Anda di halaman 1dari 6

Kesimpulan Materi dan Diskusi

Pendidikan Keterampilah Hidup Kelompok 6

1. Kurikulum Berbasis Pendidikan Keterampilan Hidup Kurikulum berbasis


pendidikan keterampilan hidup adalah kurikulum yang dapat memberikan
bekal keterapian hidup para peserta didik agar dapat memecahkan masalah-
masalah dalam kehidupan. Dalam kehidupan kelak, para peserta didik tidak
hanya memerlukan bekal teori-teori semata, tetapi juga bekal kemampuan
praktik. Artinya pemenuhan kebutuhan para peserta didik terhadap
keterampilan hidup di berbagai bidang adalah hal yang harus terpenuhi.
2. Pendidikan life skill sekolah bervariasi, disesuaikan dengan situasi dan
kondisi sekolah itu sendiri. Akan tetapi, secara garis besar memiliki prinsip
prinsip umum yang sama. Berikut ini adalah konsep umum pendidikan life
skill, khususnya yang berkaitan dengan kebijakan pendidikan di Indonesia:
1. Tidak harus dengan mengubah kurikulum, tetapi yang diperlukan adalah
penyiasatan kurikulum untuk diorientasikan dan diintegrasikan kepada
pengembangan kecakapan hidup.
2. Etika-sosio-religius bangsa dapat diintegrasikan dalam proses
pendidikan. Pembelajaran menggunakan prinsip learning to know,
learning to do, learning to be, dan learning to live together.
3. Paradigma learning for life and school to work dapat dijadikan dasar
kegiatan pendidikan, sehingga terjadi pertautan antara pendidikan dengan
kehidupan nyata peserta didik.
4. Penyelenggaraan pendidikan harus selalu diarahkan agar peserta didik
menuju hidup yang sehat, dan berkualitas, mendapatkan pengetahuan dan
wawasan yang luas serta memiliki akses untuk mampu memenuhi
hidupnya secara layak.
3. Proses Pembelajaran, Langkah-langkah, Teknik, Metode dan Evaluasi
Pendidikan Keterampilan Hidup Menurut Kurikulum 2013 dan Kurikulum
KNI Adapun Proses Pembelajaran proses pembelajaran pendidikan
kecakapan hidup bertumpu pada: 1. learning to know, merupakan proses
pembelajaran untuk mengetahui, memahami dan menguasai keterampilan
tertentu untuk bekal kehidupannya. 2. learning to do, proses pembelajaran
untuk dapat berbuat sesuatu atau mengerjakan sesuatu untuk kehidupannya
maupun lingkungan sekitarnya.
Langkah-langkah Menekankan pada pola pembelajaran yang mengarahkan
kepada prinsip learning to think, learning to do, learning to be, learning to
live together 1. Menggunakan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. 2.
Pola pendekatan diarahkan kepada proses pembiasaan.
Teknik Pendidikan kecakapan hidup yang diterapkan oleh sekolah merupakan
bagian integral dari pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Dengan
demikian, materi kecakapan hidup akan diperoleh peserta didik melalui
kegiatan pembelajaran sehari –hari yang diemban oleh mata pelajaran yang
bersangkutan.
Metode 1. Metode kerja kelompok  2. Metode kasus  3. Metode Eksperimen 4.
Pemberian tugas dalam bentuk laporan disertai dengan presentasi didepan kelas. 5.
Debat grup, 6. Pelaksanaan penyusunan karya tulis 
dan Evaluasi Pendidikan Keterampilan Hidup Menurut Kurikulum 2013 dan
Kurikulum KNI Pelaksanaan evaluasi juga terkesan demikian. Evaluasi
pembelajaran peserta didik yang dilakukan dengan penilaian autentik masih sulit
dilaksanakan oleh guru terutama pada aspek keterampilan. Dalam pelaksanaan
penilaian atau evaluasi terhadap proses pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan
oleh guru sesuai bidang studi dan kelasnya masing-masing pada kurikulum ini
