Hukum kontrak merupakan bagian dari hukum perikatan. Pembagian antara
hukum kontrak dan hukum perjanjian tidak dikenal dalam BW karena dalam BW hanya dikenal perikatan yang lahir dari perjanjian dan yang lahir dari Undang-undang. Menurut UU KUH Perdata dalam Buku 2 bab 1 tentang Perikatan pasal 1313, menyebutkan “Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan di mana satu orang atau lebih mengikatkan diri terhadap satu orang lain atau lebih”.
Unsur-unsur yang terdapat dalam hukum perjanjian/kontrak yaitu Unsur
Esensiali, Unsur Naturalia, dan Unsur Aksidentalia. Sedangkan didalam suatu hukum kontrak terdapat 5 (lima) asas yang dikenal menurut ilmu hukum perdata. Kelima asas itu antara lain adalah: asas kebebasan berkontrak (freedom of contract), asas konsensualisme (concsensualism), asas kepastian hukum (pacta sunt servanda), asas itikad baik (good faith) dan asas kepribadian (personality).
Syarat sahnya perjanjian/kontrak yaitu adanya kesepakatan
kehendak(Consensus, Agreement), wenang/kecakapan berbuat menurut hukum(Capacity), Objek/perihal tertentu, dan kausa yang diperbolehkan/halal/legal. Beberapa teori yang digunakan yang dapat digunakan untuk menetukan saat lahirnya perjanjian yaitu Teori pernyataan, Teori pengiriman ,Teori pengetahuan dan Teori penerimaan. Didalam pelaksanaan kontrak terdapat Prestasi(kewajiban memenuhi perjanjian) dan Wanprestasi/ingkar janji(tidak melaksanakan kewajiban)
Sebab berakhirnya perjanjian/kontrak yaitu pembayaran,penawaran pembayaran
diikuti dengan penyimpanan/penitipan, pembayaran hutang, perjumpaan hutang/kompensasi, pencampuran hutang, pembebasan hutang, musnahnya barang yang terhutang, kebatalan/pembatalan, berlakunya suatu syarat batal dan lewatnya waktu.