Anda di halaman 1dari 9

FAKTOR RISIKO KEMATIAN NEONATAL DINI DI RSUD CILACAP

Oleh
Dhiah Dwi Kusumawati 1), Tri Budiarti 2), Sutarno3)
1)
Dosen STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah Cilacap, email: dhiahdwi@gmail.com
2)
Dosen STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah Cilacap, email: tribudiarti01@gmail.com
3)
Dosen STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah Cilacap, email: myacunsutarno@gmail.com

ABSTRAK

LatarBelakang: The Sustainable Development Goals (SDGs) dimana terdapat salah satu
target dan komitmen baru yag disepakati untuk menurunkan angka kematian anak yakni
berusaha menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12 per 1.000 kelahiran
hidup (Bappenas, 2016). AKB di Indonesia pada tahun 2015 sebesar 22,8 per 1000 kelahiran
hidup dan AKN 13,5 per 1000 kelahiran hidup (WHO, 2015). Jumlah kematian bayi di
Kabupaten Cilacap sebanyak 143 terdiri dari 105 neonatal dan 38 post-neonatal dari 28.481
kelahiran hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor berat bayi lahir, status
asfiksia dan jenis kelamin terhadap kematian neonatal dini di RSUD Cilacap tahun 2018.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan metode
rancangan kasus kontrol (case control). Populasi bayi lahir hidp dan bayi lahir mati pada
Bulan Januari-Desember 2019, sebanyak 102. Teknik pengambilan sampel dengan
menggunakan teknik purposive sampling.Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
menggunakan cheklist. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan
data sekunder. Analisis data menggunakan univariat dan bivariat.
Hasil: Ada hubungan antara berat bayi lahir dengan kematian neonatal dini (p = 0,000; OR =
0,026). Ada hubungan antara status asfiksia dengan kematian neonatal dini (p = 0,000; OR =
0,141). Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan kematian neonatal dini (p = 1,000;
OR = 1,00).

KataKunci: Kematian Neonatal Dini , Faktor Risiko

30
PENDAHULUAN Hasil studi Sri Wahyuni (2008)
Kematian neonatal menjadi salah membuktikan bahwa kelangsungan hidup
satu indikator penentu kesehatan dan pada masa neonatal dihubungkan oleh
kesejahteraan anak. Era Millennium sejumlah fakor meliputi karakteristik ibu
Development Goals (MDGs) telah seperti: umur ibu, paritas, jarak antara
berakhir pada tahun 2015, seluruh negara kelahiran dan riwayat persalinan yang
di dunia termasuk Indonesia menyetujui buruk. Selain faktor ibu, faktor bayipun
sebuah kerangka kerja yang baru yaitu memiliki hubungan yang mana faktor
The Sustainable Development Goals bayi tidak terlepas dari faktor ibu yakni
(SDGs) dimana terdapat salah satu target berat badan lahir rendah dan prematuritas.
dan komitmen baru yang disepakati untuk Keduanya tidak dapat dibiarkan begitu
menurunkan angka kematian anak yakni saja karena berkaitan dengan kematian
berusaha menurunkan Angka Kematian perinatal dan neonatal.
Neonatal setidaknya hingga 12 per 1.000 Jumlah kelahiran di Kabupaten
kelahiran hidup (Bappenas, 2016). Cilacap tahun 2017 sebanyak 28.512 bayi
Kematian neonatal di dunia akan dengan kelahiran hidup sebanyak 28.481
terus meningkat pada tahun 2016 hingga bayi dan kelahiran mati sebanyak 31
2030, dimana sekitar setengah dari 69 juta bayi. Angka Kematian Bayi (AKB)
kematian anak akan terjadi antara selama Adalah merupakan jumlah kematian bayi
periode neonatal. Dengan demikian dapat (0-12 bulan) per 1000 kelahiran hidup
disimpulkan bahwa jumlah kematian dalam kurun waktu satu tahun.
neonatal dari tahun 2015 yakni sebesar Jumlah kematian bayi di Kabupaten
45% akan meningkat menjadi 52% pada Cilacap sebanyak 143 terdiri dari 105
tahun 2030. Kematian neonatal neonatal dan 38 post-neonatal dari 28.481
disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor- kelahiran hidup. Dengan demikian Angka
faktor tersebut termasuk faktor bayi dan Kematian Bayi (AKB) sebesar 5 per 1000
faktor ibu. kelahiran hidup. Ada penurunan AKB
Berdasarkan data WHO tahun 2015 dibandingkan tahun 2015 yaitu sebesar 6
bahwa penyebab utama kematian neonatal per 1000 kelahiran hidup (Dinkes
adalah prematur yaitu sebesar 17% di Cilacap, 2017). Penelitian ini bertujuan
seluruh dunia. WHO juga menyatakan untuk mengetahui faktor berat bayi lahir,
bahwa lebih dari 80% kematian neonatal status asfiksia dan jenis kelamin terhadap
terjadi pada bayi yang memiliki berat kematian neonatal dini di RSUD Cilacap.
badan lahir rendah (UNICEF, 2015).