menggunakan penilaian otentik yaitu mengukur semua kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil.
4. Penerapan Penerapan atau implementasi adalah suatu proses penerapan ide,
konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktisnsehingga
memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, ketrampilan, nilai
dan sikap. Dalam Oxford Advance Learner‟s Dictionary dikemukakan bahwa
implementasi adalah “put something into effect” (penerapan sesuatu yang
memberikan efek atau dampak). Berdasarkan definisi penerapan atau
implementasi tersebut, implementasi kurikulum berbasis kecakapan hidup
(life skills) dapat diberi pengertian sebagai suatu proses penerapan ide,
konsep dan kebijakan kurikulum (kurikulum potensial) dalam suatiu aktivitas
pembelajaran sehingga peserta didik atau santri menguasai kecakapan hidup
tertentu sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Adapun Orientasi
Kurikulum Berbasis Pendidikan Keterampilan Hidup 1. Kurikulum yang
berorientasi pada mata pelajaran (Subject Centered) 2. Kurikulum yang
berorientasi pada peranan siswa (Student Centered) 3. Kurikulum yang
berorientasi pada tujuan (Goal Oriented) 4. Kurikulum Orientasi pada
Masalah (Problem centered) untuk Tujuan Kurikulum Berbasis Pendidikan
Keterampilan Hidup Depdiknas membagi tujuan pendidikan kecakapan
hidup ini menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Secara umum
kecakapan hidup bertujuan memfungsikan pendidikan sesuai fitrahnya, yaitu
mengembangkan potensi peserta didik dalam menghadapi perannya dimasa
yang akan datang. Sedangkan secara khusus adalah :
1. Mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan
untuk memecahkan problem yang dihadapi.
2. Memberikan wawasan yang luas dalam pengembangan karir peserta
didik.
3. Memberikan bekal dengan latihan dasar tentang nilai-nilai yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Dan Untuk mencapai Pembelajaran pendidikan kecakapan hidup ini tidak
akan lepas dari peran guru sebagai pelaksana kurikulum, fasilitator dan
motivator bagi siswa melalui kegiatan belajar mengajar di sekolah sehingga
siswa memiliki bekal kompetensi untuk bekerja dan bermasyarakat dalam
mengarungi kehidupan. Kurikulum sebagai petunjuk jalan untuk mencapai
tujuan pembelajaran dan mata pelajaran sebagai kendaraan yang membawa
peserta didik mencapai kompetensi tertentu dimana guru berperan sebagai
sopir untuk mengantarkan peserta didik sampai ke tujuan pembelajaran sesuai
standar kompetensi yang ditetapkan. Untuk itu kreativitas guru dalam
mengembangkan kecakapan hidup di dalam setting kelas sesuai dengan mata
pelajaran yang di ampunya.sangat di perlukan.
5. Probematika Penerapan Kurikulum Berbasis Pendidikan
Keterampilan/Kecakapan Hidup bagi Guru antara lain:
1. keterbatasan waktu, kemampuan siswa yang berbeda
2. daya dukung masyarakat yang kurang optimal (orang tua siswa dan
3. masyarakat sekitar); sarana yang kurang ideal
Sedangkan Probematika Penerapan Kurikulum Berbasis Pendidikan
Keterampilan/Kecakapan Hidup bagi Sekolah antara lain:
1. siswa mempunyai karakter yang berbeda; tingkat kecakapan yang
dimiliki berbeda; kebiasaan siswa dirumah cukup memberikan
pengaruh
2. menentukan tahapan-tahapan untuk setiap level kelas; menetukan metode
dan media yang tepat
3. karakteristik usia berbeda; tingkat kecakapan siswa beargam kurang
lengkapnya media pembelajaran yang bisa mendukung aspek kecakapan
hidup

