Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut WHO tahun 2006 stunting adalah gangguan pertumbuhan dan

perkembangan yang dialami anak-anak gizi buruk,infeksi berulang,dan

stimulasi psikososial yang tidak memadai.anak-anak didefinisikan terhambat

jika tinggi badan mereka untuk usia lebih dari dua standar deviasi di bawah

median median standar partumbuhan.1

Stunting adalah suatu kondisi kekurangan gizi kronis yang terjadi pada

saat periode kritis dari proses tumbuh dan kembang mulai janin. Untuk

Indonesia, saat ini diperkirakan ada 37,2% dari anak usia 0-59 bulan atau

sekitar 9 juta anak dengan kondisi stunting, yang berlanjut sampai usia sekolah

6-18 tahun .2

Pravalensi stunting di kawasan ASEAN 2015 laos peringkat pertama

dengan presentase 43,8%, dan peringkat kedua Indonesia 36,4%

(sumber:United Nations Childrens Fund UNICEF,2017). Berdasarkan pantauan

gizi (PSG) 2017 balita yang mengalami stunting tercatat sebanyak

26,6%.angka tersebut terdiri dari 9,8% masuk kategori sangat pendek dan

19,8% kategori pendek. Namun sebernanya dalam 1.000 hari pertama

merupakan uisa emas bayi namun kenyataannya masih banyak balita usia 0-59

bulan pertama justru mengalami masalah gizi.3

1
2

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan balita pendek

di Indonesia sebesar 36,8%. Pada tahun 2010,terjadi sedikit penurunan menjadi

35,6%. Namun prevalensi balita pendek kembali meningkat pada tahun 2013 yaitu

menjadi 37,2%. Berdasarkan hasil PSG tahun 2015,prevalensi balita pendek di

Indonesia adalah 29%. Angka ini mengalami penurunan pada tahun 2016 menjadi

27,5%. Namun prevalensi balita pendek kembali meningkat menjadi 29,6%pada

tahun 2017. 2

Menurut laporan survei Pemantauan Status Gizi (PSG) Provinsi ACEH

pada tahun 2015 prevalensi balita stunting di aceh adalah 31,6%. Pada tahun

tahun 2016 mengalami penurunam menjadi 26,4%. Pada tahun 2017 meningkat

menjadi 35,7%.3

Diketahui penyebab penting timbulnya stunting adalah defisiensi

mikronutrien, seperti Zinc, Fe, Vit.A, dan Vit.D. dimana zat nutrisi tersebut

terdapat dalam kandungan susu formula standar. Dan diketahui bahwa susu

formula terutama yang berbasis susu sapi berhubungan dengan pertumbuhan

linear.4
3

1.2. Rumusan Masalah

Mengingat semakin meningkatnya kasus stunting pada anak dan

banyaknya komplikasi yang dapat terjadi, serta butuh peran aktif keluarga

dalam upaya stunting tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengidentifikasi

“Bagaimanakah hubungan pemberian susu formula terhadap kejadian stunting

pada anak”.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pemberian susu formula terhadap

kejadian stunting pada anak.

1.3.2 Tujuan Khusus

a) Mengetahui hubungan pemberian susu formula pada anak penderita

stunting.

b) Mengetahui hubungan pemberian susu formula pada anak penderita


stunting.

c) Mengetahui dan memberi edukasi kepada keluarga terhadap

hubungan pemberian susu formula pada anak di kota banda aceh.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti dalam

mengembangkan kemampuan penelitian terutama dalam

mengidentifikasi hubungan konsumsi susu formula terhadap kejadian


4

stunting pada anak, serta menambah pengetahuan dan pengalaman

peneliti dibidang riset penelitian.

1.4.2 Institusi Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)

Hasil peneitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi

Puskesmas dan tenaga kesehatan dalam perencanaan untuk membuat

program-program untuk ibu dan anak, terutama yang menderita stunting,

khususnya diwilayah kerja Puskesmas yang bersangkutan.

1.4.3 Keluarga dengan anggota keluarga stunting

Sebagai bahan masukan bagi keluarga terlibat langsung dalam

mengontrol pemberian susu formula pada anak penderita stunting dengan

memperhatikan dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan

instrumental, dan dukungan emosional pada anak.

1.4.4 Bagi institusi pendidikan khususnya Pendidikan Kedokteran

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan

kajian untuk berperan serta dalam program pemerintah menurunkan

angka kejadian stuting pada anak dan khususnya untuk membuat

program kesehataan dini untuk anak dalam pencegahan stunting pada

anak melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

1.4.5 Institusi UPTD Dinas Kesehatan

Hasil peneitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi

tentang hubungan pemberian susu formula terhadap kejadian stunting


5

pada anak sesuai dengan program pemerintah, khususnya diwilayah kerja

Puskesmas yang bersangkutan.

1.4.6 Bagi peneliti lain

Penelitian ini sebagai dasar untuk penelitian lanjutan yang lebih

spesifik dan komprehensif mengenai hubungan pemberian susu formula

terhadap kejadian stunting.

Anda mungkin juga menyukai