31
METODOLOGI Alat pengumpulan data dalam
Desain penelitian yang digunakan penelitian ini adalah menggunakan
dalam penelitian ini adalah deskriptif. cheklist .Metode pengumpulan data pada
Populasi penelitian ini adalah bayi lahir penelitian ini adalah menggunakan data
hidup dan lahir mati tahun 2018 di RSUD sekunder. Analisis data pada penelitian ini
Cilacap, sebanyak 102. Teknik adalah dengan analisis univariat dan
pengambilan sampel menggunakan teknik bivariat
purposive sampling.
.
HASIL
1. Analisis Univariat
Tabel 1; Distribusi Frekuensi Berat Bayi Lahir, Status Asfiksia, Jenis Kelamin Dan
Kejadian Kematian Neonatal Dini
Variabel Kontrol Kasus
(f) (f)
Variabel Independen
Berat Bayi Lahir
a. <2500 gram 2 31
b. ≥2500 gram 49 20
Status asfiksia
a. Asfiksia 22 43
b. Tidak Asfiksia 29 8
Jenis Kelamin
a. Laki-laki 27 26
b. Perempuan 24 25
Variabel Dependen
Kematian Neonatal Dini
a. Mati 51
b. Hidup 51

32
2. Analisis Bivariat
Tabel 2; Hubungan Faktor Berat Bayi Dengan Kematian Neonatal Dini
Kematian neonatal dini Kasus Kontrol
Berat Bayi Lahir F % F %
<2500 gram 31 60,8 2 3,9
≥2500 gram 20 39,2 49 96,1
Total 51 100 51 100
OR=0,026 p=0,000

Hasil uji chi square menunjukkan lahir merupakan faktor risiko terjadinya
ada hubungan yang bermakna antara faktor kematian neonatal dini. Berat bayi lahir
berat bayi lahir dengan kematian neonatal pada kelompok <2500 gram 0,026 kali
dini di RSUD Cilacap Tahun 2018 (p = lebih besar mengalami kematian neonatal
0,000< = 0,05).Berdasarkan nilai OR = dini dibandingkan dengan berat bayi lahir
0,026 dapat dinyatakan bahwa berat bayi pada kelompok >2500 gram.
.
Tabel 3; Hubungan Faktor Status Asfiksia Dengan Kematian Neonatal Dini
Kematian neonatal dini Mati Hidup
Status Asfiksia F % F %
Asfiksia 43 83,3 22 43,1
Tidak Asfiksia 8 15,7 29 56,9
Total 51 100 51 100
OR= 0,141 p=0,000

Hasil uji chi square menunjukkan asfiksia merupakan faktor risiko terjadinya
ada hubungan yang bermakna antara faktor kematian neonatal dini. Status Asfiksia
status asfiksia dengan kematian neonatal pada kelompok Asfiksia berisiko 0,141 kali
dini di RSUD Cilacap Tahun 2018 (p = lebih besar mengalami kematian neonatal
0,000< = 0,05).Berdasarkan nilai OR = dini dibandingkan dengan status asiksia
0,141 dapat dinyatakan bahwa status pada kelompok tidak asfiksia
.

