Anda di halaman 1dari 4
4 Metode Sejarah Ibn Khaldun penting Ibn Khaldun dalam fil- safat sejarah, baik aspek kritik maupun kontemplatifnya, ti- dak dikembangkan sejarawan Muslim sesudahnya. Effat al- Sarqawi mengatakan bahwa: Mereka tidak mengambil me- todenya dalam mengkaji se- Jarah. Perhatian mereka ha- jnya terbatas pada ide penca- fatan peristiwa historis tanpa menegakkan kajian tentang sejarah di atas asas interpreta- si fenomena-fenomena seja- tah secara sosial dan kultural yang komprehensif. Jawaban nil terhadap problematika se- Jatah adalah para tokoh atau pahlawan sejarah. Sehingga katya mereka lebih diwarmai berita tentang para raja dan pembesar tanpa ada perha- fan terhadap kondisi-kondisi masyarakat yang berhubu- ngan erat dengannya, yang merupakan produk kultural kondisi-kondisi itu.” Barangkali Barat yang lebih banyak mengikuti jejak Tbn Khaldun terutama dalam hal penulisan sejarah yang bercorak sosial dan kultural, Mereka memulainya setelah mengenal pemikiran sejarah Ton Khaldun pada abad ke-19 M. Sedangkan para sejarawan Muslim masih mengikuti tradi- si historiografi rasionalis Barat abad 18 M, atau bahkan kem- bali ke tradisi historiografi tra- disional pra Ibn Khaldun. Ter- kesan, kata Kuntowljoyo, ahli sejarah UGM Yogyakarta, se- jarawan Muslim kurang apre- siatif terhadap prestasi Ibn Khaldun dalam investigasi,kri- tisisme, dan metodologi seja- tah. Sehingga dapat dibilang, bahwa Ibn Khaldun pemikir yang tidak memiliki pendahu- lu dan pengikut yang mene- ruskan pemikirannya dari ka- langan Islam."* Pengertian Sejarah dan Metode Sejarah. Dalam kehidupan ma- syarakat sering dijumpai ung- kapan, antara lain; mari kita belajar sejarah, sejarah selalu berulang, dan pengalaman se- Jarah, Dari ungkapan tersebut terlihat bahwa kata sejarah mempunyai banyak arti, mi- salnya cerita, sebuah rekons- truksi, kumpulan gejala empi- tis dalam masa lampau. Sejarah memiliki dua pe-ngertian, yaitu: (1) Sejarah dalam arti subyektif"? atau se- jarah sebagai sebuah gamba- ran; disebut juga Aistory as l-Turéé, Vol. XVII, No, 1, Januari 2011 Metode Sejarah Ibn Khaldun written adalah cerita, uraian, hasil renungan pikiran seseo- rang (mind of man) yang me- tupakan hasil konstruksi seca- ra narasi, berdasarkan atas hasil pandangan, pendekatan, teori, dan metode yang dianut (oleh seseorang) dari kumpu- lan gejala empiris masa lam- pau (pada kenyataannya bisa berupa cerita, hikayat, tambo dan sebagainya). (2) Sejarah dalam arti obyektif ialah se- jarah dalam aktualitas (actua- lity) Jadi event" (kejadian) itu sendiri terlepas dari subyek.” Setiap event tidak terus ber- langsung, bahkan ada event tidak ditemukan lagi jejaknya. Orang merekonstruksi kejadi- an yang telah terjadi (sejarah) biasanya tidak memiliki bahan. yang cukup. Sebab itu dalam rekonstruksi bukan hanya pi- kiran yang berfungsi, tetapi juga imajinasi. Dari bahan- bahan yang sedikit di angan- angankan apa _ sebenarnya yang telah terjadi. Sejarah tidak lain adalah penelusuran/pemeriksaan je- jak. Malah ada yang berpen- dapat history as detective. Ge- jala yang ada sekarang ini sebenamya merupakan jejak dari masa lampau. Jejak yang 65 ideal dalam penulisan sejarah berupa sumber-sumber tertulis (bahasa, sastra), karena dapat dikomunikasikan dari kurun waktu yang berbeda. Sedang- kan isi pesan di dalamnya te- tap dan hidup. Dalam sejarah jejak ini disebut dengan fakta (fact)® Kata history yang diekui- valen dengan sejarah dalam bahasa Indonesia terhimpun ada empat pengertian, yaitu: (1) sesuatu yang telah berlalu, suatu peristiwa, kejadian, (2) riwayat dari yang tersebut da- lam poin satu, (3) semua pe- ngetahuan tentang masa lalu, dan (4) ilmu yang berusaha menentukan dan mewariskan pengetahuan.