gangguan pertukaran gas
1) Atur posisi pasien (posisi fowler)
2) Pemberian oksigen
3) Penghisapan lendir
masalah keperawatan dengan ketidakefektifanpola nafasberhubungan dengan
hiperventilasi dapatteratasi dengan terapi pemberianoksigen, peningkatan
oksigen, untuk memperoleh kriteria hasil yang akan dicapai.
(Mugihartadi,dkk.2020)

XI. KOMPLIKASI
1. Hipoventilasi dan nurkosis karbondioksia
Hipoventilasi akibat pemberian oksigen bisa terjadi akibat supresi pada
hypoxic respiratori drive pada keadaan normal karbondioksida merupakan
pengendaki stimulant utama system respirasi namun pada pasien dengan
hiperkapneu kronik respirasi.
2. Aktelektasis absorbsi
Aktelektasis absrobsi terjadi ketika alveoli kolabs akibat gas dalam alveoli di
absrobsi lebih mudah masuk kedalam aliran darah aktelektasis absrobsi lebih
mudah terjadi pada area dengan penurunan ventilasi, seperti pada saluran nafas
sebelah distal dan obstruksi parsial, karena oksigen diabsrobsi kedalam darah
dengan kecepatan lebih tinggi daripada oksigen pengganti.
3. Keracunan oksigen
Pajanan oksigen bertukaran dengan tinggi pada jaringan paru biasanya
menyebabkan perubahan jaringan menjadi pathoogis menghindari penggunaan
oksigen berkontraksi tinggi jangka panjang merupakan kunci untuk menhindari
cedera paru akibat oksigen.
4. Rekronetal fibroplasma
Pemberian sejumlah besar oksigen pada bayi premature menyebabkan
kontraksi pembuluh darah retina yang masih premature, kerusakan sel endotel,
terlepasnya retina dan kemungkinan kebutuhan.
XII. ASUHAN KEPERAWATANTEORI
A. Pengkajian
I. Identitas
Nama, jenis kelamin, umur, agama, pekerjaan, alamat, tanggal
pengkajian, dan diagnosa medis.
II. Keluhan utama
Keluhan yang di prioritaskan dan dapat mengancam nyawa pasien
seperti sesak nafas, dan nyeri dada.
III. Riwayat penyakit sekarang
Pengkajian riwayat penyakit saat ini seperti menanyakan tentang
riwayat penyakit sejak timbulnya keluhan hingga pasien
memintapertolongan.Misal sejak kapan keluhan dirasakan, berapa lamadan
berapa kali keluhan tersebut terjadi, bagaimana sifat danhebatnya keluhan,
dimana keluhan pertama kali timbul, apa yangdilakukan ketika keluhan ini
terjadi, keadaan apa yangmemperberat atau memperingan keluhan, adakah
usaha untukmengatasi keluhan ini sebelum meminta pertolongan, berhasilatau
tidak usaha tersebut.
IV. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit dahulu memberikan data tentang informasikesehatan
klien.Kaji klien tentang kondisi kronis manifestasipernapasan, karena kondisi
ini memberikan petunjuk tentangpenyebab masalah baru. Dapatkan pula
informasi tentang sejakkapan terjadi penyakit, apakah pasien pernah dirawat
sebelumnya,dengan penyakit apa, apakah pernah mengalami penyakit
yangberat, apakah pernah mempunyai keluhan yang sama.
V. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat kesehatan keluarga dihubungkan dengan kemungkinan adanya
penyakit keturunan, kecenderungan alergi dalam suatu keluarga, dan penyakit
yang menular akibat kontak langsung maupun tak langsung antar anggota
keluarga.

B. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
b) Tingkat kesadaran
c) Tanda-tanda vital (TTV) pada orang gangguan respirasi
1) Tekanan darah biasanya hipertensi
2) Nadi biasanya takikardia/bradikardia
3) Suhu biasanya hipotermia/hipertermia
4) Respirasi rate biasanya takipneu/bradipneu
d) Pemeriksaan fisik head to toe
Pemeriksaan yang dilakukan dari kepala sampai kaki dengan
menggunakan 4 teknik yaitu inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
1. Mata
a. Lesi kuning pada kelopak mata (hiperlipidemia)
b. Konjungtiva pucat (anemia)
c. Konjungtiva sianosis (hipoksemia)
2. Mulut dan bibir
a. Bibir sianosis
b. Bernafas dengan mengerutkan mulut (dikaitkan dengan penyakit paru
kronik)
3. Hidung
a. Pernafasan cuping hidung
b. Membrane mukosa sianosis (penurunan oksigen)
4. Kulit
a. Sianosis perifer (vasokontriksi)
b. Sianosis secara umum (hipoksemia)
c. Penurunan turgor(dehidrasi)
5. Jari dan kuku
a. Sianosis perifer (kurangnya suplai O2 ke perifer)
b. Clubbing finger (hipoksemia kronik)
6. Dada dan thoraks
a. Inspeksi
Dada diinspeksi terutama mengenai postur, bentuk,
dankesimetrisan ekspansi serta keadaan kulit.Inspeksi pada dadabisa
dikerjakan pada saat bergerak pada saat diam. Amatijuga
pergerakanpernapasan klien.Sedangkan untukmengamati adanya
kelainan tulang punggung baik kifosis,skoliosis, maupun lordosis.
Untuk mengetahuifrekuensi (eupnea, bradipnea, dan takipnea), sifat
(pernapasandada, diafragma, stoke, kussmaul, dan lain-lain). Pada
pasienTuberkulosis biasanya terlihat tanda-tanda adanya infiltrate luas
atau konsolidasi, pada ekspansi pernapasan gerakan dada asimetris,
dan biasanya bentuk dinding dada funnel cest
b. Palpasi
Palpasi dilakukan untuk mengkaji kesimetrisan pergerakandada,
mengobservasi abnormalitas, mengidentifikasi keadaankulit, dan
mengetahui taktil fermitus. Kaji abnormalitas saatinspeksi seperti:
masa, lesi, dan bengkak. Kaji jugakelembutan kulit, terutama jika
klien mengeluh nyeri.Taktilfremitus (getaran pada dinding dada yang
dihasilkan ketikaberbicara).Pada pasien Tuberkulosis ditemukan
fremitusmengeras.
c. Perkusi
Perawat melakukan perkusi untuk mengkaji resonansipulmoner
dan organ yang ada di sekitarnya sertapengembangan (ekskursi)
diafragma.Biasanya pada pasienTuberkulosis ditemukan suara
hipersonor atau timpani bilaterdapat kavitas yang cukup.
d. Auskultasi
Auskultasi menggunakan diafragma stetoskop danmenekannya
diatas dinding dada. Suara napas tambahan yangsering terdengar pada
auskultasi antara lain:
1) Stridor :merupakan suara yang terdengar kontinyu,bernada
tinggi dan terjadi saat respirasi maupunekspirasi. Bunyi ini
dapat ditemukan pada laring atautrakea karena adanya
penyempitan pada saluranpernapasan tersebut.
2) Ronchi :merupakan suara napas tambahan yang
bersifatkontinyu, bernada rendah yang terdengar pada
saluranpernapasan besar seperti trakea bagian bawah
danbronkus utama yang dapat terdengar saat inspirasimaupun
ekspirasi.
3) Wheezing :merupakan saura bernada tinggi dan bersifat
musical karena adanya penyempitan saluran pernapasan
kecil pada bronkiolus berupa sekresi berlebihan,
konstriksi otot polos, edema mukosa, atau benda asing.
4) Rales :merupakan bunyi yang diskontinyu (terputusputus)
yang ditimbulkan karena cairan di dalam napas
dan kolaps saluran udara bagian distal dan alveoli.
5) Pleura friction rub :merupakan bunyi gesekan antara
permukaan pleura perietalis dan visceralis yang terjadi
karena kedua permukaan pleura yang kasar, biasanya
karena eksudat fibrin. Bunyi ini terdengar saat bernapas
dalam.
7. Pola pernafasan
a. Pernafasan apneu yaitu berhenti nafas.
b. Pernafasan dispneu yaitu sesak nafas.
c. Pernafasan cepat/takipneu yaitu >20 kali/menit.
d. Pernafasan lambat/bradipneu <16 kali/menit.
C. Pola-pola kesehatan
1. Pola fungsi kesehatan persepsi
Bagaimana perilaku individu tersebut mengatasi masalah kesehatan,
adanya faktor resiko sehubungan dengan kesehatan yang berkaitan dengan
oksigen.
2. Pola metabolic nutrisi
Kebiasaan buruk seperti obesitas akan mempengaruhi oksigenasi
karena ekspansi paru menjadi pendek, klien yang kurang gizi mengalami
kelincahan otot pernafasan.
3. Pola eliminasi
Perubahan pola defikasi (darah warna, jumlah, frekuensi)
4. Aktivitas latihan
Adanya kelemahan atau keletihan aktivitas yang mempengaruhi
kebutuhan oksigenasi seseorang.Aktivitas berlebih dibutuhkan oksigenasi yang
banyak.Orang yang biasa olahraga memiliki peningkatan aktivitas
metabolisme tubuh dan kebutuhan oksigen.
5. Pola persepsi kognitif
Rasa kecup lidah berfungsi atau tidak, gambaran cederan pasien
terganggu atau tidak, penggunaan alat bantu dalam pengindraan pasien.
6. Pola konsep diri persepsi diri
Keadaan sosial yang mempengaruhi oksigenasi seseorang.
7. Pola hubungan dan peran
Kebiasaan berkumpul dengan orang-orang terdekat yang memiliki
kebiasaan merokok sehingga mengganggu oksigenasi seseorang.
8. Pola reproduksi seksual
Perilaku setelah terjadi gangguan oksigenasi dikaji.
9. Pola toleransi koping stress
Adanya stress yang mempengaruhi ke oksigenasi
10. Keyakinan dan nilai
Status ekonomi dan budaya yang mempengaruhi oksigenasi adanya
pantangan atau larangan minuman tertentu dalam agama pasien.

D. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan memantau analisa gas darah
arteri dan pemeriksaan oksigenasi foto thoraks, dan EKG.

E. Diagnosa keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul pada klien gangguan oksigenasi:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b/d sekresi yang tertahan
2. Gangguan pertukaran gas b/d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
3. Pola nafas tidak efektif b/d hambatan upaya nafas (mis. Nyeri saat bernafas,
kelemahan otot pernafasan)
(SDKI,2017)

F. Perencanaan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b/d sekresi yang tertahan.
Tujuan: bersihan jalan nafas efektif
a. Kriteria hasil (SLKI,2017)
NO Kriteria hasil SA ST
1. Batuk efektif 2 5
(cukup menurun) (meningkat)
2. Produksi sputum 2 5
(cukup meningkat) (menurun)
3. Mengi 3 5
(sedang) (menurun)
4. Frekuensi nafas 2 5
(cukup memburuk) (membaik)

b. Intervensi (SIKI,2017)
a) Latihan batuk efektif
b) Manajemen jalan nafas
c) Pemantauan respirasi
d) Fisioterapi dada
e) Pengaturan posisi
f) Monitor tanda-tanda vital

2. Gangguan pertukaran gas b/d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi


Tujuan: tidak terjadi gangguan pertukaran gas
a. Kriteria hasil (SLKI,2017)
N Kriteria hasil SA ST
O
1. Tingkat kesadaran 3 5
(sedang) (meningkat)
2. Dyspnea 2 5
(cukup meningkat) (menurun)
3. Bunyi nafas 2 5
tambahan (cukup meningkat) (menurun)
4. takikardia 2 5
(cukup meningkat) (menurun)

b. Intervensi (SIKI,2017)
a) Pemantauan respirasi
b) Terapi oksigen
c) Manajemen jalan napas
d) Pengaturan posisi
e) Monitor tanda-tanda vital
f) Fisioterapi dada

3. Pola nafas tidak efektif b/d hambatan upaya nafas (mis. Nyeri saat bernafas,
kelemahan otot pernafasan)
Tujuan: pola nafas efektif
a. Kriteria hasil (SLKI,2017)
N Kriteria hasil SA ST
O
1. Dyspnea 2 5
(cukup meningkat) (menurun)
2. Penggunaan otot 2 5
bantu napas (cukup meningkat) (menurun)
3. Pemanjangan fase 2 5
ekspirasi (cukup meningkat) (menurun)
4. Frekuensi napas 2 5
(cukup memburuk) (membaik)

b. Intervensi (SIKI,2017)
a) Manajemen jalan nafas
b) Pemantauan respirasi
c) Dukungan emosional
d) Dukungan ventilasi
e) Pengaturan posisi
f) Pemberian obat
DAFTAR PUSTAKA

Devi, B.K.A. (2017). Anatomi Fisiologi dan Biokimia Keperawatan. Cetakan Pertama.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Haswita & Sulistyowati. (2017). Kebutuhan Dasar Manusia Untuk MahasiswaKeperawatan


dan Kebidanan. Jakarta Timur : Tim

Sutanto, V. A., & Fitriana, Y. (2017).Kebutuhan Dasar Manusia Teori danAplikasi dalam
Praktik Keperawatan. Yogyakarta.Pustaka Baru Press.

Tarwoto dan Wartonah.,2015. Kebutuhan Dasar Manusia dan ProsesKeperawatan .Edisi :4


.Jakarta

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan IndonesiaDewan
Pengurus Pusat, Cetakan III. PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisidan
Tindakan Keperawatan Cetakan II. Jakarta : DPP PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi
dan Kriteria Hasil KeperawatanCetakan II. Jakarta : DPP PPNI

Handayani, Rika, Mei & Mugihartadi.(2020).Pemberian Terapi Oksigen Dalam Mengurangi


Ketidakefektifan Pola Nafas Pada Pasien Congestive Heart Failure (CHF).Nursing
Sciene Jurnal,Vol 1, no.1, Hal 1-6

Anda mungkin juga menyukai