33
Tabel 4; Hubungan faktor jenis kelamin dengan kematian neonatal
Kematian neonatal dini Kasus Kontrol
Jenis kelamin f % f %
Laki-laki 26 50,9 27 52,9
Perempuan 25 49,1 24 47,1
Total 51 100 51 100
OR=1 p=1,000

Hasil uji chi square menunjukkan Hasil penelitian ini sejalan


tidak ada hubungan yang bermakna antara dengan penelitian Dewi (2010) yang
faktor jenis kelamin dengan kematian menyatakan bahwa terdapat hubungan
neonatal dini di RSUD Cilacap Tahun 2018 antara berat bayi lahir dengan kematian
(p = 1,000> = 0,05). neonatal. Penelitian ini didukung
penelitian Widayanti (2017) di
PEMBAHASAN Boyolali yang menyebutkan bahwa
1. Hubungan faktor berat bayi lahir BBLR mempunyai risiko 85, 52 kali
dengan kematian neonatal dini di mengalami kematian bayi.
RSUD Cilacap Tahun 2018. Hal ini sesuai dengan teori yang
Hasil uji chi square menunjukkan menyebutkan BBLR berkaitan dengan
ada hubungan yang bermakna antara factor ibu, factor janin, factor social
faktor berat bayi lahir dengan kematian ekonomi dn factor yang lain. Kualitas
neonatal dini di RSUD Cilacap Tahun dan kuantitas ANC juga berpengaruh
2018 (p = 0,000< = 0,05). pada kelangsungan hidup neonatal
Berdasarkan nilai OR = 0,026 dengan BBLR (Simbolon, 2012).
dapat dinyatakan bahwa berat bayi Penelitian ini serupa dengan
lahir merupakan faktor risiko penelitian Schoeps (2007) yang
terjadinya kematian neonatal dini. menyatakan bahwa berat badan lahir
Berat bayi lahir pada kelompok <2500 rendah berpengaruh terhadap kematian
gram 0,026 kali lebih besar mengalami neonatal dan bayi dengan berat badan
kematian neonatal dini dibandingkan lahir rendah memiliki risiko 17,3
dengan berat bayi lahir pada kelompok kali lebih besar menyebabkan
>2500 gram. kematian neonatal.

34
Bayi berat lahir rendah Secara fisiologis pertukaran udara dari
mempunyai kecenderungan ke arah plasenta keparu terjadi pada saat
peningkatan terjadinya infeksi dan kelahiran. Bagian jantung kiri dan
mudah terserang komplikasi. Masalah kanan terhubung secara seri bukan
pada BBLR yang sering terjadi paralel, dan perubahan ini
adalah gangguan pada sistem disempurnakan dengan penutupan
pernafasan, susunan saraf pusat, foramen ovale dan duktus arteriosus.
kardiovaskular, hematologi, Selama proses tersebut sebagian besar
gastrointestinal, ginjal, dan janin menjalani secara efisien, tetapi
termoregulasi (Kemenkes, 2014). sebagian kecil berpotensi mengalami
asfiksia (Meadoe, R.S, 2005),
2. Hubungan faktor status asfiksia dengan sebanyak 21 % kematian neonatal
kematian neonatal dini di RSUD disebabkan oleh asfiksia (Jehan, I.,
Cilacap Tahun 2018. Harris, H., 2009).
Hasil uji chi square menunjukkan
ada hubungan yang bermakna antara 3. Hubungan jenis kelamin dengan
faktor status asfiksia dengan kematian kematian neonatal dini di RSUD
neonatal dini di RSUD Cilacap Tahun Cilacap Tahun 2018.
2018 (p = 0,000< = 0,05). Hasil uji chi square menunjukkan
Berdasarkan nilai OR = 0,141 dapat tidak ada hubungan yang bermakna
dinyatakan bahwa status asfiksia antara faktor jenis kelamin dengan
merupakan faktor risiko terjadinya kematian neonatal dini di RSUD
kematian neonatal dini. Status Asfiksia Cilacap Tahun 2018 ( p = 1,000> =
pada kelompok Asfiksia berisiko 0,141 0,05).
kali lebih besar mengalami kematian Hasil penelitian ini seperti
neonatal dini dibandingkan dengan penelitian Musooko dkk (2014) di
status asiksia pada kelompok tidak Uganda menyebutkan jenis kelamin
asfiksia. tidak berpengaruh terhadap kematian
Hal ini sejalan dengan penelitian bayi. Berbeda dengan penelitian Moura
Mahmudah (2010) bahwa bayi dengan dkk (2014) yang menunjukkan jenis
asfiksia mempunyai risiko kematian kelamin laki-laki mempunyai dua kali
2,270 kali lebih besar dibandingkan risiko mengalami kematian bayi
dengan bayi yang tidak asfiksia . meskipun alasannya masih belum jelas.

