kualitas pembelajaran dapat dartikan untuk mengukur tingkat pencapaian proses dan hasil
pembelajaran. Pembelajaran yang sudah tercapai akan menghasilkan hasil belajar yang optimal dari
peserta didik, kualitas pembelajaran dapat juga dimaknai sebagai mutu atau keefektifan guru dalam
membimbing perserta didik dalam proses belajar.
Kualitas pembelajaran bisa kita lihat dari beberapa sisi yang sangat penting yaitu sisi proses
dan sisi hasil belajar. Proses belajar merupakan pola perilaku siswa dalam mempelajari pelajaran,
sedangkan hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar. Hasil
belajar sangat erat hubungannya dengan proses belajar, jika proses belajar peserta didik tersebut
benar akan sangat menentukan hasil belajarnya yang diinginkan peserta didik. kualitas belajar dapat
dimaknai dengan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran. Pencapaian tujuan tersebut berupa
peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta pengembangan sikap melalui proses pembelajaran.
Kualitas pembelajaran memiliki indikator menurut Depdiknas (2010 : 7-9) dapat dikaji
melalui beberapa aspek yaitu :
Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru,
dan siswa dengan lingkungan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Dengan demikian kegiatan pembelajaran dilukiskan sebagai upaya guru untuk membantu
siswa dalam proses belajar mengajar, oleh karena itu posisi guru dalam kegiatan pembelajaran
tidak hanya sebagai penyampai informasi melainkan sebagai pengarah, pemberi dorongan dan
pemberi fasilitas untuk terjadinya proses belajar.
Kualitas pembelajaran oleh guru senantiasa ditandai oleh kreatifitas dan aktifitas
seorang guru yang mengarah pada terjalinnya interaksi antara guru dan peserta didik dalam
proses belajar yang harmonis dan dinamis.Selain itu, tersedianya sarana prasarana dan
strategi/metode yang tepat juga mendukung berhasil atau tidaknya pembelajaran yang
dilakukan. Keseluruhan kriteria kualitas tersebut tentu saja membutuhkan kompetensi guru.
Undang-undang Nomor 14 tahun 2006 tentang guru dan dosen, menjelaskan bahwa
guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia
dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dari isi undang-
undang tersebut, jelas bahwa guru profesional itu perlu memiliki kemahiran dalam
melaksanakan tugasnya sebagai guru yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi, sehingga guru harus memiliki latar belakang akademik
keguruan karena tidak setiap orang dapat atau mampu menjadi guru profesional.
Guru merupakan salah satu komponen aktif yang paling penting di dalam
pembelajaran, karena guru yang menggerakkan komponen-komponen pembelajaran antara
lain strategi/metode, media, kurikulum dan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk
pembelajaran. Keseluruhan komponen tersebut tidak dapat berfungsi tanpa keterampilan guru
dalam mengelola itu semua. Untuk itulah guru dituntut memiliki kompetensi sebagai pendidik
secara profesional. Selain itu, guru juga dituntut untuk memiliki kepribadian yang baik agar
mampu menjalin interaksi antara siswa, sesama guru, serta masyarakat di sekitar maupun di
luar sekolah
Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya proses pembelajaran yang dilakukan oleh
guru dapat dilakukan dengan penilaian. Penilaian tersebut mencakup penilaian guru dan
siswa. Penilaian guru berupa pelatihan, uji kompetensi guru, dan sertifikasi pofesi guru.
Sedangkan penilaian siswa dapat berupa ujian harian, ujian semester, ujian sekolah, dan ujian
nasional. Oleh karena itu, guru merupakan faktor penting yang dapat menentukan kualitas
pembelajaran. Berkualitas dan tidaknya proses pembelajaran sangat tergantung pada
kemampuan dan perilaku guru dalam pengelolaan pembelajaran.