Anda di halaman 1dari 4

PERWILAYAHAN (REGIONALISASI).

Perwilayahan adalah usaha untuk membagi bagi wilayah dalam lingkup tertentu dengan tujuan
tertentu. Hal ini dilakukan untuk menyederhanakan informasi dari suatu wilayah berdasarkan
kriteria tertentu untuk tujuan tertentu ( agar mudah dipelajari ).
Misalnya, untuk mempelajari WILAYAH INDONESIA, maka wialayah Indonesia dapat dibagi
berdasarkan :
- IKLIM. Tujuannya untuk mempermudah mempelajari persebaran flora dan fauna.
- TOPOGRAFI. Tujuannya untuk mempermudah mempelajari corak kehidupan masyarakatnya
dan sebagainya.
Perwilayahan (regionalisasi ) berdasarkan fenomena geografi dapat dibagi menjadi beberapa
bagian, yaitu:
1. LITOSFER.
 Berdasarkan strutur geologi
 Berdasarkan pengeruh geologi
 Berdasarkan lempeng tektonik.
2. BIOSFER.
 Berdasarkan flora
 Berdasarkan fauna.
3. HIDROSFER.
 Berdasarkan ketersediaan air
 Berdasarkan sumber air
 Berdasarkan jangkauan terhadap air.
4. ANTROPOSFER
 Berdasarkan jumlah penduduk
 Berdasarkan sebaran penduduk
 Berdasarkan kegiatan industry
 Berdasarkan daerah administrasi
5. ATMOSFER
 Berdasarkan iklim
 Berdasarkan cuaca
 Berdasarkan ketinggian tempat
 Berdasarkan cuhu udara.
Konsep wilayah dan perwilayahan erat kaitannya dengan pusat pertumbuhan, pusat
pertumbuhan sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan wilayah.
PUSAT PERTUMBUHAN yaitu suatu kawasan yang perkembangannya sangat pesat dan dapat
dijadikan pusat pembangunan yang dapat mempengaruhi perkembangan wilayah-wilayah lain
di sekitarnya. Contohnya JABODETABEK, Jakarta sebagai pusat pertumbuhannya.
Pengembangan pusat pertumbuhan dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu:
 Lokasi
 Sumbar Daya Alam (SDA)
 Sumber Daya Manusia (SDM).
Teori Pusat Pertumbuhan.
1. TEORI TEMPAT SENTRAL (Central Place Theory). Perintis teori ini adalah WALTER
CHRISTALLER, ahli geografi dari Jerman. Dia mengatakan, bila kondisi pisik suatu wilayah dan
kesuburan tanah seragam dan tingkat hidup penduduknya seragam, akan tumbuh pusat
pelayanan yang jaraknya sama, dalam keruangan yang berbentuk HEXSAGONAL/segi enam.

Setiap jenis pusat pelayanan agar dapat bertahan, ada beberapa persyaratan. Antara lain:
 RANGE (keterjangkauan). Yaitu jarak yang harus ditempuh seseorang untuk
memperoleh kebutuhannya.
 THRESHOL POPULATION (ambang batas). Yaitu jumlah penduduk minimal yang
diperlukan.
2. TEORI KUTUB PERTUMBUHAN (Growth Pole Theory). Dikemukakan oleh Francois Perroux
tahun 1950, berkebangsaan Perancis. Dia mengatakan bahwa pertumbuhan tidak muncul
diberbagai daerah pada saat yang sama/bersamaan, tetapi kehadirannya akan muncul di
beberapa tempat atau pusat pertumbuuhan (growth poles) dengan intensitas yang berbeda
melalui saluran yang berbeda. Perkembangan ini menyebar dengan jalur yang beragam dan
efek yang beragam pula terhadap kegiatan ekonomi, social, budaya dan lainnya. Kota
merupakan suatu “ Tempat Sentral” sekaligus merupakan KUTUB PERTUMBUHAN.
Dalam pelaksanaannya, pembangunan di Indonesia, menempatkan pusat – pusat
pembangunan pada wilayah-wilayah tertentu sebagai pusat pertumbuhan, dengan system
perwilayahan/regionalisasi dengan kota-kota utama sebagai kutub/pusat pertumbuhan, yaitu
 Wilayah pembangunan utama A dengan pusat pertumbuhan utama MEDAN.
 Wilayah pembangunan utama B dengan pusat pertumbuhan utama JAKARTA.
 Wilayah pembangunan utama C dengan pusat pertumbuhan utama SURABAYA.
 Wilayah pembangunan utama D dengan pusat pertumbuhan utama MAKASAR.
Pengaruh Pusat Pertumbuhan terhadap wilayah lain di sekitarnya:
 Peningkatan ekonomi di wilayah sekitarnya.
 Wilayah untuk memaksimalkan segala potensi yang ada.
 Meningkatkan segala fasilitas yang ada di wilayah sekitarnya.
 Menciptakan lapangan perjaan.
 Pertambahan penduduk terjadi dengan cepat
 Peningkatan mobilitas penduduk antara pusat pertumbuhan dengan daerah sekitar.
 Terjadinya akulturasi terhadap pola kehidupan social dan kebudayaan penduduk.

Anda mungkin juga menyukai