* Bagi Murtadha Muth- thahhari, ilmuwan Muslim Iran abad 20, sejarah adalah, pertama, sejarah sebagai pe- ngetahuan tentang kejadian- kejadian dan keadaan kema- nusiaan masa lampau dalam kaitannya dengan keadaan masa kini, kedua, pengeta- huan tentang hukum-hukum yang tampak menguasai kehi- dupan masa lalu yang didapat melalui penelaahan dan anali- sis atas peristiwa masa lalu, baik sosial, politik, ekonomi, Al-TurBa, Vol. XVII, No. 1, Januari 2012 6 Metode Sejarah Ibn Khaldun maupun agama dan budaya dari suatu bangsa, negara.” Perhatikan _ pengertian sejarah menurut Hasan Uts- man dan Ibn Khaldun berikut ini. Mayoritas sejarawan mem- batasi arti sejarah atas pene- fitian dan eksplorasi peristiwa masa lampau. Hal itu seperti diindikasikan fafal _ historia yang diambil dari kata Yunani Hasik dalam artian semua yang berkaitan dengan manu- sia sejak ia mewariskan pe- ninggalannya pada batu dan bumi, apakah warisan itu be- qupa catatan atau gambar, yang mengintokan peristiwa yang terjadi. Terkadang lafal sejarah menunjukkan semua kejadian yang dilakukan para pahlawan (heroes) dan bang- sa-bangsa, dari sejak kuno sampai sekarang (waktu dan tempat). Dalam bahasa Arab hata tarikh, ta’rikh, dan tau- tikh berarti pemberitahuan ter hadap waktu, terkadang kata tarikh al-syai menunjukkan ar- tujuan dan masa berakhir- nya, termasuk di dalamnya Peristiwa dan kejadian besar yang sejalan. Sejarah (tarikh) adalah suatu seni yang mem- bahas tentang kejadian waktu dari segi spesifikasi dan pe- nentuan waktunya, temanya manusia dan waktu, permasa- Jahannya adalah keadaan yang menguraikan bagian- bagian ruang lingkup situasi yang terjadi pada manu-sia dan dalam suatu waktu.® ton Khaldun mengatakan: sejarah pada hakikatnya adalah cata- tan tentang masyarakat ma- nusia. Sejarah itu sendin iden- tk dengan peradaban dunia; tentang perubahan yang terja- di pada peradaban itu, seperti keliaran (nomaden), keramah- famahan, dan solidaritas golo- ngan (‘asabiyah); tentang re- volusi dan pemberontakan golongan rakyat melawan yang lain dengan akibat tim- bulnya kerajaan-kerajaan dan negara-negara dengan berba- gai macam tingkatannya; ten- fang kegiatan dan kedudukan orang, baik untuk mencapai penghidupan maupun dalam ilmu pengetahuan dan tekno- Jogi; dan pada umumnya ten- tang segala perubahan yang terjadi dalam peradaban kare- na peradaban itu,” Adapun metode sejarah yang dipakai sejarawan .me- miliki dua pengertian, yaitu melihat dari aspek sekumpu- lan prinsip dan aturan, sedang ‘ALTurdd, Vol. XVII, No. 1, Januari 2011 Metode Sejarah Ibn Khaldun aspek lain ditilik dari segi pro- sesnya.¥ Jadi metode sejarah adalah historical method is a systematic body of principles . and rules designed to aid af- fectively in gathering the sour- ce-materials of history, apprai- sing the critically and presen- ting a synthesis (generally in written form) of the results achieved. Bisa juga merupa- kan sekumpulan prinsip dan aturan yang sistematik dengan daya guna untuk memberikan bantuan secara efektif dalam usaha mengumpulkan bahan- bahan bagi sejarah, menilai secara Iritis dan kemudian menyajikan suatu sintesis ha- sil-hasilnya (tertulis).” Proses metode sejarah ada 4 tahapan. Pertama, heu- ristik, yaitu proses mencari untuk menemukan sumber- sumber. Kedua, diadakan kri- tik, baik ekstem maupun in- tem. Kritik eksterm menyang- kut dokumen-dokumen, apa- kah dokumen itu yang me- mang dibutuhkan atau tidak, palsu atau tidak, apakah utuh atau sudah diubah. Pasca itu diadakan Iritik intern untuk menilai isinya. Tujuanhya un- tuk menyeleksi data menjadi fakta. Ketiga, melakukan usa- 67 ha merangkai fakta menjadi sesuatu yang masuk akal (in- terpretasi). Keempat, historio- grafi, yaitu penulisan sejarah. Tujuannya untuk merangkai fakta menjadi kisah sejarah.” Metode Sejarah Ibn Khal- dun Bagi Ibn Khaldun seja- yah itu suatu ilmu yang harus dikaji. Jadi bukan sebagai ka- bar dan cerita saja, tetapi ha- tus dilihat secara ilmiah.*' Se- bab itu Ibn Khaldun mencoba melahirkan cara-cara_ untuk memahami dan menulis seja- rah yang tidak dilakukan para sejarawan sebelumnya. Ja mengemukakan prin- sip-prinsip tentang sistem baru dan mengenalkan nilai serta metode sejarah dengan jelas. la membuktikan kesalahan pandangan dan_kelemahan para sejarawan. Mengapa hal itu terjadi, menurutnya antara lain karena faktor semangat terlibat (subyektivitas), fanatis- me, prasangka, dan keinginan untuk menyenangkan pengu- asa. Ibn Khaldun menambah- kan, bahwa para sejarawan menerima "informasi sejarah tanpa mengadakan investigasi dan kritik.Ada investigasi yang ‘Al-Tur6d, Vol. XVI, No, 1, Januzat 2011

Anda mungkin juga menyukai