35
Hal ini sejalan dengan penelitian Dewi memiliki kromosom XY. Jika salah
(2010) menyatakan bahwa tidak satu kromosom X yang ada pada bayi
terdapat hubungan antara jenis kelamin perempuan mengalami gangguan atau
dengan kematian neonatal. kurang baik maka dapat digantikan
Hasil penelitian ini tidak sejalan oleh kromosom X lainnya lagi.
dengan penelitian Hasanah, dkk (2016) Sedangkan pada bayi laki-laki apabila
yang mengungkapkan bahwa ada ada masalah atau kondisi kromosom X
hubungan antara jenis kelamin bayi kurang baik maka tidak ada kromosom
dengan kejadian kematian neonatal pengganti untuk menggantikan
dengan nilai p: 0,007 dan OR 3,525 kromosom yang rusak. Tidak
yang menunjukkan bayi laki-laki menguntungkannya kondisi biologis
mengalami kematian lebih besar inilah yang membuat bayi laki-laki
dibanding dengan bayi perempuan. lebih rentang untuk mengalami
Penelitian ini juga tidak sejalan dengan kematian neonatal dibandingkan
hasil penelitian Pertiwi (2010), bahwa dengan bayi perempuan.
terdapat hubungan antara jenis Sebaliknya jenis kelamin
kelamin bayi dengan kematian perempuan lebih diuntungkan secara
neonatal dengan nilai p: 0,001. biologis setelah lahir daripada laki-laki
Pada tabel dapat dilihat bahwa sehingga bayi perempuan lebih tahan
kematian neonatal lebih banyak terjadi terhadap gangguan kesehatan seperti
pada jenis kelamin laki-laki baik pada infeksi maupun masalah gizi. Sehingga
kasus dan control yaitu sebanyak 54 kemungkinan bayi perempuan untuk
bayi (52,9%). Hal yang sama pun meninggal dalam lima tahun pertama
dilaporkan di Indonesia bahwa angka kehidupan lebih kecil dibanding
kematian neonatal laki-laki lebih dengan bayi laki-laki pada umumnya
tinggi daripada perempuan yaitu (Irianto,2014). Menurut penelitian
masing- masing sebesar 24 per Simbolan (2008) mengatakan bahwa
1000 kelahiran hidup dan 16 per bayi laki-laki lebih berisiko untuk
1000 kelahiran hidup (BKKBN, terjadi kematian dikarenakan aktivitas
2012). bayi laki-laki lebih tinggi
Berdasarkan keadaan biologis, dibandingkan dengan aktivitas bayi
dilihat dari kromosomnya bayi perempuan.
perempuan mempunyai kromosom
XX sedangkan bayi laki-laki