Hasil Diskusi
Penanya 1. Lela Purnama Sari

Mengenai materi tentang problematika penerapan kurikulum berbasis


pendidikan keterampilan hidup apakah ada solusi yang bisa di tawarkan untuk
guru maupun untuk sekolah? Jika ada mohon untuk di paparkan dengan jelas.
Terimakasih

Jawab: Kalo menurut saya, yg dapat menjadi suatu solusii yaitu kita
kembalikan pelaksanaan guru kepada konsep PKH dalam kurikulum . Dan
guru harus bisa mematangkan konsep dalam kurikulum tsb . Sepertii
mematangkan konsep, menguasai kemampuan khususnya mengenai PKH .
Sehingga ketika siswa bingung dalam pelaksanaan guruu menjadi tauladan
atau contoh . Juga guru garus terus memonitoring dan mengevaluasii agar
pelaksanaan tersebut tercapai seperti yg tertera dalam kurikulum

Solusi yang ditawarkan dari beberapa problem tersebut diantaranya..


1. Problem Waktu, karena pendidikan PKH di jenjang sekolah ini sangat
terbatas, dan dilakukan dengan disatukan dengan mata pelajaran maka
dalam hal ini kita sebagai guru bagaimana caranya agar senantiasa
mengaitkan mata pelajaran dengan Pendidikan Keterampilan hidup
seperti misal dalam tugas rumah, praktek dll

2. Problem keterampilan, hal ini adalah kunci utama penyelesaian masalah


dimana kembali lagi guru, maupun sekolah harus terus berinovasi dalam
menerapkan PkH di lingkungan sekolah. Jika ingin mengasah
kemampuan guru atau struktur bagian sekolah maka adakanlah pelatihan
secara khusus dalam bidang tertentu atau dalam mata pelajaran. Atau
ikutsertakan lah guru-guru nya dalam pelatihan tersebut.

3. Problem daya dukung, dilingkungan sekolah, program PKH sebenarnya


bukan hanya harus bernilai positif, tetapi juga harus bisa bermanfaat bagi
masyarakat sekitar sekolah. Atau setidaknya ketika anak keluar dari
sekolah harus memiliki keterampilan yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Itu akan menjadi daya dukung tersendiri dari masyarakat untuk sekolah.
Bagaimana cara yang dilakukan ? Yaitu dengan melihat situasi dan
kondisi serta kebutuhan masyarakat mayoritas peserta didik. Jika
dominan kepada pertanian, maka sekolah harus mengusung atau
mengambil keterampilan hidup seputar pertanian. Bagitupun dalam
bidang lain, seperti perdagangan, ekonomi dll.

Penanya 2. Nunur Inayati

Mengenai PKH dalam Kurikulum 2013 dan Kurikulum KNI, tadi sudah
jelas mengenai PKH dalam kurikulum 2013. Tapi saya msih belum mengerti
mengerti kurikulum KNI nya. Jadi boleh dijelaskan kembali maksudnya
seprti apa.

Kemudian untuk langkah2 tadi sudah dijelaskan yah bahwasannyaa pola


pembelajarannya mengarahkan kepada prinsip learning to think, learning to
do, learning to be, learning to live together kmudian menggunakan
pendekatan saintifik dll. Nah yg ingin saya tanyakan bisa diberikan satu
contoh nya seperti apa dengan menggunakan langkah-langkh yg telah
disebutkan. Kemudian disertai metode, teknik serta evaluasinya.

Jawab :

1. Kecakapan personal (personal skill), yang mencakup kecakapan


mengenal diri (self awareness) dan kecakapan berpikir rasional
(thinking skill)
2. Kecakapan sosial (social skill)
3. Kecakapan akademik (academic skill)
4. Kecakapan vokasional (vocational skill)

Adapun pelaksanaannya di jabarkan dalam kurijulum 2013 juga di


sesuaikan dengan lingkungan dan kesiapan.

Kita ambil contoh. Learning to be mengandung arti bahwa belajar adalah


proses untuk membentuk manusia yang memiliki jati dirinya sendiri. Oleh
karena itu, pendidik harus berusaha memfasilitasi peserta didik agar bealajar
mengaktualisasikan dirinya sendiri sebagai individu yang berkepribadian utuh
dan bertanggung jawab sebagai individu sekaligus sebagai anggota
masyarakat. Dalam hal ini langkah yang dilakukan oleh pendidik adalah
sebagai fasilitator. Proses learning to be ini harus memiliki Penguasaan,
pengetahuan dan keterampilan yang merupakan bagian dari proses menjadi
diri sendiri. Hasilnyaa.. Belajar berperilaku sesuai dengan norma dan kaidah
yang berlaku di masyarakat, belajar menjadi orang yang berhasil,
sesungguhnya merupakan proses pencapain aktualisasi diri. Evaluasi ini akan
dilakukan oleh pribadinya sendiri atau juga oleh lingkungan sekitar.

Anda mungkin juga menyukai