Anda di halaman 1dari 5

HUKUM BOLA KUSUT

Disuatu Pengadilan negara antah berantah terajadi kasus pembunuhan yang dilakukan oleh
saudara yang bernama Mang Ndin pada hari anu tanggal sekian bulan sekian tahun 2018
dikenakan hukuman kurungan penjara selama-lamanya.
... Dengan mengucapkan Bismillahirrohmanirrohim persidangan akan segera dimulai....
Jaksa : Pemuda ini bernama Mang Ndin, telah menghlangkan nyawa seorang
wanita yang berinisial BKOK ( Belle Kimberlly Olipe Kentuth) , atas nama
keadilan Mang Ndin kami tuntut dengan hukuman penjara selama-
lamanya. Demikian tuntutan kami.
Hakim : Betulkan saudara melakukan tuduhan tersebut?
Pemuda : wahhh lupa.
Hakim : Apakah anda punya bukti-bukti saudara jaksa?
Jaksa : Ada, seorang saksi.
Hakim : Dia mau disumpah?
Jaksa : Ya seharusnya mau.
Hakim : Apa keterangan mereka benar?
Jaksa : Benar, masuk akal dan tidak ada bukti-bukti yang menyanggahnya. Saya
yakin orang ini bersalah ibu hakim.
Hakim : Apakah saudara mau membantah?
Pemuda : Iya iya dong...
Hakim : Saudara merasa tidak melakukan kejahatan?
Pemuda : Eehh.. tidak.
Hakim : Tapi saudara mabuk?
Pemuda : Iyap.
Hakim : Saudara dengan sadar mabuk?
Pemuda : Benar sekali.
Hakim : Kalau sadar, kok tau kalau sedang mabuk?
Pemuda : Biasa, Bu. Galau, anak muda. (sambil mengedipkan mata ke arah hakim)
(Hakim geleng geleng kepala)
Pemuda : Sudah-sudah bu mari kita lanjutkan.
Hakim : Oh iya, khilaf. Jaksa, dimana saksi matanya? Panggilkan!
Jaksa : Saksi silakan masuk.
Datanglah saksi hidup yang gugup dan agak grogi setengah kebelet pipis. (Diperagakan
dengan tingkah kaku)
Hakim : Silakan duduk di kursi anda, Saksi.
Saksi : Terima kasih.
Hakim : Hey Saksi, apakah anda melihat dengan (jaksa dan hakim berdiri)
kepala, pundak lutut kaki lutut kaki. Saat Mmang Ndin ini membunuh
wanita yang berinisial BKOK?
Saksi : (Diam agak lama, sambil clingak-clinguk) Waduh.. Maaf maaf sekali
saya agak lupa. Eh Bu Bu.. saya ingat sekarang!
Hakim : (tersedak) Uhuk.. Uhuk.. ya.. Apa? Utarakan apa yang anda ingat, cepat
keburu anda lupa lagi.
Saksi : Yang saya lihat pemuda itu memakai baju bergambar Jokowi dan dia
sedang... eeem... sedang (clingak-clinguk, sambil garuk garuk kepala),
maaf saya kok mendadak lupa lagi ya Bu.
Hakim : Lupa lagi Lupa lagi.. Ya sudah, sidang ini akan saya tunda dan akan
dilaksanakan kapan-kapan saja jika sempat. (mengetukkan palu) dok.. dok.. dok..