36
KESIMPULAN dengan Kejadian Sepsis Neonatus di
Rumah Sakit Bahteramas Provinsi
1. Ada hubungan antara berat bayi lahir
Sulawesi Tenggara Tahun 2016.
dengan kematian neonatal dini (p = Sulawesi Tengara: Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas
0,000; OR = 0,026).
Halu Oleo. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
2. Ada hubungan antara status asfiksia Kesehatan Masyarakat Vol.1 No. 3
(2016).
dengan kematian neonatal dini (p =
0,000; OR = 0,141). Irianto, Koes. (2014). Panduan Lengkap
Biologi Reproduksi Manusia
3. Tidak ada hubungan antara jenis
Human Reproductive Biology
kelamin dengan kematian neonatal Untuk Paramedis dan Nonmedis.
Bandung; Alfabeta.
dini (p = 1,000; OR = 1,00).
Jehan, I., Harris, H., S. (2009). Neonatal
mortality, risk factors and causes: A
REFERENSI
prospective population-based cohort
Badan Kependudukan dan Keluarga study in urban Pakistan. Bulletin of
Berencana Nasional, Badan Pusat the World Health Organization,
Statistik, Kementrian Kesehatan, 87(2), 130–138.
MEASURE DHS, ICF International. https://doi.org/https://doi.org/10.2471
Survei Demografi dan Kesehatan /BLT.08.050963
Indonesia 2012; 2013
Kementrian Kesehatan RI. Profil
Bappenas. (2016). Menjamin Kesehatan Indonesia 2014. Jakarta;
Kehidupan Yang Sehat dan 2015.
Meningkatkan Kesejahteraan Seluruh Mahmudah U. Di Kabupaten Batang
Penduduk Semua Usia. Diakses: 2 Tahun 2010. Semarang: Universitas
April 2017. Negeri Semarang; 2011.
http://sdgsindonesia.or.id/index.php/s
dgs/item/181-tujuan-3- Meadoe, R., S, N. (2005). Lecture Notes
kehidupansehat-dan-sejahtera Pediatrika. Jakarta: Erlangga Medical
Series. Jakarta.
Dewi, Rosita. (2010). Faktor-faktor yang
berhubugan dengan kematian Moura PMSS, et al. 2014. Risk factors for
neonatal di Indonesia (Analisa Data perinatal death in two different levels
SDKI 2007). Depok: Fakultas of care: a case– control study.
Kesehatan Masyarakat: UI. Reproductive Health Journal.11:11.

Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap. Musooko M, et al. 2014. Incidence and


(2017). Profil Kesehatan Kabupaten risk factors for early neonatal
Cilacap: Dinas Kesehatan Kabupaten mortality in newborns with severe
Cilacap. perinatal morbidity in Uganda.
International Journal of Gynecology
Hasanah M.N, Hariati L, dan and Obstetrics. 127: 201-205.
Rasma.(2016). Analisis faktor Risiko
Jenis Kelamin Bayi, BBLR, Mugeni, S., Lulut, K., 2010. Analisis
Persalinan Prematur, Ketuban Pecah Perbedaan Antar Paritas Ibu dengan
Dini, dan Tindakan Persalinan Kematian Neonatal.Buletin Penelitian

37
Sistem Kesehatan Vol.13 No 4 UNICEF, WHO,The World Bank, United
Oktober 2010:321-325 Nation, 2015. Level and Trends In
Child Mortality.
Pertiwi, I. (2010). Hubungan Kematian
Neonatal dengan Kunjungan ANC Utomo, B., 1988. Kelangsungan Hidup
dan Perawatan Postnatal Di Anak di Indonesia dalam
Indonesia Menurut SDKI 2007-2008. Kelangsungan Hidup Anak. Masri
[Skripsi Ilmiah] Depok: Fakultas Singarimbun (editor) Gajah mada
Kesehatan Masyarakat Universitas University Press. Yogyakarta.
Indonesia
Wandira, A.K., dan Indawati, R. (2012).
Schoeps D, Almeida MF de, Alencar GP, Faktor Penyebab Kematian Bayi di
França Jr. I, Novaes HMD, Siqueira Kabupaten Sidoarjo. Jurnal
AAF de, et al. 2007. Risk factors for Biometrika dan Kependudukan, Vol.
early neonatal mortality. Rev 1, No. 1, Agustus 2012.
Saude Publica; 2007;41(6):1013–22
WHO. (2010). Neonatal Mortality Rate
Simbolan, D. (2008). Faktor Risiko in the eastern Mediterranean region by
Sepsis Pada Bayi Baru Lahir Di country, world health statistics,2008.
RSUD Curup Kabupaten Rejang Part II:Global health indicators, World
Lebong. Buletin Penelitian Health Organization, Geneva, 2010.
Kesehatan Vol. 36, No. 3, Agustus
2008:127-134. Widayanti, DA. 2017. Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian
Sriwahyuni, Cut. 2008. Hubungan Faktor Kematian Bayi di Kabupaten
Ibu Dan Pelayanan Kesehatan Boyolali. [Skripsi]. Universitas
Dengan Kematian Perinatal Di Muhammadiyah Surakarta, Solo.
Kabupaten Pidie Tahun 2008.
Http://Repository.Usu.Ac.Id/. Wiknjosastro, Hanifa. 2009. Ilmu
Kandungan. Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo

38

Anda mungkin juga menyukai