Anda di halaman 1dari 24

TRANSFORMASI

PARADIGMA
PENANGANAN
SAMPAH

PT. SUKSES SEJAHTERA ENERGI


Jl. Lawu Tegalarum 418 RT 02/13, Cangakan
Karanganyar, Jawa Tengah, 57722
Telepon: 0271 494253
More
Than
Recycling
Daftar Isi
Permasalahan Sampah 01
Kebijakan Pemerintah 03
Extented Producer Responsibility 06

PT. Sukses Sejahtera Energi 07


Visi & Misi 08
Lini Bisnis 09
Road Map 11
Pirolisis 12
Produk 15

Konsep Mengelola Ban 16


Penanganan Sampah 18
Rantai Pasokan Ban Bekas 19
01 Permasalahan Sampah

T IMBULA N S AMPA H DI IN DON E S IA (201 5)

175.000 ton/hari
JE NIS SAMPA H

Sampah Organik Sampah Anorganik Sampah B3

Perkembangan peradaban manusia berkolerasi dengan pertumbuhan


angka pemakaian bahan bakar fosil dan pertumbuhan angka produksi
sampah atau limbah. Dunia menghasilkan sekitar 1,3 miliar ton limbah
padat per tahun. Volume sampah diperkirakan akan meningkat menjadi
2,2 miliar ton pada tahun 2025 (What a Waste-World Bank, Maret 2012, No. 15).
Indonesia juga mempunyai permasalahan sampah, khususnya sampah
plastik yang mencapai 175.000 ton per hari di tahun 2015. Data tersebut
merupakan sebagian kecil fakta dari berbagai jenis sampah yaitu seperti
sampah organik, sampah anorganik serta sampah berbahaya dan
beracun.
PERILAKU MASYARAKAT PERKOTAAN DALAM MENANGANI SAMPAH

5,3 Diangkut ke TPA / TPS


Membakar sampah
Membuang ke kali / got
24,8
Menimbun sampah
dalam %
Membuang sampah ke laut
63,9 Dibuat kompos
Didaur Ulang
Lain-lain

DAMPAK SAMPAH BAGI KEHIDUPAN

02

Kesehatan Lingkungan Ekonomi

Penanganan sampah sudah dilakukan di dalam masyarakat yang terbagi


menjadi beberapa perilaku, yaitu sebanyak 63,9% membuang
sampahnya ke TPA/TPS, sebanyak 24,8% membakar sampahnya dan
0,6% atau sebagian kecilnya memanfaatkan kembali sampahnya untuk
didaur ulang.
03 Paradigma Sampah
Permasalahan mengenai sampah atau limbah mendorong pemerintah
untuk menetapkan sebuah kebijakan melalui Undang-Undang No. 18
Tahun 2008 dan Peraturan Pemerintah RI No. 81 Tahun 2012.
Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengolahan Sampah
menyatakan adanya perubahan paradigma tentang sampah yaitu dari
memandang sampah sebagai sesuatu yang tidak berguna, menjadi
sumber daya yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.

PERBANDINGAN LAMA UU No. 18 Tahun 2008


Paradigma Sampah Sampah menjadi sumber daya
sebagai sisa yang mempunyai nilai ekonomi
yang tidak dan dapat dimanfaatkan (untuk
berguna energi, kompos, pupuk ataupun
bahan baku industri)
Cara kelola Masih 1. Pengurangan sampah meliputi
bertumpu pada kegiatan pembatasan (reduce),
pendekatan penggunaan kembali (reuse),
akhir (end of dan pendaur ulang (recycle)
pipe), yaitu 2. Penanganan sampah meliputi
sampah pemilahan, pengumpulan,
dikumpulkan, pengangkutan, pengolahan,
diangkut, dan pemrosesan akhir
dibuang ke TPA
Peraturan Pemerintah RI NO. 81
Tahun 2012, PENGELOLAAN SAMPAH
RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS
SAMPAH RUMAH TANGGA

