Anda di halaman 1dari 5

RINGKASAN

ANTROPOLOGI

“SISTEM BIOLOGI & SISTEM ORGAN MANUSIA”

DosenPengajar :

Drs. Dwi Putro Sulaksono

NIP. 19601001 199203 1 007

DIV Semester VI

Nisrina Dhiya’Ulhaq
NIM: P07125218103

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN

PROGRAM SARJANA TERAPAN

PRODI DIPLOMA EMPAT

KEPERAWATAN GIGI

2020
Sistem Biologi dan Sistem Organ Manusia

Biologi sistem merupakan penggabungan dari beberapa cabang ilmu,


seperti genomik (genomics), biokimia, dan biologi molekuler. Ilmu biologi sistem
bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang menyeluruh (holistik)
terhadap makhluk hidup sebagai kesatuan sistem. Beberapa strategi yang dipilih
dalam biologi sistem antara lain adalah pengukuran kuantitatif komponen seluler
dalam tingkat mRNA, protein, dan metabolit, pengembangan
model matematika yang menggabungkan pemahaman biokimia dengan data-data
yang dihasilkan oleh eksperimen dengan hasil data bervolume tinggi, aplikasi
mikroorganisme. Karena yang dianalisis merupakan data bervolume tinggi,
dibutuhkan semacam perangkat mutakhir untuk mengolah, menganalisis,
memvisualisasi, dan mensimulasikan data tersebut. Oleh karena itu,
pengembangan ilmu bioinformatika berperan.

Biologi manusia adalah bidang akademik interdisiplin


antara biologi, antropologi fisik, ilmu gizi, dan kedokteran yang terfokus
pada manusia. Ilmu ini juga terkait erat dengan biologi primata serta berbagai
bidang lain. Istilah humanbiologie (Bahasa Jerman: "biologi manusia") pertama
kali digunakan oleh Ernst Freiherr von Blomberg dalam bukunya "Beiträge zur
Studien der Thierverwandlungen" (1891). Departemen biologi manusia didirikan
pada tahun 1970 di Universitas Stanford.

Secara umum, sistem dapat diartikan sebagai kumpulan dari elemen-


elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu sebagai satu
kesatuan. Pengertian ini sering kita jumpai dalam ilmu fisika maupun biologi.
Misalnya, dalam ilmu biologi, sering kita mendengar sistem pernapasan atau
sistem pencernaan. Dalam contoh tersebut, sebuah sistem pencernaan memiliki
komponen-komponen seperti mulut, lambung, hingga usus. Komponen-komponen
tersebut akan saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai tujuannya.
Suatu sistem tidak berada dalam lingkungan yang kosong, tetapi sebuah sistem
berada dan berfungsi di dalam lingkungan yang berisi sistem lainnya. Suatu
sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, bekerja sama
membentuk satu kesatuan. Apabila suatu sistem merupakan salah satu dari
komponen sistem lain yang lebih besar, maka akan disebut dengan subsistem,
sedangkan sistem yang lebih besar tersebut adalah lingkungannya. Setiap
subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi
tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat
mempunyai suatu sistem yang lebih besar yang disebut super sistem.

Sistem organ merupakan sekumpulan organ yang bekerja sama untuk


melakukan fungsi-fungsi yang lebih kompleks. Dalam melaksanakan kerja sama
ini, setiap organ tidak bekerja sendiri-sendiri, tetapi saling bergantung dan saling
memengaruhi satu sama lain. Ada berbagai sistem organ pada manusia, yang
menyusun anatomi. Hewan juga memiliki sistem organ yang serupa, meskipun
hewan yang lebih sederhana mungkin memiliki lebih sedikit organ atau bahkan
lebih sedikit sistem organ. Tumbuhan juga memiliki organ,
seperti bunga dan daun, yang dikelompokkan juga ke dalam sistem organ. Adapun
macam-macam system organ yaitu sistem pernafasan, sistem pencernaan, sistem
peredaran darah, sistem perkemihan, sistem integument, sistem rangka, sistem
otot, sistem endokrin, sistem limfatik, sistem saraf, sistem reproduksi dll. Namun
disini saya akan meringkas dari sistem pencernaan. Berikut ringkasannya.

Sistem pencernaan merupakan serangkaian jaringan organ yang memiliki


fungsi untuk mencerna makanan. Makanan - makanan tersebut akan diproses
secara mekanik ataupun secara kimia. Pencernaan secara mekanik yaitu
pencernaan yang terjadi di dalam lambung yang melibatkan gerakan fisik dalam
tubuh. Tujuan pencernaan ini adalah untuk mengubah ukuran molekul makanan
menjadi bentuk lebih kecil atau halus. Sedangkan pencernaan secara kimia yaitu
pencernaan yang melibatkan enzim. Organ yang termasuk dalam sistem
pencernaan terbagi menjadi dua kelompok yaitu: saluran pencernaan dan organ
pencernaan tambahan. Sistem pencernaan memiliki fungsi utama mengubah
makanan menjadi nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Nutrisi tersebut diperlukan
untuk proses perkembangan, perbaikan sel tubuh, termasuk sebagai
sumber energi sehari-hari. Ketika proses itu selesai, organ pencernaan kemudian
dengan mudah mengemas limbah padat makanan untuk dibuang sebagai feses.
Saluran pencernaan merupakan saluran yang kontinu berupa tabung yang
dikelilingi otot. Saluran pencernaan mencerna makanan, memecahnya menjadi
bagian yang lebih kecil dan menyerap bagian tersebut menuju pembuluh darah.
Organ-organ yang termasuk di dalamnya
adalah: mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus serta usus besar. Dari usus
besar makanan akan dibuang keluar tubuh melalui anus.

Organ pencernaan tambahan ini berfungsi untuk membantu saluran


pencernaan dalam melakukan kerjanya. Gigi dan lidah terdapat dalam rongga
mulut, kantung empedu serta kelenjar pencernaan akan dihubungkan kepada
saluran pencernaan melalui sebuah saluran. Kelenjar pencernaan tambahan akan
memproduksi sekret yang berkontribusi dalam pemecahan bahan makanan. Gigi,
lidah, kantung empedu, beberapa kelenjar pencernaan seperti kelenjar
ludah, hati dan pankreas. Adapun gangguan pada sistem pencernaan yaitu :

1. Mag

Mag merupakan gangguan berupa peradangan pada dinding lambung yang


disebabkan oleh produksi asama lambung (HCL) berlebih sehingga mengikis
jaringan pada dinding lambung. Mag disebabkan oleh pola makan yang tidak
teratur. Cara mencegah penyakit ini adalah dengan mengatur pola makan yang
sehat dan makan secara teratur 

2. Diare

Diare merupakan gangguan yang terjadi akibat terhambatnya proses


penyerapan nutrisi yang terjadi pada usus. Kondisi demikian menyebabkan kadar
air dalam feses berlebihan. Diare ditandai dengan sering BAB dengan tekstur
feses yang encer. Diare disebabkan oleh virus dan bakteri, salah satunya
adalah Vibrio cholera.

3. Apendisitis
Radang apendiks atau apendisitis atau usus buntu merupakan peradangan pada
bagian apendiks (usus buntu) yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Infeksi dan
peradangan ini terjadi akibat dari sisa makanan yang masuk ke apendiks, makanan
tersebut kemudian membusuk dan sulit untuk dikeluarkan.

4. Parotitis epidimika

Parotis epidimika atau yang biasa dikenal dengan gondongan merupakan


gangguan yang menyerang kelenjar ludah terutama kelenjar parotis. Penyakit ini
disebabkan oleh infeksi virus yang menular. Masa inkubasi parotitis epimidika
yaitu 14-24 hari.

5. Konstipasi

Konstipasi atau yang dikenal juga dengan sembelit merupakan gangguan pada
sistem pencernaan yang menyebabkan kesulitan BAB atau feses bertekstur keras
dan kering. Konstipasi ditandai dengan frekuensi buang air besar yang kurang dari
tiga kali seminggu.

Anda mungkin juga menyukai