Di luar pengadilan.
Miss Kimmy : Wah, bagaimanapun caranya aku harus bisa bebasin adikku yang paling lucu
Ndin dari hukuman penjara selama-lamanya. Minimal hingga tinggal 3 bulan penjara.
Terlebih bisa bebas. (ngomong sendiri).
(miss kimmy, berjalan menuju ruangan jaksa.)
Miss Kimmy : Maaf permisi Pak Jaksa Agung yang sangat dimuliakan oleh terpidana
kasus perceraian, pembunuhan, korupsi hingga kasus narkoba (terutama kasus narkoba
Jejedun dan Roro Fitria). Kenalkan saya Miss Kimmy.
Jaksa : Yaa.. ada apa?
Miss Kimmy : Anda kan jaksa yang sedang menangani kasus pembunuhan wanita
berinisial BKOK . Nama anda pasti Jagung. Jaksa Agung.
Jaksa : Ya memangnya kenapa
Miss Kimmy : Anda tau apa ini? Barang yang saya bawa ini meski hanya selembar,
dapat membuat anda menikmati Paris, Roma,London,Waterjump, Ciapus, Batukarut, Baros,
hingga langit ketujuh menikmati liburan mewah disana. Di cek ini sudah lengkap, dari sewa
hotel, kendaraan, hingga voucher makan seblak seharga 10jt dan ini, koper ini di dalamnya
berisi Rp 10 Milyar. Ini dapat membuat anda kaya mendadak. Semua akan menjadi milik
anda. Bagaimana? Anda tertarik?
Jaksa : Em, saya bukannya menolak tawaran yang anda berikan, Nyonya.
Hanya saja (sambil memikirkan tawaran Miss Kimmy)
Miss kimmy : Kurang banyak?
Jaksa : Tidak, maaf tapi saya tidak bisa menerima uang yang tidak halal ini.
Miss Kimmy : Oke, kalau anda tidak mau terima, dan ingat anda akan menyesal
seumur hidup karena menolak tawaran saya. Selamat siang! (memakai kaca mata) (pergi
sambil menghitung langkah)
Jaksa : Tunggu.. tunggu Miss Kimmy. Anda jangan tergesa-gesa seperti itu.
(berpikir sejenak). Saya terima tawaran nyonya, asal ada syaratnya.
Miss Kimmy : Apa syaratnya ?
Jaksa : Nyonya harus tutup mulut soal ini. Bisa bisa reputasi saya hancur lebur.
Lalu.. ada lagi, Nyonya. Uangnya harus dibayar cash, tunai! Saya nggak mau kalau pake
cek. Sekarang juga.
Miss Kimmy : tenang saja! Ini sudah aku siapkan koper. Ternyata anda mata duitan
juga ya..
Jaksa : Nggak papa mata duitan, yang penting kaya raya hahahah
Miss Kimmy : Ingat perjanjian kita ya, jagung!
Jaksa : Siap nyonya!
Miss Kimmy : hihh (ekspresi jijik)

Di Persidangan
Hakim : (dok dok dok) Perhatian para hadirin, sekarang kita mulai persidangan
kasus Mang Ndin. Jadi ngrumpinya ditinggal dulu, ya. (mengetok palu). Silakan Mang Ndin,
duduk di kursi yang telah disediakan.
Pemuda : Siap, Bu hakim! (berjalan dengan wajah teler)
Hakim : Apakah keluarga korban sudah datang? (celingukan)
Ani : Sudah dari tadi, Bu hakim!
Hakim : Wah bagus bagus. Tepat waktu semuanya. Mari kita mulai sidangnya.
Ani : Yuk mari. Cepat Bu hakim.
Hakim : Silakan bacakan laporan anda, Jaksa.
Jaksa : Pembunuhan terhadap wanita berinisial BKOK oleh Mang Ndin, pada
tanggal sekian bulan sekian, tidak disertai bukti-bukti yang cukup. Oleh karena itu jaksa
mempertimbangkan tentang hukuman penjara selama-lamanya terhadap Mang Ndin di
kurangi.
Hakim : Baiklah, hakim telah memutuskan, pembunuhan oleh Mang Ndin
terhadap wanita berinisial BKOK pada bulan sekian tahun 2018, dijatuhi hukuman 3 bulan
penjara. Dok...dok...dok...
Pemuda : Alhamdulilah. (loncat-loncat kegirangan)
Ani : lho lho lho.. Bagaimana ini? Masa pelaku pembunuhan hukumannya
cuman tiga bulan? Sama maling sandal aja lamaan maling sandal. Apa semua udah sinting?
Dasar hakim otaknya miring.
Hakim : Dok...dok...dok.. Sudah-sudah jangan ribut kayak arisan di pasar.
Ani : Heh hakim, bisa-bisanya pembunuhan berencana begini kau beri
hukuman hanya 3 bulan. Padahal di persidangan yang lalu anda menjatuhi hukuman
penjara selama-lamanya, saya tidak bisa terima dengan putusan anda, hakim.
Jaksa : Tapi saksi tidak bisa memberi keterangan dengan jelas. Hei saksi,
apakah kau benar-benar yakin melihatnya membunuh anu?
Saksi : (nervous) I..iii ya. Eh, t..ti...dak, eh gimana ya?
Jaksa : Melihat apa tidak?
Saksi : Maaf jaksa, saya tiba tiba lupa lagi.
Hakim : Benar-benar saksi yang aneh dan tak bisa diandalkan
Saksi : Oiya, saya ingat lagi!
Hakim : Bagaimana? Kamu ingat cara dia membunuh? Kamu ingat kalau benar-
benar dia yang membunuh BKOK?
Saksi : Iya..eh (berfikir sejenak). Maaf tiba-tiba saya lupa lagi.
Hakim : Ah, sudah-sudah, susah memang ngurusin saksi nggak waras.
Ani : Terus bagaimana Bu hakim?
Hakim : Anda lihat sendiri, kan? Saksi pelupa ini nggak bisa dimintai keterangan
Ani : Tapi ini tak adil, Bu hakim. Dia sudah membunuh kakak saya, harusnya
hukumannya setimpal juga (mulai marah).
Miss Kimmy : Tapi kan tidak ada bukti!
Ani : Tapi dia hanya lupa. Bisa saja keluargamu memang benar-benar
membunuhnya!
Jaksa : Sudah-sudah. Tak baik bertengkar di sini.
Saksi : (mengacungkan jari)
Jaksa : Mohon semuanya tenang dulu (nada keras sambil memukul palu)
Ya, silahkan saudara saksi. Apa yang ingin anda sampaikan?
Saksi : Sebelumnya, saya ingin meminta maaf dulu kepada Hakim Agung
yang terhormat. Tempo hari yang lalu,tepatnya setelah persidangan selesai, saya melihat
ibu Jaksa disuap.
Hakim : Benarkah?
Saksi : Benar pak Hakim.
Hakim : Benar begitu Jaksa?
Jaksa : Tidak mungkin. Itu salah!
Miss Kimmy : Benar, itu salah. Mana mungkin Jaksa yang terhormat di suap. Lagian
siapa juga yang mau nyuap.
Saksi : Dia pak Hakim (menunjuk miss kimmy)
Miss Kimmy : Apa? akoeehh? Nggak banget kali… Kamu nuduh akoeeh? Ngajak
ribut!
Hakim : Sudah..sudah. Buat apa anda ngeyel sama saya? Yang tahu hukum itu
saya bukan anda. Jadi saya mohon anda bisa menaati apa yang saya putuskan.
Ani : Tapi keputusan anda sudah keterlaluan, saya memang awam terhadap
kasus dan hal-hal yang terkait hukum. Namun saya menaruh kecurigaan terhadap anda, Bu
jaksa. Sepertinya ada yang anda sembunyikan. (sambil berdiri dengan nada marah)
Jaksa : Jadi, anda menuduh saya melakukan sesuatu dibalik semua ini?
Lancang sekali anda, Nyonya! Bisa saya tuntut balik anda dengan tuntutan pencemaran
nama baik dengan pasal berlapis.
Ani : Maaf, Bu Jaksa. Anda tidak usah mengalihkan pembicaraan. Ini
melenceng terlalu jauh dari masalah awal.
Saksi : Saya melihat ibu Jaksa diberi koper oleh seorang perempuan cantik
dan sepertinya mereka terlibat pembicaraan yang serius.
Hakim : Jangan-jangan ….
Saksi : Iya, memang benar Hakim. Saya punya bukti yang sangat otentik.
(mengeluarkan foto dari tasnya)
Hakim : Lho, ini bukannya Miss Kimmy dan Jaksa? Wah.. ternyata ada
persekongkolan di antara mereka.
Saksi : Betul, betul, betul. Hakim, beri mereka hukuman yang setimpal!
Hakim : Dengan demikian, saya jatuhkan hukuman penjara selama-lamanya untuk 2
terpidana penyuapan dan tindakan tidak menyenangkan. SEKIAN ! (dok dok dok)

Anda mungkin juga menyukai