Pasal 12
Produsen wajib melakukan pembatasan timbulan sampah dengan:
a Menyusun rencana dan/atau program pembatasan timbulan
sampah sebagai bagian dari usaha dan/atau kegiatannya: dan/atau
b Menghasilkan produk dengan menggunakan kemasan yang mudah
diurai oleh proses alam dan yang menimbulkan sampah sesedikit
mungkin
Pasal 13
04
1 Produsen wajib melakukan pendaur ulang sampah dengan:
a Menyusun program pendaur ulang sampah sebagai bagian dari
usaha dan/atau kegiatannya
b Menggunakan bahan baku produksi yang dapat didaur ulang;
dan/atau
c Menarik kembali sampah dari produk dan kemasan produk
untuk didaur ulang
2 Dalam melakukan pendaur ulang sampah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), produsen dapat menunjuk pihak lain
3 Pihak lain, dalam melakukan pendaur ulang sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), wajib memiliki izin usaha dan/atau kegiatan
4 Dalam hal pendauran ulang sampah untuk menghasilkan kemasan
pangan, pelaksanaan pendauran ulang wajib mengikuti ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang pengawasan obat dan
makanan
Peraturan Pemerintah RI NO. 81
Tahun 2012, PENGELOLAAN SAMPAH
RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS
SAMPAH RUMAH TANGGA

Pasal 14
Produsen wajib melakukan pemanfaatan kembali sampah dengan:
a Menyusun rencana dan/atau program pemanfaatan kembali
sampah sebagai bagian dari usaha dan/atau kegiatannya sesuai
dengan kebijakan dan strategi pengelolaan sampah
b Menggunakan bahan baku produksi yang dapat diguna ulang:
dan/atau
c Menarik kembali sampah dari produk dan kemasan produk untuk
05
diguna ulang
Pasal 15
1 Penggunaan bahan baku produksi dan kemasan yang dapat diurai
oleh proses alam, yang menimbulkan sesedikit mungkin sampah,
dan yang dapat didaur ulang dan/atau diguna ulang sebagaimana
dimaksud dalam pasal 12 sampai dengan pasal 14 dilakukan secara
bertahap persepuluh tahun melalui peta jalan.
06 EPR (Extended Producer Responbility)
Terdapat kebijakan EPR (Extended Producer Responbility) yang tertuang
pada Peraturan Pemerintah RI No. 81 Tahun 2012 pasal 14 dan pasal 15
serta rumusan UU No. 18 Tahun 2008. Menteri Lingkungan Hidup telah
menetapkan penerapan EPR secara bertahap setiap 10 tahun melalui
peta jalan.
EPR merupakan konsep yang didesain untuk mengintegrasikan
biaya-biaya lingkungan ke dalam proses produksi suatu barang sampai
produk ini tidak dapat dipakai lagi, sehingga biaya lingkungan menjadi
komponen harga pasar produk tersebut dan menjadi tanggung jawab
produsen.
Namun pada kenyataannya, peraturan pemerintah tersebut belum
dilaksanakan secara merata oleh produsen khususnya dalam penerapan
konsep EPR.
07 PT. Sukses Sejahtera Energi
PT SSE merupakan perusahaan jasa yang berorientasi untuk
mewujudkan sampah agar mempunyai nilai ekonomi dan dapat
dimanfaatkan melalui prinsip 3R yaitu pendaurulangan (recycle) sampah,
pengurangan (reduce) sampah, dan penggunaan kembali (reuse)
sampah.
PT SSE telah melakukan kegiatan pengolahan sampah ban, pengolahan
sampah kayu dan pengolahan sampah organik rumah tangga dengan
menggunakan teknologi yang ramah lingkungan dengan terus
didukung oleh kegiatan penelitian (riset) dan pengembangan
(development). Hasil kegiatan pengolahan sampah tersebut telah
didapatkan manfaat baru berupa bahan bakar minyak, pelet kayu, dan
kompos.
08 Visi & Misi
Visi
Menjadi perusahaan mitra pilihan utama bagi pemerintah, swasta dan
masyarakat dalam kegiatan pengolahan sumber daya sampah dengan
teknologi yang ramah lingkungan di indonesia.
Misi
1 Mengolah sumber daya sampah baik organik dan anorganik, melalui
proses pendaurulangan (recycle) dengan menggunakan teknologi
yang ramah lingkungan,
2 Terus berinovasi dengan melakukan penelitian dan pengembangan
teknologi pengolahan sampah yang ramah lingkungan,
3 Berperan aktif membangun kerja sama dengan pemerintah, swasta
dan masyarakat dalam mengolah sampah, khususnya dalam
mengimplementasikan konsep Extended Producer Responsibility
(EPR),
4 Konsisten dalam melakukan penyadaran pentingnya pengelolaan
sampah bagi lingkungan dengan prinsip pengurangan (reduce),
penggunaan kembali (reuse) dan pendaurulangan (recycle) sampah.
09 Lini Bisnis

LITBANG

PEMERINTAH KERJA SAMA SAMPAH SAMPAH TRANSPORTASI


SAMPAH BAN SAMPAH/LIMBAH
& SWASTA BISNIS ORGANIK KAYU & HASIL RECYCLE

Minyak RCO Carbon Black

PT. SSE mempunyai mitra dalam mewujudkan visi dan misinya, diantaranya:
PT. Jogja Rekayasa Engineering
Merupakan perusahaan sebagai pihak pendukung dalam pembuatan
teknologi mesin pengolahan sampah untuk pabrik SSE dengan sumber
daya Indonesia, yang berlokasi di Yogyakarta. Mesin yang sedang
diproduksi yaitu:
CTP-1TPH: Continues Tire Pyrolysis (Mesin Pirolisis Ban yang
Berkelanjutan dengan kapasitas 1 ton per jam)
Oil Bad Smell Minimizer (Alat Penghilang Bau pada Minyak)
CTP-20KPH: Continues Tire Pyrolysis (Mesin Miniatur Pirolisis Ban
Berkelanjutan dengan kapasitas 20 kg per jam)
Wood Pelletizer (Alat Penghasil Pelet Kayu)
PT. Mahya Bioenergy Sejahtera
Merupakan mitra yang mengolah sampah kayu menjadi pelet kayu. Pelet
kayu menjadi sumber energi terbarukan menggantikan kayu bakar,
batubara, minyak dan gas, yang digunakan untuk pemanas ruangan,
kompor, dan lain-lain. Pendistribusian pelet kayu di Indonesia yaitu
meliputi Lampung, Wonosobo, Bandung dan juga luar Indonesia seperti
Korea. Industri yang menggunakannya yaitu pabrik teh, tekstil, susu, dan
lain-lain. Nantinya MBS akan menggunakan teknologi mesin yang semakin
canggih dalam sekali proses yaitu Continues Wood Pelletizer.

10
11 Road Map
Tahun 2015 di bulan Agustus hingga Desember pemakaian ban sebesar
299.580 kg dapat menghasilkan minyak yang siap dipasarkan sebanyak
128.079 liter. Tahun 2016, pemakaian ban sebesar 1.061.494 kg dapat
menghasilkan minyak yang siap dipasarkan sebanyak 560.603 liter.
Terlihat peningkatan produksi minyak yang signifikan dari 42% menjadi
52% dari total ban bekas yang diolah. PT SSE dalam perjalanannya
melakukan pengembangan dan berinovasi untuk penanganan ban
bekas dengan beberapa tahap, yaitu:
Tahap 1: Pengolahan ban bekas
Semula PT SSE didirikan untuk merespon banyaknya sampah ban
bekas dan mengolahnya menjadi minyak
Tahap 2: Pengolahan sampah
PT. SSE mengembangkan paradigma dari pengolahan ban bekas ke
pengolahan sampah secara tuntas. PT SSE sudah mulai
meningkatkan kualitas hasil produk yaitu minyak dan kemudian
menghasilkan produk lain seperti carbon black
Tahap 3: Penanganan sampah secara lebih komprehensif
PT SSE akan melakukan penanganan sampah secara menyeluruh
dari hulu sampai hilir. Penanganan sampah tersebut dilakukan
dengan menciptakan kesadaran akan pengurangan risiko sampah
yang harus dimulai semenjak dini melalui pendidikan. Selain itu,
hasil dari pengolahan sampah juga dapat menciptakan energi listrik

Menghasilkan
energi listrik
Meningkatkan
kualitas minyak
Mengolah ban bekas dan menghasilkan
Tahap 2

Tahap 3
Tahap 1

menjadi minyak carbon black


12 Pirolisis
PT SSE memanfaatkan cara mengolah sampah atau limbah menjadi
sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan seperti pemanfaatan ban
bekas dengan proses pirolisis. Pirolisis merupakan proses penguraian
dengan cara kimiawi bahan organik melalui pemanasan tanpa atau
sedikit oksigen atau unsur lainnya, dimana material mentah akan
mengalami pemecahan struktur kimia menjadi fase gas dan cair.
Ban bekas dianggap sebagai material yang tidak ada harganya. Namun,
PT SSE berkontribusi untuk menciptakan bumi bersih dan menghasilkan
energi bumi melalui teknologi yang ramah lingkungan yaitu pirolisis
Ban bekas diolah dengan proses pirolisis dan akan menghasilkan
kawat baja, carbon black, gas sintetik, dan minyak RCO.
Gas sintetik dan minyak RCO yang dihasilkan dapat digunakan
kembali untuk proses pirolisis
Carbon black lebih lanjut diproses di industri untuk dapat menjadi
bahan baku ban, tinta, cat pelapis, plastik, dan lain sebagainya
Minyak RCO diproses secara lanjut untuk dimurnikan, sehingga
dapat digunakan untuk generator dan nantinya akan menghasilkan
tenaga listrik
Minyak RCO digunakan secara langsung untuk bahan bakar burner
dan boiler yang akan menghasilkan energi listrik
Pengelolaan ban bekas menggunakan proses pirolisis dapat
menghasilkan produk yang berupa 55% minyak (residu, heavy oil, dan
light oil), 10% gas, dan 35% carbon black.

Kapasitas Supply PT SSE


800.00 0 liter/ b ulan
Skema Pirolisis PT. SSE

Used Tyres
Pyrolysis Carbon Black
Carbon Black Purification

Metal Wire

PT SSE Pyrolysis Plant

Syntetic Gas

Rubber Compound Oil


(RCO) E88 Oil Refinery
Carbon Black Industry
Heat

Steam
Boiler

Burner Turbine Generator

Benzine

Diesel Electric Power


Diesel
Power Generator
15 Produk
Minyak RCO E-88
Minyak RCO merupakan minyak yang
terbuat dari proses kimia, seperti misalnya
dalam pengolahan ban bekas yang
menghasilkan minyak sintetik dalam proses
pirolisis. Minyak RCO E-88 dapat dijadikan
sebagai bahan bakar burner, mesin dalam
bidang industri seperti tekstil, Asphalt Mixing
Plan, industri pembuatan kaca, pabrik gula,
smelter, pabrik semen, pabrik pupuk, pabrik
kertas, krematorium, dan lain-lain.

Carbon Black
Carbon black dapat digunakan kembali
sebagai komponen penyusun pembuatan
ban. Carbon black dapat digunakan sebagai
komponen pembuatan tinta, toner maupun
pelapis, bahan baku industri plastik, cat dan
karbon aktif. Selain itu dapat diolah juga
menjadi briket carbon black sebagai
pengganti batu bara. Tingkat konsumsi
carbon black nasional mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun rata-rata
sebesar 15,63% per tahun.
16 Konsep Mengelola Ban
Konsep mengelola ban di PT SSE dibagi menjadi dua jenis yaitu melalui
produsen dan konsumen. Produsen yaitu seperti pabrik ban, dan
konsumen yaitu seperti perusahaan tambang, perusahaan industri, dan
lainnya.
Konsep Mengelola Ban di Produsen
Pabrik ban melakukan penjualan dan menerima ban yang gagal
produksi (rejected)
Alur ban yang dijual yaitu pabrik menjual ban kepada distributor dan
konsumennya seperti kendaraan berat (bis, truk, dan lain-lain)
Konsumen nantinya akan menjual ban yang sudah tidak terpakai
lagi ke distributor dan akan mendapatkan voucher untuk membeli
ban baru
PT SSE berperan sebagai pengelola ban bekas tersebut dari pabrik
ban
Ban reject yang dihasilkan oleh pabrik ban langsung mendapatkan
pengelolaan dari PT SSE untuk diolah dan menghasilkan carbon
black dan minyak
Minyak yang dihasilkan dari PT SSE dapat dimanfaatkan kembali di
pabrik ban tersebut

Penjualan

Pabrik Ban Distributor Konsumen


Reject

Bekas
Voucher

Minyak RCO
PT. SSE
Carbon Black Industri
Konsep Mengelola Ban di Konsumen
Konsumen atau user yang menggunakan ban diantaranya yaitu
seperti perusahaan tambang dengan kendaraan beratnya
Ban yang digunakan oleh user dikelola oleh PT SSE dan akan
menghasilkan carbon black dan minyak RCO
Minyak RCO tersebut dapat digunakan oleh smelter pertambangan
untuk dipakai sebagai bahan bakar burner atau boiler.

Smelter

17
Minyak RCO
Bekas PT. SSE
Carbon Black
18 Penanganan Sampah
PT SSE mempunyai target pencapaian mengenai penanganan sampah
yang dilakukan dari hulu ke hilir. Pengertian dari hulu ke hilir yaitu
sebagaimana setiap sampah yang ada ditangani secara langsung di
tempat untuk diolah atau didaur ulang menjadi sesuatu yang bernilai.
Usaha ini dilakukan PT SSE dengan memberikan beberapa upaya,
seperti:
Workshop dan Penyediaan Alat Pirolisis
Setiap rumah tangga atau industri yang menghasilkan sampah
diberikan pelatihan mengenai pengolahan sampah atau limbah,
sehingga tidak perlu membuangnya ke TPA. PT SSE juga
memperkenalkan teknologi yang digunakan dalam menangani
sampah atau limbah yaitu melalui penyediaan alat-alat pirolisis.
Sampah yang dihasilkan dapat ditangani langsung oleh PT SSE
untuk diolah menjadi bahan bakar atau energi listrik yang nantinya
dapat mereka gunakan
Pendidikan Dini Mengenai Sampah
Melakukan pendidikan dini kepada anak-anak mengenai
pemanfaatan sampah yang dapat dijadikan barang-barang
bermanfaat dan mengembangkan kreatifitas mereka melalui
sampah. Pendidikan mengenai sampah, penanganannya sampai
dengan pemanfaatannya dilakukan oleh PT SSE kepada anak-anak
hingga dewasa.
19 Rantai Pasokan Ban Bekas
PT SSE melakukan proses sortir ban bekas yang masuk berdasarkan jenis
ban. Terdapat dua kategori jenis pilihan antara lain ban berserat kawat
dan ban berserat nylon. Dua jenis ban tersebut memerlukan
penanganan khusus sebelum masuk ke reaktor. Hasil dari pengolahan
ban bekas tersebut menghasilkan salah satunya minyak RCO. Hasil
produksi minyak RCO didistribusikan ke berbagai industri di Jawa
Tengah dan Jawa Barat. Namun selain minyak RCO, terdapat hasil lain
seperti carbon black, gas sintetis, dan kawat baja. Carbon black yang
sudah diaktifkan dapat digunakan kembali sebagai komponen
penyusunan ban, pembuatan tinta, pelapis, dan lain sebagainya.
Sementara itu, untuk gas sintetis dapat digunakan kembali untuk proses
pembakaran. Kawat baja juga dapat dimanfaatkan sebagai pembuatan
baja kembali.

Saat ini, sampai dengan tahun 2017, PT SSE memiliki pasokan ban bekas
dari berbagai wilayah seperti Yogyakarta dan Solo Raya sebanyak 100
ton, Pantura sebanyak 300 ton, Pantai Selatan sebanyak 150 ton, dan
Surabaya 100 ton setiap harinya.
PT SUKSES SEJAHTERA ENERGI
Kantor:
Jl. Lawu Tegalarum 418 RT 02/13, Cangakan
Karanganyar, Jawa Tengah, 57722
Telepon: 0271 494253
Pabrik:
Ngamban RT 01/06 Buran, Tasikmadu
Karanganyar, Jawa Tengah, 57722
Bersama PT SSE
Kita Jaga Bumi

Anda mungkin